Pengertian dan Tugas Guru Pendidikan Agama Islam

35 memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin dan terkesan monoton. 63 d. Guru sebagai Mediator dan Fasilitator Sebagai mediator, guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses pembelajaran. Namun tidak hanya memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai media pendidikan, karena seorang guru juga memiliki keterampilan dalam memilih dan menggunakan media pendidikan yang akan digunakan. 64

4. Pengertian dan Tugas Guru Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam Sosok guru adalah orang yang identik dengan pihak yang memiliki tugas dan tanggung jawab membentuk karakter generasi bangsa. Di tangan para gurulah tunas-tunas bangsa ini terbentuk sikap dan moralitasnya sehingga mampu memberikan yang terbaik untuk anak negeri ini di masa datang. 65 Pengertian guru Pendidikan Agama Islam atau kerap disingkat menjadi GPAI adalah orang yang memberikan materi pengetahuan agama Islam dan memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai 63 Ibid ., hal. 51-52 64 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional . . ., hal. 11 65 Isjono, Guru Sebagai Motivator Perubahan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hal. 3 36 kedewasaannya. 66 Dan juga mendidik murid-muridnya, agar mereka kelak menjadi manusia yang taqwa kepada Allah swt. Di samping itu, guru Pendidikan Agama Islam juga berfungsi sebagai pembimbing agar para murid sejak mulai sekarang dapat bertindak dengan prinsip- prinsip Islam dan dapat mempraktikkan syariat Islam. Profil pendidik agama berarti gambaran yang jelas mengenai nilai-nilai perilaku kependidikan yang ditampilkan oleh gurupendidik Agama Islam dari berbagai pengalamannya selama menjalankan tugas atau profesinya sebagai pendidikguru agama. 67 Sebagai guru agama Islam haruslah taat kepada Tuhan, mengamalkan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Bagaimana ia akan dapat menganjurkan dan mendidik anak untuk berbakti kepada Tuhan kalau ia sendiri tidak mengamalkannya. Jadi, sebagai guru agama Islam haruslah berpegang teguh kepada agamanya, memberi teladan yang baik dan menjauhi yang buruk.Anak mempunyai dorongan meniru, segala tingkah laku dan perbuatan guru aan ditiru oleh anak-anak. Bukan hanya terbatas pada hal itu saja, tetapi sampai segala apa yang dikatakan guru itulah yang dipercayai murid, dan tidak percaya kepada apa yang tidak dikatakannya. 68 Dengan demikian, seorang guru agama Islam merupakan figur seorang pemimpin yang mana di setiap perkataan atau perbuatannya 66 Nur Unbiyah, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2005, hal. 65 67 Muhaimin, et. all.,Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, hal. 93 68 M. Asrori Ardiansyah, www.kabar-pendidikan.blogspot.com, diakses 15 Juni 2015 37 akan menjadi panutan bagi anak didik. Maka, disamping sebagai profesi seorang guru agama hendaklah menjaga kewibawaannya agar jangan sampai seorang guru agama Islam melakukan hal-hal yang bisa menyebabkan hilangnya kepercayaan yang telah diberikan masyarakat. b. Tugas Guru Pendidikan Agama Islam GPAI Tugas seorang guru merupakan suatu kondisi wajib menanggung segala suatu sebagai akibat dari keputusan yang diambil atau tindakan yang dilakukan apabila terjadi suatu dapat disalahkan. Tugas seorang guru juga dapat diartikan sebagai suatu kesediaan untuk melaksanakan dengan sebaik-baiknya terhadap tugas yang diamanatkan kepadanya, dengan kesediaan menerima segala konsekuensinya. 69 Sedangkan tugas guru sebagai penjabaran dari visi dan fungsi yang diembannya, minimal ada tiga, yaitu: mendidik, mengajar, dan melatih. Tugas mendidik lebih menekankan pada pembentukan jiwa, karakter, dan kepribadian berdasarkan nilai-nilai. Tugas mengajar lebih menekankan pengembangan kemampuan penalaran dan tugas melatih menekankan pada pengembangan kemampuan penerapan teknologi dengan cara melatih berbagai keterampilan. 70 Dalam perspektif Islam, mengemban amanat sebagai guru bukan terbatas pada pekerjaan atau jabatan seseorang, melainkan 69 Juwariyah, Hadis Tarbawi, Yogyakarta: Teras, 2010, hal. 64 70 Marno dan M. Idris, Strategi . . . , hal. 18-19 38 memiliki dimensi nilai yang lebih luas dan agung, yaitu tugas kerasulan dan ketuhanan. Dikatakan sebagai tugas ketuhanan, karena mendidik merupakan sifat “fungsional” Allah sifat rububiyah sebagai “rabb”, yaitu sebagai “guru” bagi semua makhluk, sedangkan tugas kerasulan, yaitu menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepada umat manusia. Secara lebih khusus, tugas nabi dalam kaitannya dengan pendidikan, sebagaimana tercantum dalam surat Al- Jumu’ah ayat 2:                       Artinya: Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah As Sunnah.dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. 71 Ayat di atas menggambarkan bahwa tugas rasul adalah melakukan pencerahan, pemberdayaan, transformasi, dan mobilisasi potensi umat manusia menuju kepada cahaya nur setelah sekian lama terbelenggu dalam kegelapan. 71 Mahmud Junus, Tarjamahan . . . , hal. 499 39

C. Tinjauan tentang Peserta Didik