Aplikasi SIPuspa sebagai sarana temu kembali informasi di Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI

(1)

INFORMASI DI PERPUSTAKAAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh:

ANGGUN WAHYU PRATAMA 1110025000049

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

INDONESIA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk memenuhi persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh:

ANGGUN WAHYU PRATAMA NIM: 1110025000047

Di Bawah Bimbingan:

SITI MARYAM. S. Ag, M.Hum 19700705 199803 2 002

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari bahwa karya ini bukan hasil saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 Mei 2014

Anggun Wahyu Pratama


(5)

ANGGUN WAHYU PRATAMA

Aplikasi SIPuspa sebagai Sarana Temu Kembali Informasi di Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI. Jakarta, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan dipilihnya aplikasi SIPuspa, hambatan aplikasi SIPuspa serta persepsi pengguna terhadap aplikasi SIPuspa sebagai sarana temu kembali informasi di Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI. Responden dari penelitian ini yakni 1 Kasubag Perpustakaan dan 40 orang pengguna perpustakaan. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah deskriptif. Sedangkan jenis penelitianya menggunakan metode kualitatif. Data yang diperoleh untuk menghasilkan penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Namun, untuk mengetahui besarnya persepsi pengguna terhadap aplikasi SIPuspa sebagai sarana temu kembali penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Sedangkan data yang diperoleh dengan menyebarkan angket

Hasil penelitian menunjukan bahwa alasan dipilihnya aplikasi SIPuspa sebagai sarana temu kembali informasi adalah karena NCI Bookman sudah tidak sesuai lagi dengan bisnis perpustakaan BPK RI. selain biaya yang mahal serta hanya dapat diinstal pada satu PC saja. Selain itu ada faktor pendorong dipilihnya aplikasi SIPuspa yaitu kegunaan, perawatan, biaya, kecepatan dan tampilan. Hambatan OPAC aplikasi SIPuspa adalah masih menggunakan jaringan intranet. Persepsi pengguna terhadap aplikasi SIPuspa sebagai sarana temu kembali informasi adalah sebagian besar pemustakaBPK RI (64,5%) memberikan tanggapan bahwa OPAC aplikasi SIPuspa adalah baik.


(6)

i

Puji syukur kami panjatkan hanya bagi Allah SWT, karena hanya berkat rahmat, taufik serta hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan salah satu tugas studi berupa penyusunan proposal. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW dan seluruh umatnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan ini dengan baik dan tepat pada waktunya, dengan judul “APLIKASI SIPuspa SEBAGAI SARANA TEMU KEMBALI

INFORMASI DI PERPUSTAKAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA”.

Topik sebuah proposal ini dipilih atas pertimbangan penulis terhadap pentingnya sebuah sistem temu kembali informasi di sebuah perpustakaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kemajuan dan perkembangan perpustakaan dalam upaya meningkatkan keefektifan kinerja sistem temu kembali informasi di Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI.

Segenap rasa terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, diantaranya :

1. Bapak Prof. Dr. H. Oman Fathurahman, M. Hum, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora

2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan 3. Ibu Siti Maryam, M.Hum selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan ide, saran dan motivasi kepada penulis dalam pembuatan skripsi


(7)

ii

Metodologi Penelitian yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam pembuatan skripsi ini.

5. Kedua orang tua, Bapak (almarhum) dan ibu yang selalu member semangat dan doa dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Semua dosen dari Jurusan Ilmu Perpustakaan yang penulis sayangi.

7. Ibu Dewi Kaniasari, SS selaku Kasubag Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI yang telah membantu penulis dalam mendapatkan data-data dan informasi yang penulis butuhkan.

8. Semua pegawai Kasubag Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

9. Semua teman-teman IPI B 2010, I Love you full !!!! jangan lupakan Kaptenmu ya !

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Besar harapan penulis agar skripsi ini berguna bagi kita semua.

Jakarta, 8 Mei 2014


(8)

iii

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Metode Penelitian... 6

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian... 6

2. Teknik Pengumpulan Data ... 7

3. Teknik Analisis Data ... 8

F. Definisi Istilah ... 9

G. Penelitian yang Relevan ... 10

H. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Khusus ... 12

1. Pengertian Perpustakaan Khusus ... 12

2. Fungsi dan Tujuan Perpustakaan Khusus ... 13

3. Ciri-Ciri Perpustakaan Khusus ... 14

4. Macam-Macam Perpustakaan Khusus ... 15

B. Otomasi Perpustakaan ... 16

1. Definisi Otomasi Perpustakaan ... 16

2. Tujuan dan Manfaat Otomasi Perpustakaan ... 16


(9)

iv

1. Pengertian Temu Kembali Informasi ... 19

2. Tujuan Temu Kembali Informasi ... 20

3. Fungsi Temu Kembali Informasi ... 21

4. Kegiatan Temu Kembali Informasi ... 22

5. Ciri Utama Sistem Temu Kembali Informasi ... 23

6. Jenis Sistem Temu Kembali Informasi ... 23

7. Kriteria Sistem Temu Kembali Infromasi ... 24

8. Persyaratan Fungisional Sistem Temu Kembali Informasi ... 25

9. Teknik Menelusur Informasi ... 26

D. OPAC (Online Public Acces Catalouge) ... 27

1. Pengertian OPAC ... 27

2. Fungsi OPAC ... 29

3. Sejarah Perkembangan OPAC ... 31

E. Definisi Persepsi ... 32

BAB III GAMBARAN UMUM A. Sejarah Badan Pemeriksa Keuangan ... 36

B. Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI ... 37

1. Sejarah Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI ... 37

2. Struktur Organisasi Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI ... 39

3. SDM Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI ... 39

4. Koleksi Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI ... 40

5. Layanan Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI ... 44

6. Waktu Pelayanan Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI ... 45

7. Tata Tertib Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI ... 45

8. Anggota Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI ... 46

9. Syarat Keanggotan Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI ... 46

10.Identitas Keanggotaan Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI ... 46


(10)

v

13.Fasilitas dan Perlengkapan ... 48

C. Aplikasi SIPuspa ... 49

1. Latar Belakang Aplikasi SIPuspa... 49

2. Kelebihan Aplikasi SIPuspa ... 51

3. Kelemahan Aplikasi SIPuspa ... 53

4. Tujuan Aplikasi SIPuspa ... 53

5. Bimbingan Teknis Aplikasi SIPuspa ... 53

6. Kegiatan dalam rangka Pengembangan Aplikasi SIPuspa .... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tahapan Penelitian ... 57

B. Hasil Penelitian Wawancara ... 58

1. Alasan dipilihnya Aplikasi SIPuspa sebagai Sarana Temu Kembali Informasi di Perpustakaan BPK RI ... 58

a. Alasan Pemilihan Aplikasi SIPuspa ... 58

b. Faktor Pendorong Pemilihan Aplikasi SIPuspa ... 59

2. Hambatan Aplikasi SIPuspa sebagai Sarana Temu Kembali Informasi di Perpustakaan BPK RI ... 62

C. Data Hasil Kuisioner ... 62

1. Persepsi Pengguna terhadap Aplikasi SIPuspa sebagai Sarana Temu Kembali Informasi di BPK RI ... 62

a. Teknik Pengumpulan Data ... 63

b. Analisa Data... 63

2. Hasil Rekapitulasi ... 79

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

vi

Tabel 2.1 SDM Perpustakaan BPK RI ... 39

Tabel 2.2 Perlengkapan Perpustakaan BPK RI ... 49

Tabel 2.3 Jenis Kelamin Responden ... 64

Tabel 2.4 Kunjungan Perpustakaan BPK RI... 64

Tabel 2.5 Waktu Kunjungan ke Perpustakaan ... 65

Tabel 2.6 Alasan datang ke Perpustakaan BPK RI ... 66

Tabel 2.7 Jumlah Koleksi Perpustakaan BPK RI ... 66

Tabel 2.8 Pelayanan di Perpustakaan BPK RI ... 67

Tabel 2.9 Aplikasi SIPuspa ... 68

Tabel 3.0 Kegunaan Aplikasi SIPuspa ... 68

Tabel 3.1 Sarana Temu Kembali Informasi ... 69

Tabel 3.2 Penelusuran dengan OPAC SIPuspa ... 70

Tabel 3.3 Pencarian informasi dengan bantuan petugas ... 71

Tabel 3.4 Tampilan OPAC SIPuspa ... 71

Tabel 3.5 Kesulitan menelusur OPAC SIPuspa ... 72

Tabel 3.6 Koleksi yang sering ditelusur dengan OPAC ... 73

Tabel 3.7 Kepuasan Aplikasi SIPuspa ... 74

Tabel 3.8 Kendala Penelusuran OPAC SIPuspa ... 74

Tabel 3.9 Kesesuain Aplikasi SIPupa ... 75

Tabel 4.0 Cara menelusur OPAC SIPuspa ... 76

Tabel 4.1 Fungsi Aplikasi SIPuspa ... 77

Tabel 4.2 Kemudahan OPAC SIPuspa ... 77


(12)

vii

Gambar 1.2 Tampilan OPAC SIPuspa ... 61 Gambar 1.3 Kecepatan OPAC SIPuspa ... 61


(13)

viii

Lampiran 1 30 Jurnal dalam maupun luar negeri yang dilanggan Lampiran 2 Koleksi Digital yang dilanggan oleh Perpustakaan Lampiran 3 Kegiatan Perpustakaan Tahun 2014

