f. Adenokarsinoma Endometrium
g. Adenokarsinoma Ekstrauterin
h. Adenokarsinoma yang tidak dapat ditentukan asalnya NOS
2.1. Kanker Serviks 2.2.1. Definisi Kanker
Kanker berasal dari kata Latin untuk kepiting — tumor melekat erat ke semua permukaan yang dipijaknya, seperti kepiting Kumar, Cotran, Robbin,
2007. Kanker adalah istilah umum yang dipakai untuk menunjukkan neoplasma
ganas. Neoplasma secara harfiah berarti pertumbuhan baru, yaitu massa abnormal dari sel-sel yang mengalami proliferasi. Sel-sel neoplasma berasal dari sel-sel
normal, namun selama mengalami perubahan neoplastik mereka memperoleh derajat otonomi tertentu yaitu tumbuh dengan kecepatan yang tidak terkoordinasi
dengan kebutuhan hospes dan fungsi yang sangat tidak bergantung pada pengawasan homeostasis sebagian besar sel tubuh lainnya Wilson, 2005.
2.2.2. Definisi Kanker Serviks
Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim
yang terletak antara uterus dengan vagina Diananda, 2009.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3. Etiologi Kanker Serviks
Penyebab langsung dari kanker serviks belum diketahui Mardjikoen, 2007. Namun HPV Human papilomavirus dapat ditemukan pada 85-90 lesi
pra-kanker dan neoplasma invasif Crum, Lester, Cotran, 2007. Menurut Crum, Lester, Cotran 2007, HPV yang menginfeksi serviks
uterus terdiri dari dua kategori, yaitu tipe risiko rendah 6, 11, 42, dan 44 dan tipe risiko tinggi 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 52, 56, 58, dan 59. HPV tipe risiko tinggi
ditemukan pada 50-80 kasus SIL dan 90 kanker invasif. Sedangkan HPV tipe risiko rendah ditemukan pada Low-Grade SIL Garcia, 2009.
Tipe virus risiko tinggi menghasilkan protein yang dikenal dengan protein E6 dan E7 yang mampu berikatan dan menonaktifkan protein p53 dan pRb epitel
serviks. P53 dan pRb adalah protein penekan tumor yang berperan menghambat kelangsungan siklus sel. Degan tidak aktifnya p53 dan pRb, sel yang telah
bermutasi akibat infeksi HPV dapat meneruskan siklus sel tanpa harus memperbaiki kelainan DNA-nya Edianto, 2006.
Penyebaran virus ini terutama secara kontak langsung melalui hubungan seksual Edianto, 2006.
2.2.3. Faktor Risiko Kanker Serviks