2.3.1 Grey Literature
Seperti yang telah diketahui secara umum Grey literature literature abu- abu merupakan salah satu jenis koleksi di perpustakaan perguruan tinggi yang
terdiri dari laporan penelitian atau dokumen- dokumen yang merupakan hasil kajian karya ilmiah, makalah seminar dan terbitan pemerintah. Berikut di bawah
ini merupakan beberapa defenisi grey literature yang dikemukakan oleh beberapa penulis.
Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004, 34, grey literature merupakan :
Literatur abu-abu grey literature meliputi semua karya ilmiah dan non ilmiah yang dihasilkan oleh suatu perguruan tinggi. Literatur abu-abu ini
wajib disimpan di perpustakaan dengan keputusan dari rektor. Literatur abu-abu grey literature yang dimaksud adalah :
Begitu juga dapat dilihat pendapat Hirtle dalam Mason 2000, 1 menyatakan grey literature adalah :
The quasi-printed reports, unpublished but circulated papers, unpublished proceedings of conferences, printed programs from conferences, and the
other non-unique material which seems to constitute the bulk of our modern manuscript collection.
Pendapat Hirtle di atas dapat diartikan bahwa grey literature adalah laporan dalam bentuk tercetak, tidak dipublikasikan namun dalam bentuk kertas
beredar seperti prosiding suatu konferensi, program tercetak dari konferensi dan bahan non-unik lainnya yang digunakan untuk menyusunkoleksi manuskrip
modern. Anger yang dikutip oleh Adi 2008, 65 menjelaskan mengenai grey
literature sebagai berikut: Grey literature adalah bahan pustaka yang tidak tersedia di deretan buku
untuk dijual non-commercial printed materials; fisik luar cover, pencetakan dan penjilidan sederhana; dibuat untuk keperluan khusus atau
untuk kalangan terbatas, misalnya; prosiding, disertasi, bibliografi, laporan dan sebagainya.
Sedangkan Putnam 2003, 1, memberikan contoh dari dokumen-dokumen yang termasuk grey literature sebagai berikut; “Materials categorized as “grey
literature” include: technival reports, occasional papersm theses, conference
Universitas Sumatera Utara
proceedings, paper presented at professional meetings, and technical communication.”
Dapat diketahui dari penjelasan diatas, bahwa grey literature terdiri dari laporan teknis, kertas berkala tesis, laporan hasil konferensi, makalah yang
disajikan pada pertemuan profesional, dan teknis komunikasi. Reitz 2004, 68 dalam Dictionary for Library and Information Science
mendefenisikan grey literature sebagai : Printed works such as reports, preprints, internal documents, Ph.D.
dissertations, master’s theses, and conference proceedings, not readily available through regular market channels because they were never
commercially published or listed or were poorly distributed.
Dari pendapat Reitz, dapat diartikan bahwa grey literature adalah hasil karya tercetak seperti laporan, preprints, dokumen internal, disertasi, tesis, dan
prosiding konferensi, yang tidak selalu tersedia di saluran pasar biasa karena karya tersebut tidak diterbitkan secara komersial atau didaftar atau didistribusikan
dengan buruk. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa grey literature adalah
suatu istilah yang digunakan untuk kumpulan bahan pustaka yang diterbitkan oleh lembaga pemerintah, institusi akademik, pusat penelitian, perhimpunan, lembaga
atau asosiasi lainnya berupa makalah seminar, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, terbitan pemerintah, dan lain – lain yang dibuat untuk keperluan khusus
atau untuk kalangan terbatas sehingga tidak tersedia di pasaran secara komersial. Setelah mengetahui definisi masing-masing dari muatan lokal dan literatur
kelabu di atas, maka dapat dibedakan di antara keduanya, seperti yang dinyatakan oleh Prytherch 2005, 311-434 “Literatur Abu-abu pada umumnya sulit dilacak
secara bibliografis, sedangkan koleksi lokal merupakan bahan-bahan perpustakaan yang berhubungan dengan lokasi atau tempat dari perpustakaan dimana koleksi
lokal tersebut disimpan”. Oleh karena itu kriteria literatur kelabu lebih menekankan pada
karakteristik produksi yang lokal dari bahan-bahan perpustakaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Jenis Dokumen Grey Literature