Korelasi pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar lipoprotein (a) pada wanita dewasa sehat di Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Sleman Yogyakarta.

(1)

INTISARI

Antropometri merupakan studi pengukuran tubuh manusia meliputi dimensi tulang, otot, dan jaringan adiposa. Pengukuran antropometri digunakan untuk melihat status nutrisi pada anak-anak dan orang dewasa. Metode antropometri yang sering digunakan adalah pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul. Kedua pengukuran tersebut digunakan untuk memprediksi adanya obesitas sentral yang merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar lipoprotein(a) pada wanita dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian potong lintang. Pemilihan responden dilakukan secara non-random dengan teknik purposive sampling. Variabel yang diukur adalah lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul, dan kadar lipoprotein(a). Analisis data menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk, uji komparatif Mann-Whitney, serta uji korelasi Spearman dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil dari penelitian ini adalah dari sejumlah 50 responden wanita, ditemukan adanya korelasi positif sangat lemah tidak bermakna antara lingkar pinggang terhadap kadar lipoprotein(a) (r=0,048; p=0,739), serta rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar lipoprotein(a) (r=0,038; p=0,793) pada wanita dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Kata kunci : antropometri, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul, kadar lipoprotein(a)


(2)

ABSTRACT

Anthropometry is the study of human body measurements covering the dimensions of bone, muscle, and adipose tissue. Anthropometric measurements are used to see the nutritional status in children and adults. Anthropometric method often used is the measurement of waist circumference and the waist hip ratio. Both measurements are used to predict the existence of central obesity which is a risk factor for cardiovascular disease. The purpose of this study was to determine the correlation between waist circumference and waist hip ratio against lipoprotein(a) levels in healthy adult women at Kepuharjo village, Cangkringan district, Sleman, Yogyakarta.

This research is an observational analytic study with cross-sectional study design. The selection of respondents is done in a non-random purposive sampling technique. The variables measured were waist circumference, waist hip ratio, and the levels of lipoprotein(a). Analysis of data using the Shapiro-Wilk normality test, comparative test of Mann-Whitney and Spearman correlation test with 95% confidence level.

Results from this study are from a number of 50 female respondents, found a very weak positive and insignificant correlation between waist circumference against lipoprotein(a) levels (r=0.048; p=0.739), as well as waist hip ratio against lipoprotein(a) levels (r= 0.038; p=0.793) in healthy adult women in Kepuharjo village, Cangkringan district, Sleman, Yogyakarta.

Keywords : anthropometry, waist circumference, waist hip ratio, the levels of lipoprotein(a)


(3)

KORELASI PENGUKURAN LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL TERHADAP KADAR LIPOPROTEIN(A) PADA WANITA DEWASA SEHAT DI DESA

KEPUHARJO KECAMATAN CANGKRINGAN SLEMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Giovani Anggasta Febrinda NIM : 128114122

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

KORELASI PENGUKURAN LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL TERHADAP KADAR LIPOPROTEIN(A) PADA WANITA DEWASA SEHAT DI DESA

KEPUHARJO KECAMATAN CANGKRINGAN SLEMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Giovani Anggasta Febrinda NIM : 128114122

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Visi Tanpa Eksekusi adalah Lamunan. Eksekusi

Tanpa Visi adalah Mimpi Buruk” –

Mother Teresa

“ Su

kses adalah Sebuah Perjalanan, Bukan Tujuan

Akhir”

- Thomas Dewar

Karya ini kupersembahkan kepada,

Tuhan Yesus Kristus,

Papa, Mama, dan Adikku tercinta,


(8)

(9)

(10)

vii PRAKATA

Puji syukur atas berkat Tuhan yang Maha Kuasa karena rahmat-Nya

penulis dapat menyelesaikan naskah skripsi berjudul “Korelasi Pengukuran

Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap Kadar Lipoprotein(a) pada Wanita Dewasa Sehat di Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Sleman Yogyakarta dan memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Universitas Sanata Dharma.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menjadi tumpuan dan motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi tepat waktu.

2. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK selaku dosen pembimbing akademik dan pembimbing skripsi yang selalu membantu dan mengarahkan penulis dalam pelaksanaan skripsi ini. Terima kasih atas waktu dan kesabaran yang telah diberikan untuk mendampingi dan membimbing penulis dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dita Maria Virginia, M.Sc., Apt. dan Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan bimbingan dan masukan selama proses skripsi ini.

4. Seluruh dosen dan civitas akademik Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman kepada penulis.


(11)

viii

5. Ketua Komite Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Universitas Gadjah

Mada Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

6. Seluruh masyarakat Kecamatan Cangkringan khususnya responden penelitian yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

7. Laboratorium Pramita yang telah membantu dalam analisis darah responden penelitian.

8. Mama Josephine Maria, papa Hendra Ali, adikku Jayson Cornelis, dan seluruh keluarga besar yang selalu mendampingi dan mendukung penulis dari awal skripsi hingga berakhirnya skripsi.

9. Engku Hermanus Josef yang selalu memberi semangat dan mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi tepat waktu.

10.Sepupuku yang paling gila Christoforus Andrea Deskinta, teman curhat yang selalu menemani penulis untuk bermain serta menghilangkan stres. 11.Koko Christian Dinata Kesuma Wijaya, S.T. yang selalu mendampingi

penulis setiap saat dalam penulisan skripsi ini dan selalu memberikan motivasi dan dukungan untuk tetap semangat mengejar target.

12.Sahabat-sahabat terdekat penulis yaitu Sherly Wijaya, Lidya Astria, Renita Agustina, Isabella Cynthia Setiawan, dan Yohannes Gunawan yang selalu setia mendukung dan mengingatkan penulis.

13.Teman-teman kelompok skripsi yaitu Novena Adi Yuhara, Rivena Meidina, Grace Sheilla Pramitha Putri, Kristi Natalia, Firmina Maria


(12)

ix

Septima Elisa Un, Risanuri Mardiyana, Patrisia Yosepha Jelarut, Lucia Ida dan Siti Sisca Audya yang selalu setia mendukung dan membantu penulis mulai dari proses penyusunan proposal, pengambilan data, hingga penyusunan skripsi. Terima kasih untuk kerjasamanya dari awal hingga akhir skripsi.

14.Teman-teman Kos Melina tercinta serta teman-teman Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma khususnya FKK-B 2012 atas keceriaan dan kebersamaan yang telah kita lalui bersama.

15.Semua pihak lain yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis berharap semoga karya ini dapat berguna bagi masyarakat dan kelak dapat dikembangkan lebih lanjut. Kritik dan saran yang membangun akan sangat berguna demi karya ini agar dapat semakin baik lagi kedepannya.

Yogyakarta, 15 Januari 2016


(13)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

HALAMAN PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

INTISARI ... xviii

ABSTRACT ... xix

BAB I. PENGANTAR1 A. Latar Belakang ... 1

1. Rumusan masalah ... 4

2. Keaslian penelitian ... 4

3. Manfaat penelitian ... 10

B. Tujuan Penelitian ... 11

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA... 12


(14)

xi

1. Lingkar pinggang ... 13

2. Rasio lingkar pinggang panggul... 15

B. Penyakit Kardiovaskular ... 17

C. Obesitas Sentral ... 18

D. Lipoprotein(a) ... 21

E. Landasan Teori ... 25

F. Hipotesis ... 26

BAB III. METODE PENELITIAN... 27

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 27

B. Variabel Penelitian ... 27

C. Definisi Operasional... 28

D. Responden Penelitian ... 29

E. Lokasi Penelitian ... 31

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 31

G. Teknik Sampling ... 32

H. Instrumen Penelitian... 33

I. Tata Cara Penelitian ... 33

1. Observasi awal ... 33

2. Permohonan ijin dan kerjasama ... 33

3. Pembuatan informed consent dan leaflet... 34

4. Pencarian responden... 35

5. Validitas dan reabilitas instrumen penelitian ... 35


(15)

xii

7. Analisis sampel darah responden ... 36

8. Pembagian hasil penelitian ... 37

9. Pengolahan data ... 37

J. Analisis Data ... 37

K. Keterbatasan Penelitian ... 39

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Karakteristik Responden ... 40

1. Usia ... 40

2. Lingkar pinggang ... 42

3. Rasio lingkar pinggang panggul... 44

4. Lipoprotein(a) ... 46

B. Perbandingan Rerata Kadar Lipoprotein(a) Responden pada Lingkar Pinggang ≥ 80 cm dan Lingkar Pinggang < 80 cm ... 48

C. Perbandingan Rerata Kadar Lipoprotein(a) Responden pada Rasio Lingkar Pinggang Panggul ≥ 0,85 dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul < 0,85 ... 50

D. Korelasi antara Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap Kadar Lipoprotein(a) ... 51

1. Korelasi antara lingkar pinggang terhadap kadar lipoprotein(a) .... 52

2. Korelasi antara rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar lipoprotein(a) ... 53

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 55


(16)

xiii

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN ... 64


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Nilai cut-off Lingkar Pinggang Orang Asia ... 15 Tabel II. Nilai cut-off Rasio Lingkar Pinggang Panggul... 17 Tabel III. Kriteria Pengukuran Kadar Lipoprotein(a) ... 24 Tabel IV. Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi,

Nilai p, dan Arah Korelasi ... 39 Tabel V. Profil Karakteristik Responden ... 40

Tabel VI. Perbandingan Rerata Kadar Lipoprotein(a) pada LP ≥ 80 cm

dan LP < 80 cm ... 48 Tabel VII. Perbandingan Rerata Kadar Lipoprotein(a) pada RLPP pada

RLPP ≥ 0,85 dan RLPP < 0,85... 50 Tabel VIII. Korelasi antara Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Posisi Pita dalam Pengukuran Lingkar Pinggang ... 15

