Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara LP dan RLPP terhadap HbA1c pada wanita dewasa sehat di Desa Kepuharjo,
Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat khususnya wanita dewasa sehat Desa Kepuharjo,
Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta untuk memprediksi risiko terkena penyakit kardiometabolik tersebut melalui pengukuran LP, RLPP dan HbA1c.
1. Rumusan Masalah
Permasalahan penelitian ini adalah apakah terdapat korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap
kadar HbA1c pada wanita dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.
2. Keaslian Penelitian
Penelitian sejenis yang pernah dilakukan : a.
“Association Between Waist Circumference and the Serum Triacylglcerol Status in Type 2 Diabetes Mellitus T2DM
”
Srinivasan, Joshi, Raghavan, 2013.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Srinivasan et al. 2013, bertujuan untuk menemukan hubungan antara antropometri dan
dislipidemia, dengan membandingkan dengan nilai triasilgliserol. Yang diukur pada penelitian ini yaitu Lingkar Pinggang LP, Rasio
lingkar pinggang panggul RLPP, nilai serum triasilgliserol TAG PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan HbA1c. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara LP dan nilai TAG p-value = 0.030, antara nilai
TAG dan nilai HbA1c p-value = 0,038 dengan akurasi yang lebih besar untuk mendukung lingkar pinggang, maka dari itu didapat
kesimpulan yaitu hal ini menggambarkan fakta bahwa alat pita pengukur sederhana yang digunakan dalam mengukur lingkar
pinggang, terbukti berguna dan efektif dalam pendekatan diagnostik yang hemat biaya untuk memantau komplikasi metabolik DM tipe 2.
b. “A Systematic Review of Waist-to-Height Ratio as a Screening Tool
for the Prediction of Cardiovascular Disease and Diabetes: 0·5 Could be a Suitable Global
Boundary Value” Browning, Hsieh, and Ashwell, 2010.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Browning et al. 2010, bertujuan untuk mengetahui rasio pinggang tinggi badan WHtR dan lingkar
pinggang WC atau BMI sebagai prediktor diabetes dan CVD. Pada penelitian ini ditemukan bahwa Dua puluh dua calon analisis
menunjukkan bahwa WHtR dan WC adalah prediktor signifikan dari hasil kardiometabolik dibandingkan dengan BMI.
c. “Obesity Index That Better Predict Metabolic Syndrome: Body Mass
Index, Waist Circumference, Waist Hip Ratio, or Waist Height Ratio ”
Bener, Yousafzal, Darwish, Al-Hamaq, Nasralla, Abdul-Ghani, 2013.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Bener, et al. 2013, bertujuan untuk membandingkan body mass index BMI, waist circumference
WC, waist hip ratio WHR, dan waist height ratio WHtR untuk mengidentifikasi prediktor terbaik dari sindrom metabolik antara orang
dewasa di Qatar menggunakan metode cross-sectional. Hasilnya Lingkar pinggang pada titik cut-off dari 99,5 cm pada pria dan 91 cm
pada wanita terjadi menjadi prediktor terbaik dari sindrom metabolik pada populasi Qatar. Menggunakan nilai cut-off tradisional dari 102
cm untuk pria dan 88 cm pada wanita seperti yang direkomendasikan oleh kriteria ATPIII untuk wilayah Arab mungkin mengakibatkan
penaksiran terlalu rendah pada laki-laki dan terlalu tinggi di kalangan perempuan. Dari perbedaan tersebut, mereka menyarankan bahwa
kriteria WHO, IDF, dan ATPIII untuk obesitas mungkin tidak sesuai untuk memprediksi risiko pada populasi orang dewasa Qatar.
d. “Korelasi Lingkar Pinggang LP dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
RLPP Terhadap HbA1c Pada Staf Wanita Dewasa Sehat di Universitas Sanata Dha
rma Yogyakarta” Sudaryanto, 2012 .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi LP dan RLPP terhadap HbA1c pada staf wanita dewasa sehat di Universitas Sanata
Dharma. Hasil dari penelitian ini yaitu LP mempunyai korelasi
negatif tidak bermakna dengan kekuatan sangat lemah r=0,0008; p=0,764 dan RLPP mempunyai korelasi positif tidak bermakna
dengan kekuatan sangat lemah r=0,002; p=0,686 terhadap kadar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HbA1c pada staf wanita kampus I, II, III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
e. “Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah”
Lipoeto, 2007. Pada penelitian yang dilakukan oleh Lipoeto 2007, bertujuan untuk
mengetahui hubungan nilai antropometri yakni Indeks Massa Tubuh IMT, Lingkaran Pinggang LP dan Rasio Lingkar Pinggang dan
Panggul RLPP dengan kadar glukosa darah pada orang dewasa. Hasil penelitian ini menunjukkan jumlah penderita obesesitas berdasarkan
IMT lebih dari 25 adalah 34,3, berdasarkan LP berjumlah 38,6 dan berdasarkan RLPP berjumlah 24,4. Dari hasil analisa korelasi
didapatkan nilai korelasi r kadar glukosa darah dengan BMI adalah 0,101 p0,05, dengan LP adalah 0,168 p0,05 dan dengan RLPP
adalah 0,186 p0,05. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Manfaat Penelitian