20 Dalam lembar kuesioner tidak dituliskan nama responden untuk merahasiakan
identitasnya, hanya kode tertentu pada lembar kuesioner serta hanya peneliti yang mempunyai akses terhadap informasi tersebut.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data, yang berisikan tentang karakteristik responden umur, pendidikan, pekerjaan, dan
kuesioner pengetahuan yang meliputi Bentuk kuesioner yang digunakan adalah bentuk pertanyaan tertutup dengan
variasi pertanyaan berupa multiple choice, yang mana dari beberapa jawaban yang disediakan responden hanya memilih satu diantaranya yang sesuai dengan pendapat
responden. Kuesioner terdiri dari 20 pertanyaan. Pertanyaan dibuat berdasarkan variabel
yang akan diukur yang terdapat pada kerangka konsep penelitian. Apabila jawaban responden benar diberi nilai 1 satu, apabila jawaban responden salah diberi nilai 0
nol. Pertanyaan yang akan ditanyakan berupa 20 pertanyaan untuk menilai pengetahuan responden tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil yang meliputi
pengertian infertil, pengertian gaya hidup, pengaruh gaya hidup terhadap infertil. Dengan kategori : Baik
bila menjawab 56-100 Kurang
bila menjawab ≤ 55
G. Validitas dan Reabilitas Instrumen
Uji validitas yang dilakukan dengan teknik content validity yaitu dengan memberikan kuesioner dan content validity score kepada orang yang lebih ahli
dalam bidang ketidaksuburan infertil yaitu dokter spesialis kandungan dengan
Universitas Sumatera Utara
21 profesi sebagai dokter konsultan di suatu RS pemerintah dan di instansi pendidikan
negeri. Dan diperoleh nilai content validity score 0,91 sehingga instrument yang digunakan tersebut dinyatakan valid dan mampu mengukur variabel yang diukur.
Sedangkan uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukuran yang digunakan dapat diandalkan. Uji reliabilitas
dengan rumus alpha yang diolah melalui program komputerisasi. Hasil yang didapatkan bahwa kuesioner dinyatakan reliabel karena
α
hitung
r
tabel.
Dimana α
hitung sebesar 0,753 hasil terlampir.
H. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilaksanakan oleh peneliti dan ibu kader di lingkungan III kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan dengan
menggunakan kuesioner terhadap pria usia subur. Dengan langkah-langkah yaitu peneliti mendapat surat permohonan izin
pelaksanaan penelitian kepada pendidikan atau ketua pelaksana program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan peneliti mengajukan
surat permohonan izin pelaksanaan penelitian tersebut kepada kepala Desa Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Marelan. Setelah itu, peneliti
menyerahkan lembar informent consent sebagai tanda pernyataan persetujuan menjadi responden, bahwa responden bersedia berpartisipasi dalam penelitian secara
sukarela. Kemudian peneliti menjelaskan jati diri peneliti dan tujuan penelitian serta
menyerahkan lembar kuesioner kepada responden dan memberitahukan cara pengisian kuesioner dengan menjawab seluruh pertanyaan dengan jujur. Agar
Universitas Sumatera Utara
22 pengumpulan data dapat berjalan dengan cermat dan teliti, peneliti mengawasi dan
mendampingi responden saat mengisi kuesioner. Setelah responden selesai menjawab kuesioner yang dibagikan, selanjutnya peneliti mengumpulkan kuesioner
kembali dengan terlebih dahulu memeriksa jawaban responden apakah sudah terisi seluruhnya sehingga dalam pengolahan data tidak terjadi kendala
I. Analisis Data
Analisa data dilakukan dengan metode statistik dengan menggunakan software SPSS. Setelah dikumpulkan selanjutnya dianalisa secara bertahap yaitu:
1. Analisa data univariat
Untuk mendeskripsikan distribusi frekuensi dan presentasi tiap variabel yang diteliti.
2.Analisa data bivariat
Untuk mengetahui hubungan dua varibel antara variabel independen dan dependen dengan uji statistik menggunakan chi-square dengan software SPSS.
pada tingkat kemaknaan 95 α = 0,05 dimana nilai p α yang artinya
hipotesa alternativ diterima.
