6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Umum
Drainase berasal dari bahasa inggris, drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang atau mengalihkan air. Dalam bidang teknik sipil, drainase
secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan maupun rembesan, sehingga fungsi
kawasan atau lahan tidak terganggu oleh genangan air. Drainase juga dapat diartikan sebagai sanitasi.Jadi, drainase tidak hanya menyangkut air tanah. Secara umum
sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan,
sehingga dapat difungsikan secara optimal. Suripin, 2003.
2.2. Kondisi Topografi Kota Rogojampi
Letak geografis Kota Rogojampi berada pada 114 18’40” BT dan 08
18’08” LS yang diukur dari batas Kecamatan Kota Rogojampi Sebelah Barat Pengantigen,
Sebelah Timur Watukebo, Sebelah Selatan Kedaleman, Sebelah Utara Gitik. Pada DAS Kota Rogojampimempunyai luasan 10,46 Km
2
yang terdapat di beberapa stasiun pengamat hujan yaitu Stasiun Songgon, Kabat, dan Rogojampi serta
memiliki panjang sungai 9,23 Km.
7
2.3. Curah Hujan
Untuk mendapatkan gambaran mengenai distribusi hujan di seluruh daerah aliran sungai, maka dipilih beberapa stasiun yang tersebar di seluruh DAS. Stasiun
terpilih adalah stasiun yang berada dalam cakupan areal DAS dan memiliki data pengukuran iklim secara lengkap. Beberapa metode yang dapat dipakai untuk
menentukan curah hujan rata-rata adalah metode Thiessen, Arithmetik dan Peta Isohyet. Untuk keperluan pengolahan data curah hujan menjadi data debit diperlukan
data curah hujan bulanan, sedangkan untuk mendapatkan debit banjir rancangan diperlukan analisis data dari curah hujan harian maksimum. Metode yang umum
dipakai adalah metode Thiessen. Pada metode Thiessen dianggap bahwa data curah hujan dari suatu tempat
pengamatan dapat dipakai untuk daerah pengaliran di sekitar tempat itu. Metode perhitungan dengan membuat poligon yang memotong tegak lurus pada
tengah-tengah garis penghubung dua stasiun hujan. Dengan demikian tiap stasiun penakar Rn akan terletak pada suatu wilayah poligon tertutup An.
Perbandingan luas poligon untuk setiap stasiun yang besarnya A
n
A. Thiessen memberi rumusan sebagai berikut:
n 2
1 n
n 2
2 1
1
A .........
A A
R A
......... R
A R
A R
+ +
+ +
+ +
=
............................................ 2.1
dengan, R
:curah hujan daerah rata-rata R
1
, R
2
, ..., R
n
:curah hujan ditiap titik pos Curah hujan A
1
, A
2
, ..., A
n
:cuas daerah Thiessen yang mewakili titik pos curah hujan n
:jumlah pos curah hujan.
8
2.4. Analisa Frekuensi Curah Hujan Rencana