Apakah terdapat pengaruh jenis kelamin terhadap keterampilan sosial siswa ?
Risma, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL
SISWA DALAM PENDIDIKAN JASMANI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
tersebut dapat disimpulkan bahwa model cooperative learning tipe TGT memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan
interpesonalnya dengan cara interaksi dengan teman dalam kelompok belajarnya. Selain itu, model TGT memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari
solusi untuk menghadapi setiap masalah yang dihadapinya. Siswa menyadari akan peranan dan kontribusinya terhadap kemajuan kelompok sehingga mereka akan
bekerja sama, saling menghormati dan menghargai peranan dan keberadaan orang lain. Dengan demikian, model TGT memberikan pengaruh terhadap keterampilan
sosial anak.
2. Apakah terdapat pengaruh jenis kelamin terhadap keterampilan sosial siswa ?
Dari tabel 4.8., diketahui bahwa nilai Sig. gender adalah 0,078 0,05. maka H
diterima. Artinya, gender jenis kelamin tidak berpengaruh signifikan terhadap keterampilan sosial siswa.
Keterampilan sosial sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak berkembang secara alami sesuai dengan pertumbuhan mereka. Namun dalam
tahapan perkembangannya, keterampilan sosial dipelajari oleh anak dari interaksi sehari-hari mereka dengan orang lain. Artinya, perkembangan keterampilan sosial
anak tidak hanya terbentuk di lingkungan sekolah saja, tetapi di semua lingkungan tempat dia
hidup sebagai media dan sarana pembelajaran. Dalam
perkembangannya, keterampilan sosial dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah Muzaiyin, 2013 :
a. Kondisi anak
Beberapa kondisi anak yang mempengaruhi tingkat keterampilan sosial anak antara lain adalah temperamen anak, regulasi emosi dan kemampuan sosial
kognitif. Anak-anak yang memiliki temperamen sulit dan cenderung mudah terluka secara psikis, biasanya akan takut dan malu-malu dalam menghadapi
stimulus sosial yang baru, sedangkan anak-anak yang ramah dan terbuka lebih responsif terhadap lingkungan sosial. Selain itu anak dengan temperamen sulit ini
cenderung lebih agresif dan impulsif sehingga sering ditolak oleh teman sebaya. Kedua kondisi ini menyebabkan kesempatan mereka untuk berinteraksi dengan
Risma, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL
SISWA DALAM PENDIDIKAN JASMANI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
teman sebaya berkurang, padahal interaksi merupakan media yang penting dalam proses belajar keterampilan sosial.
Anak yang mampu bersosialisasi dan mengatur emosi akan memiliki keterampilan sosial yang baik sehingga kompetensi sosialnya juga tinggi. Anak
yang kurang mampu bersosialisasi namun mampu mengatur emosi, maka walaupun jaringan sosialnya tidak luas tetapi ia tetap mampu bermain secara
konstruktif dan berani bereksplorasi saat bermain sendiri. Sedangkan anak anak yang mampu bersosialisasi namun kurang dapat mengontrol emosi cenderung
akan berperilaku agresif dan merusak interaksi anak dengan lingkungan. Perkembangan keterampilan sosial anak juga dipengaruhi oleh
kemampuan sosial kognitifnya yaitu keterampilan memproses semua informasi yang ada dalam proses sosial. Kemampuan ini antara lain kemampuan mengenali
isyarat sosial, menginterprestasi isyarat sosial dengan cara yang tepat dan bermakna, mengevaluasi konsekuensi dari beberapa kemungkinan respon serta
memilih respon yang akan dilakukan. b.
Usia Anak yang masih usia pra sekolah masih belum memiliki kemampuan
untuk mencerna berbagai macam informasi secara baik dan sulit memahami orang lain. Namun setelah memasuki usia sekolah, anak akan bertahap mendapatkan
pemahaman akan peranan orang lain dan mulai berinteraksi dengan orang lain. c.