Universitas Sumatera Utara
23
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari penelitian yang dilakukan di Lingkungan III kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan tahun 2009 diperoleh data dari 60 responden yang
hasilnya disajikan dalam bentuk analisa univariat distribusi frekuensi dan bivariat yaitu sebagai berikut :
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Responden
Meliputi Umur, Pendidikan, dan Pekerjaan di Lingkungan III kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan
Tahun 2009
No. Karakteristik
Jumlah N
1 Umur
18-32 37 61,7
33-47 23 38,3
Jumlah 60 100
2 Pendidikan
Rendah 34 56,7
Tinggi 26
43,3 Jumlah
60 100
3 Pekerjaan Tidak bekerja
41 68,3
Bekerja 19 31,7
Jumlah 60
100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 60 responden sebagian besar responden berumur 18-32 tahun yaitu 37 orang 61,7 dan yang paling sedikit
berumur 33-47 tahun yaitu 23 orang 38,3, sebagian besar responden berpendidikan rendah yaitu 34 orang 56,7 dan yang paling sedikit adalah
berpendidikan tinggi yaitu 26 orang 43,3, dan sebagian besar responden 23
Universitas Sumatera Utara
24 tidak bekerja yaitu 41 orang 68,3 dan yang paling sedikit adalah bekerja
yaitu 19 orang 31,7. Tabel 5.2
Distribusi Hasil Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Gaya Hidup Yang Mempengaruhi Infertil di Lingkungan III Kelurahan Labuhan
Deli Kecamatan Medan Marelan tahun 2009
No. Pertanyaan
Jumlah Jumlah
Benar Salah
N N
N 1
Pengertian Infertil Persamaan kata infertil
51 85,0
9 15
60 100
2 Infertil sering
terjadi 23
38,3 37 61,7 60
100 3 Pengertian
infertile 42
70,0 18 30,0 60
100 4
Lamanya pasutri dikatakan infertile 31
52,0 29
48,0 60
100 5 Penyebab
infertile 33
55,0 27 45,0 60
100 6
Pengertian gaya hidup Pengertian gaya hidup
36 60,0
24 40,0
60 100
7 Macam-macam gaya hidup
30 50,0
30 50,0
60 100
8
gaya hidup yang mempengaruhi infertil
Kandungan rokok 45
75,0 25
25,0 60
100 9
Dampak dari kandungan rokok terhadap infertil 18
30,0 42
70,0 60
100 10
banyaknya rokok menyebabkan infertile 25
41,7 35
58,3 60
100 11 Kandungan
kopi 53
88,3 7 11,7 60
100 12
Jenis-jenis yang sama dengan kandungan kopi 46
76,7 14
23,3 60
100 13
Dampak dari kandungan kopi terhadap infertil 28
46,7 32
53,3 60
100 14 Banyaknya
kopi terhadap
infertile 23
38,3 37 61,7 60
100 15 Jenis-jenis
alkohol 47
78,0 13 22,0 60
100 16
Dampak alkohol terhadap infertile 23
38,3 37
61,7 60
100 17
Jenis-jenis obat terlarang narkotika 51
85,0 9
15,0 60
100 18
Dampak dari obat terlarang terhadap infertil 22
36,7 38
63,3 60
100 19
Pengertian olahraga yang berlebihan 42
70,0 18
30,0 60
100 20.
Dampak olahraga yang berlebihan terhadap infertil
17 28,3 43 71,7 60
100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa hasil pengetahuan responden tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil sebanyak 20 pertanyaan yaitu
nomor 1 sampai 20 menunjukkan bahwa jawaban yang paling banyak benar yaitu pertanyaan tentang kandungan kopi yaitu pertanyaan nomor 11 88,3
, sedangkan pertanyaan yang paling banyak salah yaitu pertanyaan tentang
Universitas Sumatera Utara
25 Dampak olahraga yang berlebihan terhadap infertil yaitu pertanyaan nomor 20
71.7.
