21 Peranan Kelompok Tani Terhadap Peningkatan Produksi dan Pendapatan Petani Rumput Laut

(1)

i

PERANAN KELOMPOK TANI TERHADAP

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN

PETANI RUMPUT LAUT

(Studi Kasus Kelompok Tani Rumput Laut di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone,

Provinsi Sulawesi Selatan) Oleh :

RAFIKA RAFI G 311 06 051

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian dan Kehutanan

Universitas Hasanuddin Makassar

2010 Disetujui Oleh,

Prof. Dr. Ir. Syawal, M.SC Ir. Darwis Ali, M.S Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Hasanuddin

Prof. Dr. Ir. Muslim Salam, M.Ec NIP. 132 015 001


(2)

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan dan Kegunaan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumput Laut Euchema cottoni ... 9

2.2 Budidaya Rumput Laut Euchema cotton ... 10

2.3 Peranan Kelompok Tani ... 11

2.3.1 Peranan ………... 11

2.3.2 Kelompok Tani ... 14

2.4 Produksi dan Pendapatan ... 22

2.3.1 Produksi ... 22

2.3.2 Pendapatan ... 23

2.5 Kerangka Pemikiran ... 25

2.6 Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

3.2 Penentuan Populasi dan Sampel ... 27

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 28

3.4 Analisis Data ... 28

3.5 Konsep Operasional ... 31

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Administratif ... 35

4.2 Pola Pemanfaatan Lahan ... 36

4.3 Keadaan Penduduk ... 36

4.3.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur ... 36

4.3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 37

4.3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 38


(3)

iii

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Identitas Responden ... 41

5.1.1. Umur ... 41

5.1.2. Tingkat Pendidikan Petani ... 42

5.1.3. Pengalaman Berusahatani ... 44

5.2. Peranan Kelompok Tani ... 45

5.2.1 Peranan dalam Merencanakan Kegiatan Kelompok Tani ... 45

5.2.2 Peranan dalam Melaksanakan dan Menaati Perjanjian dengan Pihak Lain ... 48

5.2.3 Peranan dalam Memupuk Modal dan Menggunakannya secara Rasional ... 50

5.2.4 Peranan dalam Meningkatkan Hubungan yang Melembaga ... 53

5.2.5 Peranan dalam Menerapkan Teknologi dan Memanfaatkan Informasi ... 54

5.3 Hasil Produksi Rumput Laut Petani Responden ... 58

5.4 Hasil Pendapatan Rumput Laut Petani Responden ... 59

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 62

6.2. Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN


(4)

iv

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Potensi, Luas Lahan, Volume Produksi Rumput Laut di

Kabupaten Bone Tahun 2004 - 2008 ... 3 2. Banyaknya Produksi Perikanan dan Kelautan menurut Jenisnya

di Kecamatan Tanete Riattang Timur tahun 2004 - 2008 ... 5 3. Pola Pemanfaatan Lahan di Kelurahan Palette, Kecamatan

Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010... 36 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Kelurahan

Palette, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, 2010 ... 37 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten

Bone, 2010... . ……… 38 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kelurahan

Palette, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, 2010 ... 39 7. Sarana dan Prasarana di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete

Riattang, Kabupaten Bone, 2010 ... 40 8. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Kelompok Umur Petani

Rumput Laut di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang,

Kabupaten Bone, 2010 ... 42 9. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Petani Rumput Laut di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete

Riattang, Kabupaten Bone, 2010 ... 43 10. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Pengalaman

Berusahatani Petani Rumput Laut di Kelurahan Palette,

Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, 2010 ... 44 11. Peranan Kelompok Tani dalam Merencanakan Kegiatan

Kelompok Tani di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete

Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010 ... 46 12. Peranan Kelompok Tani dalam Melaksanakan dan Menaati

Perjanjian dengan Pihak Lain di Kelurahan Palette, Kecamatan

Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010 ... 48 13. Peranan Kelompok Tani dalam Memupuk Modal dan

Memanfaatkannya secara Rasional di Kelurahan Palette,


(5)

v

14. Peranan Kelompok Tani dalam Meningkatkan Hubungan yang Melembaga di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang

Timur, Kabupaten Bone, 2010 ... 53 15. Peranan Kelompok Tani dalam Menerapkan Teknologi dan

Memanfaatkan Informasi di Kelurahan Palette, Kecamatan

Tanete Riattang, Kabupaten Bone, 2010 ... 55 16. Rekapitulasi Tingkat Peranan Kelompok Tani Terhadap

Peningkatan Produksi dan Pendapatan Petani Rumput Laut di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur,

Kabupaten Bone, 2010 ... 57 17. Hasil Rata-Rata Produksi Rumput Laut Petani Responden di

Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur,

Kabupaten Bone, 2010 2010 ... 58 18. Hasil Rata-Rata Pendapatan Bersih Petani Responden di

Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur,


(6)

vi

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman 1. Kerangka Pemikiran Teoritik ... 25


(7)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Tampilan Kuisioner Penelitian Peranan Kelompok Tani Terhadap Peningkatan Produksi dan Pendapatan Petani Rumput Laut di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang

Timur, Kabupaten Bone, 2010. ... 63 2. Sistem Skoring yang digunakan untuk Mengukur Peranan

Kelompok Tani di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete

Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010. ... 67 3. Identitas Petani Responden di Kelurahan Palette, Kecamatan

Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010. ... 74 4. Luas lahan, Jumlah Produksi, Harga Jual dan Penerimaan

Anggota Sebelum Menjadi Anggota Kelompok Tani di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur,

Kabupaten Bone, 2010. ... 75 5. Luas lahan, Jumlah Produksi, Harga Jual dan Penerimaan

Anggota Setelah Menjadi Anggota Kelompok Tani di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone,

2010 ... 76 6. Faktor Produksi Luas Lahan Usahatani Rumput Laut di

Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur,

Kabupaten Bone, 2010 ... 77 7. Faktor Produksi Bibit Usahatani Sebelum Menjadi Anggota

Kelompok Tani Rumput Laut di Kelurahan Palette, Kecamatan

Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010 ... 78 8. Faktor Produksi Bibit Usahatani Setelah Menjadi Anggota

Kelompok Tani Rumput Laut di Kelurahan Palette, Kecamatan

Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010 ... 79 9. Perhitungan HOK Pengikatan Bibit Sebelum Menjadi Anggota

Kelompok Tani di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete

Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010 ... 80 10. Perhitungan HOK Penanaman Sebelum Menjadi Anggota

Kelompok Tani di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete


(8)

viii

11. Perhitungan HOK Pemeliharaan Sebelum Menjadi Anggota Kelompok Tani di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete

Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010 ... 82 12. Perhitungan HOK Panen Sebelum Menjadi Anggota Kelompok

Tani di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur,

Kabupaten Bone, 2010 ... 83 13. Perhitungan HOK Penjemuran Sebelum Menjadi Anggota

Kelompok Tani di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete

Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010 ... 84 14. Perhitungan HOK Pengikatan Bibit Setelah Menjadi Anggota

Kelompok Tani di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete

Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010 ... 85 15. Perhitungan HOK Penanaman Setelah Menjadi Anggota

Kelompok Tani di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete

Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010 ... 86 16. Perhitungan HOK Pemeliharaan Setelah Menjadi Anggota

Kelompok Tani di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete

Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010 ... 87 17. Perhitungan HOK Penjemuran Setelah Menjadi Anggota

Kelompok Tani di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete

Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010 ... 88 18. Perhitungan HOK Panen Setelah Menjadi Anggota Kelompok

Tani di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur,

Kabupaten Bone, 2010 ... 89 19. Nilai Penyusutan Alat : Tali Bentangan pada Usahatani Rumput

Laut di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur,

Kabupaten Bone, 2010 ... 90 20. Nilai Penyusutan Alat : Tali Ikat pada Usahatani Rumput Laut di

Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur,

Kabupaten Bone, 2010. ... 91 21. Nilai Penyusutan Alat : Tali Utama pada Usahatani Rumput Laut

di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur,


(9)

ix

22. Nilai Penyusutan Alat : Tali Jangkar pada Usahatani Rumput Laut di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur,

Kabupaten Bone, 2010. ... 93 23. Nilai Penyusutan Alat : Perahu pada Usahatani Rumput Laut di

Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur,

Kabupaten Bone, 2010. ... 94 24. Nilai Penyusutan Alat : Bambu pada Usahatani Rumput Laut di

Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur,

Kabupaten Bone, 2010. ... 95 25. Nilai Penyusutan Alat : Terpal pada Usahatani Rumput Laut di

Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur,

Kabupaten Bone, 2010. ... 96 26. Nilai Penyusutan Alat : Botol pada Usahatani Rumput Laut di

Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur,

Kabupaten Bone, 2010. ... 97 27. Total Biaya Produksi Responden Sebelum Menjadi Anggota

Kelompok Tani di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete

Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010. ... 98 28. Total Biaya Produksi Responden Setelah Menjadi Anggota

Kelompok Tani di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete

Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010. ... 99 29. Rincian Tingkat Pendapatan Responden Sebelum Menjadi

Anggota Kelompok Tani di Kelurahan Palette, Kecamatan

Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010. ... 100 30. Rincian Tingkat Pendapatan Responden Setelah Menjadi

Anggota Kelompok Tani di Kelurahan Palette, Kecamatan

Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010. ... 101 31. Nilai Skor Peranan Kelompok Tani Dalam Kemampuan

Merencanakan Kegiatan Kelompok di Kelurahan Palette,

Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010. ... 102 32. Nilai Skor Peranan Kelompok Tani Dalam Melaksanakan dan

Manaati Perjanjian Dengan Pihak Lain di Kelurahan Palette,


(10)

x

33. Nilai Skor Peranan Kelompok Tani Dalam Kemampuan Memupuk Modal dan Memanfaatkannya secara Rasional di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur,

Kabupaten Bone, 2010. ... 106 34. Nilai Skor Peranan Kelompok Tani Dalam Meningkatkan

Hubungan yang Melembaga di Kelurahan Palette, Kecamatan

Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010. ... 108 35. Nilai Skor Peranan Kelompok Tani Dalam Menerapkan

Teknologi melalui Penyediaan Sarana Produksi dan Memanfaatkan Informasi di Kelurahan Palette, Kecamatan

Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010. ... 110 36. Total Nilai Skor Peranan Kelompok Tani Oleh Petani

Responden di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang


(11)

11

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor pengembangan potensi dalam agenda utama peningkatan perekonomian nasional. Selain bertujuan menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, juga merupakan sektor andalan penyumbang devisa negara dari sektor non migas. Pertanian dalam arti luas yakni peternakan, perikanan, perkebunan dan pertanian rakyat perlu terus dikembangkan dengan tujuan meningkatkan produksi dan memperluas penganekaragaman hasil pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan industri dalam negeri, serta memperbesar ekspor, meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, peternak dan nelayan, mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan kerja dan lapangan kerja serta mendukung pembangunan daerah (Mubyarto, 1991).

Salah satu cakupan sektor pertanian adalah perikanan. Pembangunan bidang perikanan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang pesat dalam hal peningkatan produksi, peningkatan ekspor dan peningkatan devisa negara serta peningkatan taraf hidup masyarakat khususnya nelayan, pembudidaya ikan dan pengolah ikan. Berbagai kegiatan perikanan telah berorientasi kepada keuntungan. Salah satu komoditi perikanan yang mempunyai prospek yang baik dan memberi keuntungan bagi pembudidaya adalah rumput laut.


(12)

12

Luas perairan laut Indonesia serta keragaman jenis rumput laut merupakan cerminan dari potensi rumput laut Indonesia dari 782 jenis rumput laut di perairan Indonesia, hanya 18 jenis dari 5 genus (marga) yang sudah diperdagangkan. Dari kelima marga tersebut, hanya genus-genus Eucheuma dan Gracilaria yang sudah di budidayakan

(Anggadireja, dkk, 2006).

Kegiatan budidaya rumput laut merupakan lapangan kerja baru yang bersifat padat karya dan semakin banyak peminatnya karena teknologi budidaya dan pascapanen yang sederhana dan mudah dilaksanakan serta pemakaian modal yang relatif rendah sehingga dapat dilaksanakan oleh pembudidaya beserta keluarganya (Soebarini, 2003). Kondisi ini didukung oleh harga jual rumput laut yang cenderung membaik, tingkat pertumbuhan yang tinggi dan waktu pemeliharaan yang singkat sehingga pembudidaya dapat meraup pendapatan 6 kali setahun (Anggadiredja dkk., 2006). Faktor kemudahan usaha ini menjadi tumpuan harapan nelayan bermodal kecil sehingga banyak diantaranya beralih dari usaha penangkapan ikan ke usaha budidaya rumput laut di perairan pantai.

Potensi sumberdaya rumput laut di perairan Sulawesi Selatan cukup besar dan kebutuhan akan rumput laut di dalam maupun di luar negeri cukup tinggi. Pada tiga tahun terakhir 2005-2008, produksi rumput laut menunjukkan tren peningkatan. Sulawesi Selatan pada tahun 2008 telah menjadi produsen rumput laut terbesar di Indonesia dengan volume


(13)

13

produksi 640.296 ton dan dengan potensi lahan 250.000 Ha di pinggir laut (Eucheuma cottonii) dan 98.000 Ha areal budidaya atau tambak (Gracilaria sp). Terdapat beberapa daerah di Sulawesi Selatan yang mulai mengembangkan rumput laut. Di antaranya Kabupaten Bulukumba, Jeneponto, Takalar, Mamuju, Wajo, Bantaeng, Luwu Utara, Luwu, Palopo, dan Bone.

Kabupaten Bone merupakan salah satu wilayah pengembangan rumput laut yang cukup potensial di Sulawesi Selatan. Daerah ini memiliki 10 kecamatan yang terletak di pesisir Teluk Bone dengan panjang garis pantai 138 km dengan luas perairan 93.929 Ha. Kesepuluh kecamatan pesisir di Kabupaten Bone tersebut merupakan daerah potensial untuk pengembangan budidaya rumput laut. Potensi, volume

produksi dan nilai produksi rumput laut Eucheuma cottonii

di Kabupaten Bone tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Panjang Garis Pantai, Luas Lahan, Volume Produksi Rumput Laut di Kabupaten Bone Tahun 2009.

No Kecamatan

Panjang Garis Pantai

(Km)

Luas (Ha) Produksi (Ton)

1. Kajuara 12,50 9.000 2.850

2. Tonra 12,00 8.640 2.890

3. Mare 16,25 11.700 2.750

4. Sibulue 28,25 17.069 2.950

5. Salomekko 12,60 9.072 3.070

6. Cenrana 30,00 19.440 450

7. Barebbo 4,20 3.024 1.900

8 Awangpone 7,80 5.616 2.100

9 T.Riattang Timur 10,80 7.776 3.060

10. Tellu Siattinge 3,60 2.592 880

Jumlah 138 93.929 22.900


(14)

14

Berdasarkan data pada Tabel 1 dijelaskan bahwa Kecamatan Tanete Riattang Timur dengan panjang garis pantai 10,8 km dan luas perairan 7.776 Ha mampu menghasilkan produksi rumput laut sebanyak 3.060 ton/tahun, lebih tinggi dari wilayah yang memiliki panjang garis pantai dan perairan yang lebih luas. Wilayah ini terdiri dari 8 kelurahan dan 6 kelurahan diantaranya berada di sepanjang pesisir Teluk Bone.

Sejalan dengan potensi lahan dan produksi rumput laut tersebut, maka masyarakat Kecamatan Tanete Riattang Timur sebagai masyarakat pesisir sebagian bermata pencaharian di bidang perikanan dan kelautan misalnya pembudidaya ikan, udang, petani rumput laut di tambak, nelayan, pengolah ikan, petani rumput laut di laut, pedagang dan pengolah ikan. Berbagai komoditas perikanan dan kelautan dihasilkan dari para nelayan, pembudidaya, dan pengolah ikan tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal maupun untuk dikirim ke daerah-daerah lain. Banyaknya produksi komoditas perikanan dan kelautan di

Kecamatan Tanete Riattang Timur dari tahun 2004 sampai 2008 dapat dilihat pada Tabel 2.


(15)

15

Tabel 2. Banyaknya Produksi Perikanan dan Kelautan Menurut Jenisnya di Kecamatan Tanete Riattang Timur tahun 2004 - 2008 (Satuan: ton)

No Jenis 2004 2005 2006 2007 2008

1. Ikan Laut 42.863 42.863 43.861 55.079 53.593

2. Udang 186 186 164 160 66

3. Kepiting 85 85 65 45 243

4. Rumput Laut 1.102 1.102 1.376 4.509 3.060

5. Bandeng 750 750 772 734 754

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bone, 2009

Berdasarkan data pada Tabel 2 dijelaskan bahwa komoditas hasil perikanan laut masih mendominasi produksi selama 5 tahun terakhir. Hal yang menarik adalah produksi rumput laut mulai tahun 2007 meningkat tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena pertambahan jumlah pembudidaya rumput laut khususnya pembudidaya

Eucheuma cottoni meningkat cukup signifikan seiring dengan peningkatan harga rumput laut pada tahun 2007.

Dengan melihat permasalahan yang dihadapi petani rumput laut di Kelurahan Palette, umumnya kurangnya pemahaman dan pengetahuan petani mengenai teknis budidaya yang sesuai standar teknis budidaya rumput laut sehingga kebanyakan masih menggunakan teknik secara tradisional, pengolahan pasca panen yang sederhana dan minimnya pemahaman mengenai pemasaran rumput laut. Selain itu, ketersediaan faktor pendukung seperti lembaga keuangan, kebijakan pemerintah dan


(16)

16

pembinaan melalui kelompok tani sangat diperlukan guna mendorong dan meningkatkan produksi dan pendapatan petani rumput laut.

Salah satu kelembagaan yang dikembangkan dalam rangka mewujudkan swadaya petani adalah kelompok tani yang merupakan kelompok kerja yang diharapkan berfungsi sebagai penyebar inovasi kepada petani. Kelompok tani merupakan wadah/wahana bersama bagi petani dalam rangka mengelola usahatani serta memecahkan semua persoalan usahatani, wadah untuk proses belajar bagi petani untuk meningkatkan produktivitas usahataninya yang nantinya akan mengarah pada peningkatan produksi petani rumput laut. Disamping itu, keberadaan kelompok tani sangat efektif sebagai wadah untuk memperlancar dan memperluas penyuluhan pertanian melalui kegiatan-kegiatan kelompok tani seperti rapat anggota dan pertemuan-pertemuan rutin, yang merupakan salah satu peranan dari kelompok tani, sehingga memungkinkan terjadinya saling tukar menukar pikiran antar kelompok tani tersebut.

Agar peranan kelompok tani dapat berlangsung dengan baik maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani diarahkan kepada : 1). pelaksanaan pertemuan rutin secara teratur dan berkelanjutan, 2). aktivitas kunjungan kepada sumber informasi lebih ditingkatkan, 3). aktif mengikuti kegiatan kursus dan pelatihan, 4). aktif mengikuti kegiatan pertemuan yang berhubungan dengan perkembangan kelompok tani, 5). mengembangkan kader pemimpin dikalangan anggota. Peranan kelompok tani sebagai wahana kerjasama diantara sesama anggota melalui


(17)

17

peningkatan kemampuan terutama didalam mengatasi berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan.

Dengan melihat kondisi petani yang mempunyai peran begitu besar namun masih jauh dari yang diharapkan yaitu menjadi petani mandiri, maka peranan kelompok tani dalam memberikan wadah pembelajaran bagi petani perlu ditingkatkan. Kedinamisan kelompok tani dapat dilihat dengan adanya kegiatan yang dilakukan demi tercapainya tujuan yaitu peningkatan hasil produksi dan mutunya. Apabila terjadi penurunan kedinamisan suatu kelompok tani, biasanya disebabkan oleh faktor teknis dan faktor sosial. Faktor teknis diantaranya yaitu kegagalan panen sedangkan faktor sosial yang utama adalah realisasi dari perencanaan yang disepakati namun tidak dilaksanakan (Wahyuni, 2003).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Peranan Kelompok Tani Terhadap Peningkatan Produksi dan Pendapatan Petani Rumput Laut (Studi Kasus Kelompok Tani Rumput Laut di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone).