Lampiran 4 Daftar foto di Perpustakaan BPK RI Lampiran 5 Hak dan masa peminjaman koleksi Lampiran 6 Surat Pengajuan Judul Skripsi Lampiran 7 Surat Pengajuan Dospem Lampiran 8 Daftar Pertanyaan Wawancara Lampiran 9 Daftar Kuisioner

Lampiran 10 Surat Sidang Lampiran 11 Surat Penelitian


(14)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin meningkat menyebabkan kebutuhan masyarakat terhadap jasa dan layanan informasi semakin meningkat. Informasi telah menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Untuk mendapatkan informasi secara cepat pada zaman sekarang ini, tentunya dibantu dengan mudahnya mengakses sebuah informasi, sehingga masyarakat bisa melakukan dimana dan kapan saja. Salah satu sarana yang mudah untuk mengumpulkan informasi yang diinginkan adalah dengan berkunjung ke perpustakaan. Dengan adanya perpustakaan tersebut maka kebutuhan informasi dapat dengan mudah diperoleh.

Perpustakaan sebagai sumber informasi bagi pengembangan pengetahuan dan tempat dokumentasi harus dapat diandalkan dan terjaga kemutakhiranya. Perkembangan dunia perpustakaan didukung oleh perkembangan teknologi informasi dan pemanfaatannya telah merambah ke berbagai bidang. Hingga saat ini tercatat beberapa masalah di dunia perpustakaan yang coba didekati dengan menggunakan teknologi informasi, mulai dari pelayanan, pengolahan sampai dengan sistem temu kembali informasi.

Perkembangan teknologi informasi memicu munculnya teknologi terapan-terapan yang dapat di aplikasikan pada lembaga atau institusi tertentu. Hal ini berdampak pada orang yang berlomba-lomba untuk menciptakan


(15)

aplikasi tertentu pada suatu lembaga atau institusi tertentu. Sebagai contoh perpustakaan, dahulu pencarian koleksi masih menggunakan kartu katalog yang dikategorikan berdasarkan judul, subyek dan pengarang. Seiring berkembangnya teknologi penerapan teknologi pada suatu perpustakaan yaitu dengan menciptakan sarana temu kembali informasi yang mempermudah proses pencarian koleksi.

Sarana temu kembali informasi adalah sistem pengambilan informasi yang dirancang untuk mengambil suatu dokumen atau informasi yang diperlukan oleh komunitas pengguna1. Adapun tujuan dari sarana temu kembali informasi adalah untuk mempermudah pemustaka dalam menemukan informasi yang diinginkan. Tujuan lain menyebutkan bahwa tujuan dari sarana temu kembali informasi adalah untuk meminimalkan suatu informasi dari suatu lokasi (sistem informasi) yang dibutuhkan oleh pengguna informasi.2

Informasi yang semakin lama semakin berkembang, perpustakaan tentunya membutuhkan sistem temu kembali informasi yang baru untuk memudahkan pengguna perpustakaan dalam melakukan penelusuran informasi agar didapatkan hasil yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Sarana temu kembali informasi mempunyai peran yang sangat penting dalam mempermudah dan mempercepat pemustaka dalam menelusur informasi yang diperlukan, karena sistem temu kembali informasi didefinisikan sebagai bahan suatu proses pencarian informasi yang mendeskripsikan informasi sesuai dengan subyek isi informasi tersebut.3 Penelusuran informasi merupakan

1

Chowdhury, G.G., Introduction to Modern Information to Retrieval, (London: Library Association Publishing),h.2.

2

Gerald Kowalski, Information Retrieval System:theory and implementations,(London: Kluwer Academic Publisher, 1997),h.2.

3

Yaya Suhendar, Pedoman Katalogisasi: Cara Mudah Membuat Katalog ( Jakarta: Kencana, 2007) ,h, 101.


(16)

bagian dari proses temu kembali informasi dengan bantuan berbagai alat penelusuran dan temu kembali informasi yang dimiliki oleh perpustakaan.

Dari berbagai hasil pengamatan penulis, biasanya penilaian terhadap informasi yang paling banyak disorot adalah pada sistem atau softwarenya. Pengguna perpustakaan akan mengetahui secara langsung keunggulan dan kekurangan suatu sistem karena berhadapan secara langsung dengan layanan informasi tersebut. Akses yang lambat, tampilan aplikasi yang kurang menarik serta kurang jelasnya informasi yang didapatkan dari hasil penelusuran, menjadi sorotan oleh pengguna perpustakaan.

Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) adalah perpustakaan yang mempunyai tujuan untuk memenuhi bahan pustaka/ infromasi dalam rangka mendukung kegiatan pemeriksaan dan non pemeriksaan. Kebutuhan bahan pustaka/ informasi harus dilayani dengan cepat, akurat dan mutakhir.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Subag Perpustakaan BPK RI membuat suatu fitur aplikasi sistem informasi perpustakaan. Aplikasi sistem informasi perpustakaan ini dibuat berdasarkan pengembangan aplikasi open source yang di customize sesuai kebutuhan Subbag Perpustakaan BPK RI. Aplikasi ini terdiri dari aplikasi otomasi perpustakaan dan koleksi digital yang diberi nama SIPuspa. SIPuspa merupakan kepanjangan dari Sistem Informasi Perpustakaan BPK RI.

Selain untuk pengolahan dan pelayanan, SIPuspa juga digunakan sebagai sarana temu kembali informasi berupa OPAC yang belum diketahui tingkat kegunaannya pengguna perpustakaan BPK RI. Dari pengamatan penulis, banyak pengguna perpustakaan yang langsung mencari koleksi ke rak


(17)

atau dengan meminta bantuan Pegawai perpustakaan BPK RI untuk mencarikan buku yang diinginkan. Pengguna perpustakaan tidak menggunakan OPAC untuk menemukan dokumen yang diinginkan, padahal perpustakaan BPK RI sendiri menyediakan OPAC yang memang diperuntukan kepada pengguna perpustakaan dalam menelusur informasi yang diinginkan. Karena dengan adanya OPAC Pengguna akan semakin mengetahui informasi yang diinginkan apabila dilengkapi dengan faslilitas-fasilitas yang tersedia, karena OPAC berfungsi untuk mencari dan menyimpan seluruh database berdasarkan bagian-bagian tertentu yang dipilih.4

Dari beberapa uraian diatas, penulis akan meneliti alasan dipilihnya aplikasi SIPuspa, hambatan aplikasi SIPuspa serta persepsi pengguna terhadap aplikasi SIPuspa sebagai sarana temu kembali informasi di perpustakaan Badan pemeriksa Keuangan RI.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk menggali lebih dalam lagi mengenai sarana temu kembali informasi melalui aplikasi SIPuspa, yang kemudian penulis ungkapkan dalam skripsi yang berjudul: Aplikasi SIPuspa Sebagai Sarana Temu Kembali Informasi di Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Untuk mencegah meluasnya permasalahan yang akan dibahas oleh penulis, dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya dalam penulisan skripsi ini, maka penulis membatasi permasalahan ini untuk membahas secara

4

Marlene Clayton dan Chris Batt, Managing Library Automation, 1sted, (USA: Ashgate Publishing Limited, 1992), h.6.


(18)

mendalam tentang sarana temu kembali informasi dengan aplikasi SIPuspa, yaitu yang pertama tentang alasan perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI memilih aplikasi SIPuspa, hambatan aplikasi SIPuspa, ketiga persepsi pengguna terhadap aplikasi SIPuspa sebagai sarana temu kembali informasi di Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :

a. Mengapa perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI memilih aplikasi SIPuspa sebagai sarana temu kembali informasi ?

b. Apa saja hambatan aplikasi SIPuspa sebagai sarana temu kembali informasi di Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI ?

c. Bagaimana persepsi pengguna terhadap aplikasi SIPuspa sebagai saran temu kembali informaasi di Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :

1. Untuk mengetahui alasan perpustakaan Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI memilih aplikasi SIPuspa sebagai sarana temu kembali informasi

2. Untuk mengetahui hambatan aplikasi SIPuspa sebagai sarana temu kembali informasi di perpustakaan Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI


(19)

3. Untuk mengetahui persepsi pengguna terhadap aplikasi SIPuspa sebagai sarana temu kembali informasi di Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai sarana evaluasi dalam meningkatkan kualitas perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan ilmu perpustakaan khususnya mengenai sarana temu kembali informasi.

3. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan tentang sarana temu kembali informasi.

E. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian.

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif-analitis. Metode deskriptif-analitis ini adalah penelitian untuk mendeskripsikan atau menggambarkan kondisi lapangan secara apa adanya.5

Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis pada pertanyaan satu dan dua adalah pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa saja yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

5


(20)

bahasa, pada suatu kontek khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan metode alamiah.6 Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna.7

Untuk menjawab pertanyaan ketiga, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh hasil yang relevan tentang persepsi pengguna terhadap aplikasi SIPuspa sebagai sarana temu kembali informasi di Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI.

2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menguatkan hasil penelitian dalam mengumpulkan data penulis menggunakan beberapa cara, antara lain :

a. Observasi, yaitu penulis mengamati secara langsung perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI untuk mendapatkan data-data mengenai Aplikasi SIPuspa sebagai sarana temu kembali informasi. b. Wawancara, yaitu penulis mewawancarai secara langsung Kasubag

Perpustakaan BPK RI satu orang dan pustakawan satu orang.

c. Kuisioner, yaitu penulis melakukan penyebaran angket atau kuisioner ke beberapa responden yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan data-data yang dinilai objektif, sesuai dengan jawaban yang telah disediakan. Sasaran utama responden disini adalah pengguna perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI.

6

Lexy J. Moleong, , Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rusdakarya, 2009.hal.13

7


(21)

d. Pemanfaatan Dokumen, yaitu dengan menambah literatur dengan menambah buku, jurnal, artikel dan bahan lainnya untuk mendukung landasan teori penelitian.

3. Teknik Analisis Data

Data yang akan dianalisa melalui dua tahapan, yaitu : a. Reduksi Data

Data yang diperoleh penulis melalui wawancara dan kajian pustaka dicatat dengan rinci, mengelompokkan atau memilah-milah dan memfokuskan pada hal penting dengan demikian data yang didapat bisa memberikan gambaran jelas.

b. Penyajian Data

Setelah data direduksi penulis melakukan penyajian dalam bentuk teks bersifat naratif.

c. Tabulasi

Data yang telah diperoleh dari responden diinput kedalam tabel yang selanjutnya dilakukan tahap pencarian prosentasenya untuk dianalisa. Adapun rumus yang digunakan untuk memperoleh data yang akurat dari kuiseoner adalah :

P = F X 100 % N

Keterangan :

P = Angka prosentase untuk setiap kategori F = Frekuensi jawaban responden

N = Jumlah Responden8

8

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005),h,43.


(22)

Semua data yang diperoleh dalam bentuk prosentase, kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk tabel. Untuk menafsirkan nilai prosentase digunakan parameter sebagai berikut :

0 % : Tidak ada satupun 1% - 25% : Sebagian Kecil 26% - 49% : Hampir Setengahnya

50% : Setengahnya

51% - 75% : Sebagian besar 76% - 99% : Hampir Seluruhnya

100% : Seluruhnya9

F. Definisi Istilah.

1. Sistem Temu Kembali Informasi, yaitu sistem yang dirancang untuk keperluan kegiatan penelusuran informasi yang kegiatanya meliputi, penyimpanan, pengaturan serta pengambilan.

2. OPAC (Online Public Acces Catalouge), yaitu suatu katalog yang berisikan cantuman bibliografi dari satu koleksi atau beberapa perpustakaan, yang disimpan dalam media rekam atau lainnya, dan dibuat secara online kepada pengguna.

3. Aplikasi SIPuspa, yaitu Aplikasi sistem informasi perpustakaan yang dibuat berdasarkan pengembangan aplikasi open source yang di customize sesuai kebutuhan Subbag Perpustakaan BPK RI.

9

Wasito Hermawan, Pengantar Metodologi Penelitian (Jakarta: Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik dan Gramedia, 1993) h. 60


(23)

G. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan skripsi ini adalah skripsi dengan judul Evaluasi SLiMS sebagai sarana temu kembali informasi di Perpustakaan DPR RI/Mardiah, Skripsi Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan dari SLiMS serta hambatan-hambatan yang dihadapi pengguna dalam proses penelusuran informasi melalui OPAC. Metode pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan sumber data menggunakan data primer yaitu data yang didapat bersumber pada responden dan sistem tersebut ditemui di lapangan, yaitu dengan observasi, wawancara serta dokumen hasil kerja. Hasil penelitian yang didapatkan OPAC akan menampilkan informasi yang hampir mendekati subyek yang penelusur masukan, tampilanya menarik. Dari segi waktu OPAC SLiMS juga baik yaitu 0,4 detik.

H. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan skripsi ini penulis akan menguraikan secara sistematis bab per bab yang terdiri dari 5 bab, yang mana setiap bab akan membahas secara rinci bagian-bagian yang akan dipaparkan. Bab tersebut adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Mencakup latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode dan sistematika penulisan.


(24)

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Mencakup tentang teori yang digunakan penulis yaitu perpustakaan khusus, Otomasi Perpustakaan, sistem temu kembali informasi, OPAC, Persepsi

BAB III GAMBARAN UMUM

Mencakup sejarah singkat, strukur organisasi, Sumber Daya Manusia (SDM), koleksi, faslilitas dan perlengkapan, Layanan, aplikasi SIPuspa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Mencakup alasan Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI memilih aplikasi SIPuspa, hambatan aplikasi SIPuspa sebagai sarana temu kembali informasi serta persepsi pengguna terhadap aplikasi SIPuspa sebagai sarana temu kembali informasi di Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI.

BAB V Penutup


(25)

12

TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Khusus

1. Pengertian Perpustakaan Khusus

Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang menekankan koleksi dan pelayanannya pada satu bidang khusus. Perpustakaan khusus sering disebut juga perpustakaan kedinasan, karena keberadaanya pada lembaga-lembaga pemerintah dan lembaga swasta. Perpustakaan tersebut diadakan sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang berkaitan, baik langsung maupun tidak, dengan instansi induknya.10 Jika dilihat dari kedudukanya perpustakaan khusus mungkin merupakan bagian dari suatu badan pemerintah, lembaga penelitian, industri, perusahaan atau himpunan khusus.11 Kekhususan perpustakaan terletak pada pengelolaan, koleksi dan pemakainya yang cukup terbatas.

Perpustakaan khusus biasanya terdapat pada suatu lembaga pemerintahan, departemen, lembaga penelitian, organisasi massa, perusahaan swasta, BUMN, pusat informasi bahkan perpustakaan pribadi.

Mulyadi Achmad Nurhadi memberikan definisi perpustakaan khusus sebagai berikut:

“ Perpustakaan Khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh suatu lembaga khusus di luar lembaga yang telah termuat pada butir yaitu perpustakaan umum, perpustakaan sekolah dan perpustakaan

10

Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2003), h.50

11


(26)

perguruan tinggi. Lembaga yang dimaksud dapat berupa lembaga-lembaga industri, lembaga perkantoran, lembaga penelitian dan lembaga pemerintahan-pemerintahan lainnya.”

Menurut Pakar John Cotton Dana mendefinisikan perpustakaan khusus adalah sebagai berikut :

“Perpustakaan khusus sebagai koleksi yang khusus berbentuk buku, laporan dan bahan tercetak lainnya dengan cara penggunaannya secara khusus pula untuk pembaca tertentu.”12

Dari uraian diatas disimpulkan perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang dikhususkan untuk suatu instansi. Kekhususan perpustakaan tersebut terletak pada pengelolaan, koleksi dan pemakainya yang cukup terbatas.

2. Fungsi dan Tujuan Perpustakaan Khusus

Fungsi perpustakaan khusus tidak jauh berbeda dengan fungsi perpustakaan lainnya, yaitu sirkulasi informasi, pendidikan, pelestarian ilmu pengetahuan dan kebudayaan, pusat dokumentasi dan rekreasi.