2. Tingkat Pengetahuan Responden
Tabel 5.3 Distribusi Kategori Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Gaya
Hidup Yang Mempengaruhi Infertili di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009
No. Tingkat pengetahuan
N 1 Baik
28 46,7
2 Kurang 32
53,3 Total
38 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 32 orang 53,3.
3. Hubungan Karakteristik Dengan Tingkat Pengetahuan Responden
Tabel 5.4.1 Hubungan Umur Responden dengan Tingkat Pengetahuan Responden
Tentang Gaya Hidup Yang Mempengaruhi Infertil di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli
Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009
No Karakteristik
Responden Tingkat Pengetahuan
Responden Tentang Gaya Hidup Yang Mempengaruhi
Infertil Total
p OR
95 CI
Baik Kurang
N N
N 1.
Umur Responden
18-32 11 29,7
26 70,3
37 100
0,002 0,15
33-47 17
73,9 6
26,1 23
100 Jumlah
28 46,7
32 53,3
60 100
Dari tabel diatas dapat dilihat analisa hubungan antara umur responden dengan tingkat pengetahuan responden tentang gaya hidup yang mempengaruhi
Universitas Sumatera Utara
26 infertil diperoleh 37 responden yang berumur 18-32 tahun yang paling banyak
mempunyai tingkat pengetahuan kurang yaitu 26 orang 70,3, dan yang paling sedikit mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu 11 orang 29,7.
Dari 23 orang yang berumur 33-47 tahun diperoleh yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu 17 orang 73,9 dan yang paling
sedikit mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu 6 orang 26,1. Setelah dilakukan uji statistik antara umur dan pengetahuan diperoleh nilai
p = 0,002 p 0,05, sehingga dinyatakan ada hubungan yang signifikan antara umur dan pengetahuan. Dan dari uji statistik diperoleh nilai OR 0,15 yang
artinya responden yang berumur 33-47 tahun memiliki peluang 0,15 kali untuk berpengetahuan baik dibandingkan responden yang berumur 18-32 tahun
tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009.
Tabel 5.4.2 Hubungan Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Responden Tentang
Gaya Hidup Yang Mempengaruhi Infertil di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan
Tahun 2009
No Karakteristik
Responden Tingkat Pengetahuan Responden
Tentang Gaya Hidup Yang Mempengaruhi Infertil
Total p
OR 95
CI Baik
Kurang N
N N
1. Pendidikan
Responden Rendah 11
32,4 23
67,6 34
100 0,023
0,25 Tinggi
17 65,4
9 34,6
26 100
Jumlah 28
46,7 32
53,3 60 100
Dari tabel diatas dapat dilihat analisa hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan tingkat pengetahuan responden tentang pengaruh gaya hidup
Universitas Sumatera Utara
27 terhadap infertil diperoleh 34 orang yang memiliki tingkat pendidikan dasar
diperoleh yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan kurang baik yaitu 23 orang 67,6 dan yang paling sedikit mempunyai tingkat pengetahuan baik
yaitu 11 orang 32,4 . Dari 26 orang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi diperoleh yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu 17
orang 65,4 dan yang paling sedikit mempunyai tingkat pengetahuan kurang baik yaitu 9 orang 34,6.