Gambar 2. Cara Mengukur Rasio Lingkar Pinggang Panggul ... 17

Gambar 3. Apple Shaped Obesity dan Pear Shaped Obesity ... 20

Gambar 4. Lemak Viseral dan Lemak Subkutan pada Bagian Abdominal ... 21

Gambar 5. Struktur Lipoprotein(a) ... 22

Gambar 6. Bagan Hipotesis Penelitian ... 26

Gambar 7. Skema Pencarian Responden ... 30

Gambar 8. Skema Kajian Penelitian Payung ... 32

Gambar 9. Grafik Histogram Uji Normalitas Usia Responden... 41

Gambar 10. Grafik Histogram Uji Normalitas Lingkar Pinggang Responden .... 43

Gambar 11. Grafik Histogram Uji Normalitas Rasio Lingkar Pinggang Panggul Responden ... 45

Gambar 12. Grafik Histogram Uji Normalitas Kadar Lipoprotein(a) Responden ... 47

Gambar 13. Grafik Sebaran Korelasi Lingkar Pinggang (LP) terhadap Kadar Lipoprotein(a) ... 53

Gambar 14. Grafik Sebaran Korelasi Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP) terhadap Kadar Lipoprotein(a) ... 54


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance... 65

Lampiran 2. Surat Ijin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... 66

Lampiran 3. Surat Ijin Kecamatan Cangkringan... 67

Lampiran 4. Leaflet Tampak Depan... 68

Lampiran 5. Leaflet Tampak Belakang ... 68

Lampiran 6. Undangan Penelitian ... 69

Lampiran 7. Undangan Pembagian Hasil Penelitian... 70

Lampiran 8. Informed Consent ... 71

Lampiran 9. Pedoman Wawancara ... 72

Lampiran 10. Hasil Validasi Instrumen oleh Badan Metrologi (Halaman 1) ... 73

Lampiran 11. Hasil Validasi Instrumen oleh Badan Metrologi (Halaman 2) ... 74

Lampiran 12. Pendataan Warga Desa Kepuharjo ... 75

Lampiran 13. Persiapan Pengambilan Data ... 75

Lampiran 14. Penandatanganan Informed Consent ... 76

Lampiran 15. Pengukuran Tekanan Darah... 76

Lampiran 16. Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul ... 77

Lampiran 17. Pengambilan Darah Responden ... 77

Lampiran 18. Form Pemeriksaan Responden ... 78

Lampiran 19. Kartu Kontrol Pelayanan Responden ... 79

Lampiran 20. Hasil Laboratorium ... 80


(20)

xvii

Lampiran 22. Deskriptif dan Uji Normalitas Usia Responden ... 82 Lampiran 23. Deskriptif dan Uji Normalitas Lingkar Pinggang Responden ... 83 Lampiran 24. Deskriptif dan Uji Normalitas Rasio Lingkar Pinggang

Panggul Responden ... 84 Lampiran 25. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar Lipoprotein(a) ... 85 Lampiran 26. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar Lipoprotein(a) pada

LP ≥ 80 cm dan LP ˂ 80 cm ... 86 Lampiran 27. Uji Komparatif Kadar Lipoprotein(a) pada LP ≥ 80 cm dan

LP < 80 cm ... 88 Lampiran 28. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar Lipoprotein(a) pada

RLPP ≥ 0,85 dan RLPP < 0,85 ... 89 Lampiran 29. Uji Komparatif Kadar Lipoprotein(a) pada RLPP ≥ 0,85

dan RLPP < 0,85 ... 91 Lampiran 30. Uji Korelasi Spearman antara Lingkar Pinggang dan Rasio


(21)

xviii INTISARI

Antropometri merupakan studi pengukuran tubuh manusia meliputi dimensi tulang, otot, dan jaringan adiposa. Pengukuran antropometri digunakan untuk melihat status nutrisi pada anak-anak dan orang dewasa. Metode antropometri yang sering digunakan adalah pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul. Kedua pengukuran tersebut digunakan untuk memprediksi adanya obesitas sentral yang merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar lipoprotein(a) pada wanita dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian potong lintang. Pemilihan responden dilakukan secara non-random dengan teknik purposive sampling. Variabel yang diukur adalah lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul, dan kadar lipoprotein(a). Analisis data menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk, uji komparatif Mann-Whitney, serta uji korelasi Spearman dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil dari penelitian ini adalah dari sejumlah 50 responden wanita, ditemukan adanya korelasi positif sangat lemah tidak bermakna antara lingkar pinggang terhadap kadar lipoprotein(a) (r=0,048; p=0,739), serta rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar lipoprotein(a) (r=0,038; p=0,793) pada wanita dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Kata kunci : antropometri, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul, kadar lipoprotein(a)


(22)

xix ABSTRACT

Anthropometry is the study of human body measurements covering the dimensions of bone, muscle, and adipose tissue. Anthropometric measurements are used to see the nutritional status in children and adults. Anthropometric method often used is the measurement of waist circumference and the waist hip ratio. Both measurements are used to predict the existence of central obesity which is a risk factor for cardiovascular disease. The purpose of this study was to determine the correlation between waist circumference and waist hip ratio against lipoprotein(a) levels in healthy adult women at Kepuharjo village, Cangkringan district, Sleman, Yogyakarta.

This research is an observational analytic study with cross-sectional study design. The selection of respondents is done in a non-random purposive sampling technique. The variables measured were waist circumference, waist hip ratio, and the levels of lipoprotein(a). Analysis of data using the Shapiro-Wilk normality test, comparative test of Mann-Whitney and Spearman correlation test with 95% confidence level.

Results from this study are from a number of 50 female respondents, found a very weak positive and insignificant correlation between waist circumference against lipoprotein(a) levels (r=0.048; p=0.739), as well as waist hip ratio against lipoprotein(a) levels (r= 0.038; p=0.793) in healthy adult women in Kepuharjo village, Cangkringan district, Sleman, Yogyakarta.

Keywords : anthropometry, waist circumference, waist hip ratio, the levels of lipoprotein(a)


(23)

1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) menyatakan penyakit kardiovaskular atau cardiovascular disease (CVDs) merupakan penyebab nomor satu kematian di dunia. Berdasarkan perkiraan terdapat 17,5 juta orang meninggal karena CVDs pada tahun 2012, mewakili 31% dari semua kasus kematian. Kasus kematian ini diperkirakan 7,4 juta dikarenakan penyakit jantung koroner dan 6,7 juta dikarenakan oleh stroke. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan memberikan beban kesakitan, kecacatan, dan sosial ekonomi bagi keluarga penderita, masyarakat, dan negara. Prevalensi penyakit jantung koroner dan gagal jantung di Indonesia pada tahun 2013 berdasarkan diagnosis dokter adalah sebesar 0,5% dan 0,13%. World Heart Federation menyatakan pada tahun 2030 diperkirakan hampir 23,6 juta orang akan meninggal karena penyakit kardiovaskular terutama karena penyakit jantung dan stroke (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2014; World Heart Federation, 2011; World Health Organization, 2015).

Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang abnormal yang berisiko bagi kesehatan. Obesitas merupakan faktor risiko utama untuk sejumlah penyakit kronis termasuk diabetes, penyakit jantung, dan kanker. Berdasarkan data Global Health Observatory (GHO) di dunia pada tahun 2014 terdapat sekitar 13% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas yang mengalami obesitas (World Health Organization, 2015).


(24)

Lemak sentral khususnya lemak intra abdominal secara klinis lebih penting dibandingkan dengan lemak subkutan. Akumulasi lemak intra abdominal dan subkutan dipengaruhi oleh konsumsi makanan yang tinggi. Obesitas sentral merupakan faktor risiko yang berkaitan erat dengan beberapa penyakit kronis. Dikatakan obesitas sentral apabila laki-laki memiliki lingkar perut > 90 cm, atau perempuan dengan lingkar perut > 80 cm. Secara nasional, prevalensi obesitas sentral di Indonesia pada tahun 2015 adalah 26.6%, lebih tinggi dari prevalensi pada tahun 2007 (18,8%) (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2015; Hassan, El-Masry, and El-Sawaf, 2008).

Obesitas berhubungan dengan dislipidemia, hipertensi, resistensi insulin, sindrom metabolik, dan diabetes mellitus tipe 2. Pengukuran lingkar pinggang direkomendasikan sebagai metode untuk menilai adanya obesitas sentral. Beberapa pengukuran lainnya, seperti rasio lingkar pinggang panggul juga digunakan dalam menilai adanya obesitas sentral (Millar, Perry, Broeck, and Phillips, 2015).

Lipoprotein(a) atau Lp(a) terdiri dari partikel LDL (Low Density Lipoprotein) dan molekul glikoprotein yang dikenal sebagai apolipoprotein(a) atau apo(a). Konsentrasi lipoprotein(a) berhubungan dengan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung koroner dan stroke dari beberapa faktor risiko lainnya termasuk kolesterol total (Erqou, Thompson, Angelantonio, Saleheen, Kaptoge, Marcovina, et al., 2010).

Kadar lipoprotein(a) melebihi 20-30 mg/dl berhubungan dengan risiko penyakit jantung koroner. Umur dan jenis kelamin mempengaruhi kadar


(25)

lipoprotein(a). Beberapa penelitian prospektif menunjukkan lipoprotein(a) merupakan faktor yang mempengaruhi aterosklerosis. Kebanyakan penelitian prospektif juga mendukung hipotesis bahwa lipoprotein(a) merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kardiovaskular (Maranhão, Calvalho, Strunz, and Pileggi, 2013).

Metabolik abnormal dan agen farmakologi dapat mempengaruhi konsentrasi lipoprotein(a). Kadar lipoprotein(a) dapat tinggi pada kondisi diabetes mellitus, gagal ginjal kronik, sindrom nefrotik, kanker, dan hipotiroid, serta dapat rendah pada kondisi penyakit hati dan hipertiroid (Russo, Vacante, Malaguarnera,

Drago, D’Agata, Rampello, et al., 2012).

Obesitas merupakan faktor penting yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular. Lipoprotein(a) merupakan penanda risiko terkait metabolisme lipid karena kadar plasma yang tinggi secara terus menerus berhubungan dengan aterosklerosis. Lipoprotein(a) merupakan penanda risiko dari penyakit vaskular dengan sifat aterogenik dan trombotik (Palmeira, Leal, Ramos, Neto, Simões, and Medeiros, 2013).

