1. Konflik realistis adalah konflik yang mempunyai sumber konkrit atau bersifat material, seperti perebutan wilayah atau kekuasaan, dan konflik ini
bisa teratasi kalau diperoleh dengan merebut tanpa perkelahian dan pertikaian.
2. Konflik non-realistis adalah konflik yang didorong oleh keinginan yang tidak rasional dan cenderung bersifat ideologis, seperti konflik antar
agama dan organisasi-organisasi masyarakat, dan konflik non-realistis adalah satu cara mempertegas atau menurunkan ketegangan suatu
kelompok.
Timbulnya suatu konflikakan menghasilkan dampak negatif seperti Keretakan hubungan antar individu dan persatuan kelompok, Kerusakan harta
benda bahkan dalam tingkatan konflik yang lebih tinggi dapat mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang, Berubahnya kepribadian para individu atau anggota
kelompok, Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah. Namun dampak konflik tidak selalu dipandang negatif, menurut Fisher
konflik juga mempunyai dampak positif. Dampak positif dari suatu konflik yaitu
22
: 1.
Konflik dapat memperjelas berbagai aspek kehidupan yang masih belum tuntas.
2. Adanya konflik menimbulkan penyesuaian kembali norma-norma dan
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. 3.
Konflik dapat meningkatkan solidaritas diantara angota kelompok. 4.
Konflik dapat mengurangi rasa ketergantungan terhadap individu atau kelompok.
5. Konflik dapat memunculkan kompromi baru.
1.5.2 Teori Partai Politik
21
Lewis Coser. 2009.Sosiologi Konflik dan Isu-Isu Konflik Kontemporer. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, hal.54
22
Nurul Radiatul Adwiah. Op. cit. hal. 23
Universitas Sumatera Utara
Partai politik merupakan kelompok yang terorganisir yang anggota- anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan
kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik - biasanya dengan cara konstitusionil - untuk melaksanakan kebijakan-
kebijakan mereka. Organisasi yang mempunyai fungsi sebagai penyalur artikulasi dan
agregasi kepentingan publik adalah partai politik.Secara sederhana partai politik merupakanrepresentatif of ideasyang harus ada dalam kehidupan politik modern
yang demokrasi.Bukanlah usaha yang mudah untuk melakukan pengembangan pelembagaan partai politik pada masa transisional.Partai politik menjadi
terlegitamasi ketika demokrasi langsung sulit untuk dilakukan di negara modern saat ini sehingga partai politik merupakan sarana untuk menyalurkan aspirasi
publik yang agak sulit diagregasi dan diartikulasi ketika ruang geografi dan kuantitas penduduk semakin besar.
Partai politik dapat berarti organisasi yang mempunyai basis ideologi yang jelas. Setiap anggotanya mempunyai pandangan yang sama dan bertujuan untuk
merebut kekuasaan atau mempengaruhi kebijaksanaan negara baik secara langsung maupun tidak langsung, karena itu parpol selalu ikut pada sebuah
mekanisme pemilihan umum untuk bersaing secara kompetitif guna mendapatkan dukungan rakyat. Secara institusional Partai Politik sebagai lembaga yang
memiliki struktur dan fungsi untuk mencapai tujuan.
Universitas Sumatera Utara
Ada seperangkat cara yang perlu dilakukan oleh partai untuk melembagakan dirinya agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan peran dan
fungsi yang sejatinya. Sedikitnya terdapat tiga bidang yang perlu diperhitungkan manakala pelembagaan pengembangan partai poltik hendaknya dikedepankan,
yaitu
23
: 1.
Keutuhan internal Suatu keutuhan internal partai dapat dilihat dari ada tidaknya
pembelahan dalam partai faksionalisme internal, adanya dialog dalam partai memang prasyarat penting bagi tumbuhnya wacana yang
sehat, namun tumbuhnya perdebatan bahkan lahirnya faksionalisme dalam partai akan dapat merugikan pengembangan partai politik
kedepan. 2.
Ketangguhan organisasi Partai politik memiliki tujuan dan kepentingan untuk meraih
konstituen guna pembangunan legitimasi dirinya, tujuan tersebut dapat tercapai apabila partai politik berhasil menyebarkan sumber daya-
sumber daya ke level-level yang lebih rendah dari tingkat pusat atau nasional.