Setelah dilakukan uji statistik antara umur dan pengetahuan diperoleh nilai p = 0,023 p 0,05, sehingga dinyatakan ada hubungan yang signifikan antara
umur dan pengetahuan. Dan dari uji statistik diperoleh nilai OR 0,25 yang artinya responden yang berpendidikan tinggi memiliki peluang 0,25 kali untuk
berpengetahuan baik dibandingkan responden yang berpendidikan rendah tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil di Lingkungan III Kelurahan
Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009. Tabel 5.4.3
Hubungan Pekerjaan Responden dengan Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Infertil
di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan
Tahun 2009
No Karakteristik
Responden Tingkat Pengetahuan Responden
Tentang Gaya Hidup Yang Mempengaruhi Infertil
Total p
OR 95
CI Baik
Kurang N
N N
Pekerjaan responden
41 100
0,010 0,18
Tidak Bekerja 14
34,1 27
65,9 19
100 Bekerja
14 73,7
5 26,3
60 100
Universitas Sumatera Utara
28 Dari tabel diatas dapat dilihat analisa hubungan antara pekerjaan responden
dengan tingkat pengetahuan responden tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil diperoleh 41 orang responden yang tidak bekerja diperoleh yang paling
banyak mempunyai tingkat pengetahuan kurang baik yaitu 27 orang 65,9 dan yang paling sedikit mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu 14 orang
34,1. Dari 19 orang responden yang bekerja diperoleh yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu 14 orang 73,7 dan yang paling
sedikit mempunyai tingkat pengetahuan kurang baik yaitu 5 orang 26,3. Setelah dilakukan uji statistik antara umur dan pengetahuan diperoleh nilai
p = 0,010 p 0,05, sehingga dinyatakan ada hubungan yang signifikan antara umur dan pengetahuan. Dan dari uji statistik diperoleh nilai OR 0,18 yang
artinya responden yang bekerja memiliki peluang 0,18 kali untuk berpengetahuan baik dibandingkan responden yang tidak bekerja tentang
pengaruh gaya hidup terhadap infertil di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009.
B. Pembahasan
1. Interprestasi dan Diskusi Hasil
a. Karakteristik Responden
Dari hasil uji statistik pada 60 responden diporeleh sebagian besar responden berumur 18-32 tahun yaitu 37 orang 61,7. Sebagian
besar pendidikan responden menunjukkan pendidikan rendah yaitu 34 orang 56,7. Dan sebagian besar menunjukkan responden tidak
bekerja yaitu 41 orang 68,3.
Universitas Sumatera Utara
29
b. Tingkat pengetahuan responden tentang gaya hidup yang
mempengaruhi infertil
Secara keseluruhan menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 32 orang 53,3.
Notoatmodjo 2005, hlm.121 berpendapat bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan berkembang menjadi
ilmu apabila memenuhi kriteria diantaranya mempunyai objek kajian, mempunyai metode pendekatan, dan bersifat universal mendapatkan
pengakuan secara umum. Dari uraian ini peneliti menyimpulkan bahwa pengetahuan
diperoleh dari hasil penginderaan terhadap objek tertentu. Dan penginderaan tersebut dipengaruhi oleh dengan bertambahnya umur,
adanya pendidikan dan mempunyai pekerjaan.
c. Hubungan Karakteristik Responden Dengan Tingkat Pengetahuan
a. Umur responden Setelah dilakukan uji statistik antara umur dan pengetahuan
diperoleh nilai p = 0,002 p 0,05, sehingga dinyatakan ada hubungan yang signifikan antara umur dan pengetahuan. Dan dari
uji statistik diperoleh nilai OR 0,15 yang artinya responden yang berumur 33-47 tahun memiliki peluang 0,15 kali untuk
Universitas Sumatera Utara
30 berpengetahuan baik dibandingkan responden yang berumur 18-32
tahun tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun
2009. Abu Ahmadi 1997 menjelaskan bahwa memori daya ingat
seseorang dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu umur. Dengan bertambahnya umur seseorang, maka pengetahuan yang
diperolehnya juga akan mengalami pertambahan, tetapi pada umur– umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan
atau pengingatan suatu pengetahuan akan berkurang. Singgih D. Gunarso 1990 mengemukakan bahwa makin tua
umur seseorang maka proses–proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu bertambahnya
proses perkembangan ini tidak secepat ketika berusia belasan tahun. Dari uraian ini peneliti menyimpulkan bahwa dengan
bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada bertambahnya pengetahuan yang diperoleh, tetapi pada umur–umur
tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau pengingatan suatu pengetahuan akan berkurang.
b. Pendidikan responden Setelah dilakukan uji statistik antara umur dan pengetahuan
diperoleh nilai p = 0,023 p 0,05, sehingga dinyatakan ada hubungan yang signifikan antara umur dan pengetahuan. Dan dari
uji statistik diperoleh nilai OR 0,25 yang artinya responden yang
Universitas Sumatera Utara
31 berpendidikan tinggi memiliki peluang 0,25 kali untuk
berpengetahuan baik dibandingkan responden yang berpendidikan rendah tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil di Lingkungan
III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009.
