Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

Indra Wiguna, 2013 Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Dan Motivasi Berprestasi Guru Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Jasmani Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kabupaten Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu solusi strategis yang dapat ditawarkan dalam memecahkan persoalan bangsa, baik langsung maupun secara tidak langsung, termasuk pendidikan dasar. Solusi strategis tersebut terwujud apabila didukung oleh pelaksanaan manajemen profesional yang diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan untuk menghadapi tuntutan perubahan pada kenyataan masa kini dan masa depan, baik perubahan dari dalam maupun perubahan dari luar. Sekolah harus dibangun sedemikian rupa, sehingga sekolah tidak hanya berfungsi mentransfer isi kurikulum, tetapi juga bagaimana proses pembelajaran dapat memberikan segala sesuatu yang peserta didik butuhkan, sehingga kelak dapat digunakan untuk menopang kehidupan mereka di tengah – tengah masyarakat dan dunia kerja. Pendidikan Jasmani PENJAS sebagai salah satu mata pelajaran yang terkandung dalam pola pendidikan di Indonesia telah dirumuskan oleh pemerintah dalam Undang – undang No. 20 tahun 2003. Khusus mengenai kurikulum pendidikan dasar dan menengah telah dirumuskan pada pasal 42 yang wajib memuat Mata pelajaran – mata pelajaran sebagai berikut. 1 pendidikan agama, 2 pendidikan kewarganegaraan, 3 bahasa, 4 matematika, 5 ilmu pengetahuan alam, 6 ilmu pengetahuan sosial, 7 seni dan budaya, 8 pendidikan jasmani dan olahraga, 9 keterampilankejuruan, dan 10 muatan lokal. Ditetapkannya pendidikan jasmani dan olahraga sebagai mata pelajaran yang wajib diberikan di sekolah telah membuktikan pentingnya Indra Wiguna, 2013 Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Dan Motivasi Berprestasi Guru Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Jasmani Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kabupaten Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pendidikan jasmani dan olahraga diajarkan mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan pendidikan menengah. Hal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan jasmani dan olahraga telah menjadi bagian integral dari keseluruhan pendidikan. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Kinerja guru dalam proses belajar mengajar PBM menjadi salah satu bagian terpenting dalam mendukung terciptanya proses pendidikan secara efektif terutama dalam membangun sikap disiplin dan mutu hasil belajar siswa. Namun demikian, manakala guru gagal meminimalkan perilaku menyimpang yang diperbuat siswa sering kali membuat guru putus semangat dan malas dalam mengajar. Hal ini tentunya harus dihindari oleh setiap guru. Bagi guru yang memiliki kinerja yang tinggi harus mampu menyusun tahapan belajar siswa untuk dapat belajar dengan menciptakan atmosfir belajar yang lebih kondusif dan positif. Hal tersebut menjadi isu yang amat kritis dalam konteks pendidikan di Sekolah Menegah Pertama SMP, yang dipandang sebagai cerminan kualitas pendidikan masa depan. Secara profesi menurut Karsidi 2006:1 guru dituntut dengan sejumlah persyaratan minimal, yaitu: 1 memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, 2 memiliki kompetensi Indra Wiguna, 2013 Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Dan Motivasi Berprestasi Guru Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Jasmani Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kabupaten Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, dan 3 mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya. Ketiga hal tersebut menjadi landasan utama dalam menentukan kualifikasi guru dalam konteks pendidikan di sekolah. Jadi, kedudukan guru dalam proses belajar mengajar khususnya di SMP sangatlah sentral. Setiap guru pendidikan jasmani di SMP perlu mengetahui, memahami, dan menghayati prinsip – prinsip pengelolaan pembelajaran. Karakteristik guru yang berkinerja baik dalam PBM hendaknya mampu melakukan kegiatan belajar pendidikan jasmani dengan tingkat kesulitan yang sedikit. Sekolah Menengah Pertama merupakan pondasi awal sebagai pijakan untuk menuju ke jenjang yang lebih tinggi. Sekolah sebagai pusat belajar dari berbagai disiplin ilmu, merupakan wadah berkumpulnya segala potensi siswa. Pendidikan Jasmani dan kesehatan sebagai salah satu pelajaran yang diajarkan kepada siswa memiliki peranan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan siswa dari mulai potensi fisik, penanaman sportifitas, mental, kesadaran pola hidup bersih dan sehat. Potensi fisik yang prima dan berbakat yang dimiliki siswa semestinya terus dibimbing dan dibina oleh guru Penjas supaya kemampuan anak terus meningkat dan dapat mencapai prestasi yang optimal. Berbagai kompetisi olahraga yang dilaksanakan oleh sekolah atau instansi lain merupakan sarana uji coba atau tolak ukur dari hasil pembelajaran yang sudah berjalan. Contoh kompetisi olahraga yang rutin dilaksanakan adalah perlombaan antar kelas di sekolah, O2SN tingkat Kecamatan, KotaKabupaten, Provinsi dan Nasional. Indra Wiguna, 2013 Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Dan