(18)

18

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana peranan kelompok tani terhadap peningkatan produksi rumput laut?

2. Berapa besar peningkatan pendapatan petani rumput laut setelah kelompok tani melakukan pembinaan anggotanya?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui peranan kelompok tani terhadap peningkatan produksi dan pendapatan petani rumput laut?

2. Untuk mengetahui besarnya peningkatan pendapatan petani rumput laut setelah kelompok tani melakukan pembinaan anggotanya.

1.3.2 Kegunaan

1. Menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti dan sebagai salah satu

syarat guna memperoleh derajat kesarjanaan pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas

Hasanuddin.

2. Menjadi bahan masukan bagi pengurus kelompok tani rumput laut dalam menilai peranan yang telah dilakukan terhadap anggotanya. 3. Sebagai bahan pembanding, pelengkap atau referensi bagi

penelitian-penelitian selanjutnya.


(19)

19

2.1 Rumput Laut Euchema cottoni

Istilah “rumput laut” sudah lazim dikenal dalam dunia perdagangan. Istilah ini merupakan terjemahan dari kata “seaweed” (bahasa inggris).

Pemberian nama terhadap alga laut bentuk ini sebenarnya kurang tepat, karena bila ditinjau secara botanis, tumbuhan ini tidak tergolong rumput (graminae), tetapi lebih tepat bila kita menggunakan istilah “alga laut benthik”, atau “alga benthik” saja (Aslan, M, 1998).

Rumput laut merupakan tanaman tingkat rendah yang tidak memiliki perbedaan susunan kerangka seperti akar, batang dan daun. Meskipun wujudnya tampak seperti ada tetapi sesungguhnya merupakan thallus belaka. Rumput laut atau alga yang dikenal dengan nama seaweed

merupakan bagian terbesar dari tanaman laut. Tumbuh alami di dasar

laut, melekat pada terumbu karang dan cangkang molussa (Winarno, 1996).

Mulanya orang menggunakan rumput laut hanya untuk sayuran, waktu itu belum terbayang zat apa yang ada pada rumput laut, yang diketahui hanyalah rumput laut tidak berbahaya untuk dimakan. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan tentang rumput laut orang pun semakin tahu zat apa yang dikandung rumput laut. Pengetahuan itu lebih digunakan agar rumput laut dapat bermanfaat se-optimal mungkin (Anggadiredja dkk, 2006).

Rumput laut yang banyak digunakan adalah dari jenis ganggang merah karena mengandung agar-agar, keragian, porpian, fursearang dan


(20)

20

pigmen ficobilin. Disamping ganggang merah, jenis ganggang coklat pun dapat dimanfaatkan dan potensial untuk dibudidayakan seperti sargassum dan turbinaria. Ganggang coklat mengandung pigmen klorofil, betakaratin, plosantin dan fukosantin, fironeid dan filakoid, cadangan makanan berupa laminarie dinding sel yang mengandung selulosa dan algin (Aslan, 1998).

2.2 Budidaya Rumput Laut Euchema cottoni

Budidaya rumput laut adalah salah satu bentuk kegiatan budidaya pantai yang produktif. Budidaya rumput laut adalah satu kegiatan dimasukkannya bibit rumput laut ke dalam kolong air di lokasi budidaya dengan berbagai metode. Penerapan metode budidaya sangat tergantung pada kondisi wilayah perairan di mana budidaya tersebut dilakukan (Jamal, 1992).

Menurut Anggadireja, dkk (2006), beberapa faktor keberhasilan yang perlu diperhatikan dalam budidaya rumput laut adalah sebagai berikut :

1. Pemilihan lokasi yang memenuhi persyaratan bagi jenis rumput laut yang dibudidayakan

2. Pemilihan atau seleksi bibit yang baik, penyediaan bibit dan cara pembibitan.

3. Metode budidaya yang tepat. 4. Pemeliharaan tanaman.


(21)

21

Menurut Indriani dan Sumiarsih (1999), dalam pembudidayaan rumput laut jenis Eucheuma cottonii diperlukan beberapa persyaratan khusus dalam memilih lokasi yaitu:

a. Letak budidaya sebaiknya jauh dari pengaruh daratan. Lokasi yang langsung menghadap laut lepas sebaiknya terdapat karang penghalang yang berfungsi melindungi tanaman dari kerusakan akibat ombak yang kuat, juga akan menyebabkan keruhnya perairan lokasi budidaya sehingga mengganggu proses fotosintesis.

b. Untuk memberikan kemungkinan terjadinya aerasi, pergerakan air pada lokasi budidaya harus cukup. Hal ini bertujuan agar rumput laut yang ditanam memperoleh pasokan makanan secara tetap, serta terhindar dari akumulasi debu dan tanaman penempel.

c. Lokasi yang dipilih sebaiknya pada waktu surut masih digenanngi air sedalam 30 - 60 cm. Ada dua keuntungan dari genangi air tersebut yaitu penyerapan makanan dapat berlangsung terus menerus, dan tanaman dapat terhindar dari kerusakan akibat terkena sinar matahari langsung.

d. Perairan yang dipilih sebaiknya ditumbuhi komunitas yang terdiri dari berbagai jenis makro algae. Bila perairan tersebut telah ditumbuhi rumput laut alamiah, maka daerah tersebut cocok untuk pertumbuhannya.


(22)

22

Metode budidaya rumput laut Eucheuma cottonii terbagi tiga yaitu metode lepas dasar, metode rakit apung, dan metode rawai/tali panjang (long line) Anggadireja (2006) :

a. Metode lepas dasar. Metode ini pada umumnya dilakukan di lokasi yang memiliki substrat dasar karang atau pasir dengan pecahan karang dan terlindung dari hempasan gelombang dan biasanya dikelilingi oleh karang pemecah (Barrier reef). Selain itu, lokasi budidaya rumput laut dengan metode lepas dasar harus memiliki kedalaman sekitar 0,5 m pada saat surut terendah dan 3 m pada saat pasang tertinggi.

b. Metode rakit apung. Metode rakit apung merupakan teknik budidaya rumput laut Eucheuma cottoni dengan cara mengikat setiap rumpun bibit rumput laut pada tali ris atau tali bentangan. Tali isi yang telah berisi bibit kemudian diikat pada rakit apung yang terbuat dari bambu. c. Metode rawai/tali panjang (long line). Metode rawai atau tali

panjang (long line) merupakan cara yang paling banyak diminati masyarakat pembudidaya rumput laut karena fleksibel dalam pemilihan lokasi dan biaya yang dikeluarkan lebih murah. Disamping itu, metode ini lebih tertata dan tidak mengganggu pemandangan dan keindahan laut. Metode budidaya ini dapat diterapkan pada perairan yang cukup dalam. Untuk mempertahankan posisi tali utama dan tali ris maka digunakan jangkar dan pelampung.


(23)

23

Kegiatan yang dilakukan dalam budidaya rumput laut adalah : a). Pengadaan bibit, b) penanaman, c) pemeliharaan, d) pemanenan dan e) penjemuran. Kegiatan pemeliharaan hanya berupa kegiatan pengawasan atau pembersihan kotoran yang melekat pada tanaman yang dilakukan sewaktu-waktu. Kegiatan ini dilakukan dua minggu setelah tanam. Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 45 hari dengan cara melepas tali yang berisi rumput laut (Winarno,1996).

2.3 Peranan Kelompok Tani 2.3.1 Peranan

Peranan dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi bagian yang terutama dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa. Peranan di sini adalah diartikan sebagai suatu hal yang menjadi bagian penting dalam suatu hal/peristiwa, baik itu segala sesuatu yang sifatnya positif maupun negatif (Poerwadarminta, 1993).

Peranan dapat diartikan mengatur perilaku seseorang dan juga peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu, dapat meramalkan perbuatan individu lain sehingga yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilakunya dengan perilaku orang-orang dalam kelompoknya (Dudung,1981).

Dalam hal ini, peranan yang akan ditekankan adalah tanggungjawab semua pihak yang terkait didalamnya utamanya disektor pertanian, karena pertanian sebagai leading sector merupakan tulang punggung pembangunan di Indonesia.


(24)

24

2.3.2 Kelompok Tani

Menurut Iver dan Page (1961), kelompok adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, sehingga terdapat hubungan timbal balik. Sedangkan Gerungan (1978) mengemukakan bahwa kelompok merupakan suatu kesatuan social yang terdiri dari dua orang atau lebih yang mengadakan interaksi secara intensif dan teratur.

Kelompok tani adalah sekumpulan orang-orang atau petani, yang terdiri atas petani dewasa pria atau wanita maupun petani taruna atau pemuda tani yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani (Mardikanto, 1993).

Kelompok tani merupakan kelembagaan tani yang langsung mengorganisir para petani dalam mengembangkan usahataninya. Kelompok tani merupakan organisasi yang dapat dikatakan berfungsi dan ada secara nyata. Di samping berfungsi sebagai wahana penyuluhan dan penggerak kegiatan anggotanya, beberapa kelompok tani juga mempunyai kegiatan lain, seperti gotong royong, usaha simpan pinjam dan urusan kerja untuk kegiatan usahatani. Kerjasama didalam suatu kelompok dapat diselenggarakan dan diwujudkan serta memberikan hasil sesuai dengan harapan kita, orang-orang ingin bekerjasama dan menghimpun dirinya dalam wadah organisasi yang dikenal dengan kelompok tani.


(25)

25

Soekamto (1990) mengatakan bahwa kelompok terbentuk karena adanya pertemuan yang berlangsung secara berulangkali yang didasari oleh adanya kepentingan dan pengalaman yang sama. Lebih lanjut Kartasaputra (1994) mengemukakan bahwa kelompok tani terbentuk atas dasar kesadaran, jadi tidak secara paksa. Kelompok ini menghendaki terwujudnya pertanian yang baik, usahatani yang optimal, dan keluarga tani yang sejahtera dalam perkembangan hidupnya. Para anggotanya terbina agar berpandangan sama, berminat yang sama, berkegiatan atas dasar kekeluargaan, karena itu koperasi selalu memandang kelompok ini sebagai cikal bakal terbentuknya KUD yang tangguh.

Menurut Soedijanto (1996), agar kelompok tani dapat berkembang secara dinamis, maka harus dikembangkan jenis-jenis kemampuan kelompok tani yang juga merupakan fungsi dari kelompok tani, yang terdiri dari (1) fungsi kelompok dalam menyebarluaskan informasi kepada anggota, (2) fungsi kelompok dalam pengadaan fasilitas dan sarana produksi, (3) fungsi kelompok tani dalam merencanakan kegiatan kelompok, (4) fungsi kelompok dalam mengarahkan anggota melaksanakan dan menaati perjanjian, dan (5) fungsi kelompok dalam penerapan teknologi panca usaha kepada para anggota.

Dalam melaksanakan fungsi kelompok tani tersebut tidak terlepas dari peranan anggota kelompok yang berada dalam wadah kelompok tersebut. Dengan kata lain bahwa berhasil tidaknya fungsi yang diemban kelompok sangat tergantung pada keikutsertaan para petani dalam melaksanakan fungsi-fungsi tersebut.


(26)

26

Tergabungnya petani dalam wadah kelompok tani adalah merupakan langkah awal untuk meningkatkan produksi usahataninya karena petani dalam menghadapi kendala atau masalah yang selama ini sulit diatasi secara perorangan dapat diatasi melalui kelompok tani. Hal ini dimungkinkan karena interaksi antara anggota yang lebih sering dalam berusahatani dapat meningkatkan proses difusi teknologi baru sehingga pengetahuan kemampuan dan kemauan petani lebih meningkat pula.

Pembinaan kelompok tani diarahkan untuk memberdayakan para anggotanya agar memiliki kekuatan mandiri, yang mampu menerapkan inovasi, mampu memanfaatkan azas skala ekonomi dan mampu menghadapi resiko usaha, sehingga mampu memperoleh tingkat pendapatan dan kesejahteraan yang layak. Untuk itu, para petani perlu untuk berkelompok karena dengan berkelompok proses pembinaan lebih mudah, informasi mudah diperoleh. Karena kelompok tani berfungsi sebagai kelas belajar, sebagai unit produksi dan wahana kerjasama

Menurut Wahyuni (2003) bahwa kelompok tani dibentuk berdasarkan surat keputusan dan dimaksudkan sebagai wadah komunikasi antar petani, serta antara petani dengan kelembagaan terkait dalam proses alih teknologi. Kinerja tersebut akan menentukan tingkat kemampuan kelompok tapi usia kelompok tidak menjamin kinerja kelompok tani. Kelompok yang sudah mencapai tingkat madya dan berusia tua sudah tidak dinamis lagi malahan mengarah ke kelompok yang tidak efektif.


(27)

27

Penilaian kinerja/peranan kelompok tani didasarkan pada SK Mentan No.41/Kpts/OT/210/1992 yang indikatornya sebagai berikut : a. Kemampuan merencanakan kegiatan untuk meningkatkan

produktivitas usahatani (termasuk pasca panen dana analisis pendapatan) dengan menerapkan rekomendasi yang tepat dan memanfaatkan sumberdaya alam secara optimal.

b. Kemampuan melaksanakan dan menaati perjanjian dengan pihak lain. c. Kemampuan memupuk modal dan memanfaatkannya secara rasional. d. Kemampuan meningkatkan hubungan yang melembaga

e. Kemampuan menerapkan teknologi dan memanfaatkan informasi serta kerjasama kelompok yang dicerminkan oleh tingkat produktivitas dari usahatani anggota kelompok.

1. Kemampuan Merencanakan Kegiatan

Kondisi awal kelompok tani pada umumnya tidak melakukan aktivitas perencanaan, karena kegiatan usahatani anggota kelompok cenderung dilakukan secara individu. Aspek perencanaan minimal yang dilakukan oleh kelompok tani, antara lain : waktu tanam, penyesuaian kegiatan kelompok dengan waktu tanam, kebutuhan sarana produksi anggota, pengolahan dan pemasaran. Dengan demikian, diharapkan pada musim tebar yang akan datang seluruh kelompok tani dan gabungan kelompok tani sudah mempunyai perencanaan kegiatan kelompok.

Agar mencapai tujuan dan sasaran yang optimal maka langkah-langkah yang harus ditempuh dengan cara peningkatan kemampuan manajemen usahatani kelompok tani agar mampu menerapkan usahatani


(28)

28

yang baik perlu dimotivasi dan difasilitasi mulai dari perencanaan usahatani, proses produksi, maupun modal serta pemanfaatan pasar (Anonim, 2002).

2. Kemampuan Melaksanakan Dan Menaati Perjanjian Dengan Pihak Lain.

Menurut Magfirah (2004) bahwa suatu perjanjian merupakan hubungan hukum karena di dalam perjanjian itu terdapat dua perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yaitu pembuatan penawaran dan pembuatan penerimaan. Suatu perjanjian tidak terjadi begitu saja, tetapi setelah melalui tahapan-tahapan tertentu, maka kita perlu mengetahui tahapan-tahapan penyusunan hingga berakhirnya suatu perjanjian sebagai berikut :

a. Munculnya kesepakatan diantara para pihak untuk membuat perjanjian.

b. Negoisasi atas rancangan perjanjian. c. Penandatanganan perjanjian.

3. Kemampuan Memupuk Modal dan Memanfaatkannya secara Rasional Secara umum, kondisi ekonomi petani masih sangat rendah, akibat dari tingkat pendapatan yang rendah. Tingkat pendapatan yang rendah ini tidak memungkinkan mereka untuk melakukan kegiatan usahatani secara efektif dan efisien. Untuk memecahkan persoalan ini, maka kerjasama petani dalam rangka pemupukan modal mutlak diperlukan. Model ini menganjurkan kepada petani agar melakukan pemupukan modal dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan yang diperoleh pada setiap musim


(29)

29

tanam sebesar Rp 10.000 per anggota. Modal yang berhasil dikumpulkan akan digunakan oleh kelompok tani untuk membantu anggota dalam pembelian sarana produksi, biaya tenaga kerja, termasuk pengolahan dan pemasaran hasil sehingga meningkatkan kemandirian kelompok tani. Jika model ini berkembang, maka ketergantungan petani terhadap pedagang pengumpul yang bekerja dengan sistem ijon dapat terhindarkan. Dengan demikian, bargaining position petani akan semakin kuat sehingga kemitraan yang dilakukan dengan pihak terkait (stakeholders) tidak lagi menempatkan petani pada posisi marginal.

4. Kemampuan Meningkatkan Hubungan yang Melembaga

Meskipun kelompok tani di tiap daerah sudah lama terbentuk, akan tetapi hubungan kelembagaan dengan pihak lain masih sangat terbatas. Hubungan antara anggota dengan kelompok taninya masih sangat terbatas pada saling tukar-menukar informasi mengenai teknik berproduksi, dan pemasaran hasil, malah hubungan yang agak mapan terjadi antara petani dan pedagang pengumpul, dalam artian petani harus menjual produksinya ke pedagang pengumpul yang telah memberikannya pinjaman, meskipun dengan harga yang lebih rendah dibanding dengan harga pembelian dengan pedagang lain.

Menurut Yohanes (2005) bahwa pentinya lembaga-lembaga dipesedaan dalam pembangunan pertanian disebabkan karena :

a. Banyaknya masalah-masalah pertanian hanya dapat dopecahkan oleh suatu lembaga


(30)

30

b. Organisasi dapat memberi pada usaha-usaha pertanian karena sangat terkait dengan penyebaran dan pengembangan teknologi

c. Pada suatu waktu masyarakat desa akan bersaing dengan dunia luar sehingga perlu mereka terorganisasi

5. Kemampuan Menerapkan Teknologi dan Memanfaatkan Informasi serta Kerjasama yang Dicerminkan oleh Tingkat Produktivitas dari Usahatani Anggota Kelompok.

Keberadaan kelompok tani belum berfungsi optimal untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kegiatan pertanian. Kegiatan-kegiatan kelompok untuk menjaring informasi teknologi-teknologi baru pada sumber teknologi-teknologi hampir tidak ernah dilakukan. Anggota kelompok tani belum menganggap kelompok tani sebagai media belajar dan penyelesaian masalah-masalah yang berkaitan dengan pengelohan usahatani.

Keaktifan anggota kelompok tani untuk mendukung kegiatan kelompok sebagai media bagi mereka relatif sangat rendah. Hal ini dibuktikan dengan jumlah persentase kehadiran yang sangat sedikit dalam setiap pertemuan kelompok tani. Peserta yang hadir kurang memberikan kontribusi saran dan pendapatnya. Keaktifan kegiatan kelompok tani yang ada tidak terlepas dari berjalannya sistem penyuluhan.


(31)

31

Kegiatan penyuluhan diharapkan dapat memberikan motivasi anggota kelompok tani untuk melakukan perubahan-perubahan yang lebih produktif guna meningkatkan produksi dan pendapatan rumput laut. Kualitas dan kuantitas merupakan hasil dari proses yang dijalankan sehingga diperlukan penataan kembali tingkat pengetahuan petani untuk metodelogi teknik budidaya pertanian yang baik dan teratur.

Dampak yang diterima oleh petani dengan menerapkan program-program yang terarah harus mencapai outcome yang diinginkan sehingga indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan kinerja dari kelompok tani adalah sebagai berikut :

1. Petani dapat menyusun pengeluaran dan kebutuhan agroinput secara terperinci

2. Petani dapat mengoptimalkan fungsi lahan sesuai dengan komoditi yang diusahakannya

3. Petani mengetahui informasi pasar dan mampu memasarkan komoditi pertanian yang diusahakannya dengan harga bersaing dan terjangkau.