Penelitian ini dilakukan di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Alasan pemilihan lokasi ini dikarenakan lokasi penelitian mewakili model masyarakat pedesaan, serta penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dengan judul

“Korelasi Antropometri dan Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Masyarakat Pedesaan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik responden, serta melihat korelasi antara lingkar pinggang dan rasio


(26)

lingkar pinggang panggul terhadap kadar lipoprotein(a) pada wanita dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.

Pada penelitian ini digunakan wanita dewasa sehat berusia antara 40-60 tahun dengan tujuan untuk mendeteksi risiko untuk terkena penyakit kardiovaskular. American Heart Association menyatakan wanita memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan pria setelah mengalami menopause. Estrogen merupakan hormon pada wanita yang berperan penting dalam membantu menjaga fleksibilitas pembuluh darah. Ketika wanita mengalami menopause, estrogen tidak diproduksi lagi sehingga akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular (American Heart Association, 2015). Penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memprediksi risiko penyakit kardiovaskular melalui pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul.

1. Rumusan masalah

Permasalahan penelitian ini adalah:

a. Bagaimana profil karakteristik responden penelitian yang meliputi usia, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul, dan kadar lipoprotein(a) di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta?

b. Apakah terdapat korelasi pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar lipoprotein(a) pada wanita dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta? 2. Keaslian penelitian


(27)

a. Plasma Lipoprotein(a) Levels: a Comparison Between Diabetic and Non-diabetic Patients with Acute Ischemic Stroke (Holanda, Filizola, Costa, Andrade, and Silva, 2004). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio lingkar pinggang panggul berkorelasi positif dengan kadar lipoprotein(a) (r=0,545; p=0,001). Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang sekarang adalah kedua penelitian sama-sama melakukan pengukuran terhadap RLPP dan kadar Lp(a). Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang sekarang adalah penelitian tersebut dilakukan pada responden dengan stroke akut, serta dilakukan pengukuran trigliserida, HDL, VLDL, serta kolesterol total, sedangkan pada penelitian yang sekarang dilakukan pengukuran kadar Lp(a) pada responden yang sehat. b. Relation between Anthropometric Indicators and Risk Factors for

Cardiovascular Disease (Oliveira, Fagundes, Moreira, Trindade, and Calvalho, 2010). Hasil penelitian ini adalah adanya korelasi antara BMI dan LP (pria: r= 0,97; wanita: r= 0,95; p<0,001) serta korelasi antara TG terhadap RLPP (pria: r=0,992; wanita: r= 0,95; p<0,001) dan terhadap LP (pria: r=0,82; wanita: 0,79, p<0,001). Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang sekarang adalah kedua penelitian sama-sama melakukan pengukuran terhadap LP dan RLPP. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang sekarang adalah penelitian tersebut dilakukan pada subyek baik pria maupun wanita yang berusia 20-59 tahun, sedangkan pada penelitian yang sekarang dilakukan pada subyek wanita berusia 40-60 tahun. Penelitian tersebut juga membandingkan antara


(28)

indikator antropometri (BMI, BFP, LP dan RLPP) terhadap lipid, sedangkan penelitian yang sekarang melihat korelasi antara LP dan RLPP terhadap kadar lipoprotein(a).

c. Body-Mass Index, Waist-Size, Waist-Hip Ratio and Cardiovascular Risk Factors in Urban Subjects (Gupta, Rastogi, Sarna, Gupta, Sharma, and Kothari, 2007). Hasil penelitian ini adalah terdapat korelasi positif antara BMI, LP, dan RLPP terhadap tekanan darah sistolik (r=0,46-0,13), tekanan darah diastolik (0,42-0,16), gula darah puasa (0,15-0,26), dan kolesterol LDL (0,16-0,03) serta korelasi negatif terhadap aktivitas fisik dan kolesterol HDL (-0,22- (-0,08)) baik pada pria maupun wanita (p<0,01). Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang sekarang adalah kedua penelitian sama-sama melakukan pengukuran terhadap LP dan RLPP. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang sekarang adalah penelitian tersebut melakukan pengukuran BMI, LP, RLPP, tekanan darah, gula darah puasa, dan lipid, sedangkan penelitian yang sekarang melakukan pengukuran LP dan RLPP terhadap kadar lipoprotein(a).

d. Anthropometric Measures and Absolute Cardiovascular Risk Estimates in the Australian Diabetes, Obesity and Lifestyle (AusDiab) Study (Chen, Peeters, Magliano, Shaw, Welborn, Wolfe, et al., 2007). Hasil penelitian ini adalah terdapat korelasi yang kuat risiko absolut (0,67-0,70 pada pria dan 0,64-0,74 pada wanita) dibandingkan dengan LP (0,60-0,65; 0,59-0,71) atau BMI (0,52-0,59; 0,53-0,66). Persamaan penelitian tersebut


(29)

dengan penelitian yang sekarang adalah kedua penelitian sama-sama melakukan pengukuran terhadap LP dan RLPP. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang sekarang adalah penelitian tersebut membandingkan kegunaan antara BMI, LP, dan RLPP dalam mengidentifikasi peningkatan risiko kejadian kardiovaskular pada masa depan, sedangkan penelitian yang sekarang ingin melihat korelasi antara LP dan RLPP terhadap kadar lipoprotein(a). Pada kedua penelitian juga terdapat perbedaan pada range usia yang digunakan.

e. Anthropometric Measurements of General and Central Obesity and the Prediction of Cardiovascular Disease Risk in Women: a cross-sectional study (Goh, Dhaliwal, Welborn, Lee, and Della, 2014). Hasil penelitian ini adalah LP, RLPP, dan rasio pinggang terhadap tinggi badan memiliki efek yang lebih besar dalam peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan BMI, serta LP dan RLPP merupakan prediktor independen risiko penyakit kardiovaskular. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang sekarang adalah kedua penelitian sama-sama melakukan pengukuran terhadap LP dan RLPP. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang sekarang adalah pada range usia yang digunakan. Penelitian tersebut juga melakukan pengukuran BMI dan rasio pinggang terhadap tinggi badan, sedangkan penelitian yang sekarang hanya melakukan pengukuran LP dan RLPP.

f. Correlation Between Anthropometric Measurement, Lipid Profile, Dietary Vitamins, Serum Antioxidants, Lipoprotein(a) and Lipid Peroxides in


(30)

Known Cases of 345 Elderly Hypertensive South Asian Aged 56-64 y- A Hospital Based Study (Kumar, 2014). Hasil penelitian ini adalah kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida secara signifikan lebih tinggi (p<0,001) pada partisipan dengan hipertensi kecuali kolesterol HDL secara signifikan lebih tinggi (p<0,001) pada kontrol serta serum antioksidan endogen dan enzim antioksidan secara signifikan menurun pada partisipan dengan hipertensi kecuali serum albumin dibandingkan terhadap kontrol dengan peningkatan serum Lp(a) malondialdehida dan konjugat diene. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang sekarang adalah kedua penelitian sama-sama melakukan pengukuran terhadap LP dan RLPP. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang sekarang adalah penelitian tersebut melakukan pengukuran serat makanan, kolesterol total, LDL, HDL kolesterol, serum dan enzim antioksidan, serta serum Lp(a) malondialdehida dan konjugat diene, sedangkan pada penelitian yang sekarang yang diukur adalah LP dan RLPP terhadap kadar Lp(a). Pada kedua penelitian juga terdapat perbedaan pada range usia yang digunakan. g. Lp(a)-cholesterol is Associated with HDL-cholesterol in Overweight and

Obese African American Children and is not an Independen Risk Factor for CVD (Sharma, Merchant, and Fleming, 2012). Hasil penelitian ini adalah lingkar pinggang secara signifikan dan berkorelasi negatif dengan HDL dan Lp(a), serta secara signifikan dan berkorelasi positif dengan trigliserida. Lp(a) juga berkorelasi secara positif dengan kolesterol total, serta berkorelasi negatif dengan VLDC dan trigliserida. Persamaan


(31)

penelitian tersebut dengan penelitian yang sekarang adalah kedua penelitian sama-sama melakukan pengukuran terhadap LP dan Lp(a). Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang sekarang adalah penelitian tersebut mengukur tinggi, berat, dan LP, sedangkan penelitian yang sekarang mengukur LP dan RLPP. Penelitian tersebut juga menganalisis konsentrasi plasma Lp(a), kolesterol total, HDL, VLDL, IDL, LDL, dan triasilgliserida, sedangkan penelitian sekarang hanya menganalisis kadar Lp(a).

h. Hubungan Lingkar Pinggang dengan Kadar Gula Darah, Trigliserida, dan Tekanan Darah pada Etnis Minang di Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat (Jalal, Liputo, Susanti, dan Oenzil, 2008). Hasil penelitian ini adalah terdapat korelasi positif antara lingkar pinggang dengan kadar trigliserida, kadar glukosa plasma, dan tekanan darah, namun tidak untuk kadar HDL kolesterol. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang sekarang adalah kedua penelitian sama-sama melakukan pengukuran terhadap LP. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang sekarang adalah penelitian tersebut mengukur kadar glukosa plasma, tekanan darah, trigliserida, dan HDL kolesterol, sedangkan pada penelitian sekarang hanya mengukur kadar Lp(a).

i. Hubungan antara Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul dengan Tekanan Darah pada Subjek Usia Dewasa (Oviyanti, 2010). Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap tekanan sistolik, serta rasio lingkar


(32)

pinggang panggul dengan tekanan diastolik pada subjek perempuan dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap tekanan diastolik pada subjek laki-laki. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang sekarang adalah kedua penelitian sama-sama melakukan pengukuran terhadap LP dan RLPP. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang sekarang adalah penelitian tersebut mengukur tekanan darah, sedangkan pada penelitian yang sekarang mengukur kadar lipoprotein(a).

j. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap Rasio Lipid pada Staf Pria Dewasa Sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (Abiyoga, 2014). Hasil penelitian ini adalah terdapat korelasi positif bermakna dengan kekuatan lemah antara LP terhadap rasio kolesterol total/HDL (r=0,387; p=0,001) dan LDL/HDL (r=0,308; p=0,006), serta RLPP terhadap rasio kolesterol total/HDL (r=0,352; p=0,002) dan LDL/HDL (r=0,241; p=0,026). Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang sekarang adalah kedua penelitian sama-sama melakukan pengukuran terhadap LP dan RLPP. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang sekarang adalah penelitian tersebut mengukur rasio lipid, sedangkan pada penelitian sekarang hanya mengukur kadar Lp(a).

