3.2 Pedang Pemberi Kehidupan
Dalam Shinkage-ryu, tiap kali pedang berada pada posisinya, hal itu disebut Pedang yang Berurusan dengan Kematian atau Satsuninto. Saat tidak
berada pada posisinya, hal itu disebut Pedang Pemberi Kehidupan Katsujinken. Terlebih lagi pedang pada posisinya selalu menebas lawan dan
menghabisinya. Saat tidak berada pada posisinya, pedang itu memberikan kehidupan kepada lawan dan karenanya disebut Pedang Pemberi Kehidupan.
3.2.1 Pedang Misterius dan Lokasi Kesadaran Yang Dijaga Dalam Tubuh dan Kaki
Pedang Misterius sangatlah penting dan mengindikasikan tempat di dalam tubuh. Saat mengacu pada lawan, kata pedang harus ditulis dan
dipahami sebagai kata mengamati. Kau jelas-jelas mengamati lokasi Pedang Misterius lawan, kemudian menebasnya dalam-dalam. Oleh karenanya,
pengamatan ini sangatlah penting. Itu sebabnya kata ini diartikan pengamatan. Ada dua karakter China yaitu Shin dan Myo. Shin ada di dalam,
sementara myo terwujud di luar. Begitulah asal kata shinmyo, atau sama artinya dengan Misterius.
Arti kedua kata shin dan myo adalah bahwa shin ada di dalam dan myo terwujud di luar. Sebagai contoh, karena shin ada di dalam pohon, bunga
merekah dan mengeluarkan aroma harum, daun berwarna hijau muncul, dan dahan serta cabang berkembang subur. Hal ini disebut myo. Patahkan pohon
Universitas Sumatera Utara
menjadi bagian-bagian dan kau tidak akan mampu melihat shin, tetapi tanpanya, tidak akan ada bunga dan dedaunan di luar.
Sama halnya dengan manusia, walaupun membelah tubuhnya, kau tidak akan mampu melihat apa pun yang dapat kau identifikasikan sebagai shin.
Namun, karena adanya shin di dalamlah seseorang mampu mempertunjukkan berbagai tindakan dan keinginan. Karena shin ditempatkan dalam lokasi
pedang misterius, beragam myo terwujud lewat tangan dan kaki serta bunga dibuat merekah di tengah-tengah pertempuran.
Pemahaman ini mengandung 2 hal, shin dan pikiran yang memberikan manfaat sebagai berikut:
• Mengenyahkan penyakit: tiga poin penyakit di dalam lawan • Memusatkan pandangan mata, menggenggam ritme, dan
melangkah
Kau tidak diharapkan untuk mengambil langkah secara cepat atau lambat. Kau lebih baik melakukannya seperti biasa kau lakukan, dengan
lembut dan tanpa kesadarn diri. Pergi dengan cepat merupakan hasil dari rasa khawatir atau takut, pergi dengan lambat adalah hasil dari rasa takut atau
terlalu terpana pada lawan. Dalan semua hal tersebut, kau tidak boleh kehilangan keseimbangan.
Jika seseorang membuka mata dan kau mengibaskan kipas di depannya, dia akan mengedipka mata. Dalam hal ini, mengedipkan mata adalah keadaan
pikiran yang biasa dan tidak berarti kehilangan keseimbangan. Namun
Universitas Sumatera Utara
lakukanlah beberapa kali, jika dia tidak mengedipkan mata sama sekali, berati dia telah bergerak di dalam.
Sangatlah penting untuk tidak kehilangan mentalitas keadaan pikiran. Jika kau berpikir “aku tidak akan bergerak”, pada kenyataannya kau sudah
melakukannya. Bergerak itu sendiri adalah prinsip dari tidak digerakkan. Orang mengedip adalah hal biasa. Dalam keadaan mata tidak mengedip,
pikiran bergerak.
3.2.2 Hunusan Tunggal, Akhir Yang Tepat