mencapai pemecahan terhadap masalah kehidupan dalam masyarakat atau lingkunganya, dilaksanakan dengan akibat yang semanusiawi mungkin.
Kontrol sosial merupakan dua sisi dari mata uang yang sama, yang selalu ada di dalam masyarakat manapun. Dengan demikian, apabila kontrol
sosial cenderung dipahami sebagai aktifitas pengendalian, di dalam percakapan sehari-hari sistem pengendalian sosial sering kali diartikan
sebagai pengawasan oleh masyarakat terhadap jalannya pemerintah Soekanto, 2002:205. Kritik sosial dapat disampaikan mulai dengan
ungkapan-ungkapan sindiran melalui komunikasi antar personal dan komunikasi sosial, melalui berbagai pertunjukan sosial dan kesenian dalam
komunikasi publik, seni sastra dan melalui media massa seperti karikatur. Wahana kritik sosial sering kali ditemui di dalam media cetak, seperti
surat kabar, majalah dan tabloid. Di dalam media ini karikatur biasanya disajikan selingan setelah pembaca menikmati rubrik-rubrik atau artikel-
artikel yang lebih serius. Meskipun pesan-pesan di dalam beberapa karikatur sama seriusnya dengan pesan-pesan yang disampaikan lewat berita dan artikel
tetapi lebih mudah dicerna atau dipahami sehubungan dengan sifatnya yang menghibur. Kritikan-kritikan yang jenaka disampaikan secara jenaka tidak
begitu dirasakan melecehkan atau mempermalukan Wijana, 2004: 04.
2.1.5. Etika Komunikasi
Etika berasal dari bahasa Yunani Ethos adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
oleh pikiran manusia. Tujuan mempelajari etika, untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruk bagi semua manusia dalam
ruang dan waktu tertentu. Pengertian baik Sesuatu hal dikatakan baik bila ia mendatangkan rahmat, dan memberikan perasaan senang, atau bahagia
Sesuatu dikatakan baik bila ia dihargai secara positif, sedangkan pengertian buruk segala yang tercela. Perbuatan buruk berarti perbuatan yang
bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku. Hak untuk berkomunikasi di ruang publik merupakan hak yang paling
mendasar. Bila hak itu tidak dijamin akan mengebiri pikiran atau kebebasan berpikir sehingga tidak ada lagi otonomi manusia. Hak untuk berkomunikasi
di ruang publik ini tidak bisa dilepaskan dari otonomi demokrasi yang didasarkan pada kebebasan nurani dan kebebasan untuk berekspresi B.
Libois, 2002:19. Jadi, untuk menjamin otonomi demokrasi ini hanya mungkin apabila hak untuk berkomunikasi di publik dihormati. Etika
komunikasi merupakan bagian dari upaya untuk menjamin otonomi demokrasi tersebut.
Perilaku aktor komunikasi hanya menjadi salah satu dimensi etika komunikasi, yaitu bagian dari aksi komunikasi politik. Aspek etisnya
ditunjukkan pada kehendak baik untuk bertangung jawab. Kehendak baik ini diungkapkan dalam etika profesi dengan maksud agar ada norma intern yang
mengatur profesi. Aturan semacam ini terumus dalam deontologi jurnalisme. Tiga prinsip utama deontologi jurnalisme B. Libois, 1994:6-7 :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Hormat dan perlindungan atas hak warga negara akan informasi dan
sarana-sarana yang perlu untuk mendapatkannya. Masuk dalam kategori ini adalah perlindungan atas sumber berita; pemberitaan informasi yang
benar dan tepat, jujur dan lengkap; pembedaan antara fakta dan komentar, informasi dan opini; sedangkan metode untuk mendapatkan
informasi harus jujur dan pantas harus ditolak jika ternyata hasil curian, menyembunyikan, menyalahgunakan kepercayaan, dengan menyamar,
pelanggaran terhadap rahasia profesi atau instruksi yang harus dirahasiakan
2. Hormat dan perlindungan atas hak individual lain dari warga negara.
Termasuk dalam hak ini ialah hak akan martabat dan kehormatan; hak atas kesehatan fisik dan mental; hak konsumen dan hak untuk berekspresi
dalam media; serta hak jawab. Selain itu harus mendapat jaminan juga ialah hak akan privacy, praduga tak bersalah, hak akan reputasi, hak akan
citra yang baik, hak bersuara dan hak akan rahasia berkomunikasi. Jadi, hak akan informasitidak bisa memberi pembenaran pada upaya yang
akan merugikan pribadi seseorang. Setiap orang mempunyai hak untuk menerima atau menolak penyebaran identitasnya melalui media
3. Ajakan untuk menjaga harmoni masyarakat. Unsur ketiga deontologi
jurnalisme ini melarang semua bentuk provokasi atau dorongan yang akan membangkitkan kebencian atau ajakan pada pembangkangan sipil.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Deontologi jurnalisme ini membantu dalam mempertajam makna tanggung jawab. Ia bisa menjadi faktor stabilisasi tindakan yang berasal dari
dalam diri aktor komunikasi. Haryatmoko, 2007 : 45-46
2.1.6. Semiotika