11
Selain itu pemilihan Surabaya sebagai objek penelitian disebabkan karena karakteristik masyarakat yang heterogen dan dinamis. Dengan demikian pemilihan
Surabaya sebagai kota penelitian karena Surabaya cukup representative untuk dijadikan objek penelitian.
Dalam hubungannya dengan penggunaan media massa termasuk televisi di dalamnya, tentu tidak lepas dari adanya kebutuhan serta dorongan yang timbul dan
berkembang dalam diri individu sehingga seseorang menggunakan televisi sebagai sumber informasinya. Dorongan inilah yang sering disebut dengan motif, tujuannya
untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan eksistensinya. Effendy, 2000:45 Pada dasarnya motif timbul karena adanya kebutuhan, dengan kata lain motif identik
dengan kebutuhan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana motif pemirsa di Surabaya terhadap tayangan
reality show “Belajar Indonesia” di Trans TV?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif pemirsa Surabaya terhadap acara reality show “Belajar Indonesia” di Trans TV
12
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1.
Kegunaan Teoritis Untuk mengaplikasikan Teori Uses and Gratification terhadap motif pemirsa
di Surabaya dalam menonton televisi untuk memenuhi kebutuhannya. 2.
Kegunaan Praktis Dari hasil penelitian ini diharapkan agar dapat menjadikan bahan
pertimbangan dan masukan bagi para pengelola televisi yang berkenaan dengan motif pemirsa televisi dalam menonton reality show Belajar Indonesia
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1
Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa
Pengertian dari komunikasi massa adalah komunikasi dengan menggunakan media massa modern : surat kabar dengan sirkulasi yang luas, radio, televisi dengan
siarannya yang ditujukan kepada umum dan film yang dipertunjukkan di gedung bioskop. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada
komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media Effendi, 1993 :79-80
Televisi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siaran Televisi yang merupakan salah satu media elektronik dengan cirri-ciri yaitu berlangsung satu arah,
komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakkan, dan komunikannya heterogen Effendi,1993:17, dengan salah satu
keunggulan dibandingkan dengan media lainya yaitu bersifat audio visual. Kehadiran media massa pada masyarakat negara berkembang mempunyai
arti yang sangat penting, ada beberapa unsur penting dalam media massa, yaitu adanya sumber informasi, isi pesan, informasi, saluran informasi media, khalayak
sasaran masyarakat, umpan balik khalayak sasaran feedback. Kuswandi, 1996 : 98
13
14
Adapun posisi dan peran televisi di masyarakat menurut Robert K Avery memiliki 3 fungsi, yaitu :
1. The Surveillance of the environment
yang berarti bahwa media televisi berperan sebagai pengamat lingkungan
2. The correlation of part society inresponding to the environment
yaitu media televisi mengadakan korelasi antara informasi data yang diperoleh dengan
kebutuhan khalyak sasaran karena komunikator lebih menekankan pada seleksi evaluasi
3. The transmission of the social heritage from one generation to the next
yaitu media televisi berperan untuk menyalurkan nilai-nilai budaya dari satu generasi
ke generasi lainnya Kuswandi,1996:53 Menurut Effendy 1993 :24, fungsi televisi sebagai media massa adalah :
1. Fungsi penerangan the information function yaitu yang memberikan informasi
acara televisi seperti acara kuis, pilihan sinetron, di setiap stasiun televisi. 2.
Fungsi pendidikan the educational function yaitu memberi informasi pendidikan yakni untuk meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat.
3. Fungsi hiburan the entertaiment function yaitu acara-acara yang ditayangkan di
televisi seperti acara sinetron di setiap stasiun televisi memberikan hiburan terhadap khalayak luas.
