Pemerintah, hasil akreditasi diharapkan dapat menjadi: Madrasah, bagi madrasah hasil akreditasi memiliki makna yang penting karena

P er ce pa tan Akr editasi Madr asah

2.3. Struktur Pengelola Program

Pendanaan Program Percepatan Akreditasi akan bersumber dari APBN dan Bantuan Luar Donor. Dan untuk mengoptimalkan dua sumber pembiayaan tersebut maka kemitraan dan partisipasi perlu menjadi dua prinsip utama yang mendasari pelaksanaan program ini. Contoh sistem koordinasi pengelolaan program yang berprinsip pada 2 dua hal tersebut dapat dilihat dalam pelaksanaan Program Integrasi LAPIS 2009- 2010 Gambar 1. AUSAID LAPIS ILP MADRASAH ST Pelatih Sektoral Pemda, Ormas, Perusahaan dan lembaga lain KEMENAG RI Gambar 1. Contoh Sistem Koordinasi Pengelolaan Program Integrasi LAPIS Agar proses koordinasi antar stakeholder dapat berjalan dengan optimal, berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai peran dan tanggung jawab berbagai pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program. • Direktorat Pendidikan Madrasah, Kementerian Agama RI. Berperan dalam menentukan arah dan strategi program untuk enam bulan ke depan serta ikut diminta untuk menyetujui setiap Annual Work Plan. • Australian Agency for International Development AusAID. Menyediakan pendanaan program dalam bentuk hibah. AusAID berperan dalam mengawasi kemajuan pelaksanaan program dan memastikan bahwa dana telah dihabiskan secara efisien dan efektif sesuai dengan desain program. AusAID secara rutin terlibat dalam mendukung proses dialog kebijakan dan strategi dengan Pemerintah Indonesia guna mencapai tujuan awal, yaitu meningkatkan mutu dan tata pemerintahan yang baik good governance di sektor pendidikan. 8 P er ce pa tan Akr editasi Madr asah AusAID juga bertanggung jawab atas pengelolaan kontrak kerja dengan Managing Contractor. • LAPIS. Bertindak sebagai pusat pengelola program. Membuat desain program serta menyusun ToR program. Melakukan koordinasi dan monitoring secara terus menerus terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan pelatihan, pendampingan teknis dan block grant agar sesuai dengan jadwal dan capaian program yang disepakati. Bertanggung jawab untuk mengelola rekening trust account untuk pembiayaan program, seperti pembayaran bantuan block grant untuk madrasah. LAPIS juga menunjuk lembaga profesional sebagai pelatih sektoral sectoral trainer dan pendampingan lokal ILP untuk melatih dan mendampingi madrasah secara langsung. Proses seleksi, kriteria pemilihan serta tugas dan tanggung jawab ILP secara rinci terlampir pada Lampiran 1. Selain itu, LAPIS berwenang membuat keputusan terkait dengan masalah yang tidak dapat didelegasikan ke tingkat operasional ILP dan Sectoral Trainer. • Integration Local Partner ILP. Mendukung dan membantu LAPIS dalam melakukan koordinasi dan monitoring secara terus menerus terhadap perencanaan maupun pelaksanaan program di lokasi sasaran program. ILP juga berperan dalam memfasilitasi seluruh kegiatan, baik dalam bentuk pendampingan bagi madrasah maupun kegiatan lain dengan stakeholder terkait, seperti Kanwil, Kemenag, BAP, Pemda, Sectoral Trainer, dsb. Selain itu, ILP juga bertanggung jawab membuat laporan ke LAPIS dan pemangku kepentingan eksternal lainnya. • Sectoral Trainer Pelatih Sektoral. Melakukan trainingworkshop terhadap madrasah sasaran program. Sectoral trainer akan berkoordinasi dengan ILP dalam menyelenggarakan pelatihan seperti menentukan peserta pelatihan maupun untuk kegiatan pasca pelatihan technical assistance di madrasah. Sectoral Trainer bertanggung jawab dalam membuat ToR dan laporan kegiatan kepada LAPIS serta memastikan capaian program sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

2.4. Kerangka Waktu Pelaksanaan Program

Berdasarkan Renstra Pendis 2010-2014, Program Percepatan Akreditasi Madrasah akan dilaksanakan secara bertahap mulai dari tahun 2011 hingga 2014 di sejumlah madrasah. Bila meninjau pelaksanaan Program Integrasi LAPIS yang dilaksanakan selama 11 bulan maka kami menyarankan pelaksanaan program kali ini untuk dilakukan selama 3 tiga semester 1,5 tahun dalam 1 satu periode pelaksanaan. Dimana proses pemilihan lokasi, sosialisasi program hingga penyusunan RKM akan membutuhkan waktu selama 6 bulan. Sedangkan proses pelaksanaan program pelatihan, dan pendampingan teknis akan memakan waktu selama 6 bulan. Selanjutnya, enam bulan terakhir akan digunakan untuk menyelesaikan pembangunan block grant hingga 9