BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan penyakit tidak menular merupakan suatu tantangan pada dasawarsa terakhir ini. Beberapa penyakit tidak menular seperti penyakit jantung,
stroke, diabetes melitus, Parkinson pada umumnya merupakan penyebab kematian nomor satu pada orang dewasa, seiring dengan berubahnya pola hidup masyarakat
Sutanto,2009.Stroke merupakan masalah kesehatan yang serius ditandai dengan tingginya mortalitas dan morbiditas, yang memberikan cacat tubuh baik cacat
permanen maupun cacat sementara dan kematian mendadak Bustan, Mn, 2000. Stroke merupakan penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh
gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah otak yang terganggu Bustan, Mn,
2000. Berdasarkan penelitian Feigin di Australia 2004, resiko kematian akibat stroke paling tinggi pada bulan pertama seseorang terkena stoke. Resiko ini
tergantung pada jenis stroke, 20 resiko meninggal untuk stroke iskemik, 40-70 untuk perdarahan intraserebral dan sekitar 40 untuk perdarahan subaraknoid.
Data World Health Organization WHO tahun 2001, penderita stroke diseluruh dunia berjumlah 20,5 juta jiwa dan 5,5 juta jiwa telah meninggal dunia
dengan Case Fatality Ratio CFR 26,8. Pada tahun 2008, jumlah kematian di dunia sekitar 57 juta jiwa dan 6,15 juta jiwa meninggal akibat stroke dengan
Proporsional Mortality Rate PMR 10,8 yang menduduki peringkat kedua di dunia setelah penyakit jantung iskemik WHO, 2008.
Data Centers for Disease Control and Prevention CDC tahun 2003, kematian akibat stroke pada wanita adalah 117 dari 100.000 dan 126 dari 100.000
untuk pria dengan umur diatas 35 tahun. Kematian akibat stroke menjadi peringkat tertinggi kedua di Amerika Serikat. Ras dan etnik dengan tingkat
mortalitas tertinggi adalah ras Asia dengan persentase 45, kemudian disusul ras kulit hitam dan suku Indian-Alaska Amerika dengan persentase 32,4 CDC,
2003.
Jumlah penyandang stroke di Indonesia dalam dasawarsa terakhir semakin meningkat, bukan saja pada penduduk berusia tua, tetapi juga dialami oleh
penduduk usia muda atau usia produktif. Diperkirakan di Indonsia setiap tahun 500.000 penduduk menderita stroke. Sekitar 125.000 orang meninggal dengan
CFR 25 dan sisanya penderita mengalami cacat Yastroki, 2009. Berbagai laporan penelitian menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan
kematian dan ketahanan hidup pasien stroke. Pada 30 hari setelah serangan stroke pertama kali, 83 kematian disebabkan langsung oleh efek gangguan fungsi
neurologi dan 6,5 karena penyebab lainnya sedangkan 2,6 terjadi karena stroke berulang. Faktor prognosis yang secara signifikan menyebabkan kematian
pasien stroke adalah usia, Indeks Massa Tubuh IMT dan tipe stroke. Hipertensi, Diabetes Melitus, kolesterol tinggi, merokok dan tingkat keparahan stroke juga
merupakan faktor lain yang ikut berperan mempengaruhi ketahanan hidup pasien stroke Kiyohara Y, et al.2003.
Sekitar 25 pasien stroke meninggal dalam periode satu bulan dan sekitar 40 dalam 3 tahun. Faktor utama yang berpengaruh terhadap ketahanan hidup
adalah tipe stroke yaitu pasien yang mengalami stroke hemoragik berisiko lebih besar untuk meninggal dalam 30 hari daripada stroke iskemik. Faktor lain yang
berpengaruh terhadap kematian pasien stroke setelah serangan pertama adalah usia pada seluruh tipe stroke, Atrial Fibrilation pada hemoragik intraserebral
dan stroke iskemik, jenis kelamin, kondisi jantung yang lain, tempat tinggal, Diabetes Melitus dan Inkontinensia Urine Lee, et al.2003.
Prognosa pasien stroke fase akut tergantung pada berat-ringannya defisit neurologik dimana semakin cepat pasien pulih maka prognosanya akan semakin
baik. Tipe dan beratnya stroke juga berpengaruh terhadap tingkat mortalitas pada pasien stroke fase akut dimana pasien yang mengalami perdarahan intraserebral
90-100 Indonesia dan 70 Negara Maju, dengan perdarahan ekstraserebral ± 50, trombosis serebri 30-40, emboli serebri 20-30. Usia penderita juga
berpengaruh terhadap prognosa dari pasien stroke fase akut dimana semakin tua pasien tersebut maka akan mempunyai tingkat mortalitas yang tinggi. Faktor
resiko dan komplikasi seperti penyakit jantung, hipertensi, edema otak, infark
berdarah, vasospasme, hematoma intraserebral dan hidrosefalus FKUNPAD, 1984.
1.2 Rumusan Masalah