Cooperative Learning Tipe TGT Teams Games Tournament

Risma, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL SISWA DALAM PENDIDIKAN JASMANI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping itu, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah dan kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.  Penerimaan terhadap perbedaan individu Tujuan lain dari model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.  Pengembangan keterampilan sosial Tujuan lainnya adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial penting dimiliki oleh siswa sebab banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial. Dalam buku Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice London: Allymand Bacon, 2005 karya Robert Slavin yang diterjemahkan oleh Narulita Yusron, Slavin menyajikan enam metode pembelajaran kooperatif, yaitu 1 Pembelajaran Tim Siswa Student Team Learning, 2 STAD Student Teams-Achievement Division , 3 TGT Teams Games-Tournament, 4 Jingsaw II, 5 TAI Team Acceleration Instruction, dan 6 CIRC Cooperatif Integrated Reading and Communication .

2. Cooperative Learning Tipe TGT Teams Games Tournament

Pembelajaran kooperatif model TGT Teams Games Tournament adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktifitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement Risma, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL SISWA DALAM PENDIDIKAN JASMANI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sinaga, 2012. Model cooperative learning tipe Team Games Tournament TGT merupakan model pembelajaran kooperatif yang merupakan tingkat lanjutan dari STAD Student Team Achievement Devisions. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT Team Games Tournament memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks dan menyenangkan. Di samping itu juga menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Pada TGT kompetisi terjadi tidak hanya anggota dalam satu kelompok akan tetapi terjadi secara eksternal antar tim. Slavin, 2005, hlm. 166; Suherman, 2009, hlm. 29. Dalam TGT, setiap anggota kelompok memiliki kesempatan untuk bisa sukses. Slavin 2005 menjelaskan komponen-komponen TGT, antara lain : 1. Presentasi di kelas. Materi yang akan diberikan diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Dengan adanya presentasi di kelas, siswa menyadari bahwa mereka harus memberikan perhatian penuh selama presentasi karena akan sangat membantu mereka dalam proses pembelajaran selanjutnya. 2. Tim. Tim terdiri dari lima sampai dengan delapan siswa yang mewakili seluruh bagian kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar dan mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. 3. Game. Game berisikan materi-materi yang sudah disampaikan dalam proses pembelajaran dan dilakukan dengan menggunakan peraturan yang sudah disepakati sebelumnya. 4. Turnamen. Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung. Kompetisi yang seimbang akan memungkinkan para siswa untuk berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka jika mereka melakukan yang terbaik. 5. Rekognisi tim. Tim akan mendapat sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Risma, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL SISWA DALAM PENDIDIKAN JASMANI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Suherman 2009 menjelaskan garis besar langkah model pembelajaran cooperative learning tipe TGT meliputi : 1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran 2. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok 3. Masing-masing kelompok tim melakukan latihan dan seleksi anggota 4. Melakukan perlombaan antar tim 5. Berlatih dan berlomba dalam tim 6. Berlomba antar tim 7. Penilaian Selanjutnya, sistem penilaian dilakukan berdasarkan pada jumlah peningkatan skor total hasil tim. Skor yang diperoleh setiap individu dalam tim pada dasarnya merupakan skor tim dengan demikian para siswa akan termotivasi meningkatkan skor individu dalam timnya untuk membawa kemenangan untuk timnya. Keberhasilan penerapan model TGT dipengaruhi oleh heterogenitasnya anggota dalam suatu kelompok baik dilihat dari level keterampilan, pengalaman, etnik, jenis kelamin, keterampilan berkomunikasi, kepemimpinan, dan keinginan untuk berjuang bagi timnya. Makin heterogen anggota tim makin cenderung mudah melaksanakan penilaian keberhasilan pembelajaran ini Suherman, 2009, hlm. 30.

3. Keterampilan Sosial