Matra 1994 yang mengemukakan bahwa pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang,
makin mudah orang tersebut menerima informasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmojo 1993 yang
menyebutkan bahwa tingkat pendidikan tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan
memahami pengetahuan yang mereka peroleh pada umumnya, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula
pengetahuannya. Dari uraian ini peneliti menyimpulkan bahwa sdengan
bertambahnya pendidikan seseorang maka tingkat pengetahuannya juga akan semakin baik.
c. Pekerjaan responden Setelah dilakukan uji statistik antara umur dan pengetahuan
diperoleh nilai p = 0,010 p 0,05, sehingga dinyatakan ada hubungan yang signifikan antara umur dan pengetahuan. Dan dari
uji statistik diperoleh nilai OR 0,18 yang artinya responden yang bekerja memiliki peluang 0,18 kali untuk berpengetahuan baik
dibandingkan responden yang tidak bekerja tentang pengaruh gaya
Universitas Sumatera Utara
32 hidup terhadap infertil di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli
Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009. Pekerjaan adalah aktivitas seseorang yang dilakukan secara
rutin. Keadaan ini dapat menunjukkan pengalaman atau hal yang pernah dialami oleh seorang pria usia subur berkaitan dengan
kebiasaannya. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Dengan
banyaknya pengalaman yang diperoleh seseorang menjadi tahu. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmojo 2005 bahwa
merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan. Oleh
sebab itu pengalaman pribadipun dapat dijadikan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan persoalan yang dihadapi pada masa lalu.
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa semakin banyak seseorang melakukan kegiatan bekerja maka semakin banyak
pengalaman yang didapat akan mempengaruhi penginderaan sehingga tingkat pengetahuannya semakin baik.
2. Implikasi Terhadap Pelayanan Dan Penelitian
a. Untuk asuhan kebidanan Penelitian ini memberikan informasi kepada institusi yang
memberikan pelayanan kesehatan yaitu puskesmas dan memberikan
Universitas Sumatera Utara
33 penyuluhan tentang gaya hidup atau pola hidup yang harus dihindari
agar dapat terhindar dari infertil. b. Untuk pendidikan kebidanan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan bagi pengembangan ilmu kebidanan khususnya infertil atau ketidaksuburan
yang dipengaruhi oleh gaya hidup untuk menciptakan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Universitas Sumatera Utara
34
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Setelah dilakukan penelitian tentang hubungan karakteristik pria usia subur dengan tingkat pengetahuan pria usia subur tentang gaya hidup yang
mempengaruhi infertil di Lingkungan III kelurahan labuhan deli kecamatan medan marelan tahun 2009, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Diperoleh karakteristik pria usia subur tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan. Menunjukkan bahwa dari 60
responden sebagian besar responden berumur 18-32 tahun yaitu 37 orang 61,7, berdasarkan pendidikan responden menunjukkan bahwa sebagian
besar responden berpendidikan rendah yaitu 34 orang 56,7 dan berdasarkan pekerjaaan menunjukkan sebagian besar responden tidak bekerja yaitu 41
orang 68,3. 2. Diperoleh tingkat pengetahuan pria usia subur tentang pengaruh gaya hidup
terhadap infertil di Lingkungan III kelurahan labuhan deli kecamatan medan marelan tahun 2009 memiliki tingkat pengetahuan kurang baik sebanyak 32
orang 53,3. 3. Diperoleh terdapat hubungan antara karakteristik pria usia subur dengan
tingkat pengetahuan pria usia subur tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil. Dimana antara umur responden dengan tingkat pengetahuan responden
diperoleh nilai p= 0,002 p0,05, sehingga dinyatakan ada hubungan yang signifikan, antara pendidikan responden dengan tingkat pengetahuan responden
34
Universitas Sumatera Utara
35 diperoleh nilai p = 0,023 p 0,05 , sehingga dinyatakan ada hubungan yang
bermakna secara signifikan, antara pekerjaan responden dengan tingkat pengetahuan responden diperoleh nilai p=0,010 p 0,05, sehingga dinyatakan
ada hubungan yang signifikan tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun
2009.
B. Saran