4. Adanya peningkatan pendapatan petani dibandingkan dengan pendapatan yang didapat sebelumnya. Hal ini dikarenakan rata-rata produksi petani mengalami peningkatan setelah bergabung dengan kelompok tani. Adanya informasi yang diperoleh dari inovasi teknologi dan penyediaan sarana produksi yang diterapkan dengan baik oleh petani sehingga dapat meningkatkan hasil produksi yang diharapkan.


(32)

32

5. Mengfungsikan lembaga-lembaga di pedesaan seperti Koperasi dan Lembaga Keuangan Mikro untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran petani secara permanen sehingga upaya peningkatan sektor pertanian dapat terwujud (Azani, 2007).

2.4 Produksi dan Pendapatan 2.4.1 Produksi

Produksi adalah proses menggunakan sumberdaya untuk menghasilkan barang-barang, jasa atau kedua-duanya. Produsen dapat menggunakan salah satu atau ketiga faktor produksi (tenaga kerja, modal, dan lahan) itu dengan kombinasi yang berbeda, guna menghasilkan satu atau banyak produk (Mubyarto, 1995).

Sedangkan menurut Reijntjes (1999), produksi merupakan hasil persatuan lahan, tenaga kerja, modal (misalnya ternak atau uang), waktu atau input lainnya misalnya uang tunai, energi, air, dan unsur hara. Orang luar cenderung mengukur hasil total biomassa, hasil komponen-komponen tertentu (misalnya gabah, jerami, kandungan protein), hasil ekonomis atau keuntungan, seringkali memandang perlu untuk memaksimalkan hasil persatuan lahan.

Hasil akhir dari suatu proses produksi adalah produk atau output. Produk atau produksi dalam bidang pertanian atau lainnya dapat bervariasi yang antara lain dapat disebabkan karena perbedaan kualitas. Hal ini dapat dimengerti karena kualitas yang baik dihasilkan oleh proses produksi yang baik dan dilaksanakan dengan baik dan begitu pula


(33)

33

sebaliknya, produksi menjadi kurang baik bila usahatani tersebut dilaksanakan dengan kurang baik. Soekartawi (1993) menjelaskan secara spesifik bahwa besar kecilnya produksi pertanian dipengaruhi langsung oleh penggunaan serta kombinasi faktor-faktor produksi.

Bukan hanya tanaman pertanian, hasil budidaya rumput laut juga dipengaruhi oleh faktor produksi dan sarana produksi. Faktor produksi meliputi kualitas dan kuantitas tergantung pada luas lahan (areal budidaya), jumlah dan kualitas bibit, jumlah dan panjang bentangan, jumlah dan kualitas tenaga kerja, jumlah dan kualitas peralatan produksi, kondisi perairan dan musim. Sedangkan sarana produksi meliputi tali, benih, tenaga kerja dan perahu.

2.4.2 Pendapatan

Pendapatan dalam pengertian umum adalah hasil produksi yang diperoleh dalam bentuk materi dan dapat kembali digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan sarana dan prasarana produksi. Pendapatan ini umumnya diperoleh dari hasil penjualan produk atau dapat pula dikatakan bahwa pendapatan merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha selama satu periode (Hadi dan Lincoln, 1987).


(34)

34

Pendapatan adalah keuntungan atau hasil bersih yang diperoleh petani dari hasil produksinya. Seorang petani dapat memperoleh keuntungan yang maksimum asalkan petani melakukan tindakan dengan cara meningkatkan hasilnya dengan menekan harga petani melakukan efisiensi teknis dan efisiensi harga yang bersamaan (Daniel, 2004).

Menurut Soekartawi (1995), pendapatan usahatani terbagi dua pengertian yaitu pendapatan kotor dan pendapatan bersih.

a. Pendapatan Kotor

Pendapatan kotor (Gross Farm Income) merupakan pendapatan yang diterima petani dari hasil penjualan produk tanpa adanya pengurangan dengan biaya produksi. Persamaannya :

TR = Y. Py

Dimana : TR = Pendapatan kotor (Rp/ha) Y = Total produksi (kg/ha) Py = Harga produksi (Rp/kg) b. Pendapatan bersih

Pendapatan bersih (Net Farm Income) adalah pendapatan yang diterima petani setelah adanya pengurangan dengan biaya produksi. Persamaannya yaitu :

π = TR – TC

Dimana : π = Pendapatan (Rp/ha) TR = Total penerimaan (Rp/ha) TC = Total pengeluaran (Rp/ha)


(35)

35

2.5 Kerangka Pemikiran

Gambar 1.Skema Kerangka Pikir Peranan Kelompok Tani dalam Meningkatkan Produksi dan Pendapatan Petani Rumput Laut Peranan Kelompok Tani :

1. Merencanakan kegiatan kelompok tani

2. Melaksanakan dan menaati perjanjian dengan pihak lain

3. Memupuk modal dan memanfaatkannya secara rasional

4. Meningkatkan hubungan yang melembaga 5. Menerapkan teknologi melalui penyediaan

sarana produksi, informasi dan kerjasama kelompok

KELOMPOK TANI

Anggota Kelompok Tani

Produksi Rumput Laut

Pendapatan Petani Rumput Laut

Harga Pasar Biaya


(36)

36

2.6 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dan kerangka pemikiran, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Peranan kelompok tani terhadap peningkatan produksi rumput laut sudah tergolong tinggi.

2. Pendapatan petani rumput laut mengalami peningkatan setelah kelompok tani melakukan pembinaan anggotanya.


(37)

37

III.

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone. Pemilihan lokasi dilakukan dengan cara Purposive Sampling (sengaja) yaitu dengan pertimbangan

bahwa lokasi ini merupakan sentra penghasil rumput laut di Kabupaten Bone. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu

dari bulan Januari sampai Februari 2010.

3.2 Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah seluruh kelompok tani rumput laut yang ada di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone. Terdapat 8 kelompok tani rumput laut Masing-masing kelompok tani memiliki rata-rata anggota sebanyak 25 orang, jadi keseluruhan anggotanya berjumlah 203 orang.

Penarikan sampel dari populasi untuk masing-masing kelompok tani dilakukan dengan cara acak sederhana (Simple Random Sampling) agar seluruh anggota pada setiap kelompok tani memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel mewakili populasinya tanpa membedakan status anggota/ pengurus (Sugiyono, 1999)

Sampel yang ditarik dari populasi adalah sebanyak 15% sehingga jumlah sampel sebanyak 30 orang. Penarikan sampel ini dilakukan


(38)

38

dengan pertimbangan apabila subjek kurang 100 lebih baik populasi diambil semua sebagai sampel, tetapi kalau lebih dari 100 maka dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto,2002).

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Data primer diperoleh dari petani responden melalui observasi dan

wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya.

2. Data sekunder diperoleh dari lembaga/instansi yang terkait dengan penelitian ini seperti Kantor Kelurahan Palette’, Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Bone, Kantor Dinas Perikanan Kabupaten Bone, Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone, dan dari berbagai sumber kepustakaan lainnya.

3.4 Analisis Data

Data primer dikumpulkan secara langsung dengan menggunakan alat kuisioner yang telah dibuat terlebih dahulu (seperti terlampir) dan memuat pertanyaan-pertanyaan yang dibutuhkan berdasarkan tujuan yang akan dicapai. Data yang diperoleh selanjutnya diolah, ditabulasi dan dianalisis.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.


(39)

39

1. Hipotesis I mengenai tingkat peranan kelompok tani terhadap peningkatan produksi rumput laut dibuktikan dengan menggunakan nilai skoring. Artinya jawaban yang diperoleh dari pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner, diberi simbol berupa pilihan jawaban (a), (b), dan (c) masing-masing diberi skor 2, 1, dan 0. Untuk menentukan kisaran dari setiap skor yang digunakan interval setiap kegiatan dengan rumus

K =Poin Maksimum−Poin Minimum Jumlah Tingkatan

Dimana :

Poin maksimum = 2 x ∑ Pertanyaan yang diajukan Poin sedang = 1 x ∑ Pertanyaan yang diajukan Poin minimum = 0 x ∑ Pertanyaan yang diajukan Jumlah tingkatan = 3

Interval: I (Peranan rendah) = Poin min – (Poin min + K)

II (Peranan sedang) = (Poin min + K) – (Poin min + 2K) III (Peranan tinggi) = (Poin min + 2K) - (Poin min + 3K)

Dari daftar komponen peranan kelompok tani rumput laut yang dianalisis dapat diketahui bahwa total skor maksimum = 100 dan skor minimum = 0, sedangkan kategori peranan yang digunakan 3 yaitu tinggi,sedang dan rendah, maka operasional rumus diatas adalah

I = 100−0

3 = 33,33


(40)

40

a. Skor antara 0 – 33 merupakan tingkat peranan dalam kelompok tani rendah

b. Skor antara 34 – 66 merupakan tingkat peranan dalam kelompok tani sedang dan,

c. Skor antara 67 – 100 merupakan tingkat peranan dalam kelompok tani tinggi.

2. Hipotesis II mengenai peningkatan pendapatan petani rumput laut dibuktikan dengan menggunakan rumus

Л = TR– TC = (∑Y. Hy) – (VC + FC) Dimana :

Л = Pendapatan bersih (Rp/ha) TR = Nilai produksi (Rp/ha) TC = Total biaya (Rp/ha) ∑Y = Jumlah produksi (kg/ha)

Hy = Harga produksi yang diterima (Rp/kg)

FC = Total biaya tetap yang dikeluarkan petani selama proses produksi (Rp/ha)

VC = Total biaya variabel yang dikeluarkan petani selama proses produksi (Rp/ha)


(41)

41

Konsep operasional yang digunakan penelitian ini mencakup pengertian-pengertian yang akan digunakan untuk mendapatkan data dan menganalisis hasil-hasil penelitian yaitu :

1. Petani adalah anggota kelompok tani Kelurahan Palette’ yang terlibat langsung di dalam proses budidaya rumput laut.

2. Kelompok tani adalah kumpulan petani rumput laut di Kelurahan Palette yang merupakan wadah petani untuk merencanakan dan mendiskusikan berbagai masalah terutama mengenai masalah yang berkaitan dengan kegiatan usahatani rumput laut.

