Pengertian Peserta Didik Sifat-Sifat Umum Anak Didik Kebutuhan Anak Didik

39

C. Tinjauan tentang Peserta Didik

1. Pengertian Peserta Didik

Anak didik merupakan bahan mentah di dalam proses transformasi yang disebut pendidikan. Membicarakan anak didik sama dengan membicarakan hakikat manusia yang memerlukan bimbingan. 72 Anak didik sebagai komponen pendidikan yang tidak bisa terlepas dari sistem kependidikan, sehingga ada aliran pendidikan yang menempatkan anak didik sebagai pusat segala usaha pendidikan. 73

2. Sifat-Sifat Umum Anak Didik

a. Anak bukan miniatur orang dewasa. Seringkali dikatakan bahwa anak adalah bentuk kecil dari orang dewasa namun pendapat ini salah karena anak bukanlah miniatur dari orang dewasa, tetapi anak hidup di dunianya sendiri yang berlainan dengan alam orang dewasa. b. Anak didik mengikuti fase-fase perkembangan tertentu, yaitu perkembangan dari lahir hingga dewasa. c. Anak didik mempunyai pola perkembangan sendiri. Walaupun dalam perkembangan anak didik mengikuti fase perkembangan secara umum, namun tiap anak tetap memiliki pola perkembangan yang berbeda pada tiap individu. 72 Munardji, Ilmu Pendidikan . . . , hal. 73 73 Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, hal. 192 40 d. Tugas perkembangan. Anak didik harus melaksanakan tugas perkembangan yaitu tugas yang harus diselesaikan oleh tiap individu pada tiap-tiap fase perkembangan. 74

3. Kebutuhan Anak Didik

Anak didik mempunyai macam-macam kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan ini merupakan syarat yang penting bagi perkembangan pribadi yang sehat. Al Qussy membagi pola kebutuhan manusia dalam dua kebutuhan pokok, yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan skunder. Kebutuhan primer yaitu kebutuhan jasmani seperti makan, minum, seks dan lain sebagainya. Sedangkan kebutuhan skunder yaitu kebutuhan rohaniah meliputi kebutuhan kasih sayang, kebutuhan rasa aman, kebutuhan rasa harga diri, kebutuhan rasa bebas, kebutuhan akan sukses, dan kebutuhan akan sesuatu kekuatan pembimbing seperti pengetahuan-pengetahuan yang ada pada setiap manusia yang berakal. 75 Selanjutnya Law Head membagi kebutuhan manusia sebagai berikut: a. Kebutuhan jasmani, seperti makan, minum, bernafas, perlindungan, seksual, kesehatan dan lain-lain. b. Kebutuhan rohani, seperti kasih sayang, rasa aman, penghargaan, belajar, mengembangkan diri, dan mengaktualisasikan dirinya sendiri. 74 Ibid ., hal. 192-193 75 Munardji, Ilmu Pendidikan Islam . . . , hal. 80 41 c. Kebutuhan yang menyangkut jasmani dan rohani, seperti istirahat, rekreasi, kebutuhan pengembangan diri dan kebutuhan akan sukses. d. Kebutuhan sosial, seperti kebutuhan supaya dapat diterima oleh teman, supaya dapatditerima oleh orang yang lebih tinggi dari dia seperti orang tua, guru dan pemimpinnya. e. Kebutuhan yang lebih tinggi sifatnya yaitu kebutuhan rohani yang lebih mendalam seperti kebutuhan terhadap agama. 76 Dari kedua keterangan di atas, menunjukkan bahwa yang paling esensial adalah kebutuhan terhadap agama. Agama dibutuhkan karena manusia memerlukan orientasi dan obyek pengabdian dalam hidupnya. Oleh karena itu tidak seorangpun yang tidak membutuhkan agama. Kebutuhan-kebutuhan anak didik tersebut harus diperhatikan oleh setiap pendidik, sehingga anak didik tumbuh dan berkembang serta mencapai kematangan fisik dan psikis. Sebagai pendidik agama, selain memperhatikan kebutuhan primer dan skunder, maka ditekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik terhadap agama karena ajaran agama yang sudah dihayati, diyakini dan diamalkan oleh anak didik akan dapat mewarnai seluruh aspek kehidupannya. 77 76 Ibid. , hal. 80-81 77 Munardji, Ilmu Pendidikan. . . , hal. 82 42

D. Tinjauan tentang Peningkatan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an