Motivasi Berprestasi Guru Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Jasmani Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kabupaten Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Guru merupakan bidang pekerjaan yang menuntut pengabdian tertentu dan memerlukan persyaratan dasar, keterampilan teknis dan sikap kepribadian tertentu serta ditandai oleh adanya tingkah laku yang mencirikan tugas seorang guru sebagai tugas „profesional‟. Keberhasilan pendidikan bukan hanya terletak pada kurikulum yang berlaku namun juga bertolak dari profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas pendidikan. Guru yang profesional memerlukan teknik dan prosedur ilmiah, memiliki dedikasi serta menyikapi pekerjaannya pada pelayanan yang bertumpu pada landasan intelektual yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian secara langsung dapat diabadikan bagi kemaslahatan orang lain terutama siswanya. Guru yang profesional dan produktif dibangun melalui penguasaan sejumlah kompetensi yang secara nyata diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tugas pekerjaannya. Kompetensi guru perlu dikembangkan terus menerus sehingga penyelenggaraan pendidikan didukung oleh tenaga pendidik yang profesional dalam melaksanakan tugas, mampu menempatkan diri sesuai dengan jabatan, dan memiliki kepribadian yang mendukung pelaksanaan tugasnya sehingga menghasilkan guru yang mempunyai produktivitas yang tinggi. Kinerja guru dalam PBM menjadi salah satu bagian terpenting dalam mendukung terciptanya proses pendidikan secara efektif terutama dalam membangun sikap disiplin dan mutu hasil belajar siswa. Namun demikian, manakala guru gagal meminimalkan hal menyimpang yang diperbuat siswa, sering kali membuat guru patah semangat dan malas dalam mengajar. Hal ini tentunya harus dihindari oleh setiap guru. Bagi Indra Wiguna, 2013 Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Dan Motivasi Berprestasi Guru Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Jasmani Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kabupaten Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu guru yang memiliki kinerja yang tinggi harus mampu menyusun tahapan belajar siswa untuk dapat belajar dengan menciptakan atmosfir belajar yang lebih kondusif dan positif. Hal tersebut menjadi isu yang sangat kritis dalam konteks pendidikan di Sekolah Menengah Pertama SMP, yang dipandang sebagai cerminan kualitas pendidikan masa depan. Kedudukan guru dalam proses belajar mengajar khususnya di SMP sangatlah sentral. Setiap guru pendidikan jasmani di SMP perlu mengetahui, memahami, dan menghayati prinsip – prinsip pengelolaan pembelajaran. Lebih dari itu, keterampilan dan kiat penerapan prinsip – prinsip PBM itu sangat menentukan pencapaian efektivitas pengajaran pendidikan jasmani. Karakteristik guru PENJAS yang berkinerja baik dalam PBM hendaknya mampu melakukan kegiatan belajar pendidikan jasmani dengan tingkat kesulitan yang sedikit. Selain itu juga, efektivitas pembelajaran pendidikan jasmani sangat ditentukan oleh kemahiran guru dalam merumuskan tujuan. Kondisi rendahnya kinerja guru pendidikan jasmani saat ini menjadi satu keprihatinan yang perlu disikapi dalam konteks pembelajaran, karena dapat berdampak terhadap rendahnya disiplin dan hasil belajar siswa itu sendiri. Masalah rendahnya kinerja guru pendidikan jasmani di SMP telah menjadi pembahasan utama dalam Kongres dunia pendidikan jasmani di Berlin, Jerman pada tahun 1999. Sebagaimana yang dipaparkan Rusli Lutan 1999:1 bahwa, “Pendidikan jasmani mengalami ancaman dan tekanan yang serius dengan berbagai pertanda seperti dipandang sebagai bidang studi yang dikepinggirkan dan tidak penting bagi karier”. Hal ini terlihat dari antusiasme siswa, orang tua dan guru Indra Wiguna, 2013 Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Dan Motivasi Berprestasi Guru Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Jasmani Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kabupaten Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu terhadap prestasi di bidang PENJAS serta bentuk penghargaan dari sekolah yang terkesan biasa – biasa saja terhadap siswa berprestasi di bidang PENJAS jika dibandingkan dengan prestasi siswa di bidang mata pelajaran lainnya. Berdasarkan pengertian tersebut perbaikan mutu pendidikan erat hubungannya dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru, karena core business – nya kegiatan sekolah adalah penyelenggaraan pembelajaran yang ditangani guru. Dengan kata lain fungsi guru sangat strategis dalam setiap upaya peningkatan mutu pendidikan, guru merupakan faktor penentu paling besar terhadap prestasi siswa. Demikian halnya dilihat dari perannya, peranan guru sangat penting ditengah keterbatasan sarana prasarana pembelajaran, sebaik apapun kurikulum, seberapa besar biaya yang tersedia dan secanggih apapun sarana prasarana yang tersedia menurut pakar tanpa guru dan atau tanpa guru yang berkualitas tidak mungkin mutu pendidikan akan berkualitasbermutu tinggi. Oleh karenanya produktifitas kinerja guru merupakan sentral dari segala macam usaha peningkatan mutu dan perubahan kualitas mutu pendidikan. Sampai saat ini sekolah