Interaksi anak dengan lingkungan Lingkungan berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan sosial anak
mulai dari lingkungan terdekat yakni keluarga, sekolah dan masyarakat. Secara umum, pola interaksi anak dengan orang tua, kualitas hubungan pertemanan dan
penerimaan anak dalam kelompok merupakan dua faktor eksternal atau lingkungan yang cukup berpengaruh bagi perkembangan sosial anak. Anak
banyak belajar mengembangkan keterampilan sosial baik dengan proses modeling peniruan terhadap perilaku orang tua dan teman sebaya, ataupun melalui
penerimaan penghargaan saat melakukan sesuatu yang tepat dan penerimaan hukuman saat melakukan sesuatu yang tidak pantas menurut orang tua dan teman
sebaya.
Risma, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL
SISWA DALAM PENDIDIKAN JASMANI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
d. Jenis kelamin
Anak perempuan dan anak laki-laki memiliki perbedaan pola interaksi, hal ini mempengaruhi pula pada keterampilan sosial anak. Dua anak yang usianya
sama tetapi berjenis kelamin berbeda, maka keterampilan sosialnya pada aspek aspek tertentu juga berbeda.
e. Keadaan sosial ekonomi
Kondisi perekonomian keluarga akan berdampak pada sosial anak. Anak- anak yang memiliki kondisi sosial ekonomi lebih baik akan memiliki kepercayaan
yang baik. Mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuan sosialnya pada berbagai kesempatan dan kondisi lingkungan yang berbeda.
f. Pendidikan orang tua
Secara garis besar, pendidikan orang tua berpengaruh terhadap peranan dan pemahaman orang tua terhadap berbagai kondisi tahapan perkembangan anak
dan memposisikan diri dalam berbagai kondisi yang dihadapi oleh anak. g.
Jumlah saudara Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa para guru menilai siswa yang
mempunyai satu saudara kandung mempunyai keterampilan interpersonal lebih baik dibandingkan yang tidak mempunyai saudara kandung.
h. Pekerjaan orang tua
Hasil penelitian dari Liebling 2004 yang menyatakan bahwa pada kondisi ibu bekerja di luar rumah mengakibatkan waktu bertemu dengan anak
akan menjadi berkurang, sehingga ibu tidak bisa maksimal dalam mendidik dan membimbing anak, sehingga akan berpengaruh terhadap keterampilan sosial anak.
Pada penelitian ini diketahui hasil bahwa model pembelajaran memberikan pengaruh signifikan terhadap keterampilan sosial sedangkan jenis kelamin tidak
berpengaruh signifikan terhadap keterampilan sosial siswa. Hal ini terjadi mungkin karena siswa memang lebih tertarik pada model pembelajaran dalam
pendidikan jasmani baik itu untuk anak laki-laki ataupun anak perempuan. Hal ini terjadi karena model pembelajaran yang diberikan pada kelas eksperimen
yakni model TGT merupakan model pembelajaran yang jarang mereka dapatkan dalam pembelajaran penjas sebelumnya. Sehingga, baik siswa laki-laki dan
Risma, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL
SISWA DALAM PENDIDIKAN JASMANI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
perempuan menunjukkan ketertarikannya dalam pembelajaran penjas dengan partisipasi aktif mereka.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa keterampilan sosial dalam perkembangan anak dipengaruhi oleh banyak faktor. Siswa di SMP
Percontohan Labschool UPI berasal dari latar belakang yang berbeda, seperti tingkat pendidikan dan pekerjaan orang tuanya serta keadaan sosial ekonomi
keluarga. Frekuensi mata pelajaran penjas yang hanya diberikan selama satu kali dalam satu minggu memberikan indikasi bahwa anak lebih banyak berinteraksi di
luar dari pelajaran penjas bahkan di luar lingkungan sekolah. Interaksi anak di luar lingkungan sekolah tidak bisa terkontrol. Dalam penelitian ini, hanya faktor
jenis kelamin yang dijadikan variabel penelitian sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan sosial lainnya tidak menjadi variabel dalam
penelitian ini. Oleh karena itu, untuk penelitian lebih lanjut perlu menjadikan faktor lainnya seperti faktor status ekonomi keluarga, pendidikan dan pekerjaan
orang tua dan jumlah saudara menjadi variabel penelitian sehingga faktor-faktor tersebut bisa lebih terkontrol.
