27 yang  dipercayakan  kepadanya  dan  ketaatannya  pada  peraturan  perundang
undangan. Handayani  2009 berpendapat bahwa Transparansi Publik adalah adanya
keterbukaan tentang anggaran yang mudah diakses oleh masyarakat secara cepat. Sopanah 2003 mensyaratkan bahwa anggaran yang disusun oleh pihak eksekutif
dikatakan transparansi jika memenuhi kriteria berikut :  1 Terdapat pengumuman kebijakan  anggaran,  2  Tersedia  dokumen  anggaran  dan  mudah  diakses,  3
Tersedia  laporan  pertanggung  jawaban  yang  tepat  waktu,  4  Terakomodasinya suarausulan masyarakat, 5 Terdapat sistem pemberian informasi kepada publik.
Transparansi  adalah  azas  yang  menentukan  bahwa  setiap  kegiatan  dari perencanaan
sampai hasil
akhir pengelolaan
APBD harus
dapat dipertanggungjawabkan  kepada  rakyat  sebagai  kedaulatan  tertinggi.  Ciri  utama
dalam  pengelolaan  APBD  adalah  akuntabilitas  dan  transparansi.  Salah  satu elemen  penting  dalam  rangka  perwujudan  pemerintahan  yang  baik  Good
Governance  adalah  adanya  pengelolaan  APBD  yang  baik  Good  Financial Governance.
2.2. Teori yang Relevan
2.2.1  Anggaran Berbasis Kinerja
Anggaran Berbasis Kinerja adalah sistem penganggaran  yang berorientasi pada output organisasi dan berkaitan sangat erat terhadap Visi, Misi dan Rencana
Strategis  organisasi.  Anggaran  Berbasis  Kinerja  mengalokasikan  sumberdaya pada  program  bukan  pada  unit  organisasi  semata  dan  memakai  output
measurement sebagai indikator kinerja organisasi Bastian, 2006.
28 Penyusunan  APBD  berbasis  kinerja  dilakukan  berdasarkan  capaian
kinerja,  indikator  kinerja,  analisis  standar  belanja,  standar  satuan  harga,  dan Standar  Pelayanan  Minimal.  Penyelenggaraan  urusan  pemerintahan  dibagi
berdasarkan kriteria
eksternalitas, akuntabilitas,
dan efisiensi
dengan memperhatikan  keserasian  hubungan  antar  susunan  pemerintahan.  Dalam
penyelenggaraannya,  pemerintah  daerah  dituntut  lebih  responsif,  transparan,  dan akuntabel terhadap kepentingan masyarakat Mardiasmo, 2006.
2.2.2  Sumber Daya Manusia
Kebijakan Teori Edward III dalam Widodo 2011 mengemukakan bahwa sumber  daya  memiliki  peranan  penting  dalam  implementasi  kebijakan.  Sumber
daya  di  sini  berkaitan  dengan  segala  sumber  yang  dapat  digunakan  untuk mendukung  keberhasilan  implementasi  kebijakan.  Sumber  daya  ini  mencakup
sumber  daya  manusia,  anggaran,  fasilitas,  informasi  dan  kewenangan.  Menurut Amirudin  2009,  kapasitas  sumber  daya  manusia  adalah  kemampuan  dari
anggota  eksekutif  maupun  legislatif  dalam  menjalankan  fungsi  dan  perannya masing-masing dalam proses penyusunan kebijakan dalam pengelolaan keuangan
daerah. Penempatan  pegawai  memerlukan  perhatian  yang  penuh  dari  pimpinan
daerah dan pimpinan SKPD Kabupaten Tabanan. Apabila orang yang ditempatkan tidak  tepat  pada  jabatan-jabatan  yang  tersedia  akan  memberikan  pengaruh  yang
negatif terhadap perkembangan organisasi antara lain: para pegawai akan merasa frustasi  dalam  bekerja,  para  pegawai  akan  bekerja  lamban  dan  hasil  kerjanya
kurang bermutu.
29 Wiley 1997, menyebutkan bahwa sumber daya manusia merupakan pilar
penyangga utama sekaligus penggerak  roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi dan misi serta tujuan dari organisasi tersebut. Sumber daya manusia human
resources  merujuk  kepada  orang-orang  di  dalam  organisasi  untuk  mencapai tujuan  organisasi  Simamora  2001.  Menurut  Irawan  2000,  yang  dimaksud
dengan  sumber  daya  manusia  adalah  semua  orang  yang  tergabung  dalam  suatu organisasi  dengan  peran  dan  sumbangannya  masing-masing  mempengaruhi
tercapainya tujuan-tujuan organisasi. Sedangkan Matindas 2002 mengemukakan bahwa  sumber  daya  manusia  adalah  kesatuan  tenaga  manusia  yang  ada  dalam
suatu  organisasi  dan  bukan  sekedar  penjumlahan  karyawan  karyawan  yang  ada. Sebagai  kesatuan,    Sumber  Daya  Manusia  harus  dipandang  sebagai  suatu  sistem
di mana tiap-tiap karyawan merupakan bagian  yang saling berkaitan satu dengan lainnya dan bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi.
Widodo  2001  dalam   Kharis 2010  menjelaskan kompetensi   sumber daya
manusia adalah
kemampuan sumber
daya manusia
untuk melaksanakan  tugas  dan  tanggungjawab    yang  diberikan  kepadanya  dengan
bekal  pendidikan,  pelatihan,  dan  pengalaman  yang  cukup  memadai.  Sumber Daya Manusia  yang kompeten tersebut akan  mampu memahami logika akuntansi
dengan  baik.  Kegagalan  sumber  daya  manusia  Pemerintah  Daerah  dalam memahami  dan  menerapkan  logika  akuntansi  akan  berdampak  pada  kekeliruan
laporan  keuangan  yang  dibuat  dan  ketidaksesuaian  laporan  dengan  standar yang  ditetapkan  pemerintah  Warisno  2008.  Kompetensi  sumber  daya  manusia
mencakup  kapasitasnya,  yaitu  kemampuan  seseorang  atau  individu,  suatu organisasi  kelembagaan,  atau  suatu  sistem  untuk  melaksanakan    fungsi  -
30 fungsi  atau  kewenangannya  untuk  mencapai  tujuannya  secara  efektif  dan
efisien.Kapasitas harus dilihat sebagai kemampuan untuk mencapai kinerja, untuk menghasilkan   keluaran-keluaran outputs   dan   hasil-hasil outcomes.
Ruri Widiastuti 2013  dan Yudianta 2012 dengan penelitian pengaruh SDM,  teknologi  informasi  dan  pengendalian  intern  terhadap  kualitas  informasi
akuntansi  pada  pelaporan  keuangan  SKPD  Kabupaten  Gianyar.  Dudi  Iskandar 2013 menemukan bahwa aparatur pemerintahan  yang  profesional dan  memiliki
kompetensi  dalam  menyusun  RKA-SKPD  akan  berdampak  positif  terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS. memiliki kompetensi
dalam  menyusun  RKA-SKPD  akan  berdampak  positif  terhadap  sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS pada Pemerintah Aceh Tenggara.
2.2.3  Perencanaan Anggaran