2.1.2 Pemirsa sebagai Khalayak media massa
Secara universal dan sederhana khalayak media dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, penontonpemirsa berbagai
media massa. Khalayak tersebut memiliki beberapa karakteristik yaitu memiliki
15
jumlah yang besar, bersifat heterogen, menyebar, anonim, serta mempunyai kelemahan dalam ikatan organisasi sosial sehingga tidak konsisten dan komposisinya
dapat berubah dengan cepat.Mc Quail,1994:201 Sifat khalayak yang demikian meyulitkan pihak komunikator dalam
menyebarkan pesannya dalam media massa, setiap individu dari khalayak ialah mengelompokkan mereka menurut jenis tertentu, misalnya: jenis kelamin, usia,
agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman, pandangan hidup, keinginan, cita-cita, dan lain sebagainya. Effendy, 1993: 25. Berdasarkan pengelompokkan
tersebut, maka sejumlah acara diperuntukkan bagi kelompok tertentu sebagai sasaran target audience. Contoh acara untuk khalayak sasaran adalah warta berita,
sandiwara, film seri, musik, film kartun, dan lain-lain. Sedangkan untuk kelompok sasaran adalah acara untuk anak-anak, remaja, dewasa, petani, ABRI, pemeluk
agama, dan lain-lain. Effendy, 1993: 25-26. Masyarakat Surabaya di sini merupakan khalayak sasaran target audience.
2.1.3 Acara Belajar Indonesia
Tayangan reality show Belajar Indonesia merupakan salah satu program baru Trans TV yang tayang perdana pada 13 Maret 2010, dengan durasi 30 menit yang
ditayangkan setiap hari sabtu dan Minggu pukul 13.30 WIB. Reality show Belajar Indonesia merupakan sebuah program yang mengangkat
cerita tentang seorang warga negara asing yang ingin belajar kesenian dan kebudayaan Indonesia pada seorang seniman asli Indonesia. Turis yang sekaligus
sebagai pembawa acara ini berpetualang ke suatu daerah di Indonesia yang memiliki kebudayaan khas dan keindahan dan panorama alam yang memukau. Dengan dibantu
16
oleh seniman asli daerah tersebut, turis memulai belajar salah satu kebudayaan Indonesia di daerah tersebut, seperti seni tari, musik tradisional, adat istiadat,
permainan tradisional, dan juga mencicipi makanan khas daerah tersebut. Keunikan dari tayangan ini adalah progam ini mempunyai konsep yang
berbeda dari tayangan reality show kebanyakan, dimana lebih mengangkat unsur kebudayaan Indonesia, selain ada unsur petualangan, tayangan ini juga menampilkan
usaha-usaha turis dalam mempelajari budaya Indonesia dengan tekun sampai bisa menguasainya. Turis tersebut juga bersosialisasi dan mengakrabkan diri dengan
warga sekitar, bermain-main dengan permainan tradisional bersama anak-anak, serta menjelajahi tempat yang bersejarah dan terkenal di daerah tersebut.
Yang menjadi kekuatan dalam program acara ini yaitu kita dapat mengenal lebih dalam lagi ragam kebudayaan yang ada di Indonesia. Selain itu juga
menampilkan suka-duka dari para seniman-seniman Indonesia dalam mempertahankan kebudayaan tersebut pada era sekarang ini. Dan di akhir acara
disisipkan pernyataan turis tentang keindahan Indonesia dan budayaanya yang bisa mendorong kita untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia.
2.1.4 Teori Kebutuhan terhadap media Massa
Kebutuhan terhadap media massa dipenuhi melaui surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Baik isi maupun melalui daya terpaannya exposure secara
konteks sosial tempat dimana terpaan berlangsung. Menurut Katz, Gurevitch, dan Hass Effendy, 2000 : 294 berkeyakinan
terhadap tipologi kebutuhan manusia yang berkaitan dengan media yang diklasifikasikan dalam lima kelompok, yaitu:
17
1. Kebutuhan Kognitif
Yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperkuat informasi, pengetahuan, serta pengertian tentang lingkungan
kita. Kebutuhan ini didasarkan pada keinginan untuk mengerti dan menguasai lingkungan. Kebutuhan kognitif juga dapat dipenuhi oleh
adanya dorongan-dorongan seperti keingintahuan dan penjelajahan. 2.
Kebutuhan Afektif Yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk
memperkuat pengalaman-pengalaman yang bersifat keindahan, kesenangan, dan emosional. Mencari kesenangan dan hiburan merupakan motivasi yang
pada umumnya dapat dipenuhi oleh media. 3.