3. Peranan adalah manfaat yang diperoleh anngota kelompok tani rumput laut terhadap kinerja kegiatan kelompok tani.

4. Rumput laut (Eucheuma sp) adalah tumbuhan ganggang (algae) yang hidup di laut dan tergolong dalam kelas Rhodopyceae (alga merah). 5. Luas lahan adalah luas wilayah yang diusahakan oleh petani rumput

laut yang dapat menghasilkan keuntungan yang diukur dalam Ha. 6. Lama berusahatani adalah lamanya petani rumput laut melakukan

usahatani yang diukur dalam tahun.

7. Kelompok tani dalam melaksanakan perannya menurut persepsi anggota kelompok terukur dengan menggunakan nilai skoring. Apabila nial skor antara 0 – 33 menunjukkan peranan anggota kelompok tani rendah dalam peningkatan produksi rumput rumput laut. Skor antara 34 – 66 menunjukkan peranan anggota kelompok tani sedang dalam peningkatan produksi rumput laut, sedangkan skor antara 67 – 100


(42)

42

menunjukkan peranan anggota kelompok tani tinggi dalam peningkatan produksi rumput laut.

8. Peranan kelompok tani dalam perencanaan kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan usahatani rumput laut yang bertujuan untuk meningkatkan produksi rumput laut. Pengukurannya dilakukan menggunakan skoring, kemudian dikategorikan menjadi tiga kategori yakni rendah: jika total skor yang dicapai berada pada nilai interval 0 -10, sedang : jika total skor yang dicapai berada pada nilai interval 11 – 20, tinggi : jika total skor yang dicapai berada pada nilai interval 21 – 30.

9. Peranan kelompok tani dalam melaksanakan dan menaati perjanjian dengan pihak lain merupakan kemampuan kelompok membuat anggotanya menaati jadwal yang telah ditetapkan bersama baik sesama anggota kelompok maupun dengan pihak lain dan saling memahami hak dan kewajiban anggota dengan pihak lain. Pengukurannya dilakukan menggunakan skoring, kemudian dikategorikan menjadi tiga kategori yakni rendah: jika total skor yang dicapai berada pada nilai interval 0 -10, sedang : jika total skor yang dicapai berada pada nilai interval 11 – 20, tinggi : jika total skor yang dicapai berada pada nilai interval 21 – 30.


(43)

43

10. Peranan kelompok tani dalam memupuk modal dan memanfaatkannya secara rasional merupakan kemampuan kelompok menambah modal yang terdiri dari barang atau uang yang digunakan bersama dengan cara menyisihkan sedikit hasil pendapatan yang diterima dalam satu kali musim tanam. Pengukurannya dilakukan menggunakan skoring, kemudian dikategorikan menjadi tiga kategori yakni rendah: jika total skor yang dicapai berada pada nilai interval 0 -10, sedang : jika total skor yang dicapai berada pada nilai interval 11 – 20, tinggi : jika total skor yang dicapai berada pada nilai interval 21 – 30.

11. Peranan kelompok tani dalam meningkatkan hubungan yang melembaga merupakan kegiatan dalam menjalin hubungan kerjasama dengan sesama anggota, kelompok tani lain dan lembaga-lembaga pertanian yang ada seperti PPL, Koptan dan serta lembaga keuangan. Pengukurannya dilakukan menggunakan skoring, kemudian dikategorikan menjadi tiga kategori yakni rendah: jika total skor yang dicapai berada pada nilai interval 0 -8, sedang : jika total skor yang dicapai berada pada nilai interval 9 – 16, tinggi : jika total skor yang dicapai berada pada nilai interval 17 – 24.

12. Peranan kelompok tani dalam menerapkan teknologi melalui penyediaan sarana produksi dan memanfaatkan informasi serta merupakan kemampuan kelompok tani dalam mengaplikasikan teknologi dan informasi yang diketahui dari pertemuan-pertemuan yang pernah diikuti. Pengukurannya dilakukan menggunakan skoring,


(44)

44

kemudian dikategorikan menjadi tiga kategori yakni rendah: jika total skor yang dicapai berada pada nilai interval 0 - 11, sedang : jika total skor yang dicapai berada pada nilai interval 12 - 22, tinggi : jika total skor yang dicapai berada pada nilai interval 23 - 33.

13. Produksi adalah hasil rumput laut yang diperoleh pada kegiatan usahatani, diukur dengan satuan kilogram (kg).

14. Pendapatan adalah selisih antara nilai seluruh produksi yang diterima (total penerimaan) dengan total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, yang diukur dalam satuan rupiah (Rp).


(45)

45

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis dan Administratif

Kecamatan Tanete Riattang Timur secara administrasi terdiri dari 8 kelurahan. Dari 8 kelurahan tersebut sebanyak 6 kelurahan terletak di wilayah pesisir. Kelurahan Palette merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Tanete Riattang Timur yang potensial untuk pengembangan rumput laut,. Jarak kelurahan Palette dari ibukota Bone adalah 10 km dan dari Propinsi Sulawesi Selatan adalah 186 km. Luas Kelurahan Palette ± 6,7 km yang terdiri dari 3 dusun yaitu Dusun Teppoe, Dusun Kampung Tengnga dan Dusun Kali Coppeng. Secara geografis Kelurahan Palette terletak pada 1200 23’36” BT dan 40 29’ 31” LS dengan batas – batas sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Mallari

 Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Bone dan,


(46)

46

4.2. Pola Pemanfaatan Lahan

Luas Kelurahan Palette adalah 6,7 km2 yang digunakan untuk keperluan pembangunan jalan, pemukiman penduduk, pertanian dan perikanan. Untuk mengetahui lebih rinci penggunaan lahan tersebut, dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Pola Pemanfaatan Lahan di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2009.

Sumber: Kantor Kelurahan Palette, 2009.

Berdasarkan Tabel 3 bahwa penggunaan lahan terbesar di Kelurahan Palette digunakan untuk perikanan yaitu 83,5 Ha kemudian pemukiman rakyat. Luasnya lahan perikanan yang digunakan memperlihatkan bahwa sebagian besar penduduk di Kelurahan Palette bermatapencaharian sebagai petani rumput laut dan nelayan.

4.3. Keadaan Penduduk

4.3.1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Berdasarkan data terakhir tahun Desember 2009, jumlah penduduk di Kelurahan Palette tercatat sebanyak 1968 dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 434 KK terdiri dari laki-laki sebanyak 829 orang dan perempuan sebanyak 869 orang. Keadaan penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

No Uraian Luas (ha) Persentase (%)

1. Pemukiman 80 42,44

2. Perikanan 83,5 44,30

3. Ladang 23 12,20

4. Perkuburan 2 1,06


(47)

47

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2009.

No Kelompok Usia Jumlah Penduduk Persentase

1 0 – 14 tahun 538 31,68 %

2 15 – 64 tahun 1063 62,60 %

3 ≥ 65 97 5,71 %

Jumlah 1698 100 %

Sumber : Kantor Kelurahan Palette, 2009

Berdasarkan Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa jumlah tertinggi penduduk berada pada kisaran umur 15 – 64 tahun sebanyak 1063 orang (62,60%) sedangkan jumlah terendah berada pada kisaran umur ≥ 65 tahun sebanyak 97 orang (5,71%). Hal ini menunjukkan bahwa penduduk Kelurahan Palette berada pada umur produktif dimana kemampuan berfikir seseorang lebih produktif yang dapat mendukung pengembangan budidaya rumput laut.

4.3.2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Penduduk merupakan salah satu variabel yang sangat menentukan tingkat kemajuan suatu wilayah. Tingkat pendidikan masyarakat merupakan dasar yang digunakan untuk mengukur sejauhmana cara berpikir, pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola sumberdaya yang ada. Semakin banyak penduduk yang berpendidikan tinggi di suatu wilayah maka semakin tinggi pulalah tingkat kemajuan wilayah tersebut, begitu pula sebaliknya. Keadaan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan Palette dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2009.


(48)

48

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)

Persentase (%)

1. Tidak Sekolah 773 45,54

2. SD/Sederajat 672 39,57

3. SMP/Sederajat 112 6,59

4. SMA/Sederajat 108 6,40

5. Diploma 11 0,63

6. Tamat S1 22 1,29

Jumlah 1.698 100,00

Sumber : Kantor Kelurahan Palette, 2009.

Berdasarkan Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Kelurahan Palette tergolong rendah, ini dapat dilihat dari jumlah penduduk yang tidak sekolah sebanyak 773 orang (45,54%) sedangkan jumlah penduduk yang memiliki tingkat pendidikan paling sedikit adalah diploma sebesar 11 orang (0,63%). Rendahnya pendidikan dapat menyebabkan sulitnya mengubah pola pikir seseorang akan penerapan teknologi usahatani.

4.3.3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Struktur mata pencaharian/penghasilan penduduk di Kelurahan Palette sangat bervariasi karena pekerjaan yang ditekuni masyarakatnya juga beranekaragam. Keadaan penduduk berdasarkan mata pencaharian, dapat dilihat pada Tabel 6.


(49)

49

Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2009.

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase

1. PNS 25 1,47

2. Polri / ABRI 3 0,18

3. Wiraswasta 235 13,84

4. Petani 46 2,71

5. Petani Rumput Laut 203 11,96

6. Nelayan 235 13,84

7. Pedagang 100 5,89

8. Supir 15 0,88

9. Buruh 47 2,77

10. Karyawan 22 1,30

11. Belum Bekerja 555 32,69

12 Tidak Bekerja 212 12,49

Jumlah 1.698 100,00

Sumber : Kantor Kelurahan Palette, 2009.

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk berkonsentrasi pada sektor perikanan yakni sebagai nelayan sebanyak 235 orang (13,84%) kemudian nelayan sebanyak 203 orang (11,96%) . Hal ini disebabkan Kelurahan Palette merupakan wilayah yang sangat potensi untuk pemanfaatan rumput laut serta kegiatan dan teknologi budidaya rumpul laut yang sederhana sehingga banyak penduduk yang berprofesi sebagai petani rumput laut dibanding dengan profesi lainnya.