3. Manfaat penelitian a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap


(33)

kadar lipoprotein(a) pada wanita dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi metode sederhana dan praktis yang dapat digunakan oleh masyarakat dalam membantu mendeteksi risiko penyakit kardiovaskular.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil karakteristik responden yang meliputi usia, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul, dan kadar lipoprotein(a), serta mengetahui korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar lipoprotein(a) pada wanita dewasa sehat sebagai penanda penyakit kardiovaskular.


(34)

12 BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA A. Antropometri

Antropometri merupakan studi pengukuran tubuh manusia meliputi dimensi tulang, otot, dan jaringan adiposa. Antropometri berasal dari “antropo”

yang berarti manusia dan “metron” yang berarti pengukuran. Ada beberapa contoh pengukuran antropometri antara lain, yaitu pengukuran tinggi, berat badan, skinfold thickness, circumferences (kepala, pinggang, dan lain-lain), recumbent length, limb lengths, dan breadths (bahu, pinggang, dan lain-lain). Pengukuran antropometri merupakan komponen utama untuk melihat status nutrisi pada anak-anak dan orang dewasa (Centers for Disease Control and Prevention, 2007).

Penilaian terhadap nutrisi dilakukan melalui pengukuran berat badan dan dimensi. Antropometri dapat digunakan untuk mendeteksi nutrisi dibawah normal atau obesitas baik pada anak-anak maupun orang dewasa serta mengindikasikan pertumbuhan pada anak-anak telah baik (Webb, 2013).

Beberapa pengukuran antropometri digunakan untuk melihat distribusi lemak pada tubuh yang abnormal, meliputi body mass index, lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul. Pengukuran ini menunjukkan korelasi terhadap risiko penyakit kardiovaskular (Moges, Amare, Fantahun, and Kassu, 2014).

Keunggulan teknik pengukuran antropometri adalah bersifat non invasif, alat dapat dibawa, dan sesuai digunakan pada berbagai keadaan. Pengukuran antropometri juga relatif murah dan mudah dilakukan (Hills, King, and Byrne, 2007).


(35)

1. Lingkar pinggang

Lingkar pinggang sering digunakan sebagai surrogate marker lemak abdominal karena lingkar pinggang berkorelasi dengan lemak abdominal (subkutan dan intra abdominal) dan berhubungan dengan risiko penyakit kardiometabolik. Lingkar pinggang dianggap sebagai faktor risiko yang kuat dan independen untuk penyakit arteri koroner dan infark miokard. Peningkatan nilai lingkar pinggang berhubungan dengan peningkatan risiko diabetes, intoleransi glukosa, hipertensi, stroke, dislipidemia, dan gangguan tingkat obesitas. Lingkar pinggang yang besar juga merupakan prediktor independen obesitas yang berhubungan dengan kelainan jantung, disfungsi diastolik, dan lemak epikardial yang berlebih (Iacobellis, 2009; Klein, Allison, Heymsfield, Kelley, Leibel, Nonas, et al., 2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Shah, Bhandary, Malik, Risal, and Koju (2009) menunjukkan bahwa lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul merupakan prediktor yang paling baik untuk obesitas dan diabetes mellitus tipe 2. Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Odenigbo, Odenigbo, Oguejiofor, and Adogu (2011) juga menyimpulkan bahwa lingkar pinggang merupakan indeks prediktor yang lebih baik dalam mengukur obesitas dibandingkan dengan rasio lingkar pinggang panggul.

Jaringan adiposa abdominal khususnya jaringan adiposa viseral berhubungan dengan meningkatnya risiko penyakit kronik seperti diabetes mellitus tipe 2 dan penyakit kardiovaskular. Pengukuran lingkar pinggang bersifat sederhana, efektif, dan bersifat non invasif/tidak memerlukan pembedahan dan


(36)

merupakan pilihan yang paling umum digunakan untuk mengestimasi jaringan adiposa viseral dan digunakan secara luas untuk mengkategorikan populasi yang memiliki risiko diabetes mellitus tipe 2 dan penyakit kardiovaskular pada studi epidemiologi. Pengukuran lingkar pinggang menunjukkan sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan BMI (body mass index) dalam mengidentifikasi diabetes mellitus tipe 2 dan risiko penyakit kardiovaskular (Ayala, Nijpels, and Lakerveld, 2014).

Penelitian IDEA (International Day of the Evaluation of Abdominal Obesity) menunjukkan bahwa pengukuran lingkar pinggang merupakan prediktor kuat untuk kardiovaskular dibandingkan BMI. Studi IDEA juga mengkonfirmasi pentingnya untuk mengukur lingkar pinggang, BMI, tekanan darah, gula darah, dan kadar lipid untuk mengidentifikasi pasien dengan risiko kardiometabolik (Medscape, 2006).

National Heart Foundation of Australia menyatakan pengukuran lingkar pinggang digunakan untuk melihat seberapa banyak lemak pada tubuh dan dimana lemak itu berada. Pengukuran lingkar pinggang dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Mencari bagian atas dari tulang pinggul dan bagian bawah dari tulang rusuk.

2. Bernafas dengan normal.

3. Letakkan pita pengukur diantara bagian tulang pinggul dan tulang rusuk dan lingkarkan pada pinggang.


(37)

Tabel I. Nilai cut-off Lingkar Pinggang Orang Asia (International Diabetes Federation, 2006). Jenis Kelamin Lingkar Pinggang (cm)

Laki-laki ≥ 90

Perempuan ≥ 80

Gambar 1. Posisi Pita dalam Pengukuran Lingkar Pinggang (National Heart, Lung, and Blood Institute, 2015). 2. Rasio lingkar pinggang panggul

Lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul merupakan surrogate indexes dari adiposa viseral. Adiposa viseral berhubungan dengan kardiovaskular dan gangguan metabolik, meliputi resistensi insulin, inflamasi kronik tingkat rendah, diabetes mellitus tipe 2, dislipidemia, Polycystic Chronic Syndrome (PCOS), hipogonadisme pada pria, nonalcoholic fatty liver disease, hipertensi, dan beberapa kanker (Borruel, Molto, Alpanes, Fernandez-Duran, Alvarez-Blasco, Luque-Ramirez, et al., 2014).

Pengukuran rasio lingkar pinggang panggul mengindikasikan distribusi lemak tubuh antara daerah sentral dan perifer. Nilai rasio diatas 0,80 pada wanita


(38)

dan diatas 0,90 pada pria diartikan sebagai obesitas abdominal. Meningkatnya nilai rasio lingkar pinggang panggul mengindikasikan risiko yang lebih tinggi untuk penyakit kardiovaskular (Sharma, Sheehy, Kolahdooz, and Barasi, 2015).

Pengukuran rasio lingkar pinggang panggul dapat digunakan untuk menilai deposit/timbunan lemak yang umumnya adalah subkutan dan viseral. Rasio lingkar pinggang panggul berkorelasi kuat dengan total massa lemak tubuh. Beberapa penelitian cohort menunjukkan bahwa baik pada pria maupun wanita peningkatan nilai rasio lingkar pinggang panggul berhubungan kuat dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner, stroke, dan diabetes mellitus tipe 2 (Gibson, 2005).

Penelitian yang dilakukan oleh Chen, et al. (2007) menunjukkan korelasi yang kuat antara rasio lingkar pinggang panggul terhadap risiko absolut dibandingkan dengan lingkar pinggang (rasio lingkar pinggang panggul {0,67-0,70 pada laki-laki dan 0,64-0,74 pada wanita} lebih baik dibandingkan dengan lingkar pinggang {0,60-0,65 pada laki-laki dan 0,59-0,71 pada wanita}) dengan kesimpulan penelitian yaitu pengukuran rasio lingkar pinggang panggul lebih berguna dibandingkan dengan pengukuran BMI dan lingkar pinggang dalam mengidentifikasi risiko untuk terkena penyakit kardiovaskular.

Demikian pula pada penelitian Koning, Merchant, Pogue, and Anand (2007) menyimpulkan bahwa obesitas abdominal yang diukur dengan lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul signifikan dengan risiko terjadinya kejadian kardiovaskular dengan peningkatan 1 cm lingkar pinggang meningkatkan


(39)

2% risiko penyakit kardiovaskular dan peningkatan 0,01 rasio lingkar pinggang panggul meningkatkan 5% risiko penyakit kardiovaskular.

Tabel II. Nilai cut-off Rasio Lingkar Pinggang Panggul (World Health Organization, 2008).

Gambar 2. Cara Mengukur Rasio Lingkar Pinggang Panggul (Dewar, 2013).

B. Penyakit Kardiovaskular

Penyakit kardiovaskular disebabkan oleh kerusakan jantung dan pembuluh darah dan meliputi penyakit jantung koroner atau serangan jantung, penyakit serebrovaskular/stroke (disebabkan karena aliran darah menuju ke otak diblokir/dihambat sehingga menyebabkan otak kehilangan oksigen dan nutrisi sehingga akhirnya mati), peningkatan tekanan darah (hipertensi), penyakit arteri perifer, penyakit jantung rematik (disebabkan oleh bakteri streptococcal yang merusak otot jantung dan katup jantung), penyakit jantung kongenital (disebabkan oleh faktor genetik atau karena paparan efek samping selama kehamilan), dan gagal jantung (World Heart Federation, 2011; World Health Organization, 2015).

Jenis Kelamin

Rasio Lingkar Pinggang Panggul (cm)

Laki-laki ≥ 0,90


(40)

Ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular yaitu faktor risiko yang dapat diubah dan faktor risiko yang tidak dapat diubah. Faktor risiko yang dapat diubah meliputi hipertensi (tekanan darah tinggi), merokok, diabetes, kurangnya aktivitas fisik, diet yang tidak sehat (banyak mengkonsumsi lemak jenuh, lemak trans, dan garam serta sedikit mengkonsumsi buah, sayur, dan ikan), kolesterol/lipid, dan obesitas. Faktor risiko yang tidak dapat diubah yaitu umur, jenis kelamin, dan riwayat keluarga (World Heart Federation, 2012).

