Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Kebijakan Umum APBD KUA

15

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Konsep dan Definisi 2.1.1 Disharmoni Disharmoni adalah tidak adanya keselarasan dan keserasian antara kebijakan yang satu dengan kebijakan yang lain. Terjadi tumpang tindih, tidak saling melengkapi antar kebijakan. Pada prinsipnya Kebijakan Umum Anggaran KUA, Prioritas Plafon Anggaran Sementara PPAS, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD merupakan kebijakan yang saling berkaitan, KUA- PPAS merupakan pendukung dalam menyusun rencana APBD, namun pada kenyataannya tidak adanya keterpaduan antara data yang didukung dengan data yang mendukung.

2.1.2 Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD

Penetapan APBD harus tepat waktu, yaitu paling lambat tanggal 31 Desember tahun sebelumnya sebagaimana diatur dalam Pasal 116 ayat 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah daerah harus memenuhi jadwal proses penyusunan APBD, mulai dari penyusunan dan penyampaian rancangan KUA dan rancangan PPAS kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD untuk dibahas dan disepakati bersama paling lambat akhir bulan Juli tahun sebelumnya. Selanjutnya KUA dan PPAS yang telah disepakati bersama 16 akan menjadi dasar bagi pemerintah daerah untuk menyusun, menyampaikan dan membahas rancangan APBD Tahun Anggaran berikutnya antara pemerintah daerah dengan DPRD sampai dengan tercapainya kesepakatan bersama antara kepala daerah dengan DPRD terhadap rancangan Peraturan Daerah tentang APBD, paling lambat tanggal 30 Nopember tahun sebelumnya, sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 105 ayat 3c Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. Tahapan dan jadwal proses penyusunan APBD dapat dilihat pada tabel 2.1 lampiran 1.

2.1.3 Kebijakan Umum APBD KUA

Substansi KUA mencakup hal-hal yang sifatnya kebijakan umum dan tidak menjelaskan hal-hal yang bersifat teknis. Hal-hal yang sifatnya kebijakan umum, seperti. 1 Gambaran kondisi ekonomi makro termasuk perkembangan indikator ekonomi makro daerah; 2 Asumsi dasar penyusunan Rancangan APBD, termasuk laju inflasi, pertumbuhan PDRB dan asumsi lainnya terkait dengan kondisi ekonomi daerah; 3 Kebijakan pendapatan daerah yang menggambarkan prakiraan rencana sumber dan besaran pendapatan daerah serta strategi pencapaiannya; 4 Kebijakan belanja daerah yang mencerminkan program dan langkah kebijakan dalam upaya peningkatan pembangunan daerah yang merupakan 17 manifestasi dari sinkronisasi kebijakan antara pemerintah daerah dan pemerintah serta strategi pencapaiannya; 5 Kebijakan pembiayaan yang menggambarkan sisi defisit dan surplus anggaran daerah sebagai antisipasi terhadap kondisi pembiayaan daerah dalam rangka menyikapi tuntutan pembangunan daerah serta strategi pencapaiannya. Kebijakan Umum APBD KUA merupakan sasaran dan kebijakan pemerintah dalam satu tahun anggaran yang menjadi petunjuk dan ketentuan umum yang disepakati sebagai pedoman penyusunan RAPBD. Dalam menyusun Rancangan Kebijakan Umum APBD, Kepala Daerah dibantu oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah TAPD yang diketuai oleh Sekretaris Daerah. Kebijakan tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah kepada Kepala Daerah, paling lambat pada awal bulan Juni tahun sebelumnya, Rancangan Kebijakan Umum APBD disampaikan Kepala Daerah kepada DPRD untuk dibahas paling lambat pertengahan bulan Juni Tahun Anggaran sebelumnya untuk dibahas dalam pembahasan Pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya. Pembahasan dilakukan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah bersama Badan Anggaran DPRD. Rancangan Kebijakan Umum APBD yang telah dibahas selanjutnya disepakati menjadi Kebijakan Umum APBD paling lambat minggu pertama bulan Juli tahun anggaran sebelumnya.

2.1.4 Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara PPAS