10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menguraikan tentang penelitian terdahulu sebelum membahas tinjauan pustaka yang melandasi penelitian, yang meliputi: 1 Kecerdasan
Emosional, 2 Perkembangan Sosial, 3 hipotesis.
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini berfokus pada hubungan kecerdasan emosional siswa dengan perkembangan sosial. Diharapkan siswa matang secara emosional lebih dapat
diterima dalam lingkungan sosialnya. Kematangan sosial dalam pencapaiannya, anak harus belajar tentang cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain. Ada beberapa
penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini antara lain:
1 Ahmad Asrori. 2009. Hubungan Kecerdasan Emosi dan Interaksi Teman Sebaya dengan Penyesuaian Sosial Pada Siswa Kelas VIII Program
Akselerasi Di SMP N 9 Surakarta. Skripsi. Surakarta: UNS.
Penelitian ini menunjukan hasil bahwa diperoleh F
regresi
=39,924 dengan p0,05. Hal ini menunjukan hasil yang signifikan, bahwa kecerdasan emosi dan
interaksi teman sebaya secara bersama-sama memiliki hubungan yang signifikan dangan penyesuaian sosial.
2 Zadrian Ardi. 2012. Capaian Tugas Perkembangan Sosial Siswa dengan Kelompok Teman Sebaya dan Implikasinya Terhadap Program Pelayanan
Bimbingan dan Konseling. Jurnal Ilmiah Konseling. Vol. 11: 1-5.
Penelitian ini menunjukkan bahwa capaian tugas perkembangan sosial siswa dengan kelompok teman sebaya di kelas XI SMA Negeri 1 Padang berkenaan dengan
kemampuan membina hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dan kemampuan melaksanakan peran sosial sesuai dengan jenis kelamin pada umumnya
telah tercapai, meskipun pada beberapa siswa masih belum tercapai dengan optimal.
3 Endah Susilowati. 2013. Kematangan Emosi dengan Penyesuaian Sosial
pada Siswa akselerasi Tingkat SMP. Jurnal Online Psikologi. Vol. 0101.
Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kematangan emosi dengan penyesuaian sosial r=0,794, p0,01.
Artinya bahwa apabila kematangan emosi siswa akselerasi tinggi biasanya akan di ikuti dengan penyesuaian sosial yang tinggi, begitu juga sebaliknya. Adapun besarnya
sumbangan efektif kematangan emosi dengan penyesuaian sosial sebesar 63, sedangkan sisanya 37 disebabkan oleh faktor lain.
4 Dema Yulianto, 2014. Hubungan Antara Konsep Diri dan Kecerdasan Emosi
dengan Kenakalan Remaja. Jurnal Nusantara Of Research. Vol. 11:1-7.
Penelitian ini menunjukan hasil perhitungan koefisien korelasi antara kecerdasan emosi dengan kenakalan remaja sebesar -0,074 dan nilai t test -0,886
memiliki probabilitas sebesar 0,377, ini berarti terdapat hubungan antara kecerdasan emosi dan kenakalan remaja dengan arah hubungan yang negatif, sehingga dapat
dikatakan bahwa peningkatan kecerdasan emosi akan diikuti dengan penurunan kenakalan remaja. Dengan demikian semakin tinggi kecerdasan emosi siswa maka
akan semakin rendah tingkat kenakalan remaja dan sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosi siswa maka akan semakin tinggi kenakalan remaja.
5 Shinta Nurul. 2015. Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terdapat
perkembangan Sosial Siswa Kelas V SD N 4 Kutamendala Tojong Kabupaten Brebes. Skripsi. Semarang:UNNES.
Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan perkembangan sosial. Tingkat perkembangan sosial siswa sebelum diberi perlakuan berupa layanan
bimbingan kelompok berada pada criteria rendah 49,80, dan setelah diberi perlakuan berupa layanan bimbingan kelompok masuk dalam kategori sedang
70,78. Hasil uji Wilcoxon, menunjukkan bahwa nilai T hitung = 0 T table = 8 berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, layanan bimbingan kelompok
dapat mempengaruhi perkembangan sosial siswa. Dari lima penelitian terdahulu di atas memberikan gambaran kepada peneliti
bahwa dalam hubungan antara kecerdasan emosi dengan penyesuaian sosial, terdapat korelasi yang positif dan sangat signifikan antara kecerdasan emosi dengan
penyesuaian sosial. Hal tersebut berkaitan dengan aspek perkembangan sosial yang
berhubungan dengan perkembangan interaksi individu dengan kelompok sosialnya. Berdasarkan pemaparan hasil penelitian terdahulu diketahui bahwa semakin matang
emosi seseorang maka akan dapat berfikir dengan matang dan terarah dalam menentukan posisi sosial yang baik atau buruk, begitu juga sebaliknya jika seseorang
kurang dalam kematangan emosionalnya maka akan sulit dalam berhubungan sosial dengan orang lain atau beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Oleh karena itu,
berbagai aspek kecerdasan emosi yaitu mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan ada
kaitannya dengan perkembangan siswa dalam interaksi sosialnya. Seperti halnya penelitian terdahulu di atas mendukung penelitian yang hendak dilakukan peneliti
bahwa kecerdasan emosi yang dimiliki oleh siswa ada kaitannya dengan perkembangan sosial dari siswa tersebut.
2.2 Hakekat Kecerdasan Emosional