Kardiovaskular berfokus pada aterosklerosis dan penyakit hipertensi. Kedua hal ini merupakan kondisi kardiovaskular yang dapat menyebabkan penyakit pada dinding arteri, khususnya di jantung, otak, aorta, atau sebagai konsekuensi tekanan darah yang tinggi (Labarthe, 2011).

C. Obesitas Sentral

Adiposa bertindak sebagai organ endokrin dan berperan penting dalam patogenesis dan komplikasi obesitas. Peningkatan kadar leptin mengontrol asupan makanan dan metabolisme energi. C-reactive protein (CRP) berperan dalam perkembangan resistensi leptin. Leptin adalah prediktor independen dari peristiwa kardiovaskular. Kenaikan penanda inflamasi berhubungan dengan resistensi insulin, obesitas, dan peristiwa kardiovaskular (Lavie, Milani, and Ventura, 2009). Lemak sentral memiliki efek yang merugikan baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Beberapa penelitian sebelumnya pada anak-anak menunjukkan bahwa lemak sentral berkorelasi dengan konsentrasi serum


(41)

lipoprotein, peningkatan tekanan darah, risiko penyakit kardiovaskular, dan meningkatnya risiko komplikasi metabolik (Hassan, et al., 2008).

Bagian adiposa berperan penting dalam perkembangan obesitas yang berhubungan dengan komplikasi metabolik. Obesitas sentral (viseral, abdominal, android, upper body atau apple-shaped obesity) ditandai dengan akumulasi lemak intra abdominal dan subkutan di sekitar abdomen dan berhubungan dengan meningkatnya risiko metabolik dan penyakit kardiovaskular. Pengukuran lingkar pinggang berkorelasi positif dengan massa lemak abdominal (subkutan dan intra abdominal) dan menunjukkan penilaian obesitas sentral yang sederhana (Kopelman, Caterson, and Dietz, 2009).

Obesitas android (apple-shaped obesity) mengambarkan distribusi lemak sentral. Apple-shaped obesity lebih sensitif terhadap katekolamin dan sedikit sensitif terhadap insulin. Hal ini menyebabkan lebih mudah untuk mengirim trigliserida ke jaringan lain untuk memenuhi kebutuhan energi. Distribusi lemak android berhubungan dengan hiperinsulinemia, intoleransi glukosa, diabetes mellitus, peningkatan produksi androgen, penurunan hormon seksual yang berikatan dengan globulin, serta peningkatan kadar testosteron bebas dan estradiol. Wanita dengan obesitas sentral mengalami penurunan kadar kortisol disertai dengan penurunan kadar leptin. Obesitas android juga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular (Speroff and Fritz, 2012).

Obesitas gynoid (pear shaped obesity) mengambarkan distribusi lemak pada bagian tubuh bawah (femoral dan gluteal). Pear shaped obesity lebih resisten terhadap katekolamin dan lebih sensitif terhadap insulin, serta ekstraksi dan


(42)

penyimpanan asam lemak lebih mudah terjadi dan lemak lebih mudah terakumulasi di paha dan pantat. Wanita dengan obesitas gynoid cenderung lebih sedikit untuk mengalami diabetes mellitus dan penyakit jantung koroner dibandingkan obesitas android (Speroff, et al., 2012). World Health Organization juga menyatakan apple shaped obesity memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan pear shaped obesity.

Gambar 3. Apple Shaped Obesity dan Pear Shaped Obesity (Simon, 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Goh, et al. (2014) menyimpulkan bahwa pengukuran obesitas sentral merupakan prediktor yang lebih baik untuk penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan obesitas secara umum, serta pentingnya untuk menjaga berat badan dan mencegah obesitas sentral. Demikian pula pada penelitian yang dilakukan oleh Recio-Rodriguez, Gomes-Marcos, Patino-Alonso, Agudo-Conde, Rodriguez-Sanchez, and Garcia-Ortis (2012) menyimpulkan bahwa pengukuran obesitas sentral dengan lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan berkorelasi lebih baik dibandingkan dengan


(43)

obesitas umum yang diukur dengan body mass index dan body fat percentage pada evaluasi kekakuan arteri dan aterosklerosis pada subjek dengan diabetes atau hipertensi.

Penelitian yang dilakukan oleh Sunarti dan Maryani (2013) juga menyatakan bahwa obesitas sentral merupakan salah satu faktor risiko yang sering dijumpai pada penderita penyakit jantung koroner.

Gambar 4. Lemak Viseral dan Lemak Subkutan pada Bagian Abdominal (National Heart, Lung, and Blood Institute, 2015).

D. Lipoprotein(a)

Lipoprotein(a) telah dianggap sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular selama bertahun-tahun. Lipoprotein(a) merupakan plasma lipoprotein yang tersusun dari kolesterol yang kaya akan partikel LDL dengan satu molekul apolipoprotein B100 dan apolipoprotein(a). Kadar lipoprotein(a) yang tinggi secara potensial dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular melalui efek anti fibrinolitik protombotik dan aterosklerosis (Nordestgaard, Chapman, Ray, Boren, Andreotti, Watts, et al., 2010).


(44)

Gambar 5. Struktur Lipoprotein(a) (Qi and Qi, 2012).

Gambar di atas merupakan struktur lipoprotein(a). Lipoprotein(a) merupakan partikel LDL yang tersusun atas satu molekul apolipoprotein B100 dan apolipoprotein(a) yang dihubungkan oleh ikatan disulfida. Partikel LDL tersusun atas cholesteryl ester (CE) dan triglyceride (TG) yang dikelilingi oleh phospholipid (PL), free cholesterol (FC), dan molekul ApoB tunggal. Lipoprotein(a) disekresikan di hati dan bersirkulasi didalam darah dan konsentrasi plasma ditunjukkan oleh gen ApoA yang berlokasi di kromosom 6q26-27. Ukuran polimorfisme KIV2 (Kringle IV tipe 2) menunjukkan perbedaan ukuran isoforms

ApoA (Qi, et al., 2012).

Beberapa mekanisme menghubungkan lipoprotein(a) dengan perkembangan aterosklerosis. Di arteri intima, lipoprotein(a) terletak hanya di plak aterosklerotik dan tidak dalam jaringan utuh. Lipoprotein(a) merangsang sel-sel otot polos plak aterosklerotik untuk berproliferasi dan mengikat matriks ekstraselular sehingga akan meningkatkan akumulasi lipid. Konsentrasi plasma lipoprotein(a) dipengaruhi secara dominan oleh faktor genetik dan tidak


(45)

dipengaruhi oleh diet. Obat-obatan tertentu seperti asam nikotinat dan analognya serta hormon seksual (androgen, estrogen, dan progesteron) memiliki efek menurunkan tingkat lipoprotein(a). Tidak ada efek statin dan fibrat pada lipoprotein(a) (Zlatohlavek, Zidkova, Vrablik, Haas, Prusikova, Svobodova, et al., 2008).

Banyak pengamatan menunjukkan level lipoprotein(a) merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular. Lipoprotein(a) menghambat aktivasi Transforming Growth Factor (TGF) dan berkontribusi untuk pertumbuhan lesi arteri aterosklerotik dengan proliferasi sel otot polos dan migrasi sel otot polos ke sel endotelial. Lipoprotein(a) menghambat ikatan plasminogen ke permukaan sel endotelial dan menurunkan aktivitas activator fibrin-dependent tissue. Lipoprotein(a) bertindak sebagai mediator proinflamasi yang menambah pembentukan lesi di plak aterosklerotik dengan merekrut monosit ke dinding pembuluh dan menyebabkan terjadinya pembentukan sel busa. Serum lipoprotein(a) adalah prediktor independen dari penyakit arteri koroner dan infark miokard. Lipoprotein(a) mungkin merupakan faktor risiko stroke iskemik dalam beberapa penelitian (Holanda, et al., 2004; Malaguarnera, Vacante, Russo, Malaguarnera, Antic, Malaguarnera, et al., 2013).

Peningkatan kadar plasma lipoprotein(a) merupakan faktor risiko independen untuk perkembangan penyakit kardiovaskular prematur. Sekitar 20% populasi yang memiliki kadar lipoprotein(a) diatas 30 mg/dl memiliki dua kali lebih besar peningkatan risiko penyakit kardiovaskular prematur. Lipoprotein(a) dapat direkrut oleh makrofag sehingga menyebabkan deposisi kolesterol dan


(46)

pembentukan sel busa. Lipoprotein(a) juga dilaporkan berinteraksi dengan peptida fibrin, menghambat trombolisis, dan berfungsi sebagai inhibitor kompetitif reseptor plasminogen untuk berikatan dengan sel endotelial (Gallo, 2012).

Penelitian Russo, et al. (2012) menunjukkan hasil yang mendukung hipotesis kadar lipoprotein(a) yang tinggi merupakan faktor risiko penyakit stroke iskemik, khususnya stroke yang disebabkan karena aterosklerosis arteri besar. Demikian pula pada penelitian yang dilakukan oleh Boden-Albala, Kargman, Lin, Paik, Sacco, and Berglund (2010) menyimpulkan bahwa peningkatan kadar lipoprotein(a) secara signifikan dan independen berhubungan dengan meningkatnya risiko stroke khususnya pada ras berkulit putih, berkulit hitam, dan hispanik.

Penetapan kadar apoAI, apoB, dan lipoprotein(a) umumnya dilakukan dengan menggunakan antibodi monoklonal dan dibaca secara turbidimetri (imunoturbidimetri). Pemeriksaan pola lipid tahap pertama yang dianjurkan biasanya terdiri dari pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida, sedangkan pemeriksaan tidak rutin (tahap kedua) seperti apoAI, apoB, dan lipoprotein(a) hanya dilakukan apabila dibutuhkan (Suryaatmadja, 2010).

