Perencanaan Anggaran Konsep dan Definisi 1 Disharmoni

20 berpengaruh terhadap perilaku individu dan kelompok. Suatu anggaran tidak akan efektif bila anggaran tersebut tidak dapat mengakomodasi semua kepentingan kelompok yang terlibat dalam pelaksanaannya. Persoalan yang penting dalam proses penyusunan APBD adalah perilaku manusia yang terkandung dalam proses perencanaan anggaran. Beberapa metode penyusunan anggaran dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan penerapannya, namun keberhasilan pelaksanaannya sangat tergantung pada manusia yang melaksanakannya. Untuk itu perlu diperhatikan apa yang memotivasi individu dan kelompok dalam penyusunan APBD dan pelaksanaan anggaran.

2.1.6 Perencanaan Anggaran

Perencanaan merupakan cara organisasi menetapkan tujuan dan sasaran organisasi. Perencanaan meliputi aktivitas yang sifatnya strategik, taktis, dan melibatkan aspek operasional. Faktor keterampilan dan keahlian dalam proses perencanaan anggaran, pengetahuan tentang anggaran, data sumber anggaran dan target yang ingin dicapai, prosedur perencanaan, faktor informasi yang valid dan mutakhir merupakan upaya yang dilakukan agar perencanaan anggaran dapat berjalan dengan baik. Proses perencanaan juga melibatkan aspek perilaku, yaitu partisipasi dalam pengembangan system perencanaan, penetapan tujuan, dan pemilihan alat yang paling tepat untuk memonitor perkembangan pencapaian tujuan. Lemahnya perencanaan anggaran memungkinkan munculnya underfinancing atau overfinancing yang akan mempengaruhi tingkat efesinsi dan efektifitas anggaran Mardiasmo, 2004. 21 Pentingnya efektivitas pengelolaan anggaran mulai dari penyusunan anggaran, pelaksanaan anggaran sampai dengan pelaporanpertanggungjawaban anggaran karena dampaknya terhadap akuntabilitas pemerintah, sehubungan dengan fungsi pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Bentuk reformasi anggaran dalam upaya memperbaiki proses penganggaran adalah penerapan anggaran berbasis kinerja Tamasoleng, 2015 Pada tahap awal perencanaan, pertama kali yang dilakukan adalah melakukan penjaringan aspirasi masyarakat dan musyawarah perencanaan pembangunan Musrenbang. Musrenbang fokus pada perencanaan sebagai proses perencanaan program kerja yang menganut pola perencanaan berbasis masyarakat, artinya bahwa semua usulan yang muncul merupakan usulan yang bersumber dari musyawarah masyarakat berdasarkan kebutuhan prioritas dan potensi yang dimiliki. Penyelenggaran Musrenbang di Daerah dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD dilakukan melalui proses pembahasan yang terkoordinasi antara Bappeda dengan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD. Titik berat pembahasannya adalah pada sinkronisasi rencana kerja SKPD, dan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat. Musrenbang, sinkronisasi dan RKPD adalah pijakan musyawarah. Ketiga hal ini dapat bersinergi bila orang-rang yang terlibat dalam musyawarah telah memiliki pengetahuan tentang bagaimana musrenbang diselenggarakan, dan bagaimana penyusunan program kerja dan usulan kegiatan seharusnya dilakukan Rudianto, 2007. Perencanaan berperan sangat penting dalam pencapaian tujuan pembangunan dalam skala daerah dan nasional. Daerah sebagai suatu bagian dari 22 organisasi pemerintahan harus menyusun perencanaan guna mencapai tujuan pembangunan dengan memperhitungkan sumber daya yang dimiliki. Perencanaan diperlukan karena keinginan masyarakat yang tak terbatas sedangkan sumber daya anggaran yang ada terbatas. Anggaran merupakan instrumen penting bagi pemerintah untuk menetapkan prioritas program pembangunan di tingkat daerah. Anggaran dalam APBD menjadi dasar pengelolaan keuangan daerah untuk satu tahun, yang mana merupakan hasil akhir dari proses perencanaan dan penganggaran daerah selama setahun penuh. Untuk mengatur kegiatan perekonomian daerah, maka suatu daerah harus menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Penetapan struktur dan penyusunan APBD merupakan rencana keuangan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD ini sebagai dasar untuk pengelolaan keuangan daerah dalam masa satu tahun anggaran. Pada lingkup perencanaan anggaran terdapat sasaran dari pengendalian dan evaluasi berupa : 1 prioritas dan sasaran pembangunan tahunan daerah; 2 rencana program dan kegiatan prioritas daerah ; serta 3 pagu indikatif, disusun dalam beberapa dokumen berupa proses penetapan anggaran pembangunan seperti Kebijakan Umum Anggaran KUA, Plafon dan Prioritas Anggaran Sementara PPAS, hingga dokumen anggaran sendiri yaitu dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Bias antara rencana dan pelaksanaan sangat sering terjadi pada tahap perencanaan anggaran. Bias tersebut dikarenakan 1 Kekeliruan penafsiran KUA dan PPAS 2 Konsensus prioritas program dan kegiatan dalam KUA dan PPAS sering tidak dianggap dalam proses penyusunan 23 RAPBD sehingga ketidaksepakatan dalam pembahasan KUA dan PPAS ini telah menyebabkan berulang-ulangnya pembahasan; 3 Setelah pembahasan di tingkat komisi yang dilanjutkan panitia kerja RAPBD oleh DPRD, perubahan program dan kegiatan masih berjalan terus. Hal ini berpotensi mengakibatkan proses penyusunan RAPBD selalu terancam dibahas ulang dari titik awal.

2.1.7 Politik Anggraran