Luas = alas x tinggi
Keliling jajargenjang = 2alas + 2sisi miring = 2 alas+sisi miring
2 Jajargenjang
Menurut Nisa dan Yuli 2012 jajargenjang adalah segi empat yang sisi-sisi berhadapannya sejajar dan sama panjang serta sudut-sudut yang berhadapan sama
besar, selain itu salah satu sisi yang berhadapannya merupakan pasangan sisi yang miring dari bangun tersebut. Menurut Hidayanti 2013 sifat-sifat jajar genjang
adalah: a
Sisi-sisi yang berhadapan pada setiap jajargenjang sama panjang dan sejajar.
b Sudut-sudut yang berhadapan pada setiap jajargenjang sama besar.
c Jumlah pasangan sudut yang saling berdekatan pada setiap jajargenjang
adalah 180 .
d Pada setiap jajargenjang kedua diagonalnya saling membagi dua sama
panjang.
Gambar 2.1 Bentuk jajargenjang
Menurut Nisa dan Yuli 2012 luas jajargenjang adalah besaran yang menyatakan jumlah isi pada bagian permukaan jajargenjang. Luas jajargenjang
dapat dicari dengan mengalikan panjang alas dengan tinggi suatu jajargenjang. Luas jajargenjang dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:
Menurut Nisa dan Yuli 2012 keliling jajargenjang adalah jumlah dari seluruh rusuk jajargenjang. Keliling jajargenjang dapat dicari dengan menjumlahkan
keseluruhan garis terluar dari jajargenjang atau bisa digunakan rumus:
B. Kemampuan Komunikasi Matematis
Menurut Maulana 2011, hlm. 53 kemampuan yang ditargetkan dalam
C A
B D
Alas Tinggi
Sis i m
ir ing
kurikulum matematika adalah: a.
Pemahaman matematik b.
Pemecahan masalah matematik c.
Penalaran matematik d.
Koneksi matematik e.
Komunikasi matematik Penilitian ini dilakukan dengan memfokuskan peningkatan kemampuan
komunikasi matematis siswa melalui pendekatan
realistic mathematics education
. Menurut Depdiknas dalam Mardhiyanti, dkk, 2010, hlm. 2
“Kemampuan komunikasi matematis merupakan kesanggupankecakapan seorang siswa untuk
dapat menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis, atau mende
monstrasikan apa yang ada dalam soal matematika”. Menurut Maulana 2011, hlm. 55 indikator dari kemampuan komunikasi matematis adalah sebagai
berikut: 1
Menghubungkan benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide matematika.
2 Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik, secara lisan atau tulisan,
dengan benda nyata, gambar, grafik, dan aljabar. 3
Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika. 4
Mendengarkan berdiskusi, dan menulis tentang matematika. 5
Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis. 6
Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi, dan generalisasi.
7 Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah
dipelajari.
Menurut Vermont Department of Education Mahmudi, 2009, hlm. 3, Komunikasi matematik melibatkan tiga aspek, yaitu: 1 menggunakan bahasa
matematika secara akurat dan menggunakannya untuk mengkomunikasikan aspek-aspek penyelesaian masalah, 2 menggunakan representasi matematika
secara akurat untuk mengkomunikasikan penyelesaian masalah, dan 3 mempresentasikan penyelesaian masalah yang terorganisasi dan terstruktur
dengan baik.
Menurut LACOE
Los Angeles Country Office of Education
“Komunikasi matematik mencakup komunikasi tertulis maupun lisan atau verbal” Mahmudi,
2009, hlm. 3. Komunikasi tertulis dapat berupa penggunaan kata-kata, gambar, tabel, yang menggambarkan proses berpikir siswa. Melalui komunikasi secara
tertulis, siswa akan mudah mengingat konsep yang telah disampaikan. Selain itu,
dengan menulis, siswa akan mengkomunikasikan pemikiran mereka terhadap konsep yang diajarkan. Menurut LACOE dalam Mahmudi, 2009, hlm. 4
“Cara lain untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematik siswa adalah
dengan berdiskusi kelompok”. Diskusi kelompok memungkinkan siswa berlatih untuk mengekspresikan pemahaman, dan mengklarifikasi pemahaman atau
ketidakpahaman mereka. Menurut NCTM dalam Mahmudi, 2009, hlm. 4 “Ketika siswa berpikir, merespon, berdiskusi, mengelaborasi, menulis, membaca,
mendengarkan, dan menemukan konsep-konsep matematika, mereka mempunyai berbagai keuntungan, yaitu berkomunikasi untuk belajar matematika dan belajar
untuk berkomunikasi secara matematik”. Pada penelitian ini, terdapat beberapa indikator yang menjadi fokus
pengembangan. Indikator tersebut adalah
a menggunakan bahasa matematik untuk mengekpresikan konsep luas dan keliling jajargenjang melalui gambar atau benda
dari konsep yang dimaksud dengan jelas, b mengkomunikasikan pemahaman matematika dengan jelas kepada orang lain dengan menggunakan kata-kata sendiri,
baik secara lisan maupun secara tertulis mengenai pemahamannya terhadap konsep luas dan keliling jajargenjang, c menyatakan peristiwa sehari-hari yang berkaitan
dengan luas dan keliling jajargenjang, d melakukan diskusi kelompok mengenai luas dan keliling jajargenjang.
C. Teori yang Mendukung Pendekatan