Perkembangan Riset di Indonesia

71 3.1. Asumsi 3.1.1. Asumsi Makro Mayoritas struktur ekonomi global di tahun 2015 tidak lagi dipengaruhi oleh kondisi ekonomi negara Republik Rakyat Tiongkok RRT yang melambat dengan cukup signifikan. Di awal tahun 2015, pertumbuhan ekonomi global secara keseluruhan berada dalam situasi mediocre growth, termasuk di ASEAN. Kondisi ekonomi diprediksi dapat didorong untuk menjadi lebih baik di kuartal keempat tahun 2015. Namun untuk tahun 2016, perekonomian Indonesia diprediksi tumbuh lebih cepat. Pemerintah mengharapkan Ekonomi Indonesia dapat tumbuh di kisaran 6, dengan catatan terjadi perbaikan di ekonomi global dan perbaikan harga komoditi, terutama komoditas primer yang menjadi andalan ekspor Indonesia. Selain itu, kondisi ekonomi dapat lebih baik bila pengeluaran belanja pemerintah didorong ke sektor produktif. Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2015 sebesar 4,73 persen. Angka ini turun 0,47 persen dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai 5,2 persen. Jika dibandingkan dengan kuartal II 2015, angka pertumbuhan ekonomi naik 0,06 persen. Menurut BPS, setidaknya ada penyebab utama pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2015 ini. Dari sisi global, perekonomian global pada kuartal ketiga masih melambat dan pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang Indonesia cenderung melemah. Kinerja sejumlah negara mitra dagang Indonesia yang masih melambat di antaranya terlihat dari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat turun dari 2,7 persen ke 2,0 persen. Ekonomi Cina juga melemah dari 7 persen ke 6,9 persen dan pertumbuhan ekonomi Singapura turun dari 1,7 persen ke 1,4 persen. Dari sisi domestik, inflasi year on year masih cukup tinggi yakni 6,83 persen. RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN TAHUN 2016 BAB III 72 Adapun salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga ini adalah belanja pemerintah yang mulai meningkat. BPS mencatat belanja barang dan belanja modal telah mencapai 34,28 persen dan 58,10 persen. Namun realisasi penerimaan pajak selama kuartal ketiga tersebut turun. Perkiraan inflasi tahun 2015 sebesar 5 berarti per bulan ditargetkan 0,4 atau 1,25 secara kuartalan. Namun, kuartal pertama 2015 mencatatkan total inflasi kumulatif year to date sebesar minus 0,44 deflasi. Walaupun begitu, inflasi di kisaran 5 untuk tahun 2016 masih perlu untuk menjadi pertimbangan. APBN-P 2015 memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan berada pada kisaran Rp 12.500 atau melemah dibanding asumsinya dalam APBN 2015 sebesar Rp 11.900 per dolar AS. Namun hingga awal tahun 2015, dolar AS telah berada di kisaran Rp 13.250. Untuk itu, tahun 2016 kemungkinan nilai tukarnya masih berada di kisaran Rp 13.400- 13.500. Untuk kinerja perbankan, juga masih belum menggembirakan di awal tahun 2016, dimana bank BUMN yang tercatat di pasar modal Indonesia untuk kuartal I 2015 menunjukkan perlambatan kinerja. Tahun 2016 diharapkan sudah membaik dan dapat kembali ke tingkatan kinerja sebelumnya. Asumsi mikro terkait jumlah pendaftar beasiswa, melihat dari trend di tahun sebelumnya, maka setidaknya akan berada di kisaran 6-7, . Pendapatan LPDP mendasarkan pada Yield rata-rata di kisaran 6-7 untuk tahun 2016. 3.1.2. Asumsi Mikro 3.1.2.1. Asumsi Volume Layanan

3.1.2.1.1. Layanan Pengembangan Dana 1 Asumsi Tarif

Tarif LPDP terdiri dari 2 dua jenis, yaitu tarif yang dikenakan atas penyaluran danapenggunaan atas hasil pengelolaan DPPN Penggunaan PNBP untuk Layanan Beasiswa serta Bantuan Dana Riset dan Penghargaan Hasil Karya Riset dan tarif pengembangan dana investasi. Pada tahun 2016, dalam melaksanakan penyaluran dana, LPDP mengenakan tarif sebesar 0. Sementara itu untuk pengembangan dana, tarif yang digunakan dalam 73 perhitungan pendapatan pengelolaan DPPN pada tahun 2016 adalah Inflation Rate + 3 untuk deposito dan Inflation Rate + 2 untuk obligasi. Sehingga dengan menggunakan asumsi tingkat inflasi, minimal expected return untuk deposito minimal sebesar 8,3 dan minimal expected return untuk obligasi sebesar minimal 7,4. 2 Asumsi Portofolio Investasi Dalam rangka pengembangan dana, LPDP telah membuat suatu kebijakan investasi yang dituangkan dalam Investment Guidelines. Di dalam Investment Guidelines, LPDP mendefinisikan prinsip-prinsip investasi, proporsi portofolio investasi, sekaligus asumsi tingkat pengembalian yang diharapkan tarif pengembangan dana. Adapun proporsi portofolio investasi dan asumsi tingkat pengembalian yang diharapkan pada tahun 2016 adalah sebagai berikut: Tabel III.1 Asumsi Tingkat Pengembalian Tahun 2016 Instrumen Tingkat Pengembalian Minimal yang Diharapkan expected return Deposito Inflation Rate + 3 Obligasi Inflation Rate + 2 Penentuan tingkat pengembalian yang diharapkan tersebut terkait dengan prinsip kehati-hatian prudent yang diterapkan oleh LPDP dengan pertimbangan dana yang dikelola LPDP adalah Endowment Fund dan Dana Cadangan Pendidikan yang merupakan dana abadi. Oleh karena itu, LPDP menjalankan prinsip kehati-hatian demi menjaga kestabilan nominal dana abadi ini. 3 Asumsi Pendapatan dan Dana Kelolaan Pada tahun 2016, diproyeksikan total PNBP tahun berjalan sampai dengan akhir tahun sebesar Rp1.390.007.601.000,00. Total PNBP tersebut diperoleh dengan asumsi minimal expected return untuk deposito sebesar 8,3 dan minimal expected return untuk obligasi sebesar 7,4. Total PNBP ini juga menggunakan asumsi total DPPN sampai dengan akhir tahun 2016 sebesar Rp16.057.016.471.485,00 Total DPPN ini berasal dari akumulasi DPPN tahun 2010 – 2016 ditambah dengan penambahan pokok DPPN sebesar 10 dari total PNBP tahun 2013 – 2016.