Definisi STRES KERJA 1. Defenisi Stres Kerja

4. Pengukuran

Work F amily Conflict W ork family conflict dapat diukur menggunakan beberapa cara. Menurut Carloson et al. 2000, work family conflict dapat diukur menggunakan respon dari para karyawan yang bekerja menggunakan tiga dimensi konflik yaitu: Time Based Conflict dan Strain Based Conflict . Akan tetapi, menurut Zhang et al. 2011 behaviour based conflict ini kurang dapat diukur karena tolak ukur perilaku yang efektif untuk setiap pekerjaan berbeda. Menurut Boles et al. dalam Indriyani, 2009 work family conflict dapat diukur menggunakan beberapa faktor yaitu: a. Karyawan merasa adanya tekanan yang berasal dari pekerja b. Karyawan merasa memiliki banyaknya tuntutan dari tugas yang sedang dilakukan c. Karyawan merasa kurangnya memiliki waktu untuk bersamaan dengan keluarga d. Karyawan merasa cukup sibuk dengan pekerjaan e. Karyawan merasa memiliki konflik atara komitmen kerja dan tanggung jawab terhadap keluarga Dari beberapa pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa work family conflict dapat diukur melalui 3 dimensi konflik dan beberapa tanggapan dari karyawan mengenai perannya dalam pekerjaan serta keluarga. Akan tetapi pada penelitian ini, hanya digunakan 2 dimensi work family conflict Time Based Conflict dan Strain Based Conflict karena behaviour based conflict ini kurang dapat diukur. Behaviour based conflict kurang dapat diukur karena perilaku yang dianggap tepat untuk suatu lingkungan baik pekerjaan maupun keluarga belum tentu sama. Hal ini sesuai dengan pendapat Zhang et al 2011 yang menyatakan bahwa tidak ada ukuran yang tepat untuk mengukur Behaviour based conflict, sehingga pengukuran terhadapnya sulit untuk dilakukan.

5. Dampak

Work F amily Conflict Menurut Apollo dan Cahyadi, 2012, work family conflict dapat menimbulkan efek psikologis yang negatif seperti: tidak puas dalam pekerjaan dan kehidupan rumah tangga, depresi, cemas, tertekan, kelelahan emosional, dan gangguan fisik. Dampak lain dari adanya work family conflict adalah rendahnya kepuasan kerja , meningkatkan absensi, menurunkan motivasi karyawan dan dalam jangka waktu tertentu dapat mengakibatkan turnover . Selain memiliki dampak negatif, work family conflict akan menciptakan dampak yang positif secara psikologis jika berhasil dikelola dengan baik misalnya: membuat self estem menjadi lebih tinggi, membuat psikis lebih sehat dan lebih optimis Obradovic et al., 2007. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum work family conflict dapat menimbulkan dampak secara psikologis dan perubahan kinerja dari karyawan.