BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Televisi Sebagai Media Komunikasi
Komunikasi sering diartikan sebagai perpindahan transfer informasi pesan dari pengirim komunikator kepada penerima komunikan melalui saluran
media tertentu dengan tujuan mencapai pada hakekatnya saling pengertian mutual understanding
Winarso,2005 :18. Ada dua macam proses komunikasi, yaitu : secara tatap muka primer dan
secara media sekunder. Komunikasi sekunder ini dilakukan dengan menggunakan media massa dalam komunikasi kelompok tertentu atau dengan menggunakan
media massa. Tujuan komunikasi sekunder ini antara lain adalah untuk mencapai komunikan yang lebih luas, memungkinkan imitasi oleh lebih banyak orang dan
mengatasi batas ruang dan waktu Winarso,2005 : 18 Proses komunikasi menggunakan media massa televisi disebut komunikasi
massa. Pengertian komunikasi massa menurut Bergner dalam Winarso, 2005 : 19, adalah : “produksi dan distribusi secara institusional dan teknologis dari sebagian
besar aliran pesan yang dimiliki bersama secara berkelanjutan dalam masyarakat- masyarakat industrial”.
Komunikasi massa pada dasarnya merupakan penggunaan saluran media yang mempunyai proses melibatkan beberapa komponen. Dua komponen yang
berinteraksi sumber dan penerima terlibat, pesan yang diberikan kode oleh sumber encoded, disalurkan melalui sebuah saluran dan diberi kode oleh penerima
decoded, tanggapan yang diamati penerima merupakan umpan balik yang memungkinkan interaksi berlanjut antara sumber dan penerima. Winarso,2005 :
20. Jadi pada hakekatnya komunikasi massa sebenarnya sama seperti bentuk-
bentuk komunikasi yang lain, yaitu memiliki unsur-unsur komunikasi seperti sumber, pesan, saluran, gangguan, tujuan, efek, umpan balik, dan konteks. Namun
ada beberapa hal yang membedakannya, terutama adalah sifat komunikasinya yang umum, cepat dan selintas. Komunikasi massa dapat diartikan sebagai suatu proses
dimana komunikator secara professional menggunakan media massa di dalam menyebarkan pesannya untuk mempengaruhi khalayak banyak.
Televisi adalah salah satu media massa yang merupakan paduan radio broadcast dan film moving picture. Televisi terdiri dari istilah “tele” yang berarti
jauh dan “vision” yang berarti pengelihatan. Segi “jauh” dihasilkan dengan prinsip radio, sedangkan segi “pengelihatan” oleh gambar. Effendi, 2000:174.
Televisi memiliki daya tarik yang sangat kuat melebihi media massa lainnya. Kalau radio memiliki daya tarik yang kuat karena unsur-unsur vocal,
music, dan efek suara, maka televisi selain memiliki ketiga unsur-unsur itu juga memiliki unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan kesan mendalam
bagi penonton. Daya tarik ini melebihi bioskop karena dapat dinikmati dirumah dengan santai, aman, dan nyaman.
Selain itu televisi menimbulkan dampak yang kuat bagi para pemirsanya, selain adanya tekanan pada sekaligus kedua indera yakni pengelihatan dan
pendengaran, televisi juga mampu menciptakan kelenyuran bagi pekerja-pekerja kreatif, yaitu dengan adanya kombinasi gerak, kecantikan, suara, drama dan humor.
Untuk tujuan komersial, televisi dipandang sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan misinya. Televisi mempunyai kemampuan
menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Jutaan orang menonton televisi secara teratur. Televisi dapat menjangkau khalayak sasaran yang tidak terjangkau
oleh media massa lainnya misal media cetak dan film. Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran.
Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya dimuka televisi sebagai sumber berita, hiburan dan sarana pendidikan.
Pada intinya televisi telah menjadi cerminan budaya tontonan pemirsa dalam era informasi dan komunikasi yang semakin berkembang pesat. Dimana pada saat
ini kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan sebanyak-banyaknya oleh pemirsa. Oleh karena itu kehadiran televisi menembus ruang dan jarak geografis pemirsa.
2.1.2 Periklanan