Pendidikan Formal di Indonesia

39 Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ekonomi keluarga adalah aturan rumah tangga yang mencakup pemenuhan kebutuhan individu didalamnya dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. Adanya ekonomi dalam keluarga, besar kemungkinan menciptakan adanya kelas-kelas sosial. Hal tersebut dikarenakan, keluarga merupakan salah satu bagian dalam masyarakat yang saling bersosialisasi. Ekonomi keluarga sendiri memiliki peranan dalam pembentukan kepribadian anak. Menurut Soetjiningsih, 2004: 63 ekonomi kemungkinan besar merupakan pembentuk gaya hidup keluarga. Pendapatan keluarga yang tinggi akan menunjang tumbuh kembang anak. Karena dengan pendapatan orang tua yang tinggi dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun sekunder. Seperti halnya yang dikatakan oleh Soetjiningsih diatas bahwa pendapatan orang tua yang tinggi akan menunjang tumbuh kembang anak. Apalagi pada era globalisasi dan modernisasi seperti saat ini harta atau uang merupakan unsur yang penting bagi kehidupan manusia. Karena kebutuhan manusia di dunia ini semuanya membutuhkan yang namanya uang baik itu kebutuhan primer maupun kebutuhan skunder. Tetapi pada dewasa ini kebutuhan yang paling mencolok yang melanda setiap keluarga di dunia ini adalah kebutuhan pendidikan anak, pendidikan pada dewasa ini memang mengalami peningkatan yang sangat signifikan begitu juga dengan biaya pendidikan yang sangat mahal. 40 Keadaan seperti ini tidak berarti bagi orang tua yang memiliki ekonomi tinggi, bagi mereka untuk membiayai pendidikan dan kebutuhan pendidikan anaknya itu tidak ada masalah karena memiliki uang sehingga hal- hal yang berkaitan seperti biaya sekolah dan perlengkapan sekolah itu bisa terpenuhi tanpa adanya suatu kendala yang berarti. Berbanding terbalik dengan hal tersebut bagi orang tua yang memiliki ekonomi rendah akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya dan keadaan seperti ini mengakibatkan anak tersebut sulit untuk mendapatkan informasi dari luar dan dapat berpengaruh pada proses kematangan di setiap tahap perkembangan. Dengan demikian harta atau uang itu sangat penting bagi kehidupan manusia. Di dalam kehidupan bermasyarakat selalu terdapat perbedaan antara masyarakat satu dengan masyarakat yang lainnya, antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Di dalam kehidupan masyarakat ada yang memiliki ekonomi tinggi sehingga berstatus sosial yang tinggi pula dan ada pula yang memiliki ekonomi rendah berstatus yang rendah.. Begitu juga dengan keadaan ekonomi orang tua siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Pakem angkatan 2013, di dalam angkatan tersebut terdapat siswa-siswi dengan latar belakang ekonomi orang tua yang berbeda-beda. Dengan demikian kalau dilihat dari bentuknya seakan-akan kedudukan manusia dalam masyarakat itu berlapis-lapis dari atas ke bawah. Menurut konsep sosial, di dalam sekelompok masyarakat tertentu pasti di dalamnya 41 terdapat beberapa orang yang lebih dihormati daripada orang lainnya. Sehingga sering kali terjadi kecemburuan sosial dalam masyarakat. Hal tersebut sama dengan teorinya Karl Marx yaitu selama masyarakat itu masih terbagi atas kelas maka yang berkuasalah yang akan memiliki kekuatan. Artinya sampai kapanpun selama masyarakat itu di bedakan antara yang kaya dan yang miskin maka yang terjadi adalah orang yang memiliki kekayaanlah yang menguasai. Karena dengan uang kita bisa melakukan apapun yang kita inginkan. Keadaan sosial ekonomi setiap orang berbeda-beda dan bertingkat, ada yang keadaan sosial ekonominya tinggi, sedang, dan rendah. Menurut Abdulsyani 1994: 48 sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi. Keluarga dengan pendapatan cukup atau tinggi pada umumnya akan lebih mudah memenuhi segala kebutuhan pendidikan dan keperluan lain. Berbeda dengan orang tua yang pendapatannya rendah akan kesulitan untuk membiayai atau memenui kebutuhan anak dan ini akan menimbulkan kekecewaan terhadap anak. Anak menjadi kecewa karena dia memerlukan peralatan dan perlengkapan sekolah tetapi hal tersebut tidak terpenuhi, dan akhirnya semangat untuk sekolah dan memikirkan karir untuk masa mendatang yang tadinya besar dapat menurun kembali. Dengan demikian faktor sosial ekonomi dalam hal ini tingkat pendapatan