Sistematika Penulisan Sejarah Kabupaten Tapanuli Utara

menggunakan metode kualitatif, maka penelitian ini menggunakan beberapa tahapan sebagai proses analisis untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Tahapan pertama adalah data-data dikumpulkan dari lembaga terkait baik itu yang masih mentah ataupun sudah disusun secara formal. Kemudian data-data tersebut dianalisis sesuai dengan permasalahan yang ingin dianalisis oleh peneliti. Selain itu, data yang didapat berdasarkan metode wawancara akan sangat membantu peneliti untuk menganalisis yang akan dilakukan perbandingan terhadap konsep yang ada pada data tertulis yang didapatkan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menguatkan argumen dari hasil analisisnya.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari penelitian ini, maka penulisan dilakukan secara terperinci dan sistematis sebagai salah satu syarat penelitian ilmiah. Penelitian ini terdiri atas 4 bab, yaitu : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : PROFIL DAPIL I KABUPATEN TAPANULI UTARA Bab ini menguraikan profil secara deskriptif Dapil I Kabupaten Tapanuli Utara yang menjadi lokasi penelitian dan menyertakan Universitas Sumatera Utara calon-calon legislatif yang bersaing di Dapil I Kabupaten Tapanuli Utara. BAB III : PERGESERAN KONFLIK DARI ANTAR PARTAIPOLITIK MENJADI KONFLIK INTERNAL POLITIK DALAM PILEG 2014 DI DAPIL I KABUPATEN TAPANULI UTARA Bab ini akan dilakukan analisis bagaimana Pergeseran Konflik dari antar parpol menjadi konflik internal parpol. BAB IV : PENUTUP Dalam bab ini akan dipaparkan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil analisis data. Universitas Sumatera Utara BAB II PROFIL DAPIL I KABUPATEN TAPANULI UTARA

2.1 Sejarah Kabupaten Tapanuli Utara

Sejarah terbentuknya kabupaten Tapanuli Utara ini ditandai dengan masa penjajahan Hindia Belanda. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Kabupaten Tapanuli Utara termasuk dalam Keresidenan Tapanuli yang dipimpin oleh seorang Residen Bangsa Belanda yang berkedudukan di Sibolga. Saat itu Keresidenan Tapanuli dibagi menjadi 4 Afdeiling Kabupaten, yaitu: 1. Afdeling Batak Landen 2. Afdeling Padang Sidempuan 3. Afdeling Sibolga 4. Afdeling Nias Afdeling Batak Landen dipimpin seorang Asisten Residen yang ibukotanya Tarutung yang terdiri 5 Onder Afdeling Wilayah yaitu:Onder Afdeling Silindung, Toba, Samosir, Dairi dan Barus. Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, sejarah perkembangan pemerintahan RI di Kabupaten Tapanuli Utara diawali dengan terbitnya Besluit 33 No. 1 dari Residen Tapanuli Dr. Ferdinan Lumbantobing pada tanggal 5 Oktober 1945 yang memuat pembentukan daerah Tapanuli dengan pengangkatan staf 33 Besluit merupakan Keputusan Tata Usaha Negara Universitas Sumatera Utara pemerintahannya, juga pengangkatan kepala-kepala Luhak dalam daerah Tapanuli. Afdeiling Tanah Batak dirubah menjadi Luhak Tanah Batak, dan sebagai kepala Luhak diangkat Bapak Cornelius Sihombing, beliau dianggap sebagai Bupati pertama Tapanuli Utara. 34 Sesuai dengan UU Drt. No. 7 Thn 1956, di daerah Propinsi dibentuk daerah otonom Kabupaten. Salah satu Kabupaten yang dibentuk dalam UU Drt tersebut adalah Kabupaten Tapanuli Utara. Mengingat luasnya wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, maka untuk meningkatkan daya guna pemerintahan dan pemerataan hasil-hasil pembangunan di daerah ini, maka pada Tahun 1964, Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan menjadi 2 Kabupaten, yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Dairi. Pemekaran Kabupaten Dairi dri Kabupaten Tapanuli Utara sesuai dengan UU No. 15 Tahun 1964 tentang pembentukan Daerah Tingkat II Dairi. Pada tahun 1998 untuk kedua kalinya, Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan menjadi 2 Kabupaten, yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir sesuai dengan UU No. 12 tahun 1998 tentang pembentukan Daerah Tingkat II Toba Samosir dan Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal. Kamudian pada tahun 2003, Kabupaten Tapanuli Utara untuk yang ketiga kalinya dimekarkan menjadi 2 Kabupaten, yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan kabupaten Humbang Hasundutan sesuai dengan UU. No. 9 Tahun 2003 34 http:bakkaranauli.wordpress.com20111027profil-sejarah-kabupaten-tapanuli-utara . Diakses tanggal 03 April 2014, pukul 09.00 Universitas Sumatera Utara tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan. Kabupaten Pak-pak Barat, dan Kabupaten Humbang hasundutan di Propinsi Sumatera Utara. Pemekaran wilayah Kabupaten ini dimaksudkan untuk meningkatkan penyelenggaraan Pemerintahan, pelayanan kepada masyarakat dan pelaksanaan pembangunan serta untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat di daerah ini. Sebagaimana uraian singkat sejarah perkembangan Pemerintahan RI di Kabupaten Tapanuli Utara diawali dengan terbitnya Besluit No. 1 dari Residen Tapanuli Dr. Ferdinan Lumbantobing pada tanggal 5 Oktober 1945 yang memuat pembentukan daerah Tapanuli dan pengangkatan kepala-kepala Luhak dalam daerah Tapanuli, maka tanggal 5 Oktober ditetapkan menjadi hari jadi Kabupaten Tapanuli Utara sesuai dengan peraturan daerah Kabupaten Tapanuli Utara No. 5 Tahun 2003. Setelah dilakukan tiga kali pemekaran di Kabupaten Tapanuli Utara, maka jumlah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari 15 Kecamatan yaitu Kecamatan Parmonangan, Kecamatan Adiankoting, Kecamatan Sipoholon, Kecamatan Tarutung, Kecamatan Siatas Barita, Kecamatan Pahae Jae, Kecamatan Purbatua, Kecamatan Simangumban, Kecamatan Pahae Julu, Kecamatan Pangaribuan, Kecamatan Garoga, Kecamatan Sipahutar, Kecamatan Siborongborong, Kecamatan Pagaran, Kecamatan Muara. Universitas Sumatera Utara

