Faktor Pendukung Model Pembelajaran Sekolah Ramah Anak di SMP Negeri 1 Tempuran
90
Begitu juga dengan pernyataan Ibu UH dalam wawancara berikut ini:
“mungkin ke sarpras. Ramah anak kan kalau ada yang disable membutuhkan sarpras yang memadai. Sebenarnya
sekolah ramah anak kan tempat bermain. Sarana olahraga kita masih kurang, lahan juga masih kurang. Dan juga
disebelah ada pabrik dan asapnya itu tidak ramah lingkungan...” UH, 25 Juli 2016.
Oleh karena itu, faktor-faktor yang menghambat dalam implementasi Program Sekolah Ramah Anak yaitu lebih kepada
lokasi SMP Negeri 1 Tempuran yang berdekatan dengan beberapa pabrik yang polusi asapnya sampai ke lingkungan sekolah yang
mengganggu proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hal ini sesuai dengan pengamatan peneliti di lapangan bahwa ketika angin
kencang asap hitam dari pabrik masuk ke lingkungan sekolah yang mengganggu kesehatan warga sekolah. warga sekolah di SMP
Negeri 1 Tempuran menggunakan masker untuk mengantisipasi asap pabrik yang memasuki lingkungan sekolah. selain itu sarana
dan prasana sekolah yang masih belum memadai apabila ada siswa berkebutuhan khusus dan dana yang hanya mengambil dari BOS
dalam mengimplemnetasikan Program Sekolah Ramah Anak. Hal ini sesuai dengan pengamatan peneliti di lapangan bahwa sekolah
belum memiliki fasilitas untuk anak berkebutuhan khusus. Dari berbagai faktor pendukung maupun penghambat di
atas mempengaruhi implementasi Program Sekolah Ramah Anak
91
di SMP Negeri 1 Tempuran. ada 3 faktor yang menentukan keberhasilan implementasi yaitu rumusan kebijakanprogram,
personil pelaksanaan, dan sistem organisasi pelaksana. Pada rumusan kebijakanprogram, Program Sekolah Ramah Anak di
SMP Negeri 1 Tempuran sesuai dengan pengamatan peneliti tidak ada hambatan dalam perumusan program. Kemudian pada personil
pelaksana dalam mengmplementasikan Program Sekolah Ramah Anak tidak ada hambatan. Kemudian yang terakhir pada sistem
organisasi pelaksana yaitu tidak adanya struktur organisasi sekolah ramah anak yang hanya menyesuaikan pada struktur organisasi
sekolah.