132
Irwan Abbas, 2014 ETNOPEDAGOGI ETNIK BUGIS MAKASSAR
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
atas kertas. Berbagai foto naskah dan dokumen lontaraq, peneliti dapatkan pada Laboratorium Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Unhas Makassar dan kantor
ARSIP Daerah Sulawesi Selatan. Adapun foto situsartefak, peneliti dapatkan dengan memotret langsung di lapanganlokasi penelitian.
Selain itu, peneliti juga melakukan studi dokumen terhadap kurikulum pembelajaran IPS di tingkat SMP, buku teks yang dipakai, serta berbagai
perangkat pembelajaran untuk menentukan Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD yang dipilih untuk mengintergrasikan nilai-nilai
pedagogik dalam naskah lontaraq terhadap pembelajaran IPS di sekolah. Peneliti juga membandingkan dan menganalisis dokumen kurikulum 2013 yang akan dan
sementara berlangsungditerapkan di sekolah.
E. Pemeriksaan dan Uji Kredibilitas Data
Dalam upaya mendapatkan data yang kredibel, peneliti berupaya membaca berbagai literatur yang berhubungan dengan naskah lontaraq, khususnya lontaraq
pappasêngpappasang dan berbagai dokumen yang berhubungan dengan temuan di lapangan, selanjutnya mendiskusikannya dengan teman-teman sejawat serta
pakar budaya Bugis Makassar yang sebagian besar menjadi akademisi di Universitas Hasanuddin. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mempertemukan
dan untuk semakin memperluas pemahaman terhadap tema yang diteliti sehingga data yang ditampilkan yang merupakan temuan di lapangan betul-betul data yang
dapat dipercaya dan bisa dipertanggungjawakan keshahihannya. Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik
triangulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data tersebut. Dalam penelitian naturalistik, bila data berasal hanya dari satu sumber, maka kebenarannya belum dapat dipercaya. Akan tetapi bila dua sumber
atau lebih menyatakan hal yang sama, maka tingkat kebenarannya akan lebih tinggi Nasution, 1992: 115.
Menurut Moloeng 2007: 330, triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data untuk
133
Irwan Abbas, 2014 ETNOPEDAGOGI ETNIK BUGIS MAKASSAR
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber
lainnya. Denzin dalam Kuntjara 2006: 110, membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber-
sumber yang berbeda, metode yang berbeda, pencari data yang berbeda, dan teori yang berbeda pula digunakan untuk mencek satu hasil penemuan yang sudah
didapat apakah cukup kredibel atau dapat dipercaya. Langkah-langkah yang ditempuh peneliti, dengan menggunakan
triangulasi ini, adalah sebagai berikut: a. Riset dilakukan langsung di lapangan, sehingga betul-betul data yang dibutuhkan tentang kearifan lokal Manusia Bugis
Makassar dapat dieksplorasi dengan baik; b. Peneliti melakukan observasi dan interview, yakni untuk menjaring data primer yang berkaitan dengan kesiapan
sekolah dalam penerapan pembelajaran berbasis kearifan lokal yang terdapat dalam naskah lontaraq, sementara studi dokumentasi digunakan untuk
menjaring data sekunder yang dapat diangkat dari berbagai dokumen tentang lontaraq pappasêngpappasang; c. Data yang berbeda dari sumber sekunder dan
sumber primer, ditempuh dengan cara triangulasi data yakni meng-cross check kebenarannya pada para guru, orang tuatokoh masyarakat, akademisi dan pakar
Budaya Bugis Makassar; d. Pemeriksaan data dilakukan dalam bentuk diskusi ilmiah bersama dengan rekan sejawat, para mahasiswa, para akademisi, pakar
budaya Bugis Makassar dan dosen pembimbing disertasi; e. Kajian terhadap hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya yang
membahas seputar kearifan lokal di daerah lain dapat dijadikan sebuah bandingan dan evaluasi keabsahan data, sehingga dapat menjadi pijakan untuk membangun
sebuah teori, generalisasi atau dalil-dali baru; f. Hasil deskripsi terhadap kebudayaan Manusia Bugis Makassar yang terdapat dalam lontaraq
pappasêngpappasang, mampu memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian, dan dapat menarik suatu kesimpulan akhir, serta memberikan
rekomendasi-rekomendasi.
134
Irwan Abbas, 2014 ETNOPEDAGOGI ETNIK BUGIS MAKASSAR
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Analisis Data