Kebutuhan Integratif Personal Yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk
memperkuat kepercayaan, kesetiaan, dan status pribadi. Kebutuhan ini dapat diperoleh dari adanya keinginan setiap individu untuk menigkatkan
harga diri. 4.
Kebutuhan Integratif Sosial Yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk
memeperkuat kontak dengan keluarga, teman-teman, dan dengan alam sekelilingnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut didasarkan oleh adanya
keinginan setiap individu untuk berafiliasi. 5.
Kebutuhan Akan Pelarian Yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat untuk melarikan
diri dari kenyataan, melepaskan keetgangan, dan kebutuhan akan hiburan.
18
2.1.5 Deskriptif Motif
Berdasarkan arti pada kamus Bahasa Indonesia, motif berarti pola corak; alasan seseorang berbuat sesuatu. Motif berasal dari kata motive yang berarti secara
objektif merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk menentukan pilihannya dari berbagai perilaku tertentu, sesuai dengan tujuan. Pada dasarrnya motif muncul
karena adanya kebutuhan-kebutuhan dari individu yang harus dipenuhi. Khalayak mempunyai berbagai kebutuhan yang dapat dipuaskan oleh media massa dan
pengkonsumsian media hanya untuk memuaskan kebutuhan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Mc Quail, 1994 : 134
Namun menurut Gerungan 2000 : 140, motif adalah suatu pengertian konsep yang meliputi semua penggerak alasan-alasan atau dorongan-dorongan dari
dalam diri manusia yang menyebabkan individu berbuat sesuatu. Istilah berbuat sesuatu tersebut disebabkan adanya tujuan yang hendak dicapai. Pencapaian tujuan
ini merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan dasar. Maslow
mengungkapkan 5 kebutuhan basic need secara hirarki dan menempatkan kebutuhan akan aktualisasi diri sebagai tingkatan tertinggi. Individu berharap dengan
menggunakan media dapat memenuhi sebagian dari kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar terdiri atas:
1. Physiological needs
kebutuhan fisiologis, Kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme
manusia seperti kebutuhan akan pangan, sandang dan papan, serta kesehatan fisik.
19
2. Safety needs
kebutuhan keamanan, Kebutuhan ini meliputi kebutuhan untuk terlindung dari bahaya, perlakuan tidak adil, terjamin keamanan dirinya.
3. Love needs
kebutuhan cinta, Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan mencintai dan dicintai.
4. Esteem needs
kebutuhan penghargaan, Kebutuhan dihargai akan prestasi, kemampuan, kedudukan dan status.
5. Self-actualization needs
kebutuhan aktualisasi diri, Kebutuhan mempertinggi potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara maksimum, kreatifitas dan
ekspresi diri. Effendy,2000 : 290 .
Kebutuhan – kebutuhan inilah yang menyebabkan timbulnya motif yang mendorong aktivitas individu menggunakan media tertentu, artinya yaitu individu
mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dan pengunaan media karena di dorong oleh sejumlah motif yang mempengaruhinya.
Fungsi dari motif antara lain : 1.
Motif sebagai pendorong manusia untuk bertindak atau berbuat. Motif itu berfungsi sebagai motor yang memberikan energi kekuatan kepada seseorang
untuk melakukan suatu tugas. 2.
Motif menentukan arah perubahan yakni kearah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita.
3. Motif menyeleksi perbuatan kita, artinya menentukan perbuatan-perbuatan
mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Purwanto, 1988 : 81
20
Menurut McQuail Kriyantono, 2006 Motif secara umum meliputi : 1.
Motif Informasi Surveillance a. Mencari informasi mengenai peristiwa dan kondisi yang berkaitan
dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia b. Mendapatkan pengetahuan tentang peristiwa yang terjadi didalam
lingkungan tersebut c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum
d. Belajar, pendidikan diri sendiri e. Memperoleh rasa aman melalui penambahan pengetahuan
2. Motif Identitas Personal Personal Identity
a. Menemukan penunjang nilai – nilai pribadi b.
Menemukan model
perilaku c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai – nilai lain dalam media
d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri 3.
Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Personal Relationships a.
Memperoleh pengetahuan berkenaan dengan empati sosial b.
Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial dengan lingkungan sekitar
c. Keinginan untuk digargai oleh orang lain
d. Keinginan untuk dekat dengan orang lain
3. Motif Diversi
a. Melepaskan diri dari permasalahan b.
Bersantai c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis
21
d. Penyaluran
emosi e.
Mengisi waktu
2.1.6 Teori Uses And Gratification
Media massa dalam berbagai bentuknya merupakan saluran channel arus pesan dari sumber ke sasaran. Dengan kekuatan yang ada pada media massa, pada
awal perkembangannya dianggap mampu mempengaruhi bahkan mengubah masyarakat. Namun pada perkembangannya, para ahli mulai sadar bahwa audience
tidak mudah dipengaruhi dan audience tidak pasif, namun aktif terlibat dalam suatu proses komunikasi. Pendekatan Uses and gratifications muncul sebagai akibat
ketidakpuasan para peneliti terhadap penelitian – penelitian sebelumnya, yang gagal membuktikan bahwa khalayak langsung dapat dipengaruhi oleh media massa Mc
Quail, 1993: 133 . Menurut Katz, Blummer dan Gurevith Rahmat, 1999 : 205. Uses and Gratifications
dirumuskan dalam asumsi-asumsi sebagai berikut: 1.
Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.
2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan
kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. 3.
Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhanya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan
kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat tergantung kepada perilaku khalayak yang
bersangkutan.
22
4. Banyak tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan
anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi tertentu.
5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum
diteliti terlebih dahulu. Model Uses and Gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi
permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak,
jadi bobotnya ialah pada khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. Effendy, 2000 : 289-290
Berkaitan dengan jenis medium dan isi yang dipilih, konsep khalayak aktif memiliki kaitan dengan motif dan juga berarti bahwa khalayak mempunyai
kecenderungan untuk mengolah makna atas informasi yang diperoleh. Pendekatan Uses and Gratifications
tidak tertarik pada apa yang dilakukan individu terhadap media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sinilah timbul istilah Uses and
Gratifications , penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Dalam asumsi ini tersirat
pengertian bahwa komunikasi manuisa berguna utility; bahwa komsumsi media diarahkan oleh motif intentionality; bahwa perilaku media mencerminkan
kepentingan dan preferensi selectivity; dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu stubborn. Rahmat, 1998 : 65
Penggunaan Uses and Gratification menitikberatkan pada penggunaan isi media untuk memperoleh kepuasan dan pemenuhan kebutuhan. Dalam hal ini,
kebutuhan individu merupakan titik tolaknya Mc.Quail, 1993 :133. Individu berharap bahwa penggunaan media tertentu akan memenuhi sebagian kebutuhannya.
23
Untuk lebih jelasnya, model Uses and Gratifications dalam Rakhmat 1997 :66 dilukiskan seperti gambar berikut :
Anteseden - Variabel
Individual
- Variabel
Lingkungan Motif
-Personal -Diversi
-Personal Identity
Penggunaan Media
- Hubungan
- Macam Isi
- Hubungan
dengan isi Efek
- Kepuasan
- Pengetahuan
Gambar 2.1 : Uses and Gratifications Model
Rakhmat menjelaskan struktur model tersebut sebagai berikut Rakhmat, 2005 : 1.
Variabel Antiseden terbagi atas dua dimensi yakni : a.
Individual, dimensi ini menyajikan informasi perihal data denografis seperti usia, jenis kelamin, dan faktor-faktor psikologis komunikan.
b. Lingkungan, dimensi ini dapat terdiri atas data mengenai organisasi,
sistem sosial dan struktur sosial. 2.
Variabel Motif terdiri atas empat dimensi yaitu : a.
Kognitif, dimensi ini menyajikan informasi perihal data kebutuhan akan informasi, dan surveillance, atau eksplorasi realitas.
b. Identitas Personal, dimensi ini menyajikan perihal data tentang
bagaimana penggunaan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi
khalayak sendiri
24
c. Personal Relationships, dimensi ini menyajikan persahabatan,
kegunaan sosial. d.