3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan jenis kelamin terhadap keterampilan sosial ?
Dari tabel 4.8. diketahui bahwa nilai bahwa nilai sig. 0,231 0,05. maka H
diterima. Artinya, tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan gender
jenis kelamin terhadap keterampilan sosial. Hal ini berarti peningkatan keterampilan sosial dalam kelompok eksperimen hanya dipengaruhi oleh model
pembelajaran pada pendidikan jasmani, tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin siswa.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan dan dari pembahasan sebelumnya diketahui bahwa model pembelajaran memberikan pengaruh signifikan terhadap
keterampilan sosial sedangkan gender tidak berpengaruh signifikan terhadap keterampilan sosial. Hal ini terjadi mungkin karena siswa memang lebih tertarik
pada model pembelajaran dalam pendidikan jasmani baik itu untuk anak laki-laki ataupun anak perempuan. Hal ini terjadi karena model pembelajaran yang
diberikan pada kelas eksperimen yakni model TGT merupakan model
Risma, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL
SISWA DALAM PENDIDIKAN JASMANI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
pembelajaran yang jarang mereka dapatkan dalam pembelajaran penjas sebelumnya. Sehingga, baik siswa laki-laki dan perempuan menunjukkan
ketertarikannya dalam pembelajaran penjas dengan partisipasi aktif mereka. Proses pembelajaran dalam model TGT lebih menarik untuk siswa karena
melibatkan permainan dan reinforcement Sinaga, 2012. Proses pembelajaran merupakan salah satu pendekatan yang bisa digunakan untuk meningkatkan
keterampilan sosial siswa Sudrajat, 2010, hlm. 163; Rohmah, 2010, hlm. 120. Dari gambar 4. 9. Plot Interaksi Model Pembelajaran dan Jenis Kelamin,
diketahui bahwa tidak terdapat pertemuan garis antara model pembelajaran dan jenis kelamin, sehingga diketahui bahwa tidak terdapat interaksi antara model
pembelajaran dan jenis kelamin terhadap keterampilan sosial siswa. Hal ini bisa dikarenakan pada hasil penelitian yang kedua yakni tidak ada pengaruh jenis
kelamin terhadap keterampilan sosial siswa. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa keterampilan sosial
sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak berkembang secara alami sesuai dengan pertumbuhan mereka. Namun dalam tahapan perkembangannya,
keterampilan sosial dipelajari oleh anak dari interaksi sehari-hari mereka dengan orang lain. Artinya, perkembangan keterampilan sosial anak tidak hanya terbentuk
di lingkungan sekolah saja, tetapi di semua lingkungan tempat dia hidup sebagai media dan sarana pembelajaran. Dalam perkembangannya, keterampilan sosial
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah Muzaiyin, 2013 : 1. kondisi anak, 2. Usia, 3. Interaksi anak dengan lingkungan, 4. Jenis Kelamin,
5. Keadaan sosial ekonomi, 6. Pendidikan orang tua, 7. Jumlah saudara, dan 8. Pekerjaan orang tua.
Namun jika kita tarik garis putus-putus dari kedua garis, baik untuk garis model pembelajaran dan garis jenis kelamin maka terdapat pertemuan antara
kedua garis tersebut. Hal ini mengindikasikan kecenderungan adanya interaksi antara model pembelajaran dan jenis kelamin terhadap keterampilan sosial.
Jika waktu penelitian dilakukan lebih lama, jumlah sampel penelitian yang digunakan ditambah, kecenderungan adanya interaksi antara model pembelajaran
dan jenis kelamin terhadap keterampilan sosial bisa saja terjadi. Oleh karena itu,
Risma, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL
SISWA DALAM PENDIDIKAN JASMANI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
untuk penelitian lebih lanjut, jumlah pertemuan dan jumlah sampel penelitian ditambah sehingga hasil penelitian menjadi semakin kuat dan tidak bias.
Risma, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL
SISWA DALAM PENDIDIKAN JASMANI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu