Hani Handoko, Manajemen, Edisi Kedua, Cetakan Keempatbelas : BPFE – Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial Konsep Pengukuran Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial

10 Sementara itu Ahmed Riahi-Belkaoui dalam bukunya memberikan definisi Akuntansi Pertanggungjawaban sosial sebagai berikut: …pemilihan variable-variabel, ukuran, dan prosedur pengukuran dari kinerja sosial tingkat perusahaan; yang secara sistematis mengembangkan informasi yang berguna untuk pengevaluasian kinerja sosial perusahaan, dan mengkomunikasikan informasi seperti itu kepada kelompok-kelompok sosial yang berkepentingan baik di dalam maupun di luar perusahaan. 8 Hal ini berarti akuntansi pertanggungjawaban sosial merupakan suatu jalan keluar bagi perusahaan untuk bertanggung jawab secara umum. Sedangkan T.Hani Handoko mendefinisikan tanggung jawab sosial berarti bahwa: “…manajemen mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi di dalam pembuatan keputusannya”. 9 Tangung jawab sosial perusahaan ini merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan oleh para manajer organisasi perusahaan, karena aspek ini merupakan syarat utama bagi berhasilnya perusahaan, terutama untuk jangka panjang. Dari pembahasan tersebut memberikan suatu kesimpulan umum, bahwa tujuan akuntansi pertanggungjawaban sosial adalah mengukur dan mengungkapkan kinerja sosial tingkat perusahaan yang ditimbulkan oleh kegiatan-kegiatan perusahaan tehadap masyarakat. 8 Ahmed Riahi – Belkaoui, Accounting Theory, 5 th Edition,. Teori Akuntansi, Alih Bahasa : Ali Akbar Yulianto dan Risnawati Dermauli, Buku Satu, Edisi Kelima : Salemba Empat, Jakarta, 2006, hal. 349. 9

T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi Kedua, Cetakan Keempatbelas : BPFE –

Yogyakarta, 2002, hal. 72. 11

B. Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial

Dari beberapa definisi tentang pandangan akuntansi pertangungjawaban sosial yang diberikan, pada dasarnya memiliki karakteristik yang sama yaitu: 1. Menilai dampak sosial kegiatan perusahaan. 2. Mengukur efektivitas program-program perusahaan yang bersifat sosial. 3. Melaporkan sampai seberapa jauh perusahaan memenuhi tanggung jawab sosialnya. 4. Peniliaian menyeluruh terhadap sumber-sumber daya perusahaan dan dampaknya baik sosial maupun ekonomi.

C. Tujuan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial

Menurut Ahmed Riani-Belkaoui, terdapat tiga asumsi tujuan dari tanggung jawab sosial perusahaan yaitu:

1. Yang berasumsi bahwa tujuan dari CSR Coorporate Social

Responsibility adalah untuk meningkatkan citra perusahaan dan mempertahankan, biasanya secara implisit, asumsi bahwa perilaku perusahaan secara fundamental adalah baik.

2. Yang berasumsi bahwa tujuan dari CSR Coorporate Social

Responsibility perusahaan adalah untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya kontrak sosial di antara organisasi atas dasar asumsi adanya kontrak sosial di antara organisasi dan masyarakat. Keberadaan kontrak sosial ini menuntut dibebaskannya akuntabilitas sosial.

3. Yang dampaknya berasumsi bahwa CSR Coorporate Social

Responsibility perusahaan secara efektif adalah perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisonal dan tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada investor. 10 Pada tujuan pertama, perusahaan dalam kontrak sosialnya dipandang sebagai agen produksi. Dalam tujuan kedua, perusahaan berperan sebagai agen dalam 10 Ahmed Riahi – Belkaoui, Op. Cit, hal. 349. 12 pembagian sumber daya dan proses distribusi manfaat oleh masyarakat. Kedua tujuan ini disebut sebagai tujuan pengukuran, sedangkan tujuan ketiga berhubungan dengan proses pelaporan. Dalam peraturan yang terjadi antara perusahaan dan lingkungan sosialnya, akan timbul social cost dan social benefit. Social cost yaitu apabila kegiatan perusahaan berakibat pada pengerusakan sumber daya, sedangkan social benefit yaitu apabila kegiatan perusahaan berakibat meningkatkan sumber daya.

D. Ruang Lingkup Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial

Tuana Kota mengklasifikasikan ruang lingkup akuntansi pertanggungjawaban sosial menjadi 4 empat bagian utama yaitu: 1. Keterlibatan Masyarakat yaitu meliputi kegitan-kegiatan yang memberikan manfaat kepada masyarakat secara luas, misalnya pembangunan dan pembiayaan dan pembelanjaan rumah-rumah, kegiatan-kegiatan kedermawaan, perencanaan perbaikan kampung-kampung dan lain-lain. 2. Sumber-sumber Daya Manusia yaitu termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan yang memberikan manfaat kepada pegawai, misalnya program latihan dan peningkatan keterampilan, perbaikan keadaan dan suasana kerja, dan segala sesuatu yang berkenaan dengan balas jasa kepada karyawan. 3. Sumber-sumber fisik dan sumbangan-sumbangan lingkungan yaitu dengan sumber-sumber fisik dan sumbangan-sumbangan lingkungan dimaksudkan mutu udara dan air serta pengendalian pencemaran suara kebisingan disamping pemeliharaan atau konversi sumber-sumber dan pengendalian pembangunan sampah industri. 13 4. Sumbangan barang atau jasa perusahaan yaitu dimaksudkan pertimbangan- pertimbangan mengenai dampak dari produk perusahaan terhadap masyarakat yakni dengan memperhatikan mutu, pembungkus, iklan, jaminan purna jual, keselamatan dan lain-lain. Sedangkan dalam buku Sofyan Syafri, Bradshaw mengemukakan ada 3 tiga bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yaitu:

1. Coorporate Philanthropy

Di sini tanggung jawab perusahaan itu berada sebatas kedermawaan atau voluntir belum sampai pada tanggung jawabnya. Bentuk tanggung jawab ini bisa merupakan kegiatan amal, sumbangan atau kegiatan lain yang mungkin saja tidak langsung berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

2. Coorporate Responsibility

Di sini kegiatan pertanggungjawaban itu sudah merupakan bagian dari tanggung jawab perusahaan bisa karena ketentuan UU atau bagian dari kemauan atau kesediaan perusahaan.

3. Coorporate Policy

Di sini tanggung jawab sosial perusahaan itu sudah merupakan bagian dari kebijakannya. 11 Selain itu terdapat 5 lima kemungkinan ruang lingkup dimana tanggung jawab sosial berada, yaitu: 1. Sumbangan Laba Netto net profit contribution Meningkatnya perhatian terhadap diterimanya tujuan sosial, haruslah tidak mengurangi pentingnya tujuan memperoleh laba. Disini terjadi timbal balik yang saling menguntungkan antara laba dan lingkungan sosial. 2. Sumbangan Terhadap Lingkungan environtmental contribution Perusahaan bertanggung jawab untuk mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan-kegiatan perusahaan serta aspek lingkungan produksinya. Misalnya, pemakaian sumber daya, proses produksi dan dampak kegiatan perusahaan. 11 Sofyan Syafri Harahap, Op. Cit, hal. 360. 14 3. Sumbangan Kepada Publik public contribution Dimana perusahaan dalam melakukan kegiatannya memperhitungkan dampak dari kegiatan operasional serta usaha perusahaan dalam memberikan manfaat kepada masyarakat diluar perusahaan. 4. Sumbangan Kepada Sumber Daya Manusia human resources contribution Perusahaan bertanggung jawab dalam meningkatkan sumber daya manusia dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang memberi manfaat kepada pegawai, misalnya, pensiun, jaminan kesehatan. 5. Sumbangan Produk atau Jasa product or service contribution Yaitu pertimbangan mengenai dampak dari produk perusahaan terhadap masyarakat meliputi aspek kualitatif produk atau jasa, misalanya meliputi standar kualitas, pengepakan, dan jaminan produk dan upaya menciptakan produk yang tidak merusak atau mencemarkan lingkungan. Menurut Zimmerer dalam buku yang ditulis Dr. Suryana ada beberapa macam pertanggungjawaban perusahaan, yaitu: 1. Tanggung jawab Terhadap Lingkungan. Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya perusahaan harus memperhatikan, melestarikan dan menjaga lingkungan, misalnya tidak membuang limbah yang mencemari lingkungan, menjalin komunikasi dengan kelompok masyarakat yang ada di lingkungan sekitarnya.

2. Tanggung jawab Terhadap Karyawan Tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan dapat dilakukan

dengan cara: • Dengarkan para karyawan dan hormati pendapat mereka • Berikan umpan balik baik yang positif maupun negatif • Berilah hadiah kepada karyawan yang bekerja dengan baik • Percayakanlah mereka 3. Tanggung jawab Terhadap Pelanggan Tanggung jawab sosial perusahaan terdapat pelanggan menurut Ronald J.Ebert ada dua kategori, yaitu: 1. Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas 15 2. Memberikan harga produk dan jasa yang adil dan wajar Tanggung jawab sosial perusahaan juga termasuk melindungi hak-hak pelanggan. Ada 4 empat hak pelanggan, yaitu: • Hak untuk mendapatkan produk yang aman • Hak untuk mendapatkan informasi segala aspek produk • Hak untuk didengar • Hak untuk memilih apa-apa yang mereka akan beli 4. Tanggung jawab terhadap investor Tanggung jawab perusahaan terhadap investor adalah menyediakan pengembalian return investasi yang menarik di antaranya dengan memaksimumkan laba. Selain itu, perusahaan juga bertanggung jawab untuk melaporkan kinerja keuangannya kepada investor seakurat dan setepat mungkin.

5. Tanggung jawab Terhadap Masyarakat Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap masyarakat

sekitarnya. Misalnya menyediakan pekerjaan dan menciptakan kesehatan dan menyediakan berbagai kontribusi terhadap masyarakat yang berada dilokasi tersebut. 12 Kegiatan program yang dilakukan oleh perusahaan dalam konteks tanggung jawab sosialnya dapat dikategorisasi dalam tiga bentuk, yaitu:

1. Public relation

Usaha untuk menanamkan persepsi positif kepada komunitas tentang kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Biasanya berbentuk kampanye yang tidak terkait sama sekali dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Bentuk ini lebih ditekankan pada penanaman persepsi tentang perusahaan dengan si perusahaan membuat suatu kegiatan sosial tertentu dan khusus sehingga tertanam dalam image komunitas bahwa perusahaan tersebut banyak melakukan kegiatan sosial sampai anggota komunitas tidak mengetahui produk apa yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan.

2. Strategi defensif Usaha yang dilakukan oleh perusahaan guna menangkis anggapan

negatif komunitas luas yang sudah tertanam terhadap kegiatan perusahaan terhadap karyawannya, dan biasanya untuk melawan ‘serangan’ negatif dari anggapan komunitas atau komunitas yang sudah terlanjur berkembang. 3. Keinginan tulus untuk melakukan kegiatan yang baik yang benar- benar berasal dari visi perusahaan itu Berusaha untuk menanamkan kesan baik terhadap komunitas atau komunitas berkaitan dengan kegiatan perusahaan, biasanya 12 Suryana, Kewirausahaan, Edisi Pertama : Salemba Empat, Jakarta, 2001, hal. 182. 16 berkaitan erat dengan kebudayaan perusahaan yang berlaku. Kegiatan tanggung jawab sosial dari perusahaan yang bersangkutan didorong oleh kebudayaan yang berlaku di perusahaan, sehingga secara otomatis dalam kegiatan pertanggungjawaban sosial perusahaan yang bersangkutan sudah tersirat etika dari perusahaan tersebut. 13 Literatur dalam ilmu sosial. Ilmu sosiologi, dan khususnya kegiatan- kegiatan sosial merupakan saksi dan penyebab yang mendorong timbulnya akuntansi pertanggungjawaban sosial perusahaan. Dalam hal ini menimbulkan adanya kecenderungan beralihnya perhatian pada kesejahteraan individu ke arah kesejahtraan sosial. Kecenderungan ini dapat dilihat dari beberapa paradigma berikut ini: a. Kecenderungan Terhadap Kesejahteraan Sosial Sejarah menunjukkan bahwa kelangsungan hidup manusia, kesejahteraan masyarakat dan sebenarnya hanya dapat lahir dari sikap kerja sama antar unit- unit masyarakat itu sendiri. Kenyataan ini semakin disadari dan semakin dibutuhkan pertanggungjawabannya untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang keterkaitan saling pengaruh mempengaruhi antar perusahaan dan masyarakat. b. Kecenderungan Terhadap Kesadaran Lingkungan Dalam hal ini kesadaran manusia dalam memperhatikan lingkungan belum begitu besar, dimana justru perhatian yang lebih besar terhadap kesejahteraan binatang peliharaan dan kesayangan dan mengabaikan kesajahteraan makhluk manusia itu sendiri. Kesadaran akan kebenaran inilah yang merupakan salah satu pendorong munculnya akuntansi pertanggungjawaban sosial. 13 Bambang Rudito dan Melia famiola, Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia, Cetakan Pertama : Rekayasa Sains, Bandung, 2007, hal. 210-212. 17 c. Perspektif Ekosistem Orientasi yang terlalu diarahkan kepada pembangunan ekonomi, efesiensi, menimbulkan krisis ekosistem. Dimana tanpa pembatasan terhadap tingkah laku manusia tampaknya yang timbul hanya kehancuran dan kekacauan, sehingga perspektif terhadap ekosistem inilah yang mendorong akuntansi pertanggungjawaban sosial. d. Ekonomisasi vs Sosialisasi Ekonomisasi mengarahkan perhatian hanya kepada kepuasan individual sebagai unit yang selalu mempertimbangkan cost dan benefit tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat. Sebaliknya sosialisasi memfokuskan perhatiannya terhadap kepentingan sosial dan selalu mempertimbangkan efek sosial yang ditimbulkan oleh kegiatannya. Walaupun sosialisasi ini belum tampak nyata, namun pengaruh pemerintah dan tekanan sosial cenderung menguntungkan kepentingan sosial. Akhirnya perlu alat ukur sampai seberapa jauh pengaruh perusahaan terhadap masyarakat. Penyakit sosial yang ditimbulkan oleh pengaruh kegiatan Negara dan bisnis ditanggulangi secara tepat dan terarah, salah satu upaya ke arah itu yaitu: 1. Perlunya Standar atau ukuran tentang kualitas pengaruh kegiatan itu. 2. Sikap baru yang muncul belakangan ini yang cenderung ke arah memperhatikan kesejahteraan sosial perlu didukung dan dimantapkan, bahkan perlu diratifikasi. 3. Hubungan perusahaan masyarakat perlu diserasikan dengan cara keterlibatan perusahaan untuk memperbaiki ketimpangan sosial masyarakat. 18 Beberapa hal yang diungkapkan dalam konsep pengukuran dan penilaian yaitu lingkungan: 1. Polusi 2. Pencegahan kerusakan lingkungan, konservasi sumber-sumber alam, dan lain- lain. Praktek usaha yang fair: 1. Merekrut pegawai dari minoritas dan peningkatan kemampuannya 2. Penggunaan tenaga wanita 3. Pembukaan unit usaha di luar negeri, dan lain-lain Sumber tenaga manusia: 1. Kesehatan dan keamanan pegawai 2. Training, dan lain-lain Keterlibatan terhadap masyarakat: 1. Kegiatan masyarakat sekitar 2. Bantuan kesehatan 3. Pendidikan 4. Seni, dan lain-lain Produksi: 1. Keamanan produksi 2. Mengurangi polusi 3. Keracunan, dan lain-lain Ahmed Belkaoui dengan cara sistematis mengelompokkan batasan sikap perusahaan terhadap tanggung jawab sosial ini dalam lima kategori yaitu: Pertama : Tanggung jawab perusahaan hanya terbatas pada usaha mencari laba yang maksimal. Jika perusahaan dapat mengumpulkan laba yang 19 sebesar-besarnya tanpa memperhatikan efek sosialnya, berarti perusahaan sudah memenuhi panggilan tugasnya sebagai badan usaha. Menurut kategori ini, apabila perusahaan diwajibkan untuk memperhatikan lingkungan sosial masyarakat, maka akan merusak sendi-sendi ekonomi persaingan bebas. Kedua : Disamping tujuan mencari untung, perusahaan juga harus memperhatikan pihak-pihak tertentu dengan siapa ia mempunyai kepentingan. Hal ini dicontohkan dengan perbaikan kesejahtraan karyawan, menjalin hubungan baik dengan kelompok masyarakat, dan lain-lain. Ketiga : Perusahaan melepaskan diri dari tujuan hanya mencari laba dengan memperluas tanggung jawab manajemen. Keempat : Tanggung jawab sosial perusahaan mencakupi hal yang bersifat ekonomi dan non ekonomi. Dalam kategori ini dikenal tiga pusat lingkaran: 1. Lingkaran dalam, mencakup tanggung jawab dasar dalam melaksanakan fungsinya dengan efisien. 2. Lingkaran tengah, mencakup tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi ekonomisnya dengan penuh kesadaran akan perubahan nilai dan prioritas yang berlaku dalam masyarakat. 3. Lingkaran luar, mencakup tanggung jawab yang baru muncul dan masih berkembang, dimana perusahaan harus secara luas terlibat secara aktif untuk memperbaiki lingkungan sosial. 20 Kelima : Tanggung jawab sosial diperluas melewati batas tanggung jawab dan mencakupi keterlibatan total terhadap tugas-tugas sosial. Keenam : Kategori ini merupakan variasi semua pengertian yang diliput oleh literatur tentang bentuk dan batasan tanggung jawab sosial perusahaan di atas. Bentuk keterlibatan perusahaan tergantung pada lingkungan sosial, bentuk masyarakat, sifat, dan keadaan tertentu yang berbeda dari satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Bentuk kegiatan tersebut sebagai berikut: 1. Lingkungan Hidup, yaitu terdiri dari: a. Keindahan lingkungan b. Penggunaan tanah c. Pengelolaan sampah d. Pengurangan suara bising e. Pengawasan terhadap efek polusi f. Dan lain-lain 2. Energi, terdiri dari: a. Penghematan energi dalam proses produksi b. Dan lain-lain 3. Sumber Daya Manusia dan Pendidikan, terdiri dari: a. Keamanan dan kesehatan karyawan b. Kebutuhan keluarga dan rekreasi karyawan c. Menambah dan memperluas hak-hak karyawan d. Bantuan pada sekolah 21 e. Pendirian sekolah f. Peningkatan karier karyawan g. Membantu pendidikan tinggi h. Dan lain-lain 4. Praktek Bisnis yang jujur, terdiri dari: a. Memperhatikan hak-hak karyawan b. Selalu mengontrol kualitas produk c. Adanya jaminan d. Dan lain-lain 5. Membantu Masyarakat Lingkungan, terdiri dari: a. Memanfaatkan tenaga ahli perusahaan dalam mengatasi masalah sosial di lingkungannya b. Membangun klinik kesehatan c. Membangun sekolah d. Membangun rumah ibadah e. Sumbangan untuk kegiatan sosial masyarakat f. Perbaikan sarana pengangkutan g. Dan lain-lain 6. Kegiatan Seni dan Kebudayaan, terdiri dari: a. Sponsor kegiatan seni dan budaya b. Membantu lembaga seni dan budaya c. Penggunaan seni dan budaya dalam iklan d. Dan lain-lain 22 7. Hubungan dengan Pemegang Saham, terdiri dari: a. Sifat keterbukaan Direksi pada semua Persero b. Pengungkapan keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial c. Dan lain-lain 8. Hubungan dengan Pemerintah, terdiri dari: a. Mentaati peraturan pemerintah b. Membantu lembaga pemerintah sesuai dengan kemampuan perusahaan c. Membantu secara umum usaha peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat d. Dan lain-lain Pelaksanaan bentuk-bentuk kegiatan tanggung jawab sosial di perusahaan ini akan semakin cepat apabila terdapat beberapa tekanan atau faktor antara lain: 1. Adanya Peraturan Pemerintah dan UU yang diberlakukan 2. Ditetapkannya standar akuntansi yang mengharuskan pengungkapan tanggung jawab sosial 3. Adanya kesadaran dari perusahaan D.1. Tanggung jawab Sosial Pada Masyarakat Lingkungan Perusahaan Adapun yang menjadi perhatian dalam Tanggung jawab Sosial Pada Masyarakat Lingkungan Perusahaan adalah : 1. Pemberian subsidi kepada masyarakat dibandingkan dengan laba perusahaan. 2. Pembangunan infrastruktur kesehatan seperti klinik kesehatan pada komunitas masyarakat. 23 3. Pemberian dukungan pada masyarakat dalam aspek pendidikan termasuk pemberian beasiswa, kesempatan magang, dan kesempatan riset, dan pemberian fasilitas peendidikan bus buat anak sekolah. 4. Ketertiban perusahaan dalam pendirian lembaga keagamaan rumah ibadah dan kegiatan kerohanian perayaan hari besar. 5. Keterlibatan perusahaan terhadap perbaikan sarana pengangkutan di lingkungan masyarakat. 6. Pemberian sumbangan untuk kegiatan sosial masyarakat. 7. Pemberian bantuan pada lingkungan masyarakat atas perbaikan perumahan dan pasar. 8. Prioritas lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar termasuk pemberian fasilitas dan motivasi oleh perusahaan untuk berwirausaha bagi masyarakat sekitar di sekitar industriperusahaan tersebut. 9. Dukungan perusahaan terhadap aspek kegiatan seni dan budaya dengan menjadi sponsor pagelaran seni, pameran dan sebagainya. D.2. Tanggung Jawab Sosial Pada Tenaga Kerja Perusahaan SDM Adapun yang menjadi perhatian dalam Tanggung Jawab Sosial Pada Tenaga Kerja Perusahaan SDM adalah : 1. Tanggung jawab perusahaan atas keselamatan kerja karyawan serta fasilitas yang telah diberikan pada karyawan. 2. Pemberian atas fasilitas kesehatan karyawan fasilitas berupa pendirian perusahaan 3. Program latihan dan bantuan pendidikan tinggi bagi karyawan. 24 4. Pendirian koperasi karyawan. 5. Bantuan perusahaan atas pendidikan keluarga anggota karyawan seperti beasiswa. 6. Pemberian fasilitas peribadatan di lingkungan perusahaan. 7. Pemberian cuti karyawan yang diberikan oleh perusahaan termasuk cuti yang diperlukan oleh pekerja wanita. 8. Tanggung jawab perusahaan dalam memperhatikan hak-hak karyawan. 9. Kebijaksanaan perusahaan dalam pemenuhan kebutuhan keluarga dan rekreasi bagi karyawan perusahaan.

E. Konsep Pengukuran Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial

Masalah pengukuran ini merupakan hal yang sangat rumit dalam Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial. Ada tiga pendekatan yang dapat menjadi pedoman untuk ukuran yang dapat dipakai dalam pelaporan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial yaitu: 1. Pendekatan Biaya Manfaat Benefit Cost Approach. Pendekatan biaya manfaat ini merupakan yang paling informatif dan tepat dimana dalam pendekatan ini mengungkapkan biaya perusahaan dan manfaat yang berkaitan dengan kegiatan sosial perusahaan. Menurut Estes ada beberapa teknik pengukuran yang dapat dipakai, antara lain: a. Penilaian Pengganti Surrofgate Valuation Jika nilai dari sesuatu tidak bisa langsung ditentukan, maka kita bisa mengestimasikannya dengan nilai suatu pengganti, yaitu sesuatu yang 25 kira-kira mempunyai kegunaan yang sama dengan yang sedang diukur. Kelemahan dari cara ini adalah kemungkinan besar mengukur hal yang salah, atau memilih suatu pengganti yang nilainya tidak sesuai dengan yang sedang diukur. b. Teknik Survey Teknik ini mencakup cara-cara untuk mendapatkan informasi dari mereka yang dipengaruhi, yaitu kelompok masyarakat yang dirugikan atau yang menerima manfaat. Pengumpulan informasi yang paling mudah adalah dengan bertanya langsung kepada anggota kelompok masyarakat yang ada. Dalam melakukan pengumpulan informasi tersebut, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Responden harus mempunyai suatu pengertian yang jelas mengenai dampak yang sedang diukur dalam dirinya. 2. Responden harus mampu menghubungkan dampak ini ke unit moneter, baik secara langsung maupun menggunakan pengganti. 3. Responden harus memberikan jawaban dengan jujur. c. Biaya Perbaikan dan Pencegahan Untuk biaya-biaya sosial tertentu dapat dinilai dengan mengestimasi pengeluaran yang dilakukan untuk memperbaiki dan mencegah kerusakan. 26 d. Penilaian yang Independen Penilaian yang independen dapat berguna unutk menilai barang-barang tersebut. Hal ini analog dengan penilaian pengganti yang dilakukan oleh ahli dari luar perusahaan. e. Putusan Pengadilan Putusan pengadilan, misalnya denda akibat suatu dampak dari kegiatan perusahaan sering menunjukkan nilai sosial. f. Biaya Pengeluaran Besarnya pengeluaran perusahaan untuk menghasilkan suatu manfaat sosial, sebenarnya kurang layak untuk dijadikan indikator nilai manfaat sosial. 2. Pendekatan Deskriptif Pendekatan ini umumnya merugikan mengenai semua kegiatan sosial perusahaan dan merupakan bentuk pelaporan sosial yang paling sederhana dan paling informatif. Laporan ini digunakan sebagai penyajian lampiran laporan tahunan. 3. Pendekatan Biaya Yang Dikeluarkan Pendekatan ini menggambarkan semua pengeluaran untuk setiap kegiatan sosial yang dilakukan dan mengkuantitaskan semua uraian kegiatan dalam bentuk satuan uang. Pendekatan ini menggambarkan suatu daya banding comparability, yaitu hasil suatu tahun dapat dibandingkan dengan hasil tahun lainnya. Sampai saat ini belum ada suatu standar atau pedoman akuntansi untuk pengukuran dan pelaporan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan. Standar 27 atau pedoman tersebut diperlukan untuk menjamin bahwa laporan yang disajikan bermanfaat, wajar dan menyediakan informasi yang cukup bagi kelompok- kelompok masyarakat yang berkepentingan. Standar atau pedoman tersebut juga dapat digunakan sebagai dasar evaluasi atas prestasi perusahaan dan meningkatkan daya banding laporan keuangan. Kendala dalam penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial ini adalah mengenai standar pengukuran untuk biaya sosial dan manfaat sosial. Selain itu dibidang akuntansi sendiri belum ada standar atau pedoman yang mengatur sehubungan dengan dampak lingkungan. Selain itu untuk menilai dampak sosial dan tingkah laku dari organisasi dalam hubungannya dengan apa yang dicapainya dilakukan audit sosial. Menurut Bambang Rudito bahwa: “Audit Sosial merupakan proses yakni sebuah organisasi dapat menaksir untuk keberadaan sosialnya, laporan pada organisasi tersebut dan meningkatkan keberadaannya”. 14 Apabila dalam hasil audit sosial menggambarkan suatu proses yang sesuai dengan apa yang diharapkan, maka kenyataan ini dapat mendorong menginformasikan kepada stakeholder lain tentang apa yang telah dilakukan ke depan berkenaan dengan kelangsungan hidup perusahaan. 14 Bambang Rudito, Audit Sosial, Cetakan Pertama : Rekayasa Sains, Bandung, 2007, hal. 165. 28

BAB III GAMBARAN UMUM PADA PTPN II PERSERO

KEBUN TANDEM HILIR

3.1 Sejarah Singkat dan Struktur organisasi Sejarah Singkat

Pada awalnya kebun Tandem Hilir hanya ada satu komoditi yaitu tanaman Tembakau Deli. Sejarah pertama kali tanaman tembakau ditanam di Deli pada tahun 1864 oleh seorang pioner Belanda bernama Jacobus Nienhuys. Hasil tanaman tembakau tersebut cukup baik, maka pada tahun 1869 berdirilah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang tembakau yaitu Deli Maatschappij dan tahun- tahun berikutnya berkembanglah perusahaan tembakau lainnya seperti pada tahun 1875 berdirilah Deli Batavia Maatschappij, tahun 1877 Tabak Maatschappij, dan pada tahun 1889 Senembah Maatschappij. Pada mulanya areal tanaman tembakau meluas sampai ke Asahan dan Siak akan tetapi kemudian hanya tinggal di daerah Deli Serdang dan Langkat, dan ternyata areal yang paling sesuai untuk menghasilkan daun dengan mutu yang baik terletak di antara sungai Ular dan Sungai Wampu. Sewaktu ambil alih perkebunan oleh pemerintah yaitu pada tahun 1957 ternyata yang mengelola budidaya tembakau hanya tinggal dua perusahaan yaitu Verenigde Deli Maatschappij dengan 5 tahun kebun, kemudian berdasarkan PP No. 4 tahun 1968, kedua perusahaan tersebut dilebur menjadi PNP-IX.