Intensitas Curah Hujan TINJAUAN PUSTAKA

17

2.6.2. Metode Rasional

Metode untuk memperkirakan laju aliran permukaan puncak yang umum dipakai dalah metode Rasional. Metode rasional digunakan untuk menggetahui berapa besarnya debit banjir yang terjadi disuatu daerah. Persamaan matematis metode rasional dinyatakan dalam bentuk Q = 1 3,6 C. I. A ……………………………………………….... 2.9 dengan, Q = debit banjir m 3 dt C = coefisien aliran I = intensitas hujan mmjam A= luas daerah pengaliran Km.

2.7. Intensitas Curah Hujan

Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu. Sifat umum hujan adalah makin singkat hujan yang berlangsung intensitasnya cenderung makin tinggi dan makin besar periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya. Perhitungan analisa hidrologi sering diperlukan tinggi hujan dalam waktu kurang dari atau lebih dari satu hari. Berikut macam-macam rumus untuk mencari intensitas hujan sebagai berikut : 1. Tinggi hujan untuk waktu 1 – 24 jam Rumus yang dipakai di Indonesia adalah : � 100 .R R 24 � 2 = 11300 . t t+3,12 …………………………………………………. 2.10 18 dengan, R, R 24 = curah hujan mm t = waktu dalam jam � 100 .R R 24 � 2 = dalam presen 2. Tinggi hujan untuk waktu 0 – 1 jam Rumus yang dipakai di Indonesia adalah sebagai berikut : R = a x R 24 R 24 x b …………………………………………………………….. 2.11 dengan, R, R 24 = curah hujan mm a, b = konstanta yang untuk hujan dengan waktu tertentu besarnya seperti table dibawah ini. Tabel 2.3. Harga a, b t a b t a b menit menit 1 5,85 21,6 35 774 1781 5 29,1 116 40 1159 2544 10 73,8 254 45 1811 3816 15 138 424 50 3131 6360 20 228 636 55 7119 13990 25 351 909 60 39083 75048 3. Rumus Talbot 1881, rumus ini banyak digunakan karena mudah diterapkan dan tetapan-tetapan a dan b ditentukan dengan harga-harga I = a tc+b …………………………………………….…….…… 2.12 19 dengan, I = intensitas hujan mmjam t = lamanya hujan jam a dan b = konstanta yang tergantung pada lamanya hujan yang terjadi di DAS. a = [ I.t][I] 2 −[I 2 . t][I] N[I 2 ] −[I][I] …………………….……………………. 2.13 b = [ I][I.t]−N[I 2 . t] N[I 2 ] −[I][I] ………………………………….……….… 2.14 4. Rumus Sherman 1905,rumus ini mungkin cocok untuk jangka waktu curah hujan yang lamanya lebih dari 2 jam. I = a tc n ………………………………………….……..…….…… 2.15 dengan, I = intensitas hujan mmjam t = lamanya hujan jam n = konstanta. log a = [ log I][log t 2 ] −[log t.log I][log t N[log t 2 ] −[log t][log t] ………………………… 2.16 n = [ log I][log t]−N[log t.log I] N[log t 2 ] −[log t][log t] ……………………...…………. 2.17 5. Rumus Ishiguro 1953 I = a √tc+ b ....................................................................................... 2.18 20 dengan, I = intensitas hujan mmjam t = lamanya hujan jam a dan b = konstanta. a = �I.√t�[I 2 ] −�I 2 √t �[I] N[I 2 ] −[I][I] …………………………………………... 2.19 b = [ I]�I .√t�−N�I 2 √t� N[I 2 ] −[I][I] ………………………………………….… 2.20 dengan, N = banyaknya data 6. Rumus Mononobe, rumus ini digunakan apabila data hujan jangka pendek tidak tersedia, yang ada hanya data hujan harian. I = R24 24 � 24 tc � 2 3 ………………………………………………………. 2.21 dengan, I = intensitas Hujan dalam t jam mmjam R24 = curah hujan maksimum harian selama 24 jam mm tc = lamanya hujan jam.

6.6. Waktu Konsentrasi t