membuat orang Indonesia menyikat gigi mereka sebelum tidur pada malam hari sebagai bagian dari kebiasaan mencegah gigi berlubang.
Dengan semua inovasi baru ini, Pepsodent mencakup seluruh jangkauan perawatan kesehatan mulut para konsumennya. Pepsodent adalah merek terkemuka
di sebagian besar negara Asia dengan Indonesia dan India sebagai pasar terbesar. Pada tahun 2005 Pepsodent merupakan satu-satunya merek pasta gigi yang diakui
oleh FDI, Federasi Gigi Dunia, di samping asosiasi dokter gigi di dalam negeri.
4.2 Penyajian Data
Iklan Pepsodent Sikat Gigi Pagi Malam versi” Ayah Adi Dika “ sangat tampak menyajikan suatu pesan moral yang sangat menarik perhatian pemirsa. Iklan
ini bertujuan untuk mengajak masyarakat agar mengajarkan kepada anak tentang pentingnya sikat gigi pagi dan malam sejak dini. Dan sebagai orang tua sebaiknya
dapat mengajarkan anaknya melakukan kebiasaan menyikat gigi pagi dan malam dengan berbagi cara yang menarik dan tidak membosankan bagi sang anak, agar
anak-anak mau menyikat gigi dan melakukannya dengan perasaan senang terutama tanpa perasaan tanpa terpaksa. Dalam iklan Pepsodent nampak bagaimana ayah
Dika dengan berbagai trik, mengajak Adi anaknya menyikat gig sambil bermain. Keunggulan iklan ini adalah untuk menarik perhatian pemirsa akan pesan
moral yang ingin disampaikan oleh iklan Pepsodent ini. Dan pihak Advertising tidak mengunggulkan produknya, tetapi lebih kepada bagaimana seorang ayah
mengajarkan kebiasaan menyikat gigi dimalam hari kepada anaknya yang merupakan hal mudah tetapi smasih sangat jarang dilakukan masyarakat kita.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada pada iklan Pepsodent Sikat Gigi pagi Malam versi “Ayah Adi dan Dika” ditelevisi dengan melakukan
pengamatan unsur penanda dan petanda dalam visualisasi pada tiap shot iklan tersebut dan dibahas melalui teori semiotika John Fiske. Sedangkan perpaduan
antara gambar, warna dan tulisan yang tervisualisasikan dalam tampilan scene dan shoot
nya akan dianalisis dalam hasil dan pembahasan. Peneliti menggunakan kerangka analisis semiotik pada film iklan yang dikemukakan oleh John Fiske
yang membagi menjadi level realitas reality dan level representasi representation
dalam pendekatan semiologi Roland Barthes dengan unit analisis pemaknaan setting, yaitu lokasi tempat pengambilan gamabr dalam iklan,
wardrobe, yaitu berbagai assesories pendukung kostum bagi peran tertentu
Naratama, 2004:216, camera angel yaitu sudut pengambilan gambar yang menetukan posisi dalam iklan, tanda verbal dan non verbal yang ditampilkan dalam
8 scene. Berbagai macam warna yang mengandung arti visual dan memberikan efek psikologis diantaranya adalah merah berarti power, energi, kehangatan, cinta, nafsu,
agresif, bahaya. Merah jika dikombinasikan dengan putih, akan mempunyai arti “bahagia” dibudaya oriental, menggairahkan, merangsang, melindungi. Biru berarti
kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, keteraturan. Hijau berarti alami, sehat, keberuntungan, pembaharuan. Kuning berarti optimis, harapan,
filosofi, ketidakjujuran, pengecut untuk budaya barat, penghianat. Ungujingga berarti spiritual, misteri kebangsawanan, transformasi, kekasaran, keangkuhan.
Orange berarti energi, keseimbangan, kehangatan. Coklat berarti tanahbumi, reliability,
comfort, daya tahan. Abu-abu berarti intelektual, masa depan kaya warna millenium, kesederhanaan, kesedihan. Putih berarti kesucian, kebersihan,
ketepatan, ketidakbersalahan, kematian, ketakutan, keangkuhan, keagungan. Dan warna-warna lainnya yang mendukung sebuah iklan sehingga dapat diperoleh
keseluruhan makna dari tayangan iklan tersebut.