masih merupakan bagian dari suatu organisasi birokrat, dalam arti segala sesuatu sudah diatur dari pusat, baik secara administratif maupun akademis. Kondisi ini seringkali menghambat kreativitas guru. Namun, dengan digunakannya manajemen peningkatan mutu yang berbasis sekolah dan manajemen mutu dalam bidang pendidikan, maka kepala sekolah dan guru harus berupaya untuk lebih inovatif dan kreatif dalam membangun dan mengelola sekolahnya, sehingga dapat mengubah iklim organisasi birokrat menjadi lebih demokratis dan bersifat kekeluargaan. Untuk itu, Indra Wiguna, 2013 Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Dan Motivasi Berprestasi Guru Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Jasmani Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kabupaten Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu guru harus mampu membuat diagnosis sumber masalah dan menentukan penanggulangannya yang tepat, mampu beradaptasi dengan lingkungan, mampu berkomunikasi kedalam dan keluar lingkungan sekolah serta memahami dan mau melaksanakan manajemen yang berlaku. Sejalan dengan hal tersebut perlu adanya kebijakan pemerintah demi terwujudnya kinerja guru yang diharapkan. Dalam pengelolaan sumber daya manusia sekolah dasar, Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota sangat bertanggung jawab dalam pembinaannya. Kepala sekolah dapat melaksanakan wewenang dan tanggung jawab secara penuh dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Dalam implementasinya kesemuanya itu akan dipengaruhi oleh strategi supervisi guru baik yang dilakukan kepala sekolah maupun dinas pendidikan kabupatenkota. Khususnya supervisi yang dilakukan dinas berupa pemberian pengawasan kepada guru di sekolah belum optimal. Hal ini disebabkan pengawas yang melakukan pengawasan tidak memiliki latar belakang pendidikan jasmani. Akibatnya guru belum dapat mengubah dirinya karena pengawasanya bukan dari orang olahraga. Isu kritis dalam konteks pendidikan di SMP, yang dipandang sebagai peletakan dasar kependidikan adalah belum efektifnya proses pendidikan. Guru, sebagai sumber utama dalam proses pendidikan di SMP, tentunya memiliki tanggung jawab paling besar dalam upaya mengefektifkan proses pendidikan. Efektivitas pendidikan di SMP tercermin dalam keterlibatan siswa selama dan setelah pembelajaran itu berakhir. Pernyataan tersebut memiliki makna bahwa esensi dari pengajaran yang baik adalah siswa harus dapat menikmati pengalaman Indra Wiguna, 2013 Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Dan Motivasi Berprestasi Guru Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Jasmani Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kabupaten Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan memilih untuk melanjutkan keterlibatannya dalam aktivitas tersebut di luar jam pelajaran. Jadi, untuk mewujudkan efektivitas pendidikan, guru pendidikan jasmani harus memiliki kreativitas, karena kreativitas dari langkah yang dikembangkan guru untuk mencapai tujuan pendidikan merupakan salah satu wujud keberhasilan guru. Sedangkan kinerja guru sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor seperti layanan supervisi dan motivasi berprestasi. Dengan dukungan inilah, kinerja guru pendidikan jasmani di tingkat sekolah dasar secara perlahan tetapi pasti dapat meningkat. Kondisi inilah yang diperlukan dalam mewujudkan efektivitas dan raihan tujuan pendidikan yang tertuang dalam kurikulum. Berkaitan dengan isu sentral tersebut, penulis mencoba untuk mengidentifikasi secara khusus faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru pendidikan jasmani sekolah dasar yang kemudian dijadikan variabel dalam penelitian ini. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis memilih judul: “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru terhadap Kinerja Guru Pendidikan Jasmani pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Cianjur ”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

PENGARUH SUPERVISI DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KECAMATAN PASIR SAKTI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

3 15 89

PENGARUH KOMPETENSI MANAJERIAL DAN KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KABUPATEN TANGGAMUS

1 18 72

PERSEPSI GURU TENTANG POLA MANAGERIAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH Persepsi Guru Tentang Pola Managerial Kepala Sekolah Dan Motivasi Guru Terhadap Kinerja Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kecamatan Kebakkramat Tah

0 4 17

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI KECAMATAN KERTASARI KABUPATEN BANDUNG.

0 1 17

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI KECAMATAN KERTASARI KABUPATEN BANDUNG.

0 2 46

KONTRIBUSI KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KABUPATEN PURWAKARTA.

0 0 63

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI KECAMATAN SUKARESMI KABUPATEN CIANJUR.

1 8 54

PENGARUH LAYANAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI SMP NEGERI DI KABUPATEN SUBANG.

0 0 46

KONTRIBUSI PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMP NEGERI KABUPATEN MAJALENGKA.

0 1 102

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SDN

0 2 10