Sejarah Berdirinya BKKBN Propinsi Sumatera Utara

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Berdirinya BKKBN Propinsi Sumatera Utara

Sejarah singkat mengenai Badan Koordinasi Keluarga Berencana KB di Indonesia.

4.1.1 Masa Perintis 1950-1970

Cikal bakal gerakan Keluarga Berencana KB bermula dari perhatian sejumlah individu tentang masalah yang timbul dari pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali. Di Inggris dan Amerika Serikat Marie Stopes dan Margareth Siuger muncul sebagai tokoh terkemuka dalam gerakan kependudukkan. Di Indonesia pada awal tahun 1950-an mengenal Dr Sulianti Saroso dan Ny Masidah Soewito sebagai dua orang figure yang ikut merintis program Keluarga berencana KB. Dan Mereka mendirikan Yayasan Kesejahteraan Keluarga Berencana YKK pada tahun 1952 di Yogyakarta yang diketuai oleh Ny. Marsidah Soewito. Di Jakarta perhatian semacam ini juga berkembang diberbagai individu dan lembaga kesehatan. Dengan menggunakan bagian kebidanan RSUP Cipto Mangunkusumo sebagai basis utama, sementara itu secara individu mempelopori berdirinya sebuah klinik Keluarga Berencana pada tahun 1956. Termasuk sebagai perintis KB gerakan awal.dan pada tahun 1957 berdirilah perkumpulan keluarga berencana Indonesia PKBI. Walaupun berjalan secara lamban, dalam beberapa tahun lembaga ini telah berhasil meresmikan cabang-cabangnya diberbagai daerah termasuk Bali 1959, Semarang 1963, Medan 1963 dan sebagainya. Pergantian pemerintahan pada pertengahan tahun 1960-an telah ikut mempengaruhi perkembangan PKBI, dimulai dengan diskusinya secara hukum keberadaan organisasi sejak tahun 1967. Universitas Sumatera Utara Dengan adanya pengakuan secara hokum dari pemerintah terhadap PKBI tersebut maka PKBI memiliki kesempaan yuridis yang luas untuk mengembangkan dirinya secara Nasional. Kemudian komitmen pemerintah untuk menjadikan program KB sebagai bagian dari pembangunan, menuntut disempurnakannya kelembagaan LKBN ini. Maka atas dasar itu pada tahun 1970 lembaga ini diubah menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN, berdasarkan Keputusan Presiden No.81970. 4.1.2 Masa Perkembangan 1970-1990 Pada masa perkembangan ini ada beberapa hal yang dapat dikemukakan sebagai cirri dari gerakan KB pada periode ini, antara lain menyangkut upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya program KB. Ketika gerakan kependudukan masuk fase yang kedua masa perkembangan proses penyadaran masyarakat ini dilakukan terbuka dan sitematis. Dalam konteks seperti itu, BKKBN memunculkan berbagai kegiatan penerangan dan pendidikan, seperti komunikasi Informasi dan Edukasi KIE. Pada masa perkembangan juga ditandai dengan uapaya-upaya untuk meningkatkan pelayanan di bidang alat kontrasepsi, baik dari segi pelayanan maupun sarana.

4.1.3 Masa Pelembagaan 1990 sampai sekarang

Pada periode perkembangan 1970-1990 adalah merupakan pematangan kondisi masyarakat untuk menerima konsepsi keluarga kecil sejahtera. Pada periode pelembagaan ini membedakan antara masa-masa sebelumnya terlihat pada tahap pelembagaan ini spektrum gerakan KB menjadi lebih komplek, kendati pun masih didasarkan atas dasar-dasar pemikiran filosofi yang sama . Sejak lima tahun terakhir ini tema-tema yang dikembangkan ini mencakup ruang linkup yng lebih luas lagi antara lain, ditandai dengan diluncurkannya program “Kampanye Ibu Universitas Sumatera Utara Sehat Sejahtera”KISS. “Kampanye Keluarga Kecil Sejahtera” KKS, “Kampanye Keluarga kecil Mandiri“ KKKM, “Lingkaran Biru” LiBi. Dan sebagainya.

4.1.4 Profil BKKBNSU

BKKBN saat ini berorientasi pada penggerakan pemangku kepentingan stakeholder dan mitra kerja untuk dapat memberikan pelayanan pada masyarakat dalam pembangunan kependudukan dan program keluarga berencana serta pembangunan keluarga sejahtera. Sehingga hal ini mendorong setiap kabupaten dan kota membentuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah BKKBD untuk membantu tercapainya tujuan akhir dr BKKBN, yaitu mewujudkan keseimbangan pertumbuhan penduduk serta keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Dalam UU. No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana KB didefiniskan sebagai upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Keberhasilan program KB ini menjadi dasar tumbuhnya keluarga yang berkualitas yang memberikan peluang pada pembentukan Sumber Daya Manusia yang lebuh tangguh dan mandiri, serta memberikan dampak positif pada pengendalian kuantitas dan peningkatan kualitas penduduk melalui perwujudan keluarga kecil yang berkualitas. Kesepakatan Internasional pada International Conference of Population Development ICPD Tahun 1994 di Kairo, Millenium Development Goals MDG’s Tahun 2000 serta keterikatan dengan UN Convention on the Elimination of Discrimination Againt Women CEDAW, yaitu konvensi tentang peniadaan seluruh bentuk diskriminasi terhadap perempuan, memberikan masukan bagi pembaharuan makna program KKB di Indonesia. Semula program KKB lebih berorientasi pada pendekatan demografis atau pengendalian jumlah penduduk, berkembang dan menjadi lebih menekankan pada pembangunan manusia Universitas Sumatera Utara yang sangat memperhatikan hak dan kesehatan reproduksi, serta lebih berorientasi pada aspek keadilan dan kesetaraan gender. Filosofi dan Grand Strategi a.