Diversi, dimensi ini menyajikan informasi perihal data kebutuhan akan pelepasan dari tekanan, dan kebutuhan akan hiburan.
3. Variabel Penggunaan media terbagi atas tiga dimensi yaitu :
a. Jumlah waktu, dimensi ini menyajikan jumlah waktu yang digunakan
dalam menggunakan media. b.
Jenis isi media, dimensi ini menyajikan jenis media yang dipergunakan.
c. Hubungan, dimensi ini menyajikan perihal hubungan antar individu,
konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan.
4. Variabel Efek terbagi menjadi tiga dimensi, antara lain :
a. Kepuasan, dimensi ini menyajikan informasi perihal evaluasi
kemampuan media memberikan kepuasan. b.
Dependasi media, dimensi ini menyajikan perihal ketergantungan responden pada media dan isi media untuk kebutuhannya.
c. Pengetahuan, dimensi ini menyajikan perihal tentang persoalan
tertentu.
Jadi jelaslah individu menggunakan media massa karena di dorong oleh motif – motif tertentu. Artinya, individu mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari
penggunaan media karena didorong oleh sejumlah motif yang mempengaruhinya,
25
media massa dapat memberikan kesempatan untuk melarikan diri dari kenyataan. Kita kesepian, media massa dapat berfungsi sebagai sahabat Rakhmat, 1997 :107
2.2 Kerangka Berpikir
Kegiatan pemirsa dalam memenuhi kebutuhannya didasari oleh adanya motif kognitif yaitu dorongan kebutuhan untuk menambah pengetahuan atau memperoleh
informasi, motif diversi yaitu kebutuhan untuk mencari hiburan, motif identitas personal yaitu menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu
yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri. Rakhmat, 1999:66 Disini media elektronik khususnya televisi memiliki kelebihan dibandingkan
media cetak maupun radio sekalipun yaitu bahwa suatu acara dapat dinikmati langsung secara audio visual.
Dunia pertelevisian di Indonesia semakin berkembang sejak tahun 1990. Diantaranya dengan semakin banyaknya stasiun televisi swasta yang menyajikan
berbagai progam acara yang menarik perhatian penonton. Banyaknya progam acara yang disajikan, salah satunya adalah acara yang menampilkan subjek realitas, yakni
progam acara yang diangkat berdasarkan kisah nyata sehari-hari. Acara ’’Belajar Indonesia“ merupakan sebuah Program TV
yang mengangkat cerita tentang seseorang warga negara asing yang ingin belajar kesenian
dan kebudayaan Indonesia pada seorang seniman asli Indonesia. Melalui tayangan Belajar Indonesia kita bisa memperoleh informasi tentang berbagai macam
kebudayaan seni tari, musik tradisional, adat istiadat, makanan khas, maupun keindahan alam yang ada di Indonesia yang akan membuka mata kita untuk lebih
menjaga dan melestarikan budaya Indonesia. Dalam hal ini peneliti berusaha melihat
26
motif pemirsa di Surabaya dalam menonton acara ’’ Belajar Indonesia” di Trans TV untuk lebih jelas dapat dilihat pada bagan berikut :
Kebutuhan
1. Kebutuhan
kognitif 2.
Kebutuhan afektif
3. Kebutuhan
integrative Personal
4. Kebutuhan
Integrative sosial
5. Kebutuhan
Akan pelarian
K E
S I
M P
U L
A N
Analisa data tentang Motif
pemirsa di Surabaya
dalam menonton
“Belajar Indonesia” di
Trans TV
Tayangan Belajar
Indonesia Motif
pemirsa -
Motif Informasi
- Motif
Identitas Personal
- Motif Integrasi
Interaksi sosial
-
Motif Diversi
Kebutuhan -
Kebutuhan Kognitif
- Kebutuhan
Afektif -
Kebutuhan Integratif
Personal -
Kebutuhan Integratif
Sosial -
Kebutuhan AkanPelarian
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian tentang Motif pemirsa di Surabaya dalam Tayangan “Belajar Indonesia“ di Trans TV
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi operasional dan Pengukuran variabel 3.1 Definisi Operasional