menerus dalam kehidupan yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan anatomik, fisiologik dan biomekanis dalam sel tubuh, sehingga mempengaruhi
fungsi sel, jaringan dan organ tubuh. Berdasarkan kelompok usia, lanjut usia menurut DEPKES RI dibagi
menjadi 3 yaitu : 1. Kelompok usia dalam masavirilitas 45-54 tahun, merupakan kelompok yang
berada dalam keluarga dan masyarakat luas. 2. Kelompok usia dalam masa prasenium 55-64 tahun, merupakan kelompok
yang berada dalam keluarga, organisasi usia lanjut dan masyarakat pada umumnya.
3. Kelompok usia masa senecrus 65 tahun, merupakan kelompok yang umumnya hidup sendiri, terpencil, hidup dalam panti, penderita penyakit berat.
Menurut WHO Lansia dapat dibagi atas Middle aged antara 45-59 tahun, Elderly
antara 60-74 tahun, Aged 75 tahun atau lebih. Sementara itu, menurut Pathy1985 Lansia dapat dikelompokkan atas Young elderly antara 65-75 tahun
dan Oldelderly 75 tahun keatas.
b. Teori-Teori Proses Menua
Proses menua melibatkan berbagai sistem di dalam tubuh yang akan mengakibatkan berkurangnya fungsi sistem-sistem tersebut. Hal ini dapat
dijelaskan melalui teori-teori meliputi : 1. Teori Nutritional Component
Teori ini menjelaskan bahwa makanan memegang peranan penting dalam proses penuaan. Kekurangan makanan menyebabkan kerusakan dan
Universitas Sumatera Utara
terbatasnya regenerasi sel. Diet memegang peranan penting dari beberapa penyakit degenerasi yang menyertai proses penuaan.
2. Teori Sintesa Protein Proses penuaan disebabkan karena gangguan mekanisme sintesa protein.
Tahapan sintesa protein dipengaruhi oleh aktivitas enzim . Perubahan aktivitas enzim menyebabkan gangguan sintesa protein sehingga terbentuk protein
abnormal. 3. Teori Molekul Radikal Bebas
Adanya fragmen molekul yang disebut radikal bebas yang bereaksi dengan asam lemak tidak jenuh pada membran sel untuk membentuk produk
peroksidasi. Keadaan tersebut akan menghalangi keluar masuknya zat makanan melalui membran sel sehingga mempercepat kematian sel.
4. Teori Imunologi Proses penuaan disebabkan kerusakan secara perlahan pada proses
imunologis. Hal ini dibuktikan dengan menurunnya sintesa antibodi dalam tubuh dan pembentukan antibodi.
5. Teori Genetika Kegagalan regulasi genetik menyebabkan menurunnya fungsi genetika pada
usia lanjut. Hal tersebut sebagai akibat dari tidak cukupnya perbaikan DNA yang rusak secara spontan, mutasi dalam sel somatik dan besarnya kesalahan
dari DNA sendiri error catasthrope. 6. Teori Stochastik
Teori ini merumuskan penuaan disebabkan oleh penimbunan sisa-sisa dari lingkungan. Sebagai contoh paling spesifik dari teori ini adalah mutasi
Universitas Sumatera Utara
somatik dan kesalahan error. Mutasi somatik, disebabkan oleh radiasi dan kemungkinan bahan-bahan radioaktif yang tertimbun. Hal ini dapat
menyebabkan kesalahan mensintesis protein, kegagalan fungsi dan berakhir dengan kematian. Perubahan molekul protein selama penuaan tidak langsung
jelas pada umur, tergantung dari kesalahan sintesis protein, adanya akumulasi perubahan molekul protein fungsional akibat kesalahan mensintesis protein
karena terjadinya mutasi tersebut. Inilah yang mungkin dapat merusak kapasitas fisiologi dari jaringan atau sel yang menua.
7. Teori Cross Linking Colagen-Elastin Teori ini didasari pada adanya saling silang dalam makromolekul, terutama
kolagen dan elastin. Matrik molekul ini menyusun tubuh sebanyak 20 dari berat badan manusia. Peristiwa saling silang ini akan semakin bertambah
seiring dengan bertambahnya umur. Yang mendasari teori ini adalah adanya saling silang kolagen, menjadi elastin sehingga terjadi kemungkinan
simplistik yang berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan proses fisiologis vital pada matrik kolagen. Saling silang merupakan suatu proses pematangan,
dimana bertambahnya jumlah elastin pada beberapa tempat tertentu akan berperan untuk memperbaiki fungsi, sementara di tempat lain dapat
mengurangi fungsi.
2. Hipertensi a. Pengertian Hipertensi