Sedangkan tujuan dari perpustakaan khusus menurut Arif Budiwijaya adalah sebagai berikut ini :

a. Memberikan pelayanan yang bersifat terbatas pada anggota dalam lingkungan tempat perpustakaan bernaung.

b. Merupakan pusat informasi bagi aktifitas badan yang dilayani. c. Mengumpulkan informasi, menyimpan dan secara efektif

memberikan literatur dalam segala bentuk.

d. Menyediakan bibliografi, sari karangan dan lain-lain dalam bidang khusus.13

12

Karmidi Martoatmodjo, Manajemen Perpustakaan Khusus, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h.1.5

13

Arif Budiwijaya, Pembinaan Perpustakaan: Dalam Lokakarya Pembinaan Perpustakaan Khusus Kependudukan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 1979. Hal.1


(27)

3. Ciri- ciri Perpustakaan Khusus

a. Lebih menekankan fungsi informasi daripada fungsi aslinya

Perpustakaan khusus fungsi utamanya adalah menyediakan informasi guna membantu tugas badan induknya, menyediakan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh badan induk.

b. Setiap perpustakaan khusus mempunyai sifat yang khas

Keberadaan perpustakaan khusus tergantung pada susunan organisatoris badan induknya. Badan induk ini beraneka ragam seperti perusahaan periklanan, lembaga umum, jasa konsultan, badan eksekutif, badan sosial dan lain-lain.

c. Perpustakaan khusus memberikan jasanya pada pemakai tertentu saja

Perpustakaan khusus memberikan jasanya pada sekelompok pemakai yang jelas batasanya, biasanya terbatas pada lembaga induk yang membawahi perpustakaan. Jadi bila sebuah organisasi memiliki perpustakaan, maka yang dilayani adalah anggota organisasi profesi yang benar-benar menaruh minat pada subyek yang dicakup oleh organisasi tersebut.

d. Perpustakaan khusus memberikan jasa terbatas pada ruang lingkup subyek tertentu saja

Ruang lingkup jasa dan subyek ini ditentukan oleh ruang lingkup kegiatan badan induk. Karena hanya melayani satu subyek saja, maka perpustakaan khusus sering kali digambarkan dalam kaitanya dengan orientasi subyek. Artinya, perpustakaan hanya mengarahkan jasa dan koleksinya pada subyek tertentu saja.


(28)

e. Perpustakaan khusus selalu berskala “ mini

Sebagian besar perpustakaan khusus hanya memiliki sedikit koleksi dan staf terbatas. Walaupun koleksinya mini, tetapi benar-benar spesifik sehingga tidak tertandingi oleh perpustakaan lain. Mislanya, ada perpustakaan khusus dengan koleksi sekitar 2000 buku, namun semuanya menyangkut tentang biografi seseorang.14 4. Macam-macam Perpustakaan Khusus

Ada tiga macam kelompok masyarakat khusus sehingga ada tiga macam perpustakaan khusus, yaitu :

a. Perpustakaan Khusus di Bidang Ilmu/Profesi.

Orang-orang yang memiliki keahlian atau profesi yang sama seperti: ahli jantung, ahli komputer, ahli perpustakaan dan lain-lain akan membutuhkan pustaka dan informasi yang berkaitan dengan bidang keahlian atau profesinya.

b. Perpustakaan Khusus Perkantoran

Perpustakaan khusus perkantoran, khusus pemerintah atau swasta dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari tentu membutuhkan informasi yang berkaitan dengan tugas kantor yang berkaitan. Untuk menambah kegairahan dan meningkatkan kemampuan kerja, para pegawai perlu menambah dan mengembangkan kemampuan kerja. Untuk itu setiap kantor perlu memiliki koleksi perpustakaan dibidang yang berkaitan.

14

Sulistiyo Basuki, pengantar ilmu perpustakaan,( Jakarta: Universitas terbuka,1993 ), hal.157-159


(29)

c. Perpustakaan Khusus Perusahaan.

Suatu perusahaan, baik yang memproduksi barang maupun jasa akan selalu membutuhkan informasi yang berkaitan dengan perusahaan yang bersangkutan agar dapat maju dan berkembang. Koleksi perpustakaan khusus perusahaan biasanya buku-buku pengetahuan administrasi, pemasaran dan lain-lain.15

B. Otomasi Perpustakaan

1. Definisi Otomasi Perpustakaan

Otomasi perpustakaan adalah penerapan teknologi untuk kepentingan perpustakaan, mulai dari pengadaan hingga ke jasa informasi bagi pembaca. Sistem otomasi perpustakaan merupakan seperangkat aplikasi komputer untuk membantu kegiatan perpustakaan yang terutama bercirikan pengguna pangkalan data terbesar, dengan kandungan cantuman tekstual yang dominan, dan dengan fasilitas utama dalam hal menyimpan, menemukan dan meyajikan informasi.16

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa otomasi perpustakan adalah suatu proses kegiatan manusia (manual) dengan tenaga mesin (otomasi) untuk mengerjakan kegiatan rutin di perpustakaan sehingga hanya membutuhkan sedikit campur tangan manusia.

2. Tujuan dan Manfaat Otomasi Perpustakaan

Tujuan otomasi perpustakaan diantaranya :

a. Memudahkan integrasi berbagai kegiatan perpustakaan

15

Soetminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan.(Yogyakarta: Kanisius,1991).hal.35

16

Pendit Putu Laxman, Perpustakaan Digital dari A sampai Z, (Jakarta; Cita Kami, 2008). Hal. 222.


(30)

b. Memudahkan kerjasama dan pembentukan jaringan perpustakaan c. Membantu menghindari duplikasi kegiatan di perpustakaan

d. Menghindari pekerjaan yang bersifat mengulang dan membosankan e. Memperluas jasa perpustakaan

f. Memberi peluang untuk memasarkan jasa perpustakaan g. Meningkatkan efisiensi

Manfaat Otomasi Perpustakaan diantaranya :

a. Mengefisienkan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan b. Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan c. Meningkatkan citra perpustakaan

d. Dapat mempercepat proses temu balik informasi (information retrieval)

e. Memperlancar proses pengolahan, pengadaan bahan pustaka, dan komunikasi antar perpustakaan17

Dari uraian diatas dapat disimpulkan, dengan adanya otomasi perpustakaan maka beberapa pekerjaan manual dapat dipercepat dan diefisienkan. Selain itu proses pengolahan data koleksi menjadi lebih akurat dan cepat untuk ditelusur kembali.

3. Unsur-unsur Otomasi Perpustakaan

Dalam sebuah sistem otomasi perpustakaan terdapat beberapa unsur atau syarat yang saling mendukung terkait satu dengan lainnya yaitu:

17

Irfan Amir, http://ahoooonk.blogspot.com/2013/01/otomasi-perpustakaan.html, diakses pada Tanggal 14 Maret 2014 pukul 22.06 WIB.


(31)

a. Pengguna

Pengguna merupakan unsur utama dalam sebuah sistem automasi perpustakaan. Dalam pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu dikembangkan melalui konsultasi dengan pengguna-penggunanya yang meliputi pustakawan atau staf yang nantinya sebagai operator atau teknisi. Tenaga-tenaga pengguna dilatih untuk menjadi operator, teknisi dan administrator yang terlatih.

b. Perangkat keras

Yang disebut perangkat keras seperti, komputer, printer, barcode scanner, dan lain sebagainya. Tanpa adanya perangkat keras, perangkat lunak tidak dapat dijalankan. Sebuah komputer sudah cukup ntuk digunaka diperpustakaan yang kecil. Sedangkan untuk perpustakaan besar diperlukan beberapa prangkat lain seperti server, perangkat jaringan, maupun web.

c. Perangkat lunak

Perangkat lunak merupakan program komputer yang berisi sekumpulan intruksi yang dibuat dengan menggunakan bahasa khusus yang memberi perintah kepada komputer untuk melakukan berbagai pemprosesan terhadap data yang terdapat dalam program tersebut atau data yang dimasukan oleh pengguna komputer.18

d. Data

Data merupakan bahan baku informasi. Data dapat berupa alfabet, angka, maupun simbol-simbol khusus. Dalam perpustakaan

18


(32)

data ini dapat berupa identitas sebuah buku atau bibliografi dan lain sebagainya.19

C. Temu Kembali Informasi

1. Pengertian Temu Kembali Informasi

Temu kembali informasi adalah sebuah sistem pengambilan informasi yang dirancang untuk mengambil suatu dokumen atau informasi yang diperlukan oleh komunitas pengguna20. Dalam definisi lain bahwa sebuah sistem temu kembali informasi adalah sebuah sistem yang mampu menyimpan, mengambil serta memelihara informasi. Informasi dalam konteks ini dapat terdiri dari teks (termasuk data numeric atau tunggal), gambar, audio, video dan bentuk-bentuk multimedia lainnya21. Menurut Wikipedia temu kembali informasi adalah seni dan ilmu dalam pencarian informasi di sekumpulan dokumen-dokumen, pencarian informasi di dokumen itu sendiri, pencarian metadata yang menjelaskan suatu dokumen, atau pencarian dalam basis data.

Sistem temu kembali informasi didesain untuk menemukan kembali dokumen atau informasi yang dibutuhkan oleh pemakai. Sistem temu kembali informasi didesain tidak semata-mata didasarkan atas kebutuhan mengumpulkan dokumen atau informasi, tetapi juga upaya pengorganisasian dokumen atau informasi untuk disajikan dan diakses

19

Jonner Hasugian, http://ahoooonk.blogspot.com/2013/01/otomasi-perpustakaan.html, diakses pada Tanggal 14 Maret 2014 pukul 22.06 WIB.