3. Identitas politik partai
Identitas partai menjadi penting ketika ia berupaya mengejar jabatan di pemerintahan. Karena itu gagasan yang jelas dan konstruktif, prinsip-
23
http:repository.unhas.ac.idbitstreamhandle. Diakses tanggal 24 Mei 2014 pukul 12.50
Universitas Sumatera Utara
prinsip yang berorientasi publik, pelibatan anggota partai, serta program-program yang matang menjadi citra yang perlu dibangun
dalam menkonstruksi identitas partai yang kuat. LaPalombara dan Myron Weiner melihat partai politik sebagai organisasi
untuk mengekspresikan kepentingan ekonomi sekaligus mengapresiasikan dan mengatur konflik.
24
Partai politik dilihat sebagai organisasi yang mempunyai kegiatan yang berkesinambungan serta organisatoris memiliki cabang mulai dari
tingkat pusat sampai ke tingkat daerah.Carl J. Fiedrich mendefinisikan partai politik sebagai “Sekelompok manusia yang terorganisasi secara stabil dengan
tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan berdasarkan penguasaan ini kemanfaatan yang bersifat
idiil maupun materil kepada anggotanya”.
25
Partai politik merupakan keharusan dalam kehidupan politik moderen yang demokratis, pengecualiannya hanya pada masyarakat tradisional yang sistem
politiknya otoritarian yang pemerintahannya bertumpu pada tentara atau polisi.Sebagai organisasi, parpol secara ideal dimaksudkan untuk mengaktifkan
dan memobilisasi rakyat, mewakili kepentingan tertentu, memberikan jalan kompromi bagi pendapat yang saling bersaing, serta menyediakan sarana suksesi
kepemimpinan politik secara absah legitimate dan damai.
26
24
Ramlan Surbakti.Op. cit. hal.113
25
Miriam Budiarjo. 2008. “Dasar-Dasar Ilmu Politik”. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal.161
26
Roy C. Macridis, 1996, Teori-Teori Mutakhir Partai Politik. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, hal. 17
Universitas Sumatera Utara
Menurut Roy C. Macridis, parpol merupakan suatu asosiasi yang mengaktifkan, memobilisasi rakyat, dan mewakili kepentingan tertentu,
memberikan jalan kompromi bagi pendapat-pendapat yang bersaing, dan memunculkan kepemimpinan politik. Oleh karena itu, parpol menjadi fenomena
umum dalam kehidupan politik di dalam masyarakat moderen.Parpol adalah alat untuk memperoleh kekuasaan dan untuk memerintah.
Secara umum partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan
kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan kedudukan politik biasanya dengan cara konstitusional untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan
mereka.Partai politik merupakan satu keharusan dalam kehidupan politik yang modern dan demokratis.
Berdasarkan defenisi tersebut di atas walaupun sepintas tampak berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, namun secara umum partai politik dapat
diartikan sebagai kelompok orang dalam satu usaha bersama untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dan biasanya melalui suatu mekanisme politik yang disebut
pemilu.Hal tersebutlah yang membedakan partai politik dengan kelompok kepentingan lainnya.
Partai politik selalu memperjuangkan suatu kepentingan dalam skala yang luas melalui mekanisme pemilu, sedangkan kelompok kepentingan atau kelompok
penekan yang lainnya seperti kelompok profesi, kelompok adat, organisasi
Universitas Sumatera Utara
kemasyarakatan hanya mengejarkepentingan-kepentingan sesaat dalam lingkup yang lebih kecil serta melewati mekanisme politik formal seperti pemilu.
Tujuan pembentukan suatu Partai politik, disamping yang utama adalah merebut, mempertahankan ataupun menguasai kekuasaan dalam pemerintahan
suatu negara, juga dapat diperlihatkan dari aktivitas yang dilakukan seperti berpartisipasi dalam sektor pemerintahan, dalam arti mendudukkan orang
orangnya menjadi pejabat pemerintah sehingga dapat turut serta mengambil atau menentukan keputusan politik atau output pada umumnya. Selain itu berperan
untuk dapat memadu tuntutan-tuntutan yang masih mentah, Sehingga Partai Politik bertindak sebagai penafsir kepentingan dengan mencanangkan isu-isu
politik yang dapat dicerna dan diterima oleh masyarakat secara luas.
1.5.2.1 Fungsi Partai Politik