Kerangka Waktu Pelaksanaan Program
P er
ce pa
tan Akr editasi Madr
asah
• Pengurus YayasanPondok Pesantren
• Komite Madrasah
Secara garis besar, materi yang perlu disampaikan pada kegiatan sosialisasi adalah: •
Latar belakang dan tujuan program •
Proses dan syarat penerima bantuan program • Rincian paket bantuan yang diberikan kegiatan pelatihan, pendampingan
teknis dan bantuan block grant •
Pengelolaan program seperti mekanisme pelaporan, dsb •
Peran dan tanggung jawab dari pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program
Setelah mendapat sosialisasi program, calon madrasah sasaran dapat mengirimkan Expression of Intent Pernyataan Minat untuk berpartisipasi dalam program ini. Setelah
surat tersebut diterima dan dianalisis maka akan dilakukan kunjungan ke madrasah untuk dilakukan pemetaan madrasah school mapping. Form Surat Penyataan Minat
dan Kesediaan Berpartisipasi Madrasah dapat dilihat pada Lampiran 2.
Langkah 3: Pemetaan Madrasah
Pemetaan madrasah school mapping berfungsi untuk mendapatkan gambaranprofil singkat dari setiap madrasah, sehingga bagi perencana program kegiatan data yang
didapat akan digunakan sebagai penentuan madrasah target maupun penentuan jenis kegiatan yang diperlukan. Sedangkan bagi pelaksana program hasil pemetaan
sekolah digunakan sebagai acuan awal atau gambaran awal madrasah sehingga dapat mengenal madrasah dengan lebih baik. Oleh sebab itu, melihat pentingnya pemetaan
madrasah maka setiap madrasah yang akan mendapatkan program ini wajib untuk mengisikan formulir pemetaan madrasah secara rinci dan benar.
Proses pemetaan madrasah dimulai dengan mengumpulkan daftar madrasah yang berpotensi mendapatkan bantuan program percepatan akreditasi yang didapat dari
berbagai sumber yang telah ditentukan. Semua madrasah yang ada didaftar akan didatangi untuk mendapatkan instrumen cetak dan instrumen komputer soft file
dan dijelaskan tentang cara pengisiannya oleh enumerator petugas pendataan yang telah dilatih sebelumnya. Madrasah akan diberikan waktu untuk mengisi instrumen
baik secara tertulis dan atau soft file. Setelah waktu yang ditentukan enumerator akan datang kembali ke madrasah guna melakukan verifikasi terhadap data yang
telah dimasukkan oleh pihak sekolah. Enumerator mengumpulkan instrumen dan soft file yang telah diterima untuk dilakukan proses impor data sehingga seluruh data
13
P er
ce pa
tan Akr editasi Madr
asah
Database
Pengambil keputusan
Tim Pendataan Madrasah Sekolah
Islam
Rekomendasi Daftar Madrasah Sekolah
Islam Persiapan logistik dan
Pelatihan Enumerator Pengiriman
instrumen dan file Penyerahan penjelasan
pengisian
Analisa Data Short list
Operator import file Pengumpulan
instrumen dan file Verifikasi Instrumen
dan file Penghimpunan Data
pengisian instrumen Madrasah Sekolah
Islam Staf memasukan data ke file
dengan komputer
Gambar 3. Gambaran Mekanisme Kegiatan Pemetaan Madrasah School Mapping
Instrumen yang digunakan dalam kegiatan school mapping bagi MI dan MTs masing- masing terdapat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Sedangkan petunjuk pengisian
instrumen dapat mengacu pada Lampiran 5.
Langkah 4: Need Assessment dan Penyusunan RKM
Rencana Kerja Madrasah
Selanjutnya, madrasah yang terpilih menerima bantuan akan melakukan need assessment dengan menggunakan instrumen penilaian 8 delapan standar akreditasi
yang digunakan oleh BAN SM. Hasil need assessment akan menjadi baseline study yang akan digunakan sebagai bagian dalam menilai dampak program impact assessment.
Instrumen akreditasi bagi SDMI dan SMPMTs masing terdapat pada Lampiran 6 dan 7. Sedangkan petunjuk teknis pengisian instrumen dijelaskan lebih rinci pada
Lampiran 8 Juknis SDMI dan Lampiran 9 Juknis SMPMTs.
Untuk membangun sistem manajemen madrasah yang efektif, efisien, partisipatif, transparan dan akuntabel maka setiap madrasah yang terpilih juga diminta untuk
menyusun Rencana Kerja Madrasah. Rencana Kerja Madrasah akan menjadi pedoman kerja untuk perbaikan dan pengembangan madrasah. Dokumen RKM yang dihasilkan
akan bermanfaat bagi madrasah untuk mengajukan pendanaan proposal pada kegiatan block grant di tahap selanjutnya.
14
madrasah masuk ke dalam database yang telah disiapkan. Database yang telah terkumpul akan dianalisa untuk mendapatkan short list dan informasi lain yang
dibutuhkan Gambar 3.
P er
ce pa
tan Akr editasi Madr
asah
Tahapan proses perumusan RKM yang perlu diperhatikan oleh madrasah adalah: a. Identifikasi tantangan
b. Analisis perumusan masalah analisis SWOT c. Perumusan program
d. Perumusan rencana biaya dan pendanaan Contoh dokumen RKM dari salah satu madrasah integrasi LAPIS terlampir pada
Lampiran 10.
Pada tahap ini, madrasah akan didampingi oleh tim pelaksana program di wilayahnya masing-masing baik dalam proses pengisian instrumen penilaian akreditasi need
assessment maupun pada saat penyusunan RKM. Kegiatan seperti ini juga perlu diketahui oleh KKM maupun Mapenda Kanwil setempat.
Langkah 5: Pembentukan Komitmen
Langkah strategis lain yang perlu dilakukan untuk keberhasilan pelaksanaan program adalah melalui pembentukan komitmen. Komitmen bersama seluruh organisasi
pelaksana program menjadi penting dilakukan untuk membangun kerjasama tim. Pada Program Integrasi LAPIS sebelumnya, langkah ini ditunjukkan secara nyata oleh ILP
dan madrasah program dengan cara bersama-sama menyusun dan menandatangani MoU Nota Kesepahaman Lampiran 11. Sedangkan kerjasama antara LAPIS dengan
ILP dan Sectoral Trainer diikat dalam bentuk Perjanjian Kerja.
Langkah 6: Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Workshop
Secara umum, paket bantuan program yang diberikan terbagi menjadi 3 tiga jenis, yaitu: a. Pelatihanworkshop,
b. Pendampingan teknis, serta c. Bantuan
block grant. Secara khusus, seluruh paket kegiatan pelatihan atau workshop yang diberikan kepada
madrasah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan guru, murid dan tata usaha. Dimana seluruh kegiatan tersebut terintegrasi untuk meningkatkan kapasitas madrasah dalam
memenuhi 8 delapan standar akreditasi. Sehingga madrasah dapat percaya diri dalam menghadapi program akreditasi.
Pada Program Integrasi LAPIS sebelumnya, terdapat sejumlah materi pelatihan workshop yang diberikan ke madrasah. Berdasarkan pengalaman tersebut maka ada
sejumlah paket pelatihan yang minimal harus diberikan kepada madrasah untuk
15