20

Chowdhury, G.G., Introduction to Modern Information to Retrieval, (London: Library Association Publishing),hal.2

21

Gerald Kowalski, Information Retrieval System :theory and implementations, (London: Kluwer Academic Publisher, 1997)hal.2


(33)

oleh pemakai secara mudah dan tepat.22 Dalam arti lain dijelaskan bahwa temu kembali informasi adalah menemukan bahan (biasanya dokumen) yang tidak bersifat terekstruktur (biasanya teks) untuk memenuhi kebutuhan informasi dari dalam koleksi yang besar (biasanya tersimpan dalam komputer).23

Jadi, temu kembali informasi merujuk kegiatan yang meliputi pengumpulan infromasi, penyimpanan sampai ke pengaturan informasi sebagai sarana temu kembali informasi. Sistem temu kembali informasi harus memudahkan user dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan. 2. Tujuan Temu Kembali Informasi.

Sebuah sistem pengambilan informasi dirancang untuk mengambil dokumen atau informasi yang diperlukan oleh pengguna. Sistem temu kembali informasi ini harus memuat informasi yang tepat dan akurat bagi pengguna yang berhak. Dengan demikian, sistem temu kembali informasi bertujuan untuk mengumpulkan dan mengorganizir informasi dalam satu atau lebih bidang studi dalam rangka memberikan kepada user secepat permintaan yang user butuhkan.24

Dalam buku Information Retrieval system: Theory and Implementation, menyebutkan bahwa tujuan dari sistem temu kembali informasi adalah untuk meminimalkan informasi dari lokasi pengguna (catalog) yang membutuhkan informasi. Informasi ini bisa dinyatakan

22Agus Rifai, ”

Peran pustakawan intermediary dalam memenuhi kebutuhan informasi pemakai”, al-Maktabah,Vol 4,No.1, April 2002:1-12

23

Christopher D. Manning, Introduction to information retrieval,( New York: Cambride University Press,2008),hal.3

24

Chowdhury, G.G., Introduction to Modern Information to Retrieval, (London: Library Association Publishing),hal.2


(34)

sebagai waktu yang diperlukan oleh pengguna dalam menemukan informasi yang dibutuhkan.

Sistem temu kembali informasi didesain untuk menemukan dokumen atau informasi yang diperlukan oleh masyarakat pengguna. Berikut ini tujuan sistem temu kembali informasi menurut Belkins :

1) Seorang penulis menghadirkan satu set gagasan dalam dokumen dengan menggunakan satu set konsep.

2) Di suatu tempat ada beberapa user yang memerlukan gagasan tersebut, tetapi tidak ada identifikasinya. Dengan kata lain, ada beberapa orang yang kehilangan gagasan yang terdapat dalam karya seseorang.

3) Sistem temu kembali informasi membantu mencocokan gagasan penulis yang tercantum dalam dokumen dengan kebutuhan user.

Jadi, tujuan temu kembali informasi adalah untuk menemukan kembali dokumen yang ada dalam suatu sistem komputer dengan cepat dan tepat sesuai dengan permintaan pengguna.

3. Fungsi Sistem Temu Kembali Informasi.

Suatu sistem temu kembali informasi berfungsi untuk mengubungkan berbagai jenis sumber infromasi pada satu sisi dan permintaan user di sisi lainnya. Maka sistem temu kembali informasi harus :

1) Menganalisa isi dari sumber-sumber informasi tersebut sebaik mungkin sesuai dengan permintaan atau kebutuhan user.


(35)

4. Kegiatan Sistem Temu Kembali Informasi

Chowdhury menyebutkan kegiatan yang dilakukan oleh sistem untuk keperluan temu kembali informasi, yaitu sebagai berikut :

a. Untuk mengidentifikasi informasi (sumber) yang relevan dengan bidang yang diminati masyarakat target pengguna.

b. Untuk menganalisis isi dari sumber (dokumen).

c. Untuk mewakili isi dari sumber infromasi yang dianalisis dengan cara mencocokan permintaan user.

d. Untuk menganalisis permintaan pengguna dan untuk mewakili mereka dalam bentuk yang akan cocok untuk mencocokkan dengan database. e. Untuk mencocokkan pernyataan pencarian dengan database yang

disimpan.

f. Untuk mengambil informasi yang relevan.

g. Untuk membuat penyesuaian yang diperlukan dalam sistem berdasarkan umpan balik dari pengguna.25

Menurut Liston dan Schoene, sistem temu kembali yang efektif harus memiliki ketentuan (kemampuan) untuk :

a. Kecepatan dan ketepatan dalam dalam penyebaran informasi. b. Menyaring informasi

c. Menghasilkan informasi yang benar pada saat yang benar. d. Perubahan aktif dalam informasi.

e. Menerima informasi dalam bentuk yang diinginkan. f. Browsing.

25

Chowdhury, G.G., Introduction to Modern Information to Retrieval, (London: Library Association Publishing),hal.3


(36)

g. Memperoleh informasi secara ekonomis. h. Akses ke sistem lain

i. Komunikasi interpersonal dan j. Bantuan individu.26

5. Ciri Utama Sistem Temu Kembali Informasi

Sistem temu kembali informasi memiliki cirri utama sebagai berikut :

a. Sistem temu kembali informasi pada umumnya dibentuk oleh bahasa temu kembali informasi dan kriteria pencocokan yang dirancangbangun untuk penelusuran infromasi tertentu. Biasanya diwujudkan dengan sarana fasilitas teknis seperti katalog, thesaurus, komputer dan sebagainya.

b. Sistem temu kembali informasi terbagi menjadi dua bagian, yaitu : temu kembali dokumen dan temu kembali data. Sistem temu kembali dokumen yang menjawab pertanyaan akan menghasilkan dokumen yang berisi informasi yang dicari, copy dokumen atau alamatnya dalam bentuk pangkalan data. Sedangkan temu kembali data dirancang untuk menghasilkan fakta, yaitu ciri dari substansi tertentu. Contohnya karakteristik dari spesies biologi tertentu atau nama spesies yang memiliki karakteristik tertentu.27

6. Jenis Sistem Temu Kembali Informasi

Sistem temu kembali informasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: a. In house, yaitu suatu sistem temu kembali informasi yang dirancang oleh perpustakaan tertentu atau pusat informasi untuk melayani

26

Ibid.,h.6

27


(37)

sebagian besar user dalam suatu organisasi tersebut. Contohnya: OPAC, menyediakan fasilitas bagi pengguna perpustakaan untuk mencoba menelusur catalog online, kemudian mengecek ketersediaan item (sumber informasi) yang dibutuhkan.

b. Online, yaitu sistem temu kembali informasi yang didesain untuk menyediakan akses terhadap database yang jauh bagi para user yang bervariasi, biasanya tersedia secara komersil, dan ada sejumlah vendor yang menangani layanan ini.

Dengan perkembangan teknologi penyimpanan optik jenis lain dari sistem temu kembali informasi muncul di CD-ROM. Sistem temu kembali informasi berbasis teknologi CD-ROM yang tersedia sebagian besar secara komersial, meskipun ada beberapa bebas dan dalam perkembangan rumah juga. Teknik dasar untuk pencarian dan pengambilan informasi dari dalam rumah atau CD-ROM dan sistem pencarian informasi online lebih kurang sama, kecuali bahwa sistem online ini terkait dengan pengguna dari jauh melalui jaringan komunikasi elektronik.28

7. Kriteria Sistem Temu Kembali Informasi

Menurut Kenz criteria sistem temu kembali informasi yang baik adalah sebagai berikut :

a. Cakupan subjek, yakni subjek-subjek apa yang harus dicakup oleh sistem yang akan diajukan.

b. Kedalaman analisis yang diperlukan oleh sumber dokumen.

28

Chowdhury, G.G., Introduction to Modern Information to Retrieval, (London: Library Association Publishing),hal.4-5.


(38)

c. Ketepatan dari layanan yang diperlukan, yaitu batas yang dapat diterima dilayanan terukur, dalam konteks relevansi ouput yang ditemukan.

d. Kecepatan layanan dapat diterima oleh sistem pengguna. e. Bentuk dan jenis input (masukan) dan output yang tersedia.

f. Beberapa persyaratan khusus seperti kompatibilitas dengan sistem lain, ketersediaan perlengkapan serta keahlian personal.

8. Persyaratan Fungsional Sistem Temu Kembali Informasi

Menurut Listone dan Schoene, persyaratan fungisional sistem temu kembali informasi adalah sebagai berikut :

a. Harus mengidentifikasi informasi khusus yang dibutuhkan oleh masyarakat pengguna.

b. Harus menyediakan interaksi antara sistem dan user.

c. Harus menyediakan informasi dalam bentuk yang sesuai untuk penggunaan yang sebenarnya.

d. Cakupanya harus cukup luas untuk menampung semua jenis permintaan masyarakat pengguna.

e. Sistem harus menyediakan informasi yang tepat pada saat yang tepat. f. Harus menyediakan informasi yang dapat diakses dengan mudah. g. Harus memiliki standar pemeliharaan untuk melindungi data.

h. Sistem harus merencanakan suatu cara untuk memfasilitasi komunikasi lisan.

i. Harus dapat diakses dengan mudah dan tidak sulit digunakan bagi keseluruhan user.


