BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berkembang biak adalah salah satu fungsi luhur dari makhluk hidup, termasuk manusia. Seluruh makhluk hidup, termasuk manusia berkeinginan untuk menjaga
kelangsungan garis keturunannya dengan cara berkembang biak. Di negara berkembang, termasuk Indonesia, memiliki anak secara tidak tertulis merupakan keinginan yang
dianggap sebagai kewajiban bagi semua orang. Tetapi bila kewajiban tersebut tidak terpenuhi, itu akan menyebabkan suatu masalah yang cukup mengkhawatirkan bagi
setiap manusia. Ketidaksuburan atau sering juga kita dengar dengan infertil bukanlah hal yang tabu untuk kita bicarakan.
Di Indonesia, berdasar Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT tahun 1996, diperkirakan ada 3,5 juta pasangan 7 juta orang yang tidak subur.
Ambarawa, 2005 Angka infertilitas telah meningkat mencapai 15-20 dari sekitar 50 juta
pasangan di Indonesia. Menurut data Biro Pusat Statistik BPS di Indonesia pada tahun 2008, kejadian infertil mengalami peningkatan setiap tahun. Hal ini dapat diketahui
dengan data kejadian fertil di Indonesia mulai menurun di tiap tahun. Mulai tahun 1968 hingga tahun 2000 yaitu 5,6 hingga 2,27 . Begitu juga di Sumatera Utara, kejadian
fertil mengalami penurunan yaitu dari tahun 1968 hingga tahun 2000 yaitu 7,20 hingga 2,84 . http:www.biropusatstatistik.com, diperoleh tanggal 20 Oktober 2008
1
Universitas Sumatera Utara
2 Berdasarkan hasil survei di Bali pada tahun 2004 ditemukan angka infertilitas
sebesar 4,1. Bila angka infertilitas ini diuraikan pada pasangan usia subur di Bali, diperkirakan terdapat 18.000 - 25.000 pasangan suami istri infertil. Ambarawa, 2005
Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Menurut Agritubela 2007, hasil penelitian membuktikan bahwa suami menyumbang 25-40
dari angka infertil, istri 40-55, keduanya 10, dan idiopatik 10. Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas terjadi murni karena kesalahan dari pihak
wanitaistri. Agritubella, 2007, ¶ 2, http:www.meri_psikfkua_04.com, diperoleh tanggal 27 Oktober 2008
Menurut Owen, 2005, hlm. 29 pada sekitar 40 pasangan mandul, masalahnya terletak pada laki-laki. Sedangkan 40 kasus lainnya disebabkan wanita dan sisanya
yaitu 20 disebabkan oleh keduanya. Menurut Anwar, 2000 diantara berbagai penyebab sulitnya pasutri
mendapatkan keturunan, ternyata gaya hidup memegang peran dalam menyumbang angka kejadian infertilitas, yaitu sebesar 15-20. Gaya hidup yang serba cepat dan
kompetitif dewasa ini rentan membuat seseorang terkena stress. Gaya hidup tersebut meliputi merokok, alkohol, kafein, narkoba serta olahraga yang ekstra.
Di masa modern ini, merokok, narkoba, alkohol, kafein dan olahraga yang ekstra atau berlebihan merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan
merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang–orang
Universitas Sumatera Utara
3 disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan
dampak negatif bagi tubuh penghisapnya. Selain itu, berdasarkan data Badan Narkotika Nasional BNN, jumlah kasus
penyalahgunaan Narkoba di Indonesia dari tahun 1998 - 2003 adalah 20.301 orang. Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan menyebabkan ketergantungan atau
dependensi yang disebut juga dengan kecanduan. Banyak masyarakat menganggap bahwa puncak permasalahan kesuburan ialah
perempuan, dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa tidak semua masalah kesuburan berasal dari perempuan tetapi dari pihak suami dan juga gaya hidup keduanya.
Berdasarkan survei pendahulu oleh peneliti pada waktu pendidikan D-III di lingkungan III kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan pada bulan maret
sampai dengan april tahun 2007 diketahui bahwa dominan pria usia subur di daerah tersebut berperilaku tidak sehat yaitu merokok, alkohol, narkotika, kafein dan olahraga
berlebihan ekstra. Oleh sebab itu, penulis ingin mengetahui hubungan karakteristik pria usia subur
dengan tingkat pengetahuan pria usia subur tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil karena pria lebih sering terpapar oleh faktor dari gaya hidup yang meliputi rokok,
alkohol, kafein, narkotika, dan olahraga yang berlebihan ekstra.
B. Perumusan Masalah