Faktor Risiko Kanker Serviks

2.2.3. Etiologi Kanker Serviks

Penyebab langsung dari kanker serviks belum diketahui Mardjikoen, 2007. Namun HPV Human papilomavirus dapat ditemukan pada 85-90 lesi pra-kanker dan neoplasma invasif Crum, Lester, Cotran, 2007. Menurut Crum, Lester, Cotran 2007, HPV yang menginfeksi serviks uterus terdiri dari dua kategori, yaitu tipe risiko rendah 6, 11, 42, dan 44 dan tipe risiko tinggi 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 52, 56, 58, dan 59. HPV tipe risiko tinggi ditemukan pada 50-80 kasus SIL dan 90 kanker invasif. Sedangkan HPV tipe risiko rendah ditemukan pada Low-Grade SIL Garcia, 2009. Tipe virus risiko tinggi menghasilkan protein yang dikenal dengan protein E6 dan E7 yang mampu berikatan dan menonaktifkan protein p53 dan pRb epitel serviks. P53 dan pRb adalah protein penekan tumor yang berperan menghambat kelangsungan siklus sel. Degan tidak aktifnya p53 dan pRb, sel yang telah bermutasi akibat infeksi HPV dapat meneruskan siklus sel tanpa harus memperbaiki kelainan DNA-nya Edianto, 2006. Penyebaran virus ini terutama secara kontak langsung melalui hubungan seksual Edianto, 2006.

2.2.3. Faktor Risiko Kanker Serviks

Meskipun banyak wanita mengandung HPV, hanya sebagian yang menderita kanker serviks. Ini mengisyaratkan bahwa faktor lain berperan pada risiko kanker. Faktor risiko penting terjadinya kanker invasif pada serviks adalah usia dini saat mulai berhubungan kelamin di bawah usia 16 tahun, memiliki banyak pasangan seksual, pasangan seksual memiliki riwayat banyak memiliki pasangan seksual, merokok, imunodefisiensi eksogen atau endogen, dan infeksi persisten oleh HPV risiko tinggi Crum, Lester, Cotran, 2007. Universitas Sumatera Utara Insidensi karsinoma in situ meningkat sekitar lima kali lipat pada perempuan yang terinfeksi oleh virus imunodefisensi manusia jika dibandingkan dengan kontrol Crum, Lester, Cotran, 2007. Wanita perokok memiliki risiko dua kali lipat terhadap kanker serviks dibandingkan dengan wanita bukan perokok Dalimartha, 2004. Bahan karsinogenik spesifik dari tembakau seperti nikotin dijumpai dalam lendir serviks wanita perokok. Bahan ini dapat merusak DNA sel epitel skuamosa dan bersama dengan infeksi HPV mencetuskan transformasi malignansi Edianto, 2006. Kanker serviks jarang ditemukan pada perawan dan pada wanita yang pasangan seksualnya telah disirkumsisi. Insideni kanker serviks lebih tinggi pada mereka yang menikah daripada yang tidak menikah dan pada wanita dengan tingkat sosial ekonomi rendah. Selain itu insidensinya juga meningkat dengan tingginya paritas, apa lagi bila jarak persalinan terlampau dekat Mardjikoen, 2007. Resiko noninvasif dan invasif kanker serviks telah menunjukkan hubungan dengan pemakaian kontrasepsi oral. Namun, penemuan ini hasilnya tidak selalu konsisten dan tidak semua studi dapat membenarkan perkiraan risiko ini. Beberapa studi yang lebih lanjut memerlukan konfirmasi atau menyangkal observasi mengenai kontrasepsi oral ini Rasjidi, Irwanto, Wicaksono, 2008. Ada beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa defisiensi asam folat dapat meningkatkan risiko terjadinya displasia ringan dan sedang, serta mungkin juga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada wanita yang makanannya rendah beta karoten dan retinol Diananda, 2009. Universitas Sumatera Utara

2.2.4. Perkembangan Kanker Serviks