Peranan Kelompok Tani dalam Memupuk Modal dan Memanfaatkannya secara Rasional

60 melaksanakan kegiatan kelompok seperti jadwal tanam yang dilakukan secara bersama. Kerjasama ini sudah terbentuk sejak awal terbentuknya kelompok tani. Sedangkan tidak ada kerjasama yang dilakukan pengurus kelompok tani dengan pedagang pengumpul. Kelompok tani tidak mewajibkan anggotanya untuk menjual hasil panennya kepada pengurus kelompok tani yang kemudian dijual kepada pedagang. Melainkan, anggota kelompok tani bebas untuk menjual hasil panennya kepada siapa saja.

5.2.3 Peranan Kelompok Tani dalam Memupuk Modal dan Memanfaatkannya secara Rasional

Kemampuan memupuk modal merupakan bentuk kekompakkan kelompok secara sederhana yang dapat dikatakan sebagai semen mengikat anggota-anggota kelompok menjadi satu dengan melalui iuran anggota yang sudah ditetapkan pada awal pembentukan kelompok dan nantinya akan dimanfaatkan oleh para anggota kelompok. Untuk mengetahui peranan kelompok tani dalam memupuk modal dan memanfaatkannya secara rasional dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Peranan Kelompok Tani dalam Memupuk Modal dan Memanfaatkannya secara Rasional di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010. No Peranan dalam Memupuk Modal dan Memanfaatkannya secara Rasional Total Skor Jumlah Responden Orang Persentase 1. Rendah – 10 30 100 61 2. Sedang 11 – 20 3. Tinggi 21 - 30 Jumlah 30 100 Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2010 Tabel 13 menunjukkan perbandingan nilai persentase, peranan kelompok tani dalam memupuk modal dan memanfaatkannya secara rasional termasuk kategori rendah, hal ini dibuktikan seluruh petani responden sebanyak 30 orang 100 menyatakan rendah. Kemampuan pemupukan modal bagi kelompok merupakan langkah yang sangat efektif untuk dilakukan karena modal yang berhasil dikumpulkan akan digunakan oleh kelompok tani untuk membantu anggota dalam pembelian sarana produksi, biaya tenaga kerja, termasuk pengolahan dan pemasaran hasil sehingga meningkatkan kemandirian kelompok tani. Namun dari wawancara dengan petani responden bahwa kemampuan memupuk atau menyisihkan sedikit pendapatan hasil usahatani rumput laut untuk membayar iuran kelompok belum mampu dilakukan oleh anggota kelompok tani karena petani menganggap penghasilan yang diperolehnya masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya meskipun iuran kelompok sebesar Rp 10.000. Sumber permodalan petani responden umumya berasal dari modal sendiri atau meminjam dari keluarganya. Apabila mereka tidak memiliki uang tunai dalam jumlah besar untuk modal awal usahatani rumput laut, maka mereka menjual aset yang dimiliki misalnya perhiasan, ternak dan 62 inventaris lainnya sebab mereka berharap bahwa modal sendiri, pinjaman maupun aset yang telah terjual akan kembali pada saat panen dan mendapatkan keuntungan. Pembudidaya rumput laut sebenarnya menginginkan tambahan modal. Tambahan modal tersebut terutama yang bersifat bantuan modal bergulir atau kredit usaha dengan subsidi bunga dari pemerintah, tetapi mereka tidak memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang sumber dan akses terhadap permodalan tersebut. Disamping itu, masyarakat pedesaan dan pesisir pada umumnya enggan berhubungan dengan lembaga perbankan. Pemerintah telah menggulirkan kredit usaha mikro yang dapat diperoleh melalui lembaga perbankan misalnya Kredit Usaha Mikro Mandiri dan KUM Bank Pembangunan Daerah. Oleh karena itu, diperlukan bimbingan dari penyuluh pertanian dan instansi terkait sehingga pembudidaya dapat memperoleh akses permodalan yang lebih luas sehingga kegiatan budidaya rumput laut dapat semakin berkembang.

5.2.4 Peranan Kelompok Tani dalam Meningkatkan Hubungan yang Melembaga