4.4. Keadaan Umum Sarana dan Prasarana

Keberhasilan suatu usaha atau kegiatan di suatu daerah ditunjang oleh pengadaan sarana dan prasarana yang memadai. Kemajuan suatu daerah biasanya diukur dengan tersedianya sarana dan prasarana yang


(50)

50

dapat menunjang segala aktifitas masyarakat. Adapaun sarana dan prasarana yang terdapat di Kelurahan Palette dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Sarana dan Prasarana di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete

Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2009.

No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah

(Unit) 1 2 3 4 5 6 Transportasi - Mikrolet Pendidikan

- Taman Kanak-Kanak - Sekolah Dasar

Kesehatan - Posyandu

Bid. Pemerintahan, Peribadatan dan Perekonomian - Kantor Desa

- Mesjid - Warung

Sarana Olahraga dan Rekreasi - Lapangan Sepak Bola - Tanjung Palette

Perikanan

- Kelompok Tani Rumput Laut

6 1 2 1 1 3 45 1 1 8 Sumber : Kantor Kelurahan Palette, 2009.

Tabel 7 menunjukkan bahwa pada umunya sarana yang terdapat di Kelurahan Palette cukup memadai, seperti terdapatnya sarana transportasi, pendidikan, kesehatan, sarana pemerintahan, peribadatan, perekonomian serta sarana olahraga dan rekreasi.

Sarana pada bidang perikanan yang terdapat di Kelurahan Palette adalah kelompok tani rumput laut sebanyak 8 kelompok, dimana rata-rata jumlah anggota dalam tiap kelompok tani adalah 25 orang. Kelompok tani ini digunakan sebagai wadah para petani untuk bertukar pemikiran dalam hal perkembangan usahatani, pensosialisasian inovasi baru baik yang berasal dari pihak pemerintah Kabupaten Bone.


(51)

51

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

Identitas seseorang menggambarkan kondisi atau keadaan serta status orang tersebut. Resaponden dalam penelitian ini meliputi petani rumput laut yang membudidayakan di laut. Identitas responden meliputi umur, tingkat pendidikan, lama berusahatani dan jumlah tanggungan keluarga.

5.1.1 Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi aktivitas seseorang dalam bidang usahanya. Umumnya seseorang yang masih muda dan sehat memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat dibanding dengan yang berumur tua. Seseorang yang masih muda lebih cepat menerima hal-hal yang baru, lebih berani mengambil resiko dan lebih dinamis. Sedangkan seseorang yang relatif tua mempunyai kapasitas pengelolaan yang matang dan memiliki banyak pengalaman dalam mengelola usahanya, sehingga ia sangat berhati-hati dalam bertindak, mengambil keputusan dan cenderung bertindak dengan hal-hal yang bersifat tradisional, disamping itu kemampuan fisiknya sudah mulai berkurang. Petani responden dalam mengelola usahataninya memiliki

tingkat umur yang berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8.


(52)

52

Tabel 8. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Kelompok Umur Petani Rumput Laut di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010.

No Kelompok Usia Jumlah Petani

Responden (org) Persentase (%)

1. 25 – 31 9 30,00

2. 32 – 37 6 20,00

3. 38 – 42 7 23,33

4. 43 – 49 1 3,33

5. 50 – 55 1 3,33

6. > 56 6 20,00

Jumlah 30 100,00

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2010.

Tabel 8 menunjukkan bahwa petani responden yang terdapat di Kelurahan Palette yang tergolong pada usia produktif yaitu 15 – 55 tahun sebanyak 24 orang sedangkan petani responden yang berada pada usia non-produktif yaitu > 56 tahun sebanyak 6 orang. Berdasarkan teori kependudukan, Mudatsir (Zelviyani,2009) mengungkapkan bahwa umur produktif berada pada usia 15 – 55 tahun, dimana pada umur tersebut kemampuan berfikir dan bekerja relatif lebih produktif karena mereka masih mempunyai kondisi yang sehat dan kuat serta mampu menerima dengan cepat inovasi dan informasi yang diberikan sehingga berpotensi untuk senantiasa meningkatkan produksi usahataninya.

5.1.2 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan seorang petani dapat menentukan produktif atau tidaknya dalam melaksanakan kegiatan usahataninya. Pada umumnya pendidikan petani responden merupakan faktor yang turut menentukan dalam pengelolaan usahatani rumput laut, terutama dalam


(53)

53

penerimaan informasi dan teknologi serta inovasi yang relevan dengan kegiatan usahataninya. Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang pernah diikuti oleh petani responden.

Jumlah petani responden berdasarkan tingkat pendidikan petani rumput laut dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani Rumput Laut di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010.

No Tingkat Pendidikan Jumlah Petani

Responden (org) Persentase (%)

1 Tidak Tamat SD 4 13,33

2 SD 15 50

3 SLTP 7 23,33

4 SLTA 4 13,33

Jumlah 30 100,00

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2010

Tabel 9 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal pembudidaya rumput laut di Kelurahan Palette masih tergolong rendah. Sebanyak 15 orang (50%) telah mengikuti pendidikan sampai jenjang sekolah dasar sedangkan yang tidak tamat sekolah dasar hanya 4 orang (13,33%). Selebihnya adalah telah mengenyam pendidikan sampai tingkat SLTP dan SLTA. Namun, tidak ada responden yang lulusan diploma bahkan sarjana.

Walaupun tingkat pendidikan pembudidaya sebagian besar hanya setingkat dasar bukan menjadi penghambat dalam melaksanakan kegiatan budidaya karena kegiatan budidaya rumput laut tidak menuntut keahlian tertentu yang harus diperoleh melalui jenjang pendidikan yang tinggi karena teknologi yang diterapkan cukup sederhana. Namun demikian, penerapan dan adopsi teknologi juga diperlukan guna


(54)

54

mengembangkan usahatani rumput laut yang akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan petani rumput laut.

5.1.3 Pengalaman Berusahatani

Pertambahan usia petani selalu akan diikuti oleh meningkatnya pengalaman petani dalam berbagai aspek kehidupan termasuk pengalaman pekerjaan yang ditekuni. Semakin lama petani menekuni usahatani yang dilakukan maka semakin meningkat pula pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya dalam mengelola usahataninya

tersebut. Pengalaman berusahatani responden dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani Petani Rumput Laut di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010. No

Pengalaman Berusahatani (Org)

Jumlah Petani

Responden (org) Persentase (%)

1. 1 – 2 19 63,33

2. 3 – 4 9 30,00

3. ≥ 5 2 6,67

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2010

Tabel 10 menunjukkan bahwa 19 orang yang mempunyai pengalaman berusahatani rumput laut selama 1-2 tahun sedangkan pengalaman berusahatani ≥ 5 tahun sebanyak 2 orang. Banyaknya petani yang memiliki pengalaman usahatani 1-2 tahun disebabkan karena budidaya rumput laut mulai berkembang pada pertengahan tahun 2008 di Kelurahan Palette sehingga hal ini masih dianggap baru bagi penduduk setempat.


(55)

55

Peranan kelompok tani merupakan salah satu perilaku kelompok tani dalam menghasilkan suatu output (keluaran) yang efektif. Peranan kelompok tani yang dimaksud adalah mencakup :

a. Merencanakan kegiatan kelompok tani

b. Melaksanakan dan menaati perjanjian dengan pihak lain c. Memupuk modal dan memanfaatkannya secara rasional d. Meningkatkan hubungan yang melembaga

e. Menerapkan teknologi melalui penyediaan sarana produksi dan memanfaatkan informasi

5.2.1 Peranan Kelompok Tani dalam Merencanakan Kegiatan Kelompok Tani

Perencanaan kegiatan kelompok tani dalam suatu pengelolaan usahatani rumput laut sangat diperlukan guna mengetahui, menyusun dan menentukan kegiatan apa, bagaimana, kapan kegiatan akan dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh.

Penetapan rencana kerja merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan anggota kelompok tani secara bersama-sama dengan melibatkan penyuluh pertanian dalam melaksanakan program kerja, mencari masalah dan memecahkan secara bersama serta mencari inovasi dan teknologi baru yang digunakan dalam meningkatkan produksi rumput laut.

Ada beberapa hal yang merupakan indikator dalam meningkatkan kemampuan merencanakan kegiatan kelompok, antara lain : Pertama, kelompok mampu menyusun rencana kerja tertulis, menyusun Rencana


(56)

56

Denitif Kebutuan Kelompok (RDKK), kehadiran anggota dalam penyusunan rencana kerja, materi serta proses penyusunan rencana kerja tersebut. Kedua, anggota mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan. Ketiga, anggota kelompok mampu meningkatkan mutu usaha. Peranan kelompok dalam merencanakan kegiatan usahatani rumput laut diharapkan dapat melaksanakan kegiatan usahatani rumput laut yang telah direncanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan secara tepat guna sehingga dapat berjalan lancar. peranan kelompok terhadap kemampuan merencanakan kegiatan kelompok, dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 .Peranan Kelompok Tani dalam Merencanakan Kegiatan Kelompok Tani di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010.

No

Kemampuan Merencanakan

Kegiatan

Total Skor

Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

1. Rendah 0 – 10 13 43,33

2. Sedang 11 - 20 17 56,57

3. Tinggi 21 - 30 0 0,00

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2010.

Berdasarkan Tabel 11 menunjukkan bahwa 13 orang (43,33%) yang menyatakan menyatakan peranan kelompok tani dalam merencanakan kegiatan kelompok tani tergolong rendah. Sedangkan 17 orang (56,67%) menyatakan peranan kelompok sedang dalam merencanakan kegiatan kelompok.


(57)

57

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan petani responden bahwa perencanaan kegiatan kadang-kadang dilakukan, Rencana kegiatan tersebut meliputi rencana teknis budidaya rumput laut seperti penentuan waktu tanam, penggunaan bibit, pemeliharaan, panen serta pasca panen. Penyusunan rencana kegiatan dilakukan secara diskusi oleh penyuluh perikanan beserta ketua dan anggota kelompok tani.

