Wacana Bantahan Tidak Percaya Pada Alasan-Alasan Pemerintah Mengatas

65 menutupi kebenaran dan keadilan yang seharusnya bisa membuktikan mereka bersalah bila terlibat sebuah kasus hukum. Khalayak harus memasang streotipe bahwa Fasilitas mewah para pejabat menunjukkan pemerintah tidak memiliki sikap rendah hati dan sikap kemanusiaan. Khalayak harus sadar bahwa saat ini pemerintah tidak dapat diandalkan untuk mementingkan atau pro kepada rakyat. Khalayak harus bangkit membentuk satu kesatuan bersama-sama berupaya untuk mencapai kehidupan yang layak. Karena sampai saat ini pemerintah hanya mengurusi kehidupannya, memperkaya diri, keluarga, kelompok, maupun partainya. Pemerintah tidak mempunyai waktu mengurusi kehidupan rakyat kecil. Walaupun demikian, di sini rakyat mempunyai kekuatan yang besar untuk menggerakan pemerintah kepada tugas profesionalnya yang harus pro pada rakyat. Terutama dalam menjalankan tugas-tugas, pemerintah tidak sewenang-wenang dalam pemerintahan.

3. Wacana Bantahan Tidak Percaya Pada Alasan-Alasan Pemerintah Mengatas

Namakan Rakyat, Khalayak Menyadari Bahwa Janji-Janji Pemerintah Sebelum Maupun Sesudah Memimpin Sama Sekali Tidak Mengubah Nasib Bangsa Indonesia Pemerintah dikenal suka mengumbar janji-janji kepada rakyat terutama saat mendekati kampanye untuk mendapatkan pemimpin baru. Wacana yang berkembang di masyarakat ini memperlihatkan bahwa pemerintah suka berbohong atau menipu 66 rakyatnya sendiri. Dengan melakukan bantahan kepada pemerintah yang suka memberikan alasan-alasan bahwa tindakannya adalah untuk kepentingan rakyat adalah bohong. Padahal alasan-alasan tersebut tidak membuktikan untuk kepentingan rakyat. Salah satu contoh Pilpres pada April 2009, merupakan pemilu kedua yang dipilih secara langsung oleh rakyat Indonesia. Rakyat terkesan hanya dijadikan alat untuk meraih kepentingan-kepentingan mereka. Ketika menjelang pemilihan mereka menebar senyum, foto-foto indah, dan janji-janji manis. Namun bila telah jadi mereka akan tega mentertawakan, memintari, dan bahkan menghilangkan nyawa anggota masyarakat dengan pelan-pelan melalui pemiskinan terhadap rakyat. Mereka pintar mengelabui rakyat dengan sampul-sampul bahasa yang ternyata berisi konten-konten korupsi. Apalagi kesibukan untuk moment Pemilu 2009 membuat pemimpin bangsa tidak terlalu menanggapi dengan serius permasalahan bangsa yang menimpa rakyat kecil. Mereka akan menciptakan jurang pemisah dengan rakyat, padahal pemerintah dipilih langsung oleh rakyat karena adanya kepercayaan. Pemerintah tidak sadar bahwa pemilu kedua, rakyat tentu akan lebih selektif dalam memilih. Apalagi rakyat semakin kritis melihat kegagalan dari pemerintahan terdahulu. Ditambah dengan adanya fakta bahwa Pemilu 2009 banyak pemilih-pemilih baru seperti anak-anak muda yang menjadi target utama para kandidat Pilpres 2009 yang dianggap dapat dipengaruhi dalam memilih pemimpin bangsa. Tapi pemerintah salah, anak-anak muda lebih banyak menjadi golongan putih GOLPUT. Ridwansyah Yusuf Achmad seorang aktivis menyatakan bahwa: 67 Data menunjukkan tingkat Golput tidak mencoblos pada berbagai pilkada sangatlah tinggi, di Ibukota Jakarta yang notabenenya adalah mereka yang memiliki akses informasi ternyata sangat tinggi, mencapai 37 13 . Dengan data tersebut, dapat mewakili bukti-bukti bahwa rakyat malas mengikuti Pemilu karena pemerintah tidak pernah berubah secara nyata di depan rakyat Indonesia. Pemerintah yang tidak lagi peduli membuat rakyat malas-malas mendengar kegiatan pemerintahan seperti Pemilu. Sikap pemerintah yang tidak peduli membuat kegagalan dalam pemerintahan. Selama SBY menjadi pemimpin bangsa Indonesia, Presiden SBY gagal oleh pendapat para pengamat politik. Dilihat dari gaya berpidato dan komunikasi berpolitik Presiden SBY. Presiden lebih sering curhat dan terkesan terdzalimi mendapat kritik dari sejumlah masyarakat. Hal ini semakin diperburuk bahwa dalam kepemimpinannya SBY gagal saat dihadapkan pada permasalahan internasional seperti TKI, Pulau Ambalat dan koruptor. Bahkan, masalah dalam negeri seperti kasus Lumpur Lapindo yang tidak kunjung selesai bahkan lebih merugikan rakyat. Semua masalah- masalah yang terjadi selama kepemimpinan Presiden SBY telah menjadi titik perhatian masyarakat untuk melihat bagaimana tindakan nyata pemerintah terutama Presiden SBY dalam pemerintahan. Pembawaan SBY yang terkesan lamban, pendiam, murung, sayu, sedih, muram, raut wajahnya sehingga orang iba kepadanya. Di sini, dapat terlihat bahwa Presiden SBY tidak dapat menempatkan diri dan mengambil sikap yang tegas untuk kesejahteraan negara ini. Presiden tidak mampu menempatkan hati dan perasaannya 13 http: Ridwansyah_YusufAnak Muda Berpolitik, Penting kah _ Be Better for Future.htm 68 untuk menjadi sebuah sikap yang penuh kelembutan dalam menjawab semua kebutuhan rakyat. Peneliti LSI Lembaga Survei Indonesia Burhanudin Muhtadi menilai: Pernyataan bernada melankolis yang kerap dilakukan Presiden SBY, di forum non formal maupun formal, salah satunya pada saat Rapat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN di Cipanas, 0202, justru kontraproduktif dengan apa yang menjadi keinginan masyarakat selama ini.“Secara komunikasi politik ini kurang baik. Seorang presiden yang terlalu banyak curhat sesuatu yang bukan substantif akan menjadi kontraproduktif. Masyarakat bisa menganggap SBY lebay,” katanya. Menurutnya, keluhan SBY terkait demonstrasi beberapa hari lalu itu, sebenarnya tak lain merupakan bagian dari politik melankolis yang coba dilakukan untuk lagi-lagi mengail simpati publik. Dalam politik memang sikap seperti itu tidak sah-sah saja dilakukan.“Namun yang mesti diperhatikan, adalah dampak negatif jika terlalu sering dilontarkan. Masyarakat kita sudah banyak belajar, publik akan semakin kebal dengan pola-pola mencuri hati seperti ini,” papar Burhan 14 . Senada dengan Burhan, Kordinator Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti, menilai bahwa: Apa yang dilakukan SBY sebetulnya sudah merugikan masyarakat. Karena, perlahan-lahan curhatan tersebut akan semakin menambah beban masyarakat saja 15 . Ada yang menganggap bahwa sangatlah tidak wajar jika pemimpin yang memimpin sebuah negara yang begitu besar memiliki sifat-sifat tersebut karena adanya ketakutan. Penyelesaian permasalahan yang terjadi justru membawa kebobrokan bagi 14 ht t p: Diary Curhat SBY Polit ik M elankolis Berdam pak Sist em ik.htm 15 Ibid. 69 negara itu sendiri. “Sikap Berani” dituntut untuk dimiliki oleh seorang Presiden. Di mana berani untuk mengatakan “tidak” kepada yang salah dan “ya” kepada yang benar, berani untuk mengambil sikap ketika jajaranya melakukan tindakan pelanggaran dan berani untuk membela rakyatnya. Ketika rakyat melihat sebuah peristiwa dalam bangsa, rakyat pada akhirnya mempertanyakan kinerja dari pemerintah. Dan pada akhirnya, muncul keragu-raguan atau kurang percaya masyarakat terhadap pemerintah. Apalagi dalam membangkitkan lagi rasa hormat dan rasa percaya yang hilang di mata masyarakat mengenai kinerja atau citranya. Dengan melihat beberapa fakta tentang kinerja pemerintah atau Presiden memperlihatkan bahwa pemerintah hanya mengumbar janji kepada rakyat namun tidak ada perubahan nasib bangsa Indonesia dari setiap janji-janji ataupun kinerja pemerintah selama ini.