2.1.1 Letak Geografis

Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah KabupatenKota di Propinsi Sumatera Utara terletak diwilayah pengembangan dataran tinggi Sumatera Utara berada pada ketinggian antara 300-1500 meter di atas permukaan laut. Topografi dan kontur tanah Kabupaten Tapanuli Utara beraneka ragam yaitu yang tergolong datar 3,16 , landai 26,86 , miring 25,63 dan terjal 44,35 . Secara geografis Kabupaten Tapanuli Utara berada pada posisi 1° 20’ - 2° 41’ Lintang Utara dan 98°05’–99°16’ Bujur Timur. Sedangkan secara administratif letak Kabupaten Tapanuli Utara diapit atau berbatasan langsung dengan lima kabupaten yaitu:  Disebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir  Disebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu  Disebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan  Disebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Humbang Hasundutan dan Tapanuli Tengah.

2.1.2 Kependudukan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara

Kepadatan penduduk di Kabupaten Tapanuli Utara cukup pesat, dilihat dari jumlah penduduk di kabupaten ini yaitu sebanyak 314.737 jiwa yang tersebar di 15 Kecamatan, dengan jumlah penduduk terbesar di Kecamatan Siborongborong sebanyak 50.125 jiwa dan jumlah penduduk terendah di Universitas Sumatera Utara Kecamatan Simangumban hanya 8.029 jiwa. Berikut jumlah penduduk di Kabupaten Tapanuli Utara: Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan NO. KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK 1. TARUTUNG 40.934 2. ADIANKOTING 14.148 3. SIATASBARITA 16.135 4. PAHAE JULU 14.215 5. PAHAE JAE 12.260 6. PURBATUA 8.573 7. SIMANGUMBAN 8.029 8. SIPAHUTAR 27.657 9. PANGARIBUAN 30.045 10. GAROGA 17.889 11. SIBORONGBORONG 50.125 12. MUARA 14.689 13. SIPOHOLON 25.135 14. PAGARAN 18.838 Universitas Sumatera Utara 15. PARMONANGAN 16.065 TOTAL 314.737 sumber:Data KPU Kabupaten Tapanuli Utara untuk Pemilu 2014 Jika dilihat dari jumlah penduduk di Kabupaten Tapanuli Utara maka alokasi kursi di DPRD Kabupaten memperoleh sebanyak 35 kursi sesuai dengan UU No. 8 Tahun 2012 Pasal 26d yaitu: Kabupatenkota dengan jumlah Penduduk lebih dari 300.000 tiga ratus ribu sampai dengan 400.000 empat ratus ribu orang memperoleh alokasi 35 tiga puluh lima kursi. Dari jumlah penduduk tersebut, daftar pemilih tetap pada pemilu legislatif 2014 sebanyak 209.291 jiwa. Penetapan daftar pemilih tetap tersebut sesuai hasil rekapitulasi KPU Kabupaten Tapanuli Utara dalam rapat pleno untuk pemilihan umum Anggota DPR, DPD, DPRD, Provinsi dan DPRD KabupatenKota tahun 2014. Berikut jumlah daftar pemilih tetap di Kabupaten tapanuli utara: Tabel 2.2 Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap DPT Kabupaten Tapanuli Utara pada Pemilu Legislatif 2014 No Nama Kecamatan Jumlah DesaKel Jumlah TPS Jumlah Pemilih L P L+P 1. ADIANKOTING 14 34 5.260 5.431 10.691 2. GAROGA 12 39 6.129 6.227 12.356 3. MUARA 15 33 4.881 5.329 10.210 Universitas Sumatera Utara 4. PAGARAN 14 40 6.079 6.291 12.370 5. PAHAE JAE 13 28 3.683 3.971 7.654 6. PAHAE JULU 19 35 4.443 4.609 9.052 7. PANGARIBUAN 22 65 9.629 10.325 19.954 8. PARMONANGAN 14 35 4.824 4.951 9.775 9. PURBA TUA 11 20 2.653 2.806 5.459 10. SIATASBARITA 12 31 4.442 4.719 9.161 11. SIBORONG-BORONG 21 101 16.866 17.214 34.080 12. SIMANGUMBAN 8 20 2.645 2.798 5.443 13. SIPAHUTAR 23 54 8.075 8.453 16.528 14. SIPOHOLON 14 47 8.409 8.745 17.154 15. TARUTUNG 31 91 13.979 15.425 29.404 TOTAL 243 673 101.997 107.294 209.291 sumber:Data KPU Kabupaten Tapanuli Utara untuk Pemilu 2014