(39)

9. Teknik Menelusur Informasi

Berikut ini diuraikan cara mencari dan menelusur informasi dan sumber-sumber informasi, khususnya perpustakaan dengan segala jenis tingkatanya. Baik perpustakaan sekolah, perguruan tinggi, daerah, umum dan khusus.

a. Mencari informasi melalui katalog perpustakaan

Katalog merupakan daftar buku lengkap dengan nama pengarang, judul buku, dan subjek dari buku tersebut. Ada tiga entri dalam penyusunan katalog, yakni pengarang, judul dan subjek. Apabila user ingin menelusur informasi di katalog, maka user terlebih dahulu menentukan kata kunci buku yang ingin dicari. Misalnya user ingin mencari buku karya Hamka, maka user bisa memasukan nama Hamka pada kolom “search” dan buku-buku koleksi karya Hamka akan ditampilkan oleh katalog sekaligus tempat dimana buku tersebut berada.

b. Mencari informasi melalui bibliografi

Pada dasarnya bibliografi merupakan alat bantu penelusuran informasi dan sumber infromasi yang terbit, terutama banyak digunakan dalam dunia perpustakaan untuk memilih buku-buku dan sumber informasi mana saja yang akan dibeli untuk koleksi perpustakaanya.

c. Mencari informasi melalui komputer dan internet

Komputer merupakan alat bantu penelusuran informasi. Di perpustakaan, komputer digunakan sebagian besar untuk sistem


(40)

layanan peneluusran informasi baik secara online maupun yang masih bersifat terbatas. Dengan bantuan komputer, user yang menggunakan untuk menelusur informasi, relative lebih mudah dan lebih cepat mendapatkanya, karena dengan hanya menekan tombol-tombol tertentu pada komputer, segala data yang diinginkan akan muncul di layar komputer. Sedangkan mencari informasi dengan bantuan internet lebih cepat dan mudah dalam menemukan data yang diinginkan oleh user. Ketika user sudah membuka internet, tinggal memasukan situs-situs yang akan ditelusur.29

D. Online Public Acces Catalouge (OPAC).

1. Pengertian OPAC

Dalam perpustakaan yang sudah berbasis web tentunya kita mengenal istilah OPAC. Dengan adanya OPAC, pengguna perpustakaan bisa mengakses informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. OPAC adalah sebuah fasilitas perpustakaan yang digunakan oleh pengguna perpustakaan untuk menelusur informasi yang diinginkan. Dalam sebuah istilah asing ada yang menyebutkan OPAC adalah sebagai berikut :

OPAC’s. Online Public Access Catalogs (OPACs) are the predominant form of catalog in the United States and in a number of other countries today. In these catalogs records are stored in computer memory or on CD-ROM discs.”30

29

Pawit M. Yusup, Teori dan praktik penelusuran informasi (information retrieval), (Jakarta: Kencana, 2010), hal.243-286.

30


(41)

Maksud kalimat diatas adalah, OPAC merupakan penelusuran yang paling dominan dalam bentuk katalog di Amerika Serikat dan di sejumlah negara lain saat ini. Di dalam katalog terdapat catatan-catatan yang disimpan, jika didalam katalog online katalog tersebut disimpan dalam memori komputer atau CD-ROM disc.

The Online Public Access Catalog (OPAC) is one manifestation of the massive changes that are taking place as we plunge into the information age. OPACs are the gateways to information in libraries and provide facilities to browse, search and locate information.31

Dari istilah diatas, disebutkan bahwa OPAC adalah salah satu manifestasi dari perubahan besar-besaran yang sedang berlangsung saat kita terjun ke era informasi. OPAC adalah pintu gerbang menuju informasi perpustakaan karena menyediakan fasilitas dalam penelusuran informasi dan memudahkan user dalam menemukan informasi yang dibutuhkan.

Selain itu pengertian OPAC juga dijelaskan oleh beberapa tokoh, diantaranya :

Reitz mengatakan bahwa OPAC adalah akronim untuk akses katalog online bagi publik. OPAC merupakan suatu database yang terdiri dari catatan bibliografi dengan menggambarkan buku-buku serta bahan-bahan lain yang dimiliki oleh sistem perpustakaan, yang dapat diakses melalui terminal umum, dan biasanya terkonsentrasi didekat meja referensi untuk memudahkan pengguna dalam meminta bantuan ke pustakawan referensi.

31

Adeyinka Tella, Library and Information Science in Developing Countries: Contemporary Issues, (USA: Information Science Reference, 1972), h.49


(42)

Sedangkan menurut Ted, OPAC adalah sistem katalog terpasang yang dapat diakses secara umum, dan dapat dipakai oleh pengguna perpustakaan untuk menemukan kembali informasi atau dokumen yang dibutuhkanya. Untuk mendapatkan informasi tentang lokasi dari suatu dokumen, maka pengguna bisa dapat mengetahui apakah dokumen perpustakaan yang dicarinya tersebut sedang tersedia di perpustakaan atau tidak. Dengan ketentuan sistem katalog sudah dihubungkan dengan sistem sirkulasi.32

Dalam kamus istilah perpustakaan Lasa HS menyebutkan bahwa OPAC adalah suatu database dari record-record catalog yang diakses oleh pencarin informasi. OPAC ini berfungsi sebagai catalog terpasang (online catalog) yang dapat diakses secara langsung oleh pencari informasi di perpustakaan.33

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat dinyatakan OPAC adalah suatu sistem temu kembali informasi berbasis komputer yang digunakan oleh pengguna untuk menelusur koleksi yang dimiliki oleh suatu perpustakaan. Dengan adanya OPAC pengguna akan mengetahui seberapa banyak koleksi yang dimiliki oleh suatu perpustakaan.

2. Fungsi OPAC

OPAC merupakan sarana mutakhir yang telah menjadi pilihan utama oleh banyak perpustakaan. Selain memberikan kemudahan kepada

32

Eka, Kusmayadi, “Kajian pemanfaatan OPAC “., diakses apad 7 maret 2014 dari lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20281245-T%2029235-Kajian%20pemanfaatan-full%20text.pdf tinjauan literatur tentang OPAC.

33

Lasa HS, Kamus istilah perpustakaan.(Yogyakarta: Gajah Mada University Press,1998),hal.89


(43)

pengguna, OPAC juga memberikan kemudahan bagi petugas perpustakaan dalam melakukan kegiatan-kegiatan di perpustakaan.

The Online Public Access Catalogue should serve as the access point for users of the system enabling bibliographic enquiries for all types of material included in the database.Users demands in this area become increasingly sophisticated. But the following facilities and techniques are the least which should be available”.34

Dari kalimat diatas, menyatakan bahwa OPAC berfungsi sebagai sistem jalur akses untuk melayani pengguna dalam menelusur informasi dengan jenis format bibliografi yang disimpan dalam bentuk database. Pengguna akan semakin mengetahui informasi yang diinginkan apabila dilengkapi dengan faslilitas-fasilitas yang tersedia. Faslilitas-fasilitas tersebut diantarnya :

1) OPAC berfungsi untuk mencari dan menyimpan seluruh database berdasarkan bagian-bagian tertentu yang dipilih.

2) Dapat mencari semua istilah indeks yang telah ditentukan (misalnya, penulis, judul, subjek, kata kunci atau nomor klasifikasi).

3) OPAC berfungsi sebagai penyimpanan data secara potensial berupa data anggota perpustakaan maupun data peminjaman koleksi buku di perpustakaan.

4) OPAC memiliki kemampuan untuk menyimpan hasil pencarian untuk perbaikan lebih lanjut dalam bentuk tidak tercetak. Fasilitas di OPAC

34

Marlene Clayton; Chris Batt, Managing Library Automation, 1sted, (USA: Ashgate Publishing Limited, 1992), h.63


(44)

juga terdapat rincian catatan koleksi berupa abstrak, bibligrafi dan lain-lain).35

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya OPAC di perpustakaan akan mendatangkan banyak fungsi, yaitu OPAC sebagai sarana untuk menelusuri informasi yang dapat membantu pemustaka dalam mencari kebutuhan informasi.

3. Sejarah Perkembangan OPAC

Pada awal tahun 1970-an, sejumlah perpustakaan mulai menggunakan sistem komputer induk untuk mengembangkan sistem lokal.36 OPAC pertama kali muncul pada tahun 1970 dan menyediakan pencarian dengan fasilitas yang mirip dengan pencarian berbentuk katalog kartu dengan mencantumkan pengarang, judul, nomor kelas buku dan judul subjek.37

Katalog perpustakaan berfungsi sebagai daftar kepemilikan perpustakaan, disusun dan dibuat sebagai alat bantu pencarian untuk koleksi. Selama bertahun-tahun katalog dapat melayani fungsi yang ada di perpustakaan dan kemudian katalog disusun dan disimpan dalam format komputer atau juga dalam bentuk mikrofilm dan microfiche.38

“Before the development of OPAC’s catalogues had appeared in a number of physical formats, including book, card and computer Output

35

Marlene Clayton; Chris Batt, Managing Library Automation, 1sted, h.63-64

36 Jonner Hasugian, “

Artikel Perpustakaan: Katalog Perpustakaan dari Katalog Manual

sampai Katalog Online(OPAC)”,Universitas Sebelas Maret ,2010.

