Klasifikasi dan morfologi ikan layang Biologi

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Ikan Layang Decapterus kurroides

2.1.1 Klasifikasi dan morfologi ikan layang

Menurut Bleeker 1855 diacu dalam Saanin 1984, ikan layang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Super Kelas : Pisces Kelas : Actinopterygii Sub Kelas : Teleostei Ordo : Perciformes Famili : Carangidae Genus : Decapterus Spesies : Decapterus kurroides Sumber: Bleeker 1985. Ikan layang Decapterus kurroides memiliki ciri morfologi sebagai berikut, ikan layang memiliki panjang total TL sekitar 45 cm, dan panjang cagak FL sekitar 30 cm. Ikan layang memiliki ciri khas yaitu sirip ekor caudal yang berwarna merah, sirip kecil finlet di belakang sirip punggung dan sirip dubur dan terdapat gurat sisi lateral line Nontji, 2002. Ikan layang hidup di perairan lepas, dan ikan ini biasa memakan plankton-plankton kecil. Decapterus kurroides memiliki ciri morfologi sebagai berikut, ikan ini memiliki dua sirip punggung dorsal, dorsal 1 memiliki 8 jari-jari keras dan dorsal 2 memiliki 1 jari-jari keras dan 28-29 jari-jari lemah. Sirip dubur anal memiliki 3 jari-jari keras dan 22-25 jari-jari lemah. Tubuhnya memiliki warna hijau kebiruan di daerah atas dan keperakan di daerah bawah, operculum memiliki bintik-bintik hitam kecil. Insang dilindungi oleh membran halus.

2.1.2 Biologi

Dalam biologi perikanan, pencatatan perubahan-perubahan atau tahap-tahap kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui ikan-ikan yang melakukan reproduksi dan yang tidak. Pengetahuan mengenai tahap kematangan gonad ini juga akan diperoleh keterangan bila ikan itu akan memijah. Dengan mengetahui ukuran ikan untuk pertama kali matang gonad, ada hubungannya dengan pertumbuhan ikan itu sendiri dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya Effendi, 2002. Dasar yang dipakai untuk menentukan tingkat kematangan gonad dengan pengamatan secara morfologi melalui bentuk, ukuran panjang, berat, warna dan perkembangan isi gonad yang dapat dilihat. Beberapa tanda yang dapat dilakukan untuk membedakan kelompok dalam penentuan Tingkat Kematangan Gonad TKG di lapangan antara lain adalah Tabel 1 : Tabel 1 Penentuan tingkat kematangan gonad TKG di lapangan. No. Ikan betina Ikan jantan 1. 2. 3. 4. 5. Bentuk ovarium Besar kecilnya ovarium Pengisian ovarium dalam rongga tubuh Warna ovarium Halus tidaknya ovarium Bentuk testes Besar kecilnya testes Pengisian testes dalam rongga tubuh Warna testes Keluar tidaknya cairan dari testes Sumber : Effendi, 2002 Untuk mendapatkan gambaran Tingkat Kematangan Gonad digunakan skala Kematangan Gonad dalam Effendi 2002 sebagaimana Tabel 2 berikut : Tabel 2 Skala tingkat kematangan gonad ikan TKG Tingkat kematangan Deskripsi 1. Belum matang, dara Immature Ovari dan testis kecil, ukuran hingga ½ dari panjang rongga badan. Ovari berwarna kemerahan jernih translucent, testis keputihan, dan butiran telur tidak nampak. 2. Perkembangan Maturing Ovari dan testis sekitar ½ dari panjang rongga badan. Ovari merah-orange, translucent, testis putih, kira-kira simetris. Butiran telur tidak Nampak dengan mata telanjang. 3. Pematangan Ripening Ovari dan testis sekitar 23 dari panjang rongga badan. Ovari kuning-orange, nampak butiran telur, testis putih kream. Ovari dengan pembuluh darah di permukaan. Belum ada telur-telur yang transparan atau translucent, telur masih gelap. 4. Matang, mature Ripe Ovari dan testis kira-kira 23 sampai memenuhi rongga badan. Ovari berwarna orange-pink dengan pembuluh-pembuluh darah dipermukaannya. Terlihat telur-telur besar, transparan, telur-telur matang ripe. Testis putih-kream, lunak. 5. Mijah, Salin Spent Ovari dan testis menyusut hingga ½ dari rongga badan. Dinding tebal, di dalam ovari mungkin masih tersisa telur-telur gelap dan matang yang mengalami desintegrasi akibat penyerapan, gelap atau translucent. Testis lembek. Sumber : Effendi, 2002 Adapun Dalam pencatatan komposisi kematangan gonad dihubungkan dengan waktu akan didapat daur perkembangan gonad tersebut, namun bergantung kepada pola dan macam pemijahannya spesies yang bersangkutan. Prosentase TKG dapat dipakai untuk menduga waktu terjadinya pemijahan. Ikan yang mempuyai satu musim pemijahan panjang, akan ditandai dengan peningkatan prosentase TKG yang tinggi pada saat akan mendekati musim pemijahan. Bagi ikan yang mempunyai musim pemijahan sepanjang tahun, pada pengambilan contoh setiap saat akan didapatkan komposisi tingkat kematangan gonad TKG terdiri dari berbagai tingkat dengan prosentase yang tidak sama. Prosentase yang tinggi dari TKG yang besar merupakan puncak pemijahan walaupun pemijahan sepanjang tahun. Jadi dari komposisi TKG ini dapat diperoleh keterangan waktu mulai dan berakhirnya kejadian pemijahan dan puncaknya Effendi, 2002. TKG, dapat dikaitkan dengan ukuran ikan dan dapat mengarah kepada identifikasi panjang saat pertama matang gonad length of first maturity. Informasi ini dapat dijadikan dasar pengaturan besarnya mata jaring. Besarnya mata jaring ditetapkan sedemikian rupa sehingga paling tidak ikan yang ditangkap sudah memijah, minimal satu kali memijah Badrudin, 2004.

2.1.3 Habitat