4. Wacana Membuktikan Harapan Rakyat Melihat Masa Depan Bangsa

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Simbolik Dalam Komunitas Vespa Kasoos T1 362009014 BAB IV

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas (Analisis Wacana Rubrik Intro Indonesia Dalam Koran Slank)

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas (Analisis Wacana Rubrik Intro Indonesia Dalam Koran Slank) T1 362007063 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas (Analisis Wacana Rubrik Intro Indonesia Dalam Koran Slank) T1 362007063 BAB II

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas (Analisis Wacana Rubrik Intro Indonesia Dalam Koran Slank) T1 362007063 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas (Analisis Wacana Rubrik Intro Indonesia Dalam Koran Slank)

0 0 20

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Transformasi Komunitas Punk di Condong Catur Yogyakarta dalam Prespektif Modal Sosial T1 BAB IV

0 0 14

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Groupthink Komunitas Club Motor dalam Solidaritas Kelompok: Studi pada Komunitas RAC Salatiga T1 BAB IV

0 0 5

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komodifikasi Tubuh Perempuan dalam Media Sosial: Studi Kasus Aksi Vulgar di Media Sosial Bigo Live T1 BAB IV

0 6 26

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menguak Identitas Lesbian di Salatiga dalam Perspektif Erving Goffman T1 BAB IV

0 0 4