Tabel III. Kriteria Pengukuran Kadar Lipoprotein(a) (Suryaatmadja, 2010).

Kadar Lipoprotein(a) (mg/dl) Interpretasi < 20 mg/dl Normal > 20 mg/dl Risiko Stroke > 30 mg/dl Risiko PJK


(47)

E. Landasan Teori

Pengukuran antropometri merupakan komponen utama untuk melihat status nutrisi pada anak-anak dan orang dewasa (Centers for Disease Control and Prevention, 2007). Beberapa teknik dalam metode ini antara lain yaitu pengukuran lingkar pinggang (LP) dan rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) yang digunakan untuk melihat distribusi lemak yang abnormal dan memprediksi adanya obesitas sentral. Obesitas sentral berhubungan dengan meningkatkannya risiko metabolik dan penyakit kardiovaskular.

Penyakit kardiovaskular disebabkan oleh kerusakan jantung dan pembuluh darah. Ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular, yaitu faktor risiko yang dapat diubah dan faktor risiko yang tidak dapat diubah. Faktor risiko yang dapat diubah meliputi hipertensi, merokok, diabetes, kurangnya aktivitas fisik, diet yang tidak sehat (banyak mengkonsumsi lemak jenuh, lemak trans, dan garam serta sedikit mengkonsumsi buah, sayur, dan ikan), kolesterol/lipid, dan obesitas. Faktor risiko yang tidak dapat diubah, yaitu umur, jenis kelamin, dan riwayat keluarga (World Heart Federation, 2012; World Health Organization, 2014).

Lipoprotein(a) berkontribusi dalam pembentukan plak aterosklerosis yang merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular. Kadar lipoprotein(a) yang tinggi secara potensial dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian ini akan melihat korelasi pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar lipoprotein(a).


(48)

F. Hipotesis

Terdapat korelasi positif bermakna dengan kekuatan korelasi sangat kuat antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar lipoprotein(a) pada wanita dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.

Gambar 6. Bagan Hipotesis Penelitian Lingkar Pinggang

Rasio Lingkar Pinggang Panggul


(49)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian potong lintang (cross sectional). Metode observasi analitik bertujuan meneliti sebab dan akibat sebuah fenomena kesehatan dapat terjadi.

Pada rancangan penelitian potong lintang, peneliti hanya melakukan observasi variabel pada satu waktu tertentu. Artinya, subyek penelitian hanya diteliti satu kali saja tanpa adanya tindak lanjut atau pengulangan pengukuran. Pada penelitian ini akan dilakukan analisis korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar lipoprotein(a) pada wanita dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta (Notoadmodjo, 2010; Saryono, 2011).

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas: lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul 2. Variabel tergantung: kadar lipoprotein(a)

3. Variabel pengacau:

a. terkendali: keadaan puasa, usia, kondisi menopause, tidak menderita penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus dan hipertensi, serta tidak mengkonsumsi obat-obatan terkait penyakit kardiovaskular dan sindrom metabolik


(50)

C. Definisi Operasional

1. Responden penelitian adalah penduduk wanita dewasa berusia 40-60 tahun yang bersedia ikut dalam penelitian di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Responden tidak menderita penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus dan hipertensi, tidak mengkonsumsi obat-obatan terkait penyakit kardiovaskular dan sindrom metabolik, tidak menopause, serta bersedia menandatangani informed consent.

2. Karakteristik penelitian meliputi pengukuran antropometri berupa lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul dan hasil pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium yang dianalisis adalah kadar lipoprotein(a).

3. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan pada bagian atas iliac crest secara horizontal mengelilingi abdomen. Pita pengukur menempel pada kulit namun tidak sampai menekan, hasil pengukuran dinyatakan dalam sentimeter (cm). 4. Pengukuran lingkar panggul dilakukan pada bagian terbesar panggul mengitari

bagian pantat. Hasil pengukuran dinyatakan dalam sentimeter (cm).

5. Pengukuran rasio lingkar pinggang panggul dilakukan dengan membagi nilai lingkar pinggang dengan nilai lingkar panggul.

6. Kadar lipoprotein(a) didapatkan dari hasil pemeriksaan laboratorium dengan kondisi responden telah berpuasa selama 10-12 jam.


(51)

8. Kriteria lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul berdasarkan International Diabetes Federation (2006) dan World Health Organization (2008).

D. Responden Penelitian

Jumlah responden penelitian diperoleh dengan mengetahui jumlah keseluruhan warga wanita di Desa Kepuharjo. Desa Kepuharjo terdiri dari Pedukuhan Kepuh, Pedukuhan Kaliadem, Pedukuhan Pagerjurang, Pedukuhan Batur, Pedukuhan Kopeng, Pedukuhan Petung, dan Pedukuhan Manggong. Pedukuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pedukuhan Kepuh, Pedukuhan Kaliadem, Pedukuhan Pagerjurang, Pedukuhan Petung, dan Pedukuhan Batur sedangkan Pedukuhan Manggong dan Pedukuhan Kopeng tidak diikutsertakan dalam pengambilan data dikarenakan responden dari pedukuhan tersebut sudah digunakan untuk subyek validasi kuisioner.

Data warga pada Pedukuhan yang digunakan diperoleh dari pendataan di Kantor Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta dengan hasil adalah 2.209 penduduk. Data yang diperoleh kemudian diseleksi lagi berdasarkan kriteria umur antara 40-60 tahun serta memenuhi kriteria inklusi. Data diperoleh dari hasil wawancara, responden bersedia menandatangani informed consent, dan bersedia melakukan pengambilan darah.

Pengambilan data sampel dilakukan sebanyak tiga kali. Pengambilan data pertama dilakukan pada tanggal 30 Mei 2015 di Balai Desa Kepuharjo dengan total responden yang terdata adalah 27 orang responden wanita dan 1 orang drop


(52)

out dikarenakan responden takut untuk diambil darahnya. Pengambilan data kedua dilakukan di Gedung Serbaguna Hunian Tetap Pagerjurang pada tanggal 18 Juni 2015. Total data responden yang diperoleh adalah 12 orang responden wanita. Pengambilan data ketiga dilakukan pada tanggal 19 Juni 2015 di Gedung Serba Guna Hunian Tetap Pagerjurang. Total data responden yang diperoleh adalah 11 orang responden wanita. Total responden yang terdata secara keseluruhan adalah 50 orang responden wanita yang melakukan pengukuran antropometri dan pengambilan darah untuk mengukur kadar lipoprotein(a).

Gambar 7 . Skema Pencarian Responden Jumlah penduduk

2.209 penduduk

Dipilih berdasarkan usia (40-60 tahun)

sebanyak 120 responden

6 orang tidak hadir saat pengambilan data 3 orang hipertensi 1 orang menggunakan pil

kontrasepsi 9 orang menopause 1 orang takut jarum suntik

100 responden dipilih (kriteria inklusi dan eksklusi) dan bersedia menandatangani informed

consent

50 responden wanita

Tahap I: 27 orang

Tahap II: 12 orang Tahap III: 11 orang 50 responden pria


(53)

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan sebanyak tiga kali dengan perincian sebagai berikut:

1. Tanggal 30 Mei 2015 dilakukan pengambilan data bertempat di Gedung Balai Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta pukul 08.00-12.00 WIB.

2. Tanggal 18 Juni 2015 dilakukan pengambilan data bertempat di Gedung Serbaguna Hunian Tetap Pagerjurang, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta pukul 14.00-16.00 WIB.

3. Tanggal 19 Juni 2015 dilakukan pengambilan data bertempat di Gedung Serbaguna Hunian Tetap Pagerjurang, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta pukul 14.00-16.00 WIB.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “Korelasi Antropometri dan Faktor

Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Masyarakat Pedesaan.” Tujuan penelitian ini secara garis besar adalah untuk mengkaji korelasi antara pengukuran antropometri terhadap rasio lipid, HbA1c, Hs-Crp, dan Lipoprotein(a). Kajian yang diangkat

oleh peneliti adalah “Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap Kadar Lipoprotein(a) pada Wanita Dewasa Sehat di


(54)

Gambar 8. Skema Kajian Penelitian Payung G. Teknik Sampling

Teknik sampling pada penelitian ini adalah non-random sampling dengan jenis purposive sampling. Pengertian non-random sampling adalah tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden sedangkan jenis purposive sampling adalah sampling berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoadmodjo, 2010). Pengambilan sampel pada penelitian didasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi dengan total responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah 50 orang.

Korelasi

body mass index (BMI)

body fat percentage (BFP)

Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang

Panggul (RLPP)

Korelasi

body mass index (BMI)

body fat percentage (BFP) Lingkar Pinggang (LP) Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP) HbA1c Rasio Lipid Hs-Crp Lipoprotein(a) Hs-Crp Lipoprotein(a)


(55)

H. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini digunakan pita pengukur merek Butterfly® untuk mengukur lingkar pinggang dan lingkar panggul responden penelitian. Pengukuran kadar lipoprotein(a) akan dilakukan di laboratorium Pramita dengan menggunakan alat arsitek.

I. Tata Cara Penelitian 1. Observasi awal

Pada observasi awal dilakukan pencarian informasi mengenai jumlah penduduk Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta yang berusia 40-60 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan melakukan wawancara singkat serta pencarian tempat yang tepat untuk dilakukan penelitian. Setelah mendapatkan data subyek yang memenuhi kriteria, responden diberikan undangan untuk menghadiri penelitian melalui kepala Dukuh masing-masing Pedukuhan.

Observasi laboratorium untuk menganalisis sampel darah responden juga dilakukan. Setelah melakukan diskusi dengan anggota penelitian yang lainnya serta dosen pembimbing, maka dipilih Laboratorium Pramita. Alasan pemilihan laboratorium tersebut dikarenakan Laboratorium Pramita sudah terakreditasi dan hasil yang didapat juga relatif cepat.

