menyebabkan darah menggumpal Feigin, V, 2006. Menurut penelitian Sang Wook et altahun 2002 di Korea Selatan dengan desain kohort,
perokok aktif menghisap ≥20 rokok sehari memiliki risiko 2,3 kali untuk
menderita stroke dan meninggal dunia dibandingkan dengan orang yang bukan perokok aktif Sang Wook, et al. 2002.
9. Stres Stres atau depresi dapat menyebabkan hipertensi, penyakit jantung, dan
peningkatan pembekuan darah, yang semuanya adalah faktor risiko stroke. Selain itu, jika stres disertai dengan faktor risiko lain seperti
arteriosklerosis berat, penyakit jantung akan memicu dan membuat risiko penderita stroke semakin berat dan risiko kematian menjadi meningkat
Feigin, V, 2006.
2.3.3 Penyebab Kematian pada Pasien Stroke Fase Akut
1. Jenis Stroke a. Stroke Hemoragik
Pada pasien dengan perdarahan intraserebral mempunyai persentase mortalitas antara 90-100 pada fase akut di Indonesia,
sedangkan untuk di negara maju mempunyai persentase ± 70. Untuk perdarahan ekstraserebral subaraknoid persentase
mortalitas berada pada ± 50. b. Stroke Iskemik
Mortalitas pada pasien stroke iskemik dengan trombosis serebri mempunyai persentase 30-40 sedangkan untuk emboli serebri
mempunyai persentase 20-30 FK UNPAD, 1984. 2. Komplikasi
a. Edema Serebri Edema serebri dapat terjadi akibat adanya kenaikan suhu tubuh.
Hal ini berpengaruh terhadap sawar darah otakBlood Brain Barrier BBB dengan meningkatkan permeabilitas BBB yang berakibat
langsung baik secara parsial ataupun komplit dalam terjadinya
edema serebral. Hipertermia juga meningkatkan metabolisme sehingga terjadi lactic acidosis yang mempercepat kematian neuron
Neuronal Injury dan menambah adanya edema serebral. Edema serebri akan mempengaruhi tekanan perfusi otak dan menghambat
reperfusi yang adekuat dari otak Ritarwan, 2002. b. Pneumonia Aspirasi dan Infeksi
Pada pasien stroke didapati keadaan imunologik yang menurun, hal ini disebabkan karena adanya pembersihan debris dan proses
perbaikan yang melibatkan respon imunologik. Faktor yang berkontribusi pada terjadinya pneumonia pada stroke
akut antara lain disfagia, kegagalan refleks gag dan refleks batuk, aspirasi dehidrasi, immobilisasi dan paresis otot-otot pernapasan.
Sariningsih, 2011 c. Deep Vein Thrombosis
Pada pasien stroke iskemik akut dengan usia lanjut, imobilisasi, paralisis pada ekstremitas bawah, paralisis yang berat, dan adanya
atrial fibrilasi seringbersamaan dengan peningkatan risiko terjadinya DVT Setyopranoto, I. 2005.
d. Hidrosefalus Adanya bekuan darah di ruang subarakhnoid menyebabkan
tersumbatnya cairan serebrospinal disekitar batang otak, sehingga terjadi hidrosefalus tekanan normal FK UNPAD, 1984
e. Kelainan Jantung Penelitian yang dilakukan oleh Milikan, CH, 1979 mengemukakan
bahwa 60 kematian pada minggu pertama pasien stroke mengalami serangan disebabkan oleh kelainan jantung, hal ini
mungkin disebabkan oleh adanya faktor risiko yang memicu terjadinya kelainan jantung tersebut.
Kelaianan jantung itu dapat berupa fibrilasi atrial, gagal jantung, endokarditis, penyakit jantung rematik, prolapsus katup mitral dan
trombus mural Simon, Roger P. et al.1999.
f. Pulmonary Embolism Embolus pulmonal merupakan salah satu penyebab kematian pada
minggu pertama pasien stroke fase akut mengalami serangan. Dalam penelitian Milikan, CH, 1979 disebutkan bahwa dari 104
pasien stroke fase akut yang meninggal pada hari 0-9 terjadinya serangan, 12 kematian disebabkan oleh terjadinya embolus
pulmonal dengan kematian rata-rata pada hari kelima.
BAB 3 KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep