63
2. Wacana Menghimbau dan Mengajak Khalayak Tidak Menjadi Objek
pemerintah, sehingga Membentuk kesadaran untuk Bangkit Dari Dominasi Pemerintah yang Tidak Merakyat
Bukan rahasia umum lagi kalau rakyat selalu menjadi objek atau sasaran empuk dari pembangunan bangsa. Dalam wacana yang ingin disampaikan, mengajak khalayak
sadar untuk segera bangkit dari dominasi pemerintah. Pada akhirnya berusaha membuat khalayak segera mengambil keputusan agar tidak kembali menjadi objek pemerintah.
Rakyat dan pemerintah tidak dapat hidup sendiri-sendiri. Pemerintah memerlukan rakyat dan rakyat memerlukan pemerintah untuk mengatur kehidupan
bangsa Indonesia. Namun seiring berjalannya proses pembangunan bangsa, pemerintah merasa berada di atas angin. Pemerintah mengganggap bahwa ia memiliki kekuasaan
dan berkuasa atas rakyat dan bangsa ini. Seringkali menjadikan rakyat sebagai bahan percobaan kebrutalannya dalam pemerintahan. Salah satu contoh fakta dari pengadaan
mobil baru menteri kabinet SBY-Boediono jilid II. Wacana penggantian mobil menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II dengan tipe kendaraan yang lebih mewah ketimbang
kabinet sebelumnya. Pada kenyataannya, adanya permainan politik dalam menyelesaikan kasus-kasus
yang merugikan rakyat Indonesia. Tetapi, pemerintah masih saja menuntut untuk mendapatkan fasilitas atau kenyamanan yang lebih lagi. Salah satu kemewahan yang
adalah penggunaan mobil. Harga mobil Toyota Royal Saloon memiliki harga yang fantastis. Dan mobil ini tidak tangung-tanggungnya menjadi salah satu kendaraan yang
64
paling bergengsi di negara maju, dan tidak kalah saingnya dengan merek mobil terkenal yaitu BMW dan Mercedez Benz. Bahkan yang lebih hebatnya lagi mobil mewah milik
pejabat negara ini langsung diimpor dari Jepang. Harga atau biaya ongkos kirim pun mahal apalagi pajaknya. Peneliti Indonesia Corruption Watch ICW, Abdullah Dahlan,
mengatakan: Pemberian mobil mewah bagi pejabat negara itu merupakan tindakan
pemborosan anggaran negara. Patut diduga juga adanya dugaan korupsi dalam penganggaran dan pengadaannya serta melukai perasaan masyarakat yang
melanggar ketentuan Menteri Keuangan“Dari aspek penyusunan anggaran kami menilai pengadaan ini bermasalah. Selain melukai perasaan masyarakat, juga
melanggar ketentuan Menteri Keuangan,” katanya.
Menurutnya, pengadaan mobil ini juga tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No 64PMK.022008 mengenai Standar Biaya Umum
Anggaran 2009. Disebutkan, biaya tertinggi pengadaan mobil dinas pejabat adalah Rp 400juta per unit.
12
. Melihat pendapat di atas, tidak menjadi persoalan jika fasilitas mewah tersebut
sebanding dengan kinerja dan pengabdian pemerintah kepada rakyat. Mungkin dengan adanya fasilitas yang menunjang pekerjaan mereka sebagai wakil rakyat, akan membuat
mereka mempunyai semangat yang besar untuk memajukan Indonesia dan mensejahterakan rakyat. Namun, dalam kenyataan justru sebaliknya, pemerintah hidup
dalam kemewahan sementara rakyat tetap miskin. Kinerja pemerintah tidak dapat diukur dari pemberian fasilitas mewah dan bergengsi. Pemerintah tetap saja melakukan
kesalahan yang sama sampai saat ini. Tidak hanya itu, di mana permasalahan mengenai pembuktian kebenaran diantara pemerintah yang mempunyai kuasa atau kekayaan akan
12
http:rakyatmerdeka.co.idBPK,-Periksalah-Segera-Anggaran-Mobil-Menteri.htm pada Jumat 16 Juni
2012 pukul 13.56
65
menutupi kebenaran dan keadilan yang seharusnya bisa membuktikan mereka bersalah bila terlibat sebuah kasus hukum. Khalayak harus memasang streotipe bahwa Fasilitas
mewah para pejabat menunjukkan pemerintah tidak memiliki sikap rendah hati dan sikap kemanusiaan.
Khalayak harus sadar bahwa saat ini pemerintah tidak dapat diandalkan untuk mementingkan atau pro kepada rakyat. Khalayak harus bangkit membentuk satu
kesatuan bersama-sama berupaya untuk mencapai kehidupan yang layak. Karena sampai saat ini pemerintah hanya mengurusi kehidupannya, memperkaya diri, keluarga,
kelompok, maupun partainya. Pemerintah tidak mempunyai waktu mengurusi kehidupan rakyat kecil. Walaupun demikian, di sini rakyat mempunyai kekuatan yang
besar untuk menggerakan pemerintah kepada tugas profesionalnya yang harus pro pada rakyat. Terutama dalam menjalankan tugas-tugas, pemerintah tidak sewenang-wenang
dalam pemerintahan.
3. Wacana Bantahan Tidak Percaya Pada Alasan-Alasan Pemerintah Mengatas