,http://pustaka.uns.ac.id/?opt=1001&menu=news&option=detail&nid=250, Diakses Pada Tanggal 11 Maret 2014, Pukul 15.12 WIB

37

Andrew Large; Lucy A.Tedd; R.J.Hartley, Information Seeking in the Online Age: Principles and Practice, (Munchen: K.G.Saur, 2001), h.59

38


(45)

Microform(COM). These formats were generally unpopular and library users avoided them wherever possible (Lancaster, 1977)”39

Kalimat diatas maksudnya adalah, sebelum adanya perkembangan OPAC di perpustakaan, katalog muncul dalam bentuk buku, kartu dan COM (Computer Output Microform) katalog. Menurut Lancaster seperti yang dikutip oleh Hartley dan kawan-kawan dalam buku berjudul “Online Searching: Principles and Practice” menjelaskan bahwa bentuk katalog seperti ini umumnya tidak populer dan pemustaka menghindari pemakaian katalog-katalog tersebut.

Kepuasan pengguna menjadi salah satu tujuan yang akan dicapai melalui penyediaan OPAC di perpustakaan. Untuk itu, sistem OPAC dirancang bangun dan dikembangkan dengan berorientasi kepada kebutuhan pemustaka (user oriented). Sejak kehadirannya di perpustakaan sampai perkembangan selanjutnya, sistem OPAC berkembang seiring dengan perkembangan otomasi perpustakaan.40

E. Definisi Perpsepsi

Menurut bahasa persepsi, atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasa Latin perceptio, dari percipare, artinya menerima atau mengambil. “Persepsi (perception) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Leavit, 1978)”.41

39

R.J. Hartley; J.A.Large; E.M.Keen, et.al, Online Searching: Principles and Practice, (London: Bowker-Saur, 1990), h.320-321

40

J.H.Bowman, Essential Cataloguing, h.4

41

Alex Sobur, Psikologi Umum: Dalam Lintasan Sejarah, (Bandung: Pustaka Setia, 2003) h. 445


(46)

Persepsi merupakan sebuah proses yang bisa menerima stimulus yang telah diterimanya dari apa yang telah dilihat maupun di dengar melalui alat inderanya. Sehingga individu dapat mengalami persepsi melalui alat inderanya yang menjadi penghubung dari dunia luar dengan individu tersebut. Stimulus dari alat inderanya tersebut dengan cara individu bisa mengorganisasikan, kemudian menginterpretasikan, sampai individu tersebut dapat menyadari dan memahami tentang apa yang di indera tersebut.42

Dalam sebuah Kamus Lengkap Psikologi, persepsi bisa di definisikan ke dalam 5 pengertian yaitu:

“(1) Proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera. (2) Kesadaran dari proses-proses organis. (3) Suatu kelompok penginderaan dengan penambahan arti-arti yang berasal dari pengalaman di masa lalu. (4) Variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari kemampuan organisme untuk melakukan pembedaan di antara perangsang-perangsang. (5) Kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu”.43

Persepsi ialah kemampuan untuk bisa membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan, dan lain sebagainya yang disebut sebagai kemampuan untuk bisa mengorganisasikan pengamatan yang telah dilakukan.44

Buku yang ditulis oleh Randolph Blake dan Robert Sekuler dalam bahasa asing yaitu Perception menjelaskan persepsi sebagai berikut dalam Glossary:

“Perception is the acquisition and processing of sensory information in order to see, hear, taste, smell, or feel objects in the world, also

42

Tristiadi Ardi Ardani, Psikiatri Islam, (Malang: UIN Malang Press, 2008) h. 96

43

J. P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2008) h. 358

44


(47)

guides an organism’s actions with respect to those objects. Perception may involve conscious awareness of objects and events, this awareness is termed a percept.”45

Maksud dari kalimat di atas ialah bahwa Persepsi merupakan akuisisi dan pengolahan informasi sensorik untuk melihat, mendengar, merasakan, mencium, atau merasakan benda-benda di dunia, juga memandu tindakan suatu organisme terhadap objek tersebut. Persepsi mungkin melibatkan kesadaran dari objek dan peristiwa, kesadaran.

Dalam sebuah buku Pengantar Psikologi, menggambarkan pengertian persepsi sebagai berikut:

“Persepsi adalah proses di mana kita mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus ini dalam lingkungan”.46

Dalam buku lain yang ditulis oleh Jane S. Halonen dan John W. Santrock, menjelaskan pengertian persepsi sebagai berikut:

“Perception is the process of organizing and interpreting sensory information. The retinas in our eyes record a fast - moving silver object in the sky, but they do not "see" a passenger jet; our eardrum vibrates in a particular way, but it does not "hear" a beethoven symphony. Organizing and interpreting what is sensed, that is "seeing" and "hearing" meaningful patterns in sensory information, is perception”.47

Maksud dari pengertian persepsi di atas ialah, proses dalam melakukan pengorganisasian dan memberikan penafsiran informasi sensorik. Mata retina kita merekam dengan cara cepat - benda perak bergerak di langit, tetapi tidak dapat "melihat" adanya sebuah jet penumpang, gendang telinga bergetar dengan cara tertentu, tetapi tidak bisa "mendengar" simfoni Beethoven.

45

Randolph Blake dan Robert Sekuler, Perception, (America: Mc Graw Hill, 2006) h. 578

46

Pengantar Psikologi I , (Jakarta: Erlangga, 1983) h. 201

47

Jane S. Halonen dan John W. Santrock, Psychology: Contexts and Applications, (America: McGraw-Hill College, 1999) h. 75


(48)

Singkatnya, bahwa persepsi ialah bisa mengorganisir dan menafsirkan apa yang dirasakan, yang "melihat" dan "mendengar" berarti memiliki informasi pola sensorik.

Persepsi juga bisa dikatakan sebagai proses di mana seorang individu menjadi sadar terhadap segala sesuatu dalam lingkungan sekelilingnya melalui indera yang dimiliki.48 Persepsi juga dapat di artikan sebagai suatu proses di mana penerimaan informasi dan sensasi melalui pancaindera, yang kemudian dirubah menjadi kesatuan yang telah teratur rapi dan berarti (yaitu objek-objek yang dapat dipersepsi).49

Sehingga, bisa disimpulkan bahwa persepsi ialah sesuatu yang lahir dalam diri manusia lewat rangsangan untuk berfikir dalam memahami dan mengenali objek-objek dan kejadian yang di alaminya.

48

Dali Gulo, Kamus Psychologi, (Bandung: Tonis, 1982) h. 207

49


(49)

36

GAMBARAN UMUM

A. Badan Pemeriksa Keuangan RI

1. Sejarah Badan Pemeriksa Keuangan RI

Berdasarkan amanat UUD Tahun 1945 tersebut telah dikeluarkan Surat Penetapan Pemerintah No.11/OEM tanggal 28 Desember 1946 tentang pembentukan Badan Pemeriksa Keuangan. pada tanggal 1 Januari 1947 yang berkedudukan sementara di kota Magelang. Untuk memulai tugasnya, Badan Pemeriksa Keuangan dengan suratnya tanggal 12 April 1947 No.94-1 telah mengumumkan kepada semua instansi di Wilayah Republik Indonesia mengenai tugas dan kewajibannya dalam memeriksa tanggung jawab tentang Keuangan Negara.

Dalam era Reformasi sekarang ini, Badan Pemeriksa Keuangan telah mendapatkan dukungan konstitusional dari MPR RI dalam Sidang Tahunan Tahun 2002 yang memperkuat kedudukan BPK RI sebagai lembaga pemeriksa eksternal di bidang Keuangan Negara. yaitu dengan dikeluarkannya TAP MPR No.VI/MPR/2002 yang antara lain menegaskan kembali kedudukan Badan Pemeriksa Keuangan sebagai satu-satunya lembaga pemeriksa eksternal keuangan negara dan peranannya perlu lebih dimantapkan sebagai lembaga yang independen dan profesional.


(50)

B. Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI

1. Sejarah Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI.

Keberadaan perpustakaan sebagai suatu institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi bagi para pemustaka sangat penting. Begitu pula dengan keberadaan Perpustakaan dalam ruang lingkup tugas Badan Pemeriksa Keuangan RI.

