Hambatan-hambatan dalam Praktik Pengalaman Lapangan Refleksi Kegiatan PPL

24 Fisika meskipun materi tidak hanya disampaikan oleh guru pengampu sekolah, akan tetapi juga oleh mahasiswa PPL. c. Adanya sarana dan prasarana Di SMA Negeri 1 Pleret terdapat perpustakaan yang dapat digunakan untuk melengkapi bahan ajar yang biasa digunakan oleh mahasiswa untuk kegiatan proses pembelajaran dan juga fasilitas kelas yang menunjang dalam penyampaian materi.

e. Hambatan-hambatan dalam Praktik Pengalaman Lapangan

Selain faktor pendukung yang mendorong proses pembelajaran berlangsung baik, terdapat pula hambatan-hambatan yang dijumpai oleh mahasiswa PPL yang melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. a. Jam pelajaran terakhir Tiga kelas yang diampu oleh praktikan untukmata pelajaran fisika adalah kelas XA hari Rabu jam ke 1-3, kelas XB hari Selasa jam ke 4-6, dan kelas XC hariKamis jam ke 6-8. Untuk kelas XC, mahasiswa mendapatkan jam mengajar di jam-jam pelajaran terakhir. Hal ini menyebabkan kondisi kelas kurang kondusif karena siswa sudah mengantuk, lapar, dan sudah tidak bersemangat. Solusinya adalah selalu memberikan apersepsi dan motivasi ringan di awal pembelajaran agar siswa selalu bersemangat. Mahasiswa juga aktif mengajak siswa berdialog sehingga siswa tetap antusias sampai pelajaran selesai. b. Materi yang belum tuntas Terdapat 4 perguruan Tinggi yang tengah melakukan kegiatan PPL di SMA 1 Pleret yakni UNY, UAD, UIN, dan UST. Keempat Universitas tersebut melakukan PPL dalam waktu yang hampir bersamaan. Untuk mata pelajaran fisika, terdapat 8 mahasiswa dari keempat Universitas Negeri 1 Pleret. Adapun mahasiswa yang berada dalam 1 guru pembimbing dengan praktikan ada 3 orang yakni 1 dari UAD dan 2 dari UST. Hal ini menjadikan kita harus saling berbagi materi yang akan diajarkan kepada siswa yang menjadi obyek penyampaian materi. Karena dituntut oleh keterbatasan waktu PPL, praktikan merasa masih ada materi yang belum seluruhnya tuntas disampaikan kepada siswa-siswi dan hal ini 25 menjadikan objek ajar kurang sepenuhnya menyerap ilmu yang disampaikan oleh praktikan. Solusinya, guru sesungguhnya pada akhir keseluruhan bab nantinya akan tetap mengulas materi secara sekilas supaya siswa tidak merasa bahwa materi fisika yang didapatkan dari mahasiswa PPL meloncat-loncat.

f. Refleksi Kegiatan PPL

Setelah kurang lebih 5 minggu berada di lingkungan sekolah, praktikan merasa bahwa tugas seorang guru adalah mulia. Seorang guru bukan hanya sekedar menjadi pengajar, akan tetapi juga seorang pendidik. Seorang pendidik yang memahami kondisi siswa tak hanya dari segi kognitif namun juga latar belakangnya dengan segala masalah yang dihadapinya. Pendidik harus senantiasa memahami dan memiliki keterampilan mengajar yang tinggi agar siswa merasa senang dalam menjalani pembelajaran. Pembelajaran bukan hanya untuk menggugurkan kewajiban siswa di sekolah dan bukan hanya untuk menggugurkan kewajiban guru semata. Dengan pembelajaran yang dilakukan dengan niat tulus oleh seorang pendidik akan membawa manfaat yang luar biasa pada anak didiknya. Guru bukan hanya sosok yang harus dihormati, akan tetapi guru adalah teman siswa dalam menerima dan mengatasi keluhan siswa dalam memahami ilmu yang disampaikan. Pada dasarnya, untuk memahami kondisi suatu lingkungan membutuhkan waktu yang cukup lama, tidak semata-mata langsung paham dalam 1 atau 2 hari. Maka dari itu, harapannya kegiatan PPL ini untuk periode selanjutnya tidak hanya 1 bulan saja. Karena 1 bulan waktu yang begitu singkat untuk mahasiswa memahami kondisi lingkungan sekolah tempat ia ditugaskan menjalani kegiatan PPL. 26

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengalaman yang telah diperoleh selama melaksanakan Kegiatan Program Pengalaman Lapangan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1. Kegiatan Program Pengalaman Lapangan PPL memberikan pengalaman dan gambaran yang nyata bagi mahasiswa mengenai dunia pendidikan yang sesungguhnya. 2. Mahasiswa memiliki kesempatan untuk menemukan permasalahan- permasalahan seputar kegiatan belajar mengajar dan berusaha menemukan solusi untuk mengatasinya. 3. Mahasiswa mampu mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam proses pembelajaran, misalnya dengan menyusun materi sendiri berdasarkan kompetensi yang ingin dicapai. 4. Mahasiswa mampu mengembangkan kompetensi sosialnya yakni dengan mempelajari bagaimana menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama komponen sekolah untuk kelancaran kegiatan belajar mengajar. 5. Mahasiswa memahami tugas-tugas yang ada dalam dunia pendidikan, kegiatan persekolahan dan kegiatan lain yang menunjang proses belajar mengajar di sekolah.

B. Saran

1. Untuk SMA Negeri 1 Pleret a. Tetap mempertahankan dan meningkatkan tata tertib dan kedisiplinan yang sudah menjadi kebiasaan baik di sekolah. b. Guru bukan hanya sekadar pengajar mata pelajaran, akan tetapi pendidik sekaligus teman belajar bagi para siswanya. c. Penggunaan media penunjang belajar misalnya LCD, papan tulis dan alat peraga lainnya agar lebih dimaksimalkan lagi, sehingga siswa maupun guru bisa mencapai kompetensi yang ditentukan dengan cara yang lebih menarik dan inovatif.