2. Permohonan izin dan kerjasama

Permohonan izin untuk melakukan penelitian ditujukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas


(56)

Gadjah Mada Yogyakarta untuk memperoleh ethical clearance. Hal ini bertujuan untuk memenuhi etika penelitian menggunakan sampel darah dan hasil penelitian dapat dipublikasikan. Surat ethical clearance dikeluarkan oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tanggal 18 Mei 2015 dengan nomor surat KE/FK/ 502/EC (Lampiran 1). Selanjutnya dilakukan permohonan ijin ke kantor Bapeda Kabupaten Sleman untuk mendapatkan ijin melakukan penelitian di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta (Lampiran 2).

Permohonan kerjasama untuk pengambilan dan analisis darah, diajukan ke bagian Laboratorium Pramita. Penawaran kerjasama juga ditujukan kepada responden penelitian dengan menggunakan informed consent. Identitas subjek penelitian akan dijamin kerahasiaannya pada publikasi hasil penelitian nanti. 3. Pembuatan informed consent dan leaflet

Pembuatan leaflet bertujuan membantu responden dalam memahami gambaran mengenai penelitian yang akan dilakukan. Konten/isi dari leaflet ini antara lain, meliputi tujuan penelitian, manfaat penelitian yang diterima responden, pengukuran antropometri meliputi pengukuran lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul, body fat percentage, dan body mass index, serta pemeriksaan laboratorium yang meliputi HbA1c, Hs-Crp, dan Lipoprotein(a).

Informed consent ditujukan sebagai bukti kesediaan calon responden untuk dapat mengikuti penelitian ini. Pembuatan informed consent ini sesuai dengan standar yang dikeluarkan Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.


(57)

4. Pencarian responden

Pencarian responden dilakukan setelah mendapat izin penelitian dengan mendatangi rumah-rumah penduduk kemudian mengadakan wawancara singkat dengan calon responden. Calon responden diberi penjelasan mengenai gambaran penelitian yang akan dilakukan serta kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Pada tahap ini sebagian calon responden menolak untuk mengikuti penelitian dikarenakan beberapa alasan, seperti takut diambil darahnya dan waktu penelitian yang bertabrakan dengan acara lain/pekerjaan.

Calon responden yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian akan diberikan informed consent, yang selanjutnya ditandatangani oleh responden sebagai bukti kesediaannya untuk mengikuti penelitian ini. Responden juga kemudian diberi informasi mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian serta diingatkan untuk berpuasa selama 10-12 jam sebelum pengambilan darah. 5. Validitas dan reabilitas instrumen penelitian

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan ketepatan pengukuran alat ukur sesuai dengan yang diukur, sedangkan reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan (Notoadmojo, 2010). Instrumen yang digunakan pada penelitian yang diuji validitas dan reliabilitas adalah pita pengukur Butterfly®.

Instrumen penelitian dikatakan valid jika menunjukkan pengukuran yang sebenarnya sesuai dengan yang diukur. Pengujian validitas instrumen Butterfly® dilakukan oleh Balai Metrologi Yogyakarta. Hasil pengujian validitas instrumen menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan valid, ditunjukkan dengan ukuran


(58)

skala pada instrumen penelitian yang sudah tepat sesuai dengan skala yang ditunjukkan. Hasil pengujian instrumen penelitian terlampir pada lampiran 10 dan lampiran 11.

Suatu alat dapat dikatakan reliable apabila memenuhi nilai koefisien variansi (CV) sebesar ≤ 5%. Pengujian reliabilitas dilakukan pada pita pengukur dengan replikasi pengukuran sebanyak lima kali. Nilai CV dari pita pengukur sebesar 0,457%. Berdasarkan nilai CV tersebut, instrumen penelitian dapat dikatakan reliable, karena pita pengukur memiliki nilai CV yang ≤ 5%.

6. Pengukuran parameter antropometri dan pengambilan darah

Pengukuran antropometri meliputi lingkar pinggang (LP) dan rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) dilakukan oleh peneliti, sedangkan pengambilan sampel darah untuk pengukuran kadar lipoprotein(a) dilakukan oleh tenaga ahli dari Laboratorium Pramita.

Pengukuran lingkar pinggang dilakukan pada titik tengah antara tulang rusuk dan iliac crest, sedangkan lingkar panggul dilakukan pada bagian terbesar dari panggul mengitari bagian pantat. Pengukuran dilakukan pada fase terakhir respirasi normal (Sharma, Sheehy, Kolahdooz, and Barasi, 2015). Pita pengukur menempel pada kulit namun tidak sampai menekan. Posisi pita pengukur paralel terhadap lantai, dan posisi responden berdiri tegak, tangan di samping, kaki rapat satu sama lain.

7. Analisis sampel darah responden

Sampel darah responden yang telah diambil, dibawa ke Laboratorium Pramita untuk dianalisis kadar lipoprotein(a).


(59)

8. Pembagian hasil penelitian

Hasil pengukuran antropometri dan analisis darah langsung dibagikan pada responden penelitian pada Kamis, 25 Juni 2015 di Balai Desa Kepuharjo. Peneliti juga membantu menjelaskan mengenai hasil pengukuran antropometri dan analisis darah responden, disertai dengan penjelasan mengenai terapi non farmakologi jika ada hasil yang tidak normal.

9. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan pertama kali dengan menyusun data yang sejenis dan mengklasifikasikan sesuai dengan kategori yang ditetapkan kemudian baru melakukan analisis data.

J. Analisis Data

Data diolah secara statistik dengan mengggunakan SPSS versi 22 dengan taraf kepercayaan 95%. Uji statistik data dilakukan oleh Clinical Epidemiology and Biostatistics Unit (CE & BU) Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito, Yogyakarta. Uji normalitas dilakukan untuk melihat distribusi normal data dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk karena sampel yang digunakan ≤ 50 responden. Nilai signifikansi (p>0,05) menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. Kemudian dilakukan uji komparatif dengan menggunakan uji t tidak berpasangan apabila data terdistribusi normal. Namun apabila data tidak terdistribusi normal, digunakan uji Mann-Whitney sebagai alternatif. Nilai signifikansi (p>0,05) menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok data yang dianalisis. Selanjutnya


(60)

dilakukan uji korelasi dengan menggunakan uji Pearson apabila data terdistribusi normal. Namun apabila data tidak terdistribusi normal, digunakan uji Spearman sebagai alternatif (Dahlan, 2013).

Hal yang dilakukan pertama kali pada analisis data adalah mendeskripsikan data responden meliputi, usia, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul, dan kadar lipoprotein(a). Data tersebut dianalisis dengan cara menghitung rata-rata sebagai ukuran pemusatan, standar deviasi (SD) sebagai ukuran penyebaran, serta normalitas dari tiap kelompok data. Uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk karena data yang digunakan sampel berjumlah 50 responden.

Selanjutnya dilakukan uji komparatif dengan mengelompokkan terlebih dahulu data kadar lipoprotein(a) berdasarkan nilai lingkar pinggang ≥ 80 cm dan lingkar pinggang < 80 cm serta nilai rasio lingkar pinggang panggul ≥ 0,85 dan rasio lingkar pinggang panggul < 0,85. Kemudian, tiap-tiap kelompok diuji normalitasnya. Apabila kedua kelompok data terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji t tidak berpasangan. Namun, apabila kedua kelompok data tidak terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.

Analisis terakhir adalah uji korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar lipoprotein(a). Apabila seluruh data yang akan diuji korelasi terdistribusi normal, maka akan digunakan uji Pearson dengan uji hipotesis two tailed. Namun, apabila kedua kelompok data tidak terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji Spearman.


(61)

Tabel IV. Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi

(Dahlan, 2013).

Parameter Nilai Interpretasi

Kekuatan korelasi (r) 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat

Nilai p p < 0,05

p > 0,05

Terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji Arah korelasi + (positif)

- (negatif)

Searah, semakin besar nilai satu variabel semakin besar nilai variabel lainnya Berlawanan arah, semakin besar nilai satu variabel, semakin kecil nilai variabel lainnya

K. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang dialami peneliti adalah penelitian tentang korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar lipoprotein(a) masih belum terlalu banyak dilakukan.


(62)

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden

Penelitian ini melibatkan penduduk wanita dewasa sehat berusia antara 40-60 tahun di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Jumlah responden yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 50 orang wanita. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan mengetahui karakteristik data yang digunakan.

Profil karakteristik responden yang dianalisis meliputi, usia, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul, dan kadar lipoprotein(a). Uji normalitas data diperoleh dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah data yang digunakan ≤ 50 responden. Nilai signifikansi (p>0,05) menunjukkan bahwa data normalitas terdistribusi normal.

Tabel V. Profil Karakteristik Responden Karakteristik Profil (n=50) P

Usia (tahun) 44,60 ± 3,39* 0,020

Lingkar Pinggang (cm) 83,38 ± 13,20* 0,000 Rasio Lingkar Pinggang Panggul 0,84 ± 0,07* 0,002 Lipoprotein(a) (mg/dl) 24,46 ± 21,82* 0,000 *nilai p > 0,05 berarti data terdistribusi normal (mean ± SD)

1. Usia

Responden yang terlibat dalam penelitian ini berada pada rentang usia 40-60 tahun. National Heart, Lung, and Blood Institute (2014) menyatakan lebih dari 75% wanita yang berusia 40-60 tahun memiliki satu atau lebih faktor risiko untuk penyakit jantung koroner. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian utama pada wanita yang berusia lebih dari 65 tahun, penyebab kematian


(63)

kedua pada wanita yang berusia antara 45 tahun dan 64 tahun, serta penyebab kematian ketiga pada wanita yang berusia antara 25 tahun dan 44 tahun (Lee, and Foody, 2011).

Uji normalitas data usia responden dilakukan dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk pada taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, diperoleh data rerata usia responden pada penelitian sebesar 44,60 dengan simpangan deviasi sebesar 3,39. Hasil uji normalitas dengan menggunakan Shapiro-Wilk menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,020 (p<0,05) yang berarti data usia responden tidak terdistribusi normal.

