Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi Dalam Perolehan Izin Usaha Rumah Toko

Keterangan Bagan; 1. Pemohon pertama-tama mengakses situs web portal perizinan dan melakukan permohonan izin; 2. Pemohon mengirimkan persyaratan-persyaratan terkait perizinan yang dipilih secara online melalui situs web portal perizinan; 3. Selanjutnya administrasi sistem akan menerima berkas dari pemohon dan cek kelengkapan persyaratan; 4. Jika persyaratan tidak lengkaptidak memenuhi syarat maka pemohon akan dikirimkan pemberitahuan ketidaklengkapan data persyaratan melalui E-mail oleh adminstrasi sistem; 5. Jika persyaratan pemohon lengkap, administrasi sistem akan mengirimkan berkas pemohon kepada administrasi perizinan yang dipilih; 6. Administrasi perizinan akan melakukan validasi sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan terkait perizinan yang dipilih; 7. Jika data persyaratan pemohon tidak valid maka administrasi perizinan akan memberikan informasi kepada pemohon; dan 8. Jika data pemohon valid maka administrasi perizinan akan memberikan informasi kepada pemohon dan memberikan surat izin.

C. Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi Dalam Perolehan Izin Usaha Rumah Toko

Permasalahan dan hambatan dalam penanganan perizinan sebenarnya tidak hanya terjadi pada perizinan yang ditangani oleh pemerintah pusat tetapi juga yang ditangani oleh pemerintah daerah. Hambatan dan persoalan dalam penanganan perizinan di daerah dapat berupa sistem dan kelembagaan perizinan, kondisi dan tuntutan masyarakat, sarana dan prasarana pendukung, sumber daya manusia yang dibutuhkan dan soal ketersediaan dana antara lain: 37 1. Sistem dan kelembagaan Sistem yang digunakan dalam penanganan perizinan di daerah dapat berbeda dengan daerah lain. Suatu sistem selalu diikuti oleh struktur dan eksistensi kelembagaannya. Apabila sistem yang dipilih dalam penanganan 37 Y. Sri Pudayatmoko, Perizinan problem dan upaya pembenahan, Jakarta:Kompas Gramedia, 2009, hal 229-232 Universitas Sumatera Utara perizinan bersifat parsial sektoral, maka tuntutan terhadap adanya kelembagaan yang memberikan wadah penanganan terpadu belum mendesak. Apabila sistem yang dipilih dalam penanganan perizinan bersifat terpadu, mau tidak mau harus ada lembaga yang secara khusus menangani perizinan. Adanyya kelembagaan yang baru dibentuk sering kali membawa konsekuensi ang tidak sedikit. Bahkan konsekuensi itu sudah terasa sebelum institusi tersebut benar-benar terbentuk, misalnya soal bentuk instansi yang berwenang menangani izin, apakah kantor dinas atau yang lain, pemilihan bentuk dari sekian pilihan akan membawa konsekuensi tertentu. Apabila berbentuk kantor, tingkatan jenjang jabatan pimpinnya kadang kala dapat menggangu apabila harus berkoordinasi dengan instansi teknis yang jenjang jabatan pimpinannya lebih tinggi. Sebaliknya, apabila dipilih bentuk dinas, aka nada tingkat yang sama dengan dinas teknis lainnya, namun apakah ini bias menimbulkan kecemburuan baru atau tidak, harus diperhatikan. Kelembagaan tersebut tentu akan diarahkan untuk dapat menangani sejumlah izin yang ada di provinsikabupatenkota yang bersangkutan. Ada daerah tertentu yang jenis perizinannya begitu banyak, ada pula yang sedikit. Ada lagi yang secara normative tertulis jenis izinnya begitu banyak, tetapi yang sering dimohonkan oleh warga atau masyarakat dan ditangani pemerintah sesungguhnya hanya sedikit. Kiranya pemerintah daerah perlu mempertimbangkan hal ini. 2. Kondisi dan Tuntutan Masyarakat Daerah-daerah tertentu yang frekuensi permohonan izinnya rendah, pemerintah daerah tidak terlalu terbebani untuk memikirkan waktu penyelesaian dan prioritas penyelesaian permohonan izin, sedangkan di daerah yang tingkat Universitas Sumatera Utara permohonan izinnya tinggi, maka tidak mau harus ada solusi untuk menanganinya. Masyarakat tertentu menghendaki pelayanan di bidang perizinan yang cepat, murah, sekaligus segera dapat dimanfaatkan. Hanya harus diingat bahwa instansi yang menangani perizinan tidak bekerja sendirian. Tidak jarang mereka harus berkoordinasi dengan instansi lain, dengan menunggu rekeomendasi dari instansi lain, yang tidak selalu dimengerti oleh masyarakat. Masyarakat memahami bahwa untuk memperoleh izin cukup dengan mengajukan permohonan yang kadang-kadang luput dari pemahaman masyarakat adalah kemungkinan permohonan itu tidak dikabulkan, karena persyaratan tidak terpenuhi, kesalahan memenuhi syarat, atau memang karena izin yang dimohonkan itu bertentangan dengan peraturan yang ada. Pemerintah di sejumlah daerah telah berusaha memenuhi tuntutan warganyya, tetapi tidak semuanya dapat memberikan pemahaman yang meyakinkan kepada warga masyarakat mengenai upaya mereka lakukan. 3. Sarana dan Prasarana Pendukung Sarana dan prasarana pendukung kegiatan untuk menjalankan sistem perizinan cukup banyak. Apabila penanganan perizinan dilakukan oleh kantor dinas, misalnya mau tidak mau harus disediakan perlengkapan kantor, gedung pengunjung dan sebagainya, juga sarana transportasi akomodasi untuk pengecekan lapangan. Belum semua daerah dapat mewujudkan harapan dari tuntutan ideal mengenai sarana dan prasarana. Bahkan sejumlah daerah mengeluhkan hal-hal kecil seperti rak buku, lemari, meja termasuk papan untuk memasang publikasi di front office. Tidak ketinggalan sarana transportasi, meskipun instansinya baru Universitas Sumatera Utara berdiri, kenderaan yang disediakan sudah tua yang rewel di lapangan. Beruntunglah sejumlah daerah yang telah mampu memenuhi tuntutan sarana dan prasarana ini. Bahkan ada daerah yang telah melengkapi sarana informasi publikasi secara lengkap dengan website, call centre, layanan SMS, leaflet, layanan dengan teknologi layar sentuh dan sebagainya. 4. Sumber Daya Manusia Keluhan yang tidak jarang terdengar di kantorpemerintah daerah adalah soal sumber daya manusia. Banyak pegawai pemerintah daerah tidak menjadi jaminan bahwa pekerjaan, tugas dan tanggungjawab di instansi tersebut akan beres. Di bebrapa daerah, soal jumlah pegawai tidak menjadi persoalan, masalah keahlian dan kecakapanlah yang menjadi masalah. Sebagai contoh, yang sekarang membutuhkan banyak tenaga yang memadai, tetapi belum terpenuhi adalah bidang teknologi informasi dan data. Di sejumlah daerah bagian ini kerap kali disebut “bagian data dan T.I”. Idealnya, yang menangani bidang tersebut adalah mereka yang mempunyai keahlian memadai, bahkan kalau bisa yang mempunyai latar belakang pendidikan di bidang tersebut. Kenyataannya dilapangan sering terjadi data dan T.I diisi oleh pegawai yang tidak mempunyai keahlian yang seharusnya. Ada yang tidak mempunyai keahlian yang seharusnya. Ada yang berasal dari disiplin hokum, teknologi lingkungan, sejarah, sastra, ekonomi dan sebagainya. Mereka terpaksa harus dibekali ketrampilan secara kilta untuk menangani bidang itu, yang tentu hasilnya belum bisa optimal. Kesuksesan yang dialami oleh sejumlah pemerintah daerah dalam memberikan layanan kepada warga atau masyarakat memang layak mendapatkan Universitas Sumatera Utara apresiasi, tetapi tidak semua upaya itu berjalan lancar dan mulus. Idealisnya yang bagus dalam hal perizinan tidak akan berjalan tanpa ketersediaan dana yang memadai. Oleh karena itu, hal ini menjadi persoalan tersendiri. Tidak mudah, kalau tidak dikatakan mustahil, membuat program layanan publik tanpa pendanaan. Sejumlah daerah mempunyai potensi alam yang melimpah dapat digunakan untuk mendukung program kerja mereka, termasuk dalam penanganan perizinan, sedangkan daerah yang potensi pendapatan daerahnya terbatas boleh jadi berfikir ulang dalam hal ini anggaran atau pendanaan. Mereka tentu akan memberikan prioritas kepada masalah-masalah yang lebih mendasar, seperti penanganan pangan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Soal perizinan yang lebih bersifat layanan administrative mendapatkan perhatian berikutnya. Di samping persoalan-persoalan tersebut, ada potensi permasalahan dalam penanganan perizinan. Soal tarik menarik kepentingan antar daerah atau antar pusat merupakan persoalan yang sering terjadi. Persoalan tentang kebijakan yang tidak meliohat kedepan dalam jangka panjang, misalnya soal kelestarian lingkungan, ketersediaan dan keberlangsungan sumber daya alam, keutuhan alur sejarah, budaya dan lain-lain. Setiap daerah dituntut untuk memahami dan mampu mengatasi setiap permasalahan-permasalahan tersebut dengan baik.