2.1.3 Proses Penetapan Dapil di Kabupaten Tapanuli Utara

Pada pemilu legislatif periode 2009-2014, Kabupaten Tapanuli Utara yang terdiri dari 15 Kecamatan terbagi dalam 3 tiga Daerah Pemilihan Dapil untuk Dapil I terdiri dari 7 kecamatan meliputi Kecamatan Tarutung, Siatasbarita, Adiankoting, Pahae jae, Pahae Julu, Purbatua dan Simangumban, Dapil IIterdiri dari 5 kecamatan meliputi Kecamatan Siborongborong, Sipoholon, Muara, Universitas Sumatera Utara Pagaran dan Parmonangan dan Dapil III terdiri 3 kecamatan meliputi Kecamatan Sipahutar, Pangaribuan dan Garoga. Namun pada pemilu legislatif periode 2014-2019 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan menjadi 5 lima daerah pemilihan karena alokasi kursi di dua daerah pemilihan pada pemilu 2009 lalu tidak sesuai lagi dengan pasal 27 ayat 2 UU No. 08 Tahun 2012 untuk pemilu 2014, yang mengatakan bahwa: Jumlah kursi setiap daerah pemilihan anggota DPRD kabupatenkota paling sedikit 3 tiga kursi dan paling banyak 12 dua belas kursi. Merujuk pada pasal tersebut, 3 tiga daerah pemilihan pada Pemilu 2009 sudah tidak relevan lagi, karena jumlah kursi di 2 dua daerah pemilihan yaitu Dapil Taput I dengan jumlah kursi 13 tiga belas dan Dapil Taput II dengan jumlah kursi 14 empat belas, sehingga sudah harus dilakukan pemekaran Daerah Pemilihan dengan menyesuaikan pada UU No. 08 Tahun 2012 termasuk dinamika perkembangan daerah setempat. Setelah mendengar dan memperhatikan saran dan masukan dari pemangku kepentingan pada saat konsultasi publik sebagaimana yang dimanatkan dalam pasal 8 ayat 2 Peraturan KPU No. 05 Tahun 2013 tentang Cara Penetapan Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Setiap Daerah Pemilihan DPRD Provinsi dan KabupatenKota dan merujuk pada UU. No. 08 Tahun 2012, maka KPU Kabupaten Tapanuli Utara telah memutuskan untuk memekarkan daerah pemilihan menjadi 5 lima daerah pemilihan untuk pemilu anggota DPRD Universitas Sumatera Utara Kabupaten Tapanuli Utara dengan alokasi kursi sebanyak 35 kursi sesuai dengan jumlah penduduk di Kabupaten tersebut, yaitu: 1. Dapil Taput I meliputi Kecamatan Tarutung, Siatasbarita, Adiankoting dengan alokasi kursi 8. 2. Dapil Taput II meliputi Kecamatan Sipoholon, Pagaran, Parmonangan dengan alokasi kursi 7. 3. Dapil Taput III meliputi Kecamatan Siborongborong, Muara dengan alokasi kursi 7. 4. Dapil Taput IV meliputi Kecamatan Sipahutar, Pangaribuan, Garoga dengan alokasi kursi 8. 5. Dapil Taput V meliputi Kecamatan Pahae Julu, Pahae Jae, Purbatua, Simangumban dengan alokasi kursi 5. Pemekaran daerah pemilihan tersebut dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip nilai, ketaatan dengan sistem pemilu yang proporsional, integritas wilayah, berada dalam wilayah yang sama, kohesivitas dan prinsip kesinambungan, juga mengakomodir masukan-masukan dari pemangku kepentingan yang dianggap dapat mendukung keterwakilan masyarakat di DPRD dan juga percepatan pembangunan di setiap daerah pemilihan karena daerah tersebut lebih terwakili. Penambahan daerah pemilihan tersebut berdasarkan Surat Keputusan KPU Pusat nomor 94Kpts-KPU2013 tertanggal 9 Maret. 35 35 Sumber dari KPU Kab. Tapanuli Utara Universitas Sumatera Utara

2.2 Profil Dapil I Kabupaten Tapanuli Utara