Gambar 9. Grafik Histogram Uji Normalitas Usia Responden

Penyakit kardiovaskular meningkat seiring bertambahnya usia dikarenakan jantung mengalami perubahan fisiologis, yaitu menjadi kaku dan kerjanya kurang efisien (World Heart Federation, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Booth, Kapral, Fung, and Tu (2006) menunjukkan bahwa usia


(64)

merupakan faktor risiko yang kuat untuk penyakit kardiovaskular pada orang dengan atau tanpa penyakit diabetes. Demikian pula pada penelitian yang dilakukan oleh Jousilahti, Vartiainen, Tuomilehto, and Puska (1999) menunjukkan bahwa peningkatan faktor risiko kardiovaskular berhubungan dengan meningkatnya usia dan mortalitas lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.

Meningkatnya usia seseorang juga berhubungan dengan pengukuran antropometri. Penelitian yang dilakukan oleh Wu, Wang, Jiang, Ding, Wu, Ma, et al. (2014) menunjukkan bahwa nilai lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang bertambah seiring dengan meningkatnya usia. Hasil penelitian menunjukkan pria memiliki nilai lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang yang lebih besar dibandingkan dengan wanita. Demikian pula pada penelitian yang dilakukan oleh Adegbija, Hoy, and Wang (2015) juga menunjukkan bahwa risiko penyakit kardiovaskular meningkat dengan meningkatnya nilai lingkar pinggang dan berhubungan juga dengan meningkatnya usia.

Usia juga berhubungan dengan kadar lipoprotein(a) pada wanita. Penelitian yang dilakukan oleh Akanji, Al-Shayji, and Kumar (1999) menunjukkan adanya korelasi yang positif antara meningkatnya usia dan kadar lipoprotein(a) yang kemungkinan disebabkan karena pengaruh menopause pada wanita.

2. Lingkar Pinggang

Uji normalitas data lingkar pinggang responden dilakukan dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk pada taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil


(65)

analisis statistik deskriptif data lingkar pinggang, diperoleh nilai rerata lingkar pinggang seluruh responden sebesar 83,38 cm dengan simpangan deviasi sebesar 13,20. International Diabetes Federation (2006) menyatakan nilai cut-off lingkar

pinggang untuk wanita sebesar ≥ 80 cm, sehingga dapat dinyatakan bahwa responden penelitian memiliki nilai lingkar pinggang yang diatas normal (obesitas sentral). Hasil uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) yang berarti data lingkar pinggang responden tidak terdistribusi normal.

Gambar 10. Grafik Histogram Uji Normalitas Lingkar Pinggang Responden Pengukuran lingkar pinggang relatif sederhana dan efektif dalam memprediksi adanya obesitas sentral. Obesitas sentral merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular. Orang dengan lingkar pinggang yang besar memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang lebih besar dibandingkan dengan orang yang memiliki lingkar pinggang yang lebih kecil (Saleh, 2015).


(66)

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuniari, Ratnayanti, Mayun, Wiryawan, Linawati, dan Sugiritama (2010) menunjukkan bahwa lingkar pinggang yang lebih dari normal (obesitas) pada wanita merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian yang dilakukan oleh Kanthe, Bagali, Shaikh, Patil, Patil, and Aithala (2015) juga menunjukkan bahwa pengukuran lingkar pinggang digunakan untuk mendiagnosa obesitas dan dapat digunakan sebagai metode yang sederhana dalam memprediksi faktor risiko kardiovaskular pada wanita dengan umur pertengahan.

Demikian pula pada penelitian yang dilakukan oleh Shahraki, Shahraki, Roudbari, and Gargari (2008) menunjukkan bahwa lingkar pinggang merupakan indeks yang lebih baik dalam memprediksi beberapa faktor risiko kardiovaskular pada wanita yang lebih muda dan setengah baya, sedangkan pada wanita yang lebih tua, rasio lingkar pinggang panggul menunjukkan hasil yang lebih baik. Penelitian yang dilakukan oleh Du, Ma, Li, Fang, Hu, Yang, et al. (2010) juga menunjukkan bahwa pengukuran lingkar pinggang memiliki efek yang independen terhadap faktor risiko penyakit kardiovaskular.

3. Rasio Lingkar Pinggang Panggul

Rasio lingkar pinggang panggul merupakan hasil perbandingan antara lingkar pinggang dan lingkar panggul responden. Berdasarkan analisis statistik deskriptif data rasio lingkar pinggang panggul, nilai rerata sebesar 0,84 dengan simpangan deviasi sebesar 0,07.

World Health Organization (2008) menyatakan nilai cut-off rasio lingkar pinggang panggul untuk wanita sebesar ≥ 0,85, sehingga dapat dinyatakan bahwa


(67)

responden penelitian memiliki nilai rasio lingkar pinggang panggul yang normal. Uji normalitas data rasio lingkar pinggang panggul responden dilakukan dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk pada taraf kepercayaan 95%. Hasil uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,002 (p<0,05) yang berarti data rasio lingkar pinggang panggul responden tidak terdistribusi normal.

Gambar 11. Grafik Histogram Uji Normalitas Rasio Lingkar Pinggang Panggul Responden

Pengukuran rasio lingkar pinggang panggul digunakan untuk menilai deposit/timbunan lemak yang umumnya adalah subkutan dan viseral. Penelitian yang dilakukan oleh Kaur and Walia (2007) menunjukkan bahwa rasio lingkar pinggang panggul merupakan indikator yang paling sensitif untuk obesitas sentral diikuti dengan pengukuran lingkar pinggang dan body mass index. Demikian pula penelitian yang dilakukan Mitolo, Dare, and Chris-Ozoko (2015) menunjukkan


(1)

Lampiran 27. Uji Komparatif Kadar Lipoprotein(a) pada LP

≥ 80 cm dan

LP < 80

cm

Ranks

Kel. LP N Mean Rank Sum of Ranks LIPO(a)

LP

≥ 80 cm

30 26.45 793.50

LP < 80 cm

20 24.08 481.50 Total 50

Test Statisticsa

LIPO(a) Mann-Whitney U 271.500 Wilcoxon W 481.500

Z -.564

Asymp. Sig.

(2-tailed) .572 a. Grouping Variable: Kel. LP


(2)

Lampiran 28. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar Lipoprotein(a) pada RPLP

0,85 dan RLPP < 0,85

Descriptives

Kel. RLPP Statistic Std. Error

LIPO(a)

RPLP

0,85

Mean 25.2000 4.89680

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 14.9122 Upper Bound 35.4878

5% Trimmed Mean 24.1556

Median 12.5000

Variance 455.594

Std. Deviation 21.34466

Minimum 4.50

Maximum 64.70

Range 60.20

Interquartile Range 41.30

Skewness .876 .524

Kurtosis -.981 1.014

RLPP

< 0,85

Mean 24.0097 4.03006

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 15.7792 Upper Bound 32.2402

5% Trimmed Mean 21.9136

Median 13.9000

Variance 503.484

Std. Deviation 22.43844

Minimum 3.00

Maximum 88.00

Range 85.00

Interquartile Range 27.30

Skewness 1.434 .421


(3)

Tests of Normality

Kel. RLPP

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. LIPO(a)

RPLP

0,85

.250 19 .003 .798 19 .001

RLPP

< 0,85

.228 31 .000 .815 31 .000


(4)

Lampiran 29. Uji Komparatif Kadar Lipoprotein(a) pada RPLP

0,85 dan RLPP

< 0,85

Ranks

Kel. RLPP N Mean Rank Sum of Ranks LIPO(a)

RPLP

0,85

19 26.37 501.00

RLPP < 0,85

31 24.97 774.00

Total 50

Test Statisticsa

LIPO(a) Mann-Whitney U 278.000 Wilcoxon W 774.000

Z -.330

Asymp. Sig.

(2-tailed) .742


(5)

Lampiran 30. Uji Korelasi Spearman antara Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar

Pinggang Panggul terhadap Kadar Lipoprotein(a)

Correlations

LP (cm) RLPP LIPO(a)

LP (cm) Correlation Coefficient 1.000 .782** .048

Sig. (2-tailed) . .000 .739

N 50 50 50

RLPP Correlation Coefficient .782** 1.000 .038

Sig. (2-tailed) .000 . .792

N 50 50 50

LIPO(a) Correlation Coefficient .048 .038 1.000

Sig. (2-tailed) .739 .793 .

N 50 50 50

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


(6)

93

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Giovani Anggasta

Febrinda, lahir di Palembang pada tanggal 15

Februari 1994 dan merupakan anak pertama dari

dua bersaudara pasangan Hendra Ali dan

Josephine Maria. Pendidikan penulis dimulai dari

TK

Bina

Kasih

(1999-2000),

kemudian

dilanjutkan ke SD Santa Agnes Padang

(2000-2006), SMP Xaverius 1 Palembang (2006-2009),

dan SMA Xaverius 1 Palembang (2009-2012).

Pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan

ke jenjang perguruan tinggi di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama

menjalani

perkuliahan,

penulis

mengikuti

beberapa kepanitiaan seperti donor darah, Herbal

Garden Team, dan Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia. Pada tahun 2015,

penulis bersama dengan tim menerima hibah dari Dikti melalui Program

Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan dengan judul “Sabun 3 in 1 (Kulit Melinjo,

Pepaya, dan Tomat): Cara Alami Menjaga Kesehatan Kulit Wajah”. Selama

menjalani perkuliahan, penulis juga pernah menjadi asisten praktikum untuk

praktikum Kimia Dasar pada tahun 2013.


Dokumen yang terkait

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap HbA1c pada pria dewasa sehat di Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Sleman Yogyakarta.

4 38 99

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap HbA1c pada wanita dewasa sehat di desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Sleman Yogyakarta.

3 11 87

Korelasi rasio lingkar pinggang tinggi badan wanita dewasa terhadap risiko penyakit kardiovaskular di Desa Kepuharjo Cangkringan Sleman Yogyakarta.

0 2 47

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap HbA1c pada karyawan pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma.

1 3 102

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar HS-CRP dalam darah pada wanita dewasa di Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Sleman Yogyakarta.

0 0 120

Korelasi Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP) terhadap HbA1c pada staf wanita dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 7

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap rasio lipid pada staf wanita dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 4 7

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap rasio lipid pada staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 4 129

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap rasio lipid pada staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

0 1 127

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar glukosa darah puasa - USD Repository

0 0 91