Selatan Loji Kidul loji

membangun rumah besar dan bagus pasti cukup”. “Begini, Nyah Gedhe . . . . .” kata si hamba. “ Uang pemberian Nyah Gedhe itu telah kumanfaatkan. Sebagian untuk membeli tanah ini. Sebagian untuk membuat gubug itu”. “Sisanya lagi kau gunakan untuk apa?” tanya Nyah Gedhe. “Seharusnya cukup kau gunakan untuk membangun rumah gedung yang besar, mengapa yang kau bangun hanya gubug kecil itu?” Ceritera Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta, hlm 60-61 2 “memang sengaja saya membangun hanya gubuk kecil saja, sebab saya belum punya anak. Meski hanya gubug kecil saja cukup kutempati. Uang sisanya , saya gunakan untuk membangun bendungan, pintu air dan saluran air, untuk mengairi sawah di sekitar tempat ini. Kasihan para petani sawah mereka kering, itulah sebabnya saya membantu mereka membuatkan saluran air dan bendungan”. Ceritera Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta, hlm 61

4.1.5 Analisis Pendidikan Karakter

Dalam analisis pendidikan karakter terdapat hubungan antara nilai pendidikan karakter dengan tokoh, alur, latar, tema. Nilai-nilai pendidikan karakter tersebut tercermin dalam analisis tokoh, alur, latar dan tema dalam cerita “Blunyah Gedhe”. Dari hasil analisis tokoh, alur, latar, dan tema maka peneliti dapat menemukan enam nilai pendidikan karakter yaitu kerja keras, mandiri, menghargai prestasi, rasa ingin tahu, jujur, dan peduli sosial. Adapun keenam nilai tersebut terdapat dalam uraian dibawah ini.

1. Kerja Keras

Nilai kerja keras terdapat dalam alur yang menceritakan bagaimana Babah Kidul Loji mencari obat untuk kesembuhan anaknya 3. Nilai kerja keras yang kedua terdapat pada alur saat hamba yang setia berusaha keras kesana kemari mencari obat guna kesembuhan anak dari Babah Kidul Loji 4. Berikut ini kutipannya. 3 Tidak kuranglah usaha orang tuanya agar anak satu-satunya itu dapat sembuh, tetapi belum juga berhasil. Banyak sudah dukun dan dokter dipanggil untuk mengobati anak perempuannya itu, tapi nampaknya tak ada kemajuan sedikitpun. Ceritera Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta, hlm 59 4 Mengetahui tuannya bersedih hati karena anak perempuannya sakit-sakit, hamba itupun berusaha, kesana kemari mencari dukun untuk mengobati anak perempuan tuannya. Ceritera Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta, hlm 59