Namun, adanya pembuatan rencana kegiatan oleh kelompok tani tidak menunjukkan adanya peningkatan produksi rumput laut anggota. Hal ini disebabkan rendahnya kesadaran anggota untuk melaksanakan kegiatan tersebut meskipun rencana kegiatan kelompok sudah ada.

Pada awal pendirian kelompok tani di Kelurahan Palette, kelengkapan administrasi yang dimiliki tiap kelompok tani lengkap dan diisi dengan baik kegiatan yang telah dilaksanakan anggota kelompok. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, pengisian buku kegiatan kelompok tani sudah jarang dilakukan. Hal ini disebabkan susahnya mempertemukan semua anggota kelompok untuk mendiskusikan kegiatan apa yang dilakukan jika musim tanam rumput laut telah tiba. Selain itu, adanya pembagian tugas dalam kelompok yang tidak merata, semua pencatatan dilakukan oleh ketua kelompok saja. Meskipun rencana kegiatan sudah dibuat sesuai dengan petunjuk yang diberikan penyuluh pertanian, awalnya saja rencana tersebut dilakukan oleh anggota kelompok setelah itu sudah tidak dilakukan lagi.


(1)

116

Lanjutan Lampiran 33.

No Nama

Pemupukan Modal dan Pemanfaatan

Secara Rasional Total

skor Kategori Item Pertanyaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

26 Rusli

0

0

0

1

0

0

0

0

0

1

2

Rendah

27 Amir

0

0

0

1

0

1

0

0

0

0

2

Rendah

28 Junede

0

0

0

1

0

0

0

0

0

0

1

Rendah

29 Usman

0

0

0

1

0

1

0

0

0

0

2

Rendah

30 Mappa

0

0

0

1

0

0

0

0

0

1

2

Rendah

Keterangan:

Kategori Rendah : 0 - 10 Kategori Sedang : 11 - 20 Kategori Tinggi : 21 - 30

Lampiran 34. Nilai Skor Peranan Kelompok Tani Dalam Dalam Kemampuan Meningkatkan Hubungan Yang Melembaga di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010.

No Nama Peningkatkan Hubungan Yang Melembaga Total

skor Kategori Item Pertanyaan


(2)

117

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Mansur

0

0

1

2

1

2

0

2

8

Rendah

2 Amrullah

0

0

1

2

1

2

1

2

9

Sedang

3 Rusman

0

0

2

1

1

1

0

1

6

Rendah

4 Mustafa

0

0

2

1

1

1

1

1

7

Rendah

5 H. Mashud

0

0

1

1

1

2

1

0

6

Rendah

6 Nudding

0

0

1

2

1

1

0

1

6

Rendah

7 Jamile

0

0

1

1

1

1

1

1

6

Rendah

8 Jaberuddin

0

0

1

1

1

1

1

1

6

Rendah

9 Teyye

0

0

1

1

1

2

0

0

5

Rendah

10 Ahmad

0

0

2

1

1

2

0

0

6

Rendah

11 Baharuddin

0

0

2

1

2

1

0

1

7

Rendah

12 Tere

0

0

1

2

1

1

0

2

7

Rendah

13 H. Muhtar

0

0

1

1

1

1

0

1

5

Rendah

14 Tang

0

0

1

1

1

2

0

1

6

Rendah

15 Waling

0

0

2

1

2

1

1

0

7

Rendah

16 Sarifuddin

0

0

1

2

1

0

1

0

5

Rendah

17 Junaid

0

0

1

1

1

0

0

0

3

Rendah

18 H. Bumang

0

0

2

1

2

0

0

1

6

Rendah

19 Asis

0

0

2

1

1

1

1

1

7

Rendah

20 Anjas Jaya

0

0

2

2

2

2

0

2

10

Sedang

21 Kahar

0

0

1

2

1

0

0

0

4

Rendah

22 Beddu A.

0

0

1

1

2

0

1

1

6

Rendah

23 Jupri

0

0

1

1

1

1

0

1

5

Rendah

24 Mamang

0

0

1

2

1

0

1

2

7

Rendah

25 Bustam

0

0

1

2

2

1

1

0

7

Rendah

Lanjutan Lampiran 34.

No Nama

Peningkatkan Hubungan Yang

Melembaga Total

skor Kategori Item Pertanyaan

1

2

3

4

5

6

7

8


(3)

118

27 Amir

0

0

2

1

1

1

0

1

6

Rendah

28 Junede

0

0

1

2

2

0

0

2

7

Rendah

29 Usman

0

0

1

2

1

1

0

2

7

Rendah

30 Mappa

0

0

1

1

1

2

1

1

7

Rendah

Keterangan :

Kategori Rendah : 0 - 8 Kategori Sedang : 9 - 16 Kategori Tinggi : 17 - 24

Lampiran 35. Nilai Skor Peranan Kelompok Tani Dalam Kemampuan Menerapkan Teknologi melalui Penyediaan Saran Produksi dan Memanfaatkan Informasi di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010.

No Nama Penerapan Teknologi dan Pemanfaatan Infomasi Total skor


(4)

119

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Mansur

1

1

2

1

2

1

0

1

0

1

1

11

Sedang

2 Amrullah

0

1

2

2

1

2

0

1

0

1

2

12

Sedang

3 Rusman

0

1

1

1

1

2

0

0

0

1

1

8

Rendah

4 Mustafa

1

2

1

0

1

1

0

1

0

2

2

11

Sedang

5 H. Mashud

0

0

0

0

2

1

0

1

0

1

2

7

Rendah

6 Nudding

1

1

1

0

0

1

0

1

0

1

2

8

Rendah

7 Jamile

1

0

2

1

0

2

0

1

0

1

1

9

Rendah

8 Jaberuddin

0

0

0

2

0

0

0

0

0

1

1

4

Rendah

9 Teyye

1

0

0

1

1

0

0

0

0

1

1

5

Rendah

10 Ahmad

1

2

0

0

1

0

0

0

0

2

2

8

Rendah

11 Baharuddin

1

1

0

0

1

1

0

0

0

0

2

6

Rendah

12 Tere

1

1

2

1

2

2

0

1

0

0

2

12

Sedang

13 H. Muhtar

0

1

0

2

1

1

0

1

0

1

1

8

Rendah

14 Tang

0

0

1

2

0

1

0

1

0

0

1

6

Rendah

15 Waling

1

0

1

1

1

0

0

1

0

0

1

6

Rendah

16 Sarifuddin

1

1

0

1

0

0

0

1

0

0

1

5

Rendah

17 Junaid

0

1

2

2

0

2

0

1

0

1

1

10

Rendah

18 H. Bumang

0

1

2

1

1

1

0

1

0

1

2

10

Rendah

19 Asis

0

0

2

2

1

2

0

1

0

1

1

10

Rendah

20 Anjas Jaya

0

0

1

0

1

1

0

1

0

1

2

7

Rendah

21 Kahar

1

0

2

2

1

0

0

0

0

1

1

8

Rendah

22 Beddu A.

1

0

2

1

1

0

0

0

0

1

2

8

Rendah

23 Jupri

0

1

1

1

1

0

0

1

0

0

2

7

Rendah

24 Mamang

0

0

1

1

2

2

0

1

0

1

1

9

Rendah

25 Bustam

1

1

1

0

0

0

0

1

0

0

1

5

Rendah

Lanjutan Lampiran 35.

No Nama

Merencanakan Kegiatan kelompok

Total skor Item Pertanyaan

Kategori

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

26 Rusli

1

2

0

0

0

0

0

1

0

0

2

6

Rendah


(5)

120

28 Junede

1

1

2

1

0

1

0

1

0

0

1

8

Rendah

29 Usman

1

1

1

0

0

1

0

0

0

1

2

7

Rendah

30 Mappa

1

0

0

2

1

1

0

0

0

1

2

8

Rendah

Keterangan

Kategori Rendah : 0 - 11 Kategori Sedang : 12 - 22 Kategori Tinggi : 23 - 33

Lampiran 36. Total Nilai Skor Peranan Kelompok Tani Oleh Petani Responden di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, 2010.

Nama Kelompok Tani

Nama Responden

Tingkat Peranan Kelompok Tani Total

Skor Kategori

P1 P2 P3 P4 P5


(6)

121

Teyye 15 12 2 5 5 39 Sedang

Asis 10 14 1 7 10 42 Sedang

Mamang 13 14 2 7 9 45 Sedang

Salewangang

Amrullah 11 13 3 9 12 48 Sedang

Anjas Jaya 13 12 1 10 7 43 Sedang

Ahmad 15 10 4 6 8 43 Sedang

Jupri 13 9 1 5 7 35 Sedang

Bulutadelle

Rusman 10 10 4 6 8 38 Sedang

Rusli 10 10 2 7 6 35 Sedang

Baharuddin 14 10 2 7 6 39 Sedang

Usman 10 13 2 7 7 39 Sedang

Teppoe

Mustafa 10 11 4 7 11 43 Sedang

Kahar 11 11 2 4 8 36 Sedang

Tere 12 13 2 7 12 46 Sedang

Bustam 13 13 1 7 5 39 Sedang

Malise

H. Mashud 13 11 4 6 7 41 Sedang

H. Bumang 9 10 1 6 10 36 Sedang

H. Muhtar 12 9 2 5 8 36 Sedang

Lapare-pare

Nudding 10 10 2 6 8 36 Sedang

Tang 11 13 1 6 6 37 Sedang

Amir 11 9 2 6 5 33 Rendah

Siperennu

Jamile 9 9 P3 6 9 36 Sedang

Junaid 8 13 3 3 10 37 Sedang

Mappa 9 11 2 7 8 37 Sedang

Waling 12 9 2 7 6 36 Sedang

Bulumabbalae

Jaberuddin 8 14 2 6 4 34 Sedang

Syarifuddin 14 10 2 5 5 36 Sedang

Beddu A. 14 13 3 6 8 44 Sedang

Junaede 10 7 1 7 8 33 Rendah

Jumlah 340 333 66 191 234 1164