D. Upaya-upaya Yang Dilakukan Dalam Mengatasi Akibat Hukum dari Perolehan Izin Usaha Rumah Toko

Dokumen yang terkait

Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2002 Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara ( Studi Di Kota Medan )

7 103 69

Prosedur Perolehan Izin Tempat Hiburan Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Peraturan Daerah Kota Medan Peraturan Daerah (Perda) Kota Medan No 37 Tahun 2002, Tentang Pendirian Lokasi Usaha Rekreasi Dan Hiburan Umum)

3 63 92

Prosedur Pendelegasian Wewenang Ditinjau dari Persepektif Hukum Administrasi Negara (Studi di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Medan)

1 53 87

Prosedur Perolehan Izin Mendirikan Yayasan Ditinjau dari Segi Hukum Administrasi Negara (Studi Yayasan Sekolah Tinggi Agama Islam AL Islahiyah Kota Binjai)

9 112 83

Prosedur Perolehan Izin Prinsip Penyelenggaraan Internet Service Provider Ditinjau dari Perspektif Hukum Administrasi Negara

5 101 89

Perolehan Izin Praktik Dokter Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara

16 156 73

BAB II IZIN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA A. Pengertian dan Fungsi Izin 1. Pengertian Izin - Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2002 Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara ( Studi Di Kota

0 0 16

BAB II IZIN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA BAB III PENGATURAN IZIN USAHA KECIL MENENGAH DALAM PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 10 TAHUN 2002 DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA - Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Pe

0 0 15

BAB II PENGATURAN IZIN PRAKTIK DOKTER A. Pihak-Pihak Yang Berwenang Mengeluarkan Izin - Perolehan Izin Praktik Dokter Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara

0 4 7

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perolehan Izin Praktik Dokter Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara

0 2 16