Perpustakaan BPK RI mulai mengolah buku pada tanggal 1 Oktober 1968 sewaktu gedung BPK masih berada di Bogor. Setelah itu Perpustakaan telah beberapa kali pindah. Dari Bogor pindah ke Gedung DPR/MPR, Gedung Utama BPK dan akhirnya berlokasi di lantai 2 Gedung Arsip BPK. Pada awal tahun 2007 Perpustakaan pindah ke lantai 5 Gedung Arsip dan menempati ruangan yang lebih besar dari sebelumnya. Namun hanya bertahan selama 5 bulan, Perpustakaan pindah lagi ke lantai 2 dan menempati ruangan tersebut sampai saat ini.

Pada awalnya seluruh proses dan kegiatan Perpustakaan dilakukan secara manual, baru pada tahun 1996 mulai dirintis penggunaan aplikasi berbasis clipper yang dikembangkan oleh Pusat Data Elektronik (PDE) dengan nama SisPus (Sistem Informasi Perpustakaan) untuk kegiatan sirkulasi (peminjaman, pengembalian, perpanjangan dan penagihan), pengolahan dan penelusuran koleksi. Pada tahun 2004 mulai dikembangkan aplikasi under windows dengan fasilitas yang lebih lengkap dengan menggunakan barcode.


(51)

Mulai tahun 2009 perpustakaan BPK RI mulai mengembangkan perpustakaan terotomasi yang disebut SisPus. SisPus yang ada saat ini sudah dapat melayani penggunaanya yang ingin menelusur, memperpanjang pinjaman dan pemesanan (booking) buku melalui website perpustakaan. Bahkan SisPus ini sedang dikembangkan untuk dapat dipergunakan oleh seluruh perpustakaan yang ada di perwakilan BPK RI, dan selanjutnya dapat terkoneksi antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lain yang berada dalam lingkup BPK RI. Pengelolaan Perpustakaan BPK RI berada di bawah Subag Perpustakaan dan saat ini bernaung di bawah Biro Humas dan Luar Negeri Bagian Publikasi dan Layanan Informasi.

Perpustakaan BPK RI menggunakan sistem pelayanan terbuka (open access), dimana para pemakai diperbolehkan untuk mencari dan membaca bahan pustaka yang dibutuhkan di ruang koleksi. Pencarian bahan pustaka dibantu dengan sarana temu kembali berupa katalog online (OPAC/Online Public Access Catalog) yang terdapat dalam website perpustakaan. Website Perpustakaan sudah dapat diakses melalui Sentra Informasi Satuan Kerja (SISKA) BPK RI secara internal oleh seluruh satuan kerja.

Eksistensi Perpustakaan BPK RI sejalan dengan perkembangannya dirasakan telah banyak membantu pengguna perpustakaan. Langkah kongkrit dari program kerja yang akan, sedang dan sudah berjalan, diantaranya berperan aktif di penerbitan Majalah Pemeriksa melalui kolom abstrak buku, menginformasikan koleksi terbaru Perpustakaan BPK RI melalui SISKA, membuat dan menyebarkan daftar koleksi Perpustakan BPK RI melalui Booklet, membuat Standarisasi Operasional Prosedur (SOP) Perpustakaan


(52)

BPK RI yang dijadikan pedoman pengelolaan Perpustakaan Pusat dan Perpustakaan Perwakilan, menginventarisasi dan melengkapi koleksi laporan hasil pemeriksaan yang diterbitkan BPK RI.

2. Strukur Organisasi Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI Gambar 1.1

Srtuktur Organanisasi Perpustakaan BPK RI

3. Sumber Daya Manusia (SDM) Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI Jumlah keseluruhan dari pegawai perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI adalah 9 orang, sebagian besar lulusan dari jurusan ilmu perpustakaan dan sisanya dari jurusan ekonomi, akuntansi dan SMA. Berikut

Budi Budiman Bag. Layanan Yayan Mulyanah Koleksi Digital Nursalam Harianja Koleksi Tercetak Dewi Kaniasari Kasubag Perpusta kaan Irna Anggraeni Pengolahan Catur Rini Koleksi Tercetak (Majalah) Haryo Widarso Koleksi Digital Budi Budiman Layanan Audio Visual Budi Budiman Sirkulasi Yayan Mulyanah Pengemba ngan Koleksi


(53)

latar belakang SDM Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI secara lengkap yang digambarkan dalam sebuah tabel:

Tabel 2.1

SDM Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI

No Nama NIP Latar

Belakang

status Jabatan 1 Dewi

Kaniasari 196909251997032000

S1

Perpustakaan PNS

Kasubag

2 Yayan

Mulyanah 196307191988032000 SMA PNS Staf 3 Julinta

Melyani 197507171999032000

S1

Perpustakaan PNS Staf 4 Ade

Zulkarnen 198505212010051000 S1 Ekonomi PNS Staf 5 Irna

Anggraeni 198811162010052000

D3

Perpustakaan PNS Staf 6 Nursalam

Harianja 198707272010052000

D3

Perpustakaan PNS Staf 7 Haryo

Widarso H00000287

D3 Akuntansi

Kontr

ak Staf 8 Budi

Budiman H00000297

D3 Perpustakaan

Kontr

ak Staf 9

Catur Rini 198806082011052000

D3

Perpustakaan PNS Staf

4. Koleksi Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI.

Perpustakaan memiliki ± 18.000 koleksi buku, dan 1.000 koleksi bahan non buku (VHS, CD-ROM, VCD, DVD, dan Kaset), serta puluhan judul koleksi majalah, koran, tabloid dan jurnal, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Koleksi yang dimiliki terdiri dari buku-buku auditing,


(54)

akuntansi, manajemen sebagai koleksi inti, buku-buku komputer, ekonomi dan subyek lain sebagai pendukung, koleksi terbitan BPK RI berupa Hapsem, LHP, Juklak dan Juknis, serta Koleksi Terbitan Lembaga Donor seperti World Bank, ADB, USAID dan AUSAID.

Perpustakaan BPK RI memiliki berbagai jenis kolekis diantaranya : a. Buku Teks

Perpustakaan BPK RI selalu melakukan pengadaan buku setiap tahunya. Koleksi yang terdapat di Perpustakaan BPK RI 50 % merupakan koleksi dengan subjek akuntansi dan auditing, sedangkan sisanya merupakan koleksi dengan subjek ekonomi, management, komputer dan bidang ilmu lainnya.

b. Koleksi Referensi.

Koleksi referensi merupakan jenis koleksi yang tidak dapat dipinjam dan hanya dapat diamanfaatkan oleh pemustaka di perpustakaan. Koleksi refernsi di perpustakaan BPK RI diantaranya koleksi ensiklopedia, kamus, jurnal, handbooks, dan himpunan peraturan.

c. Koleksi Terbitan BPK RI.

Koleksi terbitan BPK RI merupakan koleksi yang diterbitakn oleh BPK RI sendiri. Adapun koleksi yang merupakan terbitan BPK RI diantaranya : 1) Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS)

2) Hasil Pemeriksaan ( Hapsem) 3) Hasil Tahunan (Haptah) 4) Juknis/ Juklak Pemeriksaan


(55)

d. Koleksi Multimedia.

Perpustakaan BPK RI memiliki koleksi CD dan DVD dari berbagai subjek yang dapat dipinjam oleh pemustaka.

e. Koleksi Majalah/Jurnal.

Perpustakaan BPK RI saat ini melanggan 30 jurnal atau majalah baik dari dalam maupun dari luar negeri. Daftar nama majalah dapat dilihat pada lampiran (1)

Koleksi Elektronik dan Koleksi Digital

Adapun macam-macam koleksi digital di perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI ada yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan RI sendiri maupun yang dilanggan. Berikut ini koleksi yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan RI sendiri seperti :

a. Artikel

Berupa artikel tulisan dalam bentuk fulltext tentang kesehatan, resep makanan, perpustakaan.

b. Bulletin

Contohnya bulletin di Papua, Jurnal Pustakawan Mojokerto (Jawa Timur), Warta Ranah Minang (Sumatera Barat) dan lain-lain.

c. E-kliping

Memuat APBN/APBD, Bank Century, BI, BLBI, BOS, BPK RI, BUMN, DPR RI, Hambalang, Korupsi, KPK, Suap, Utang Negara dan lain-lain.

d. E-books

Berupa kumpulan buku terbitan Badan Pemeriksa Keuangan RI seperti Hapsem (Hasil Pemeriksaan), petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis dan bentuk elektronik lainnya.


(56)

e. E-journal

Berupa artikel jurnal/majalah terbitan Badan Pemeriksa Keuangan RI dalam bentuk abstrak dan fulltext

f. Foto dan video

Menampilkan foto dan video Badan Pemeriksa Keuangan RI dari tahun 2004 sampai dengan 2013

g. Pengumuman pengadaan barang dan jasa

Berupa kumpulan surat-surat pengadaan barang dan jasa dari tahun 2011-2012.

h. Proceding

Yaitu kumpulan hasil seminar dan hasil rapat dari tahun 2009-2013.

i. E-Journal Proquest

Jurnal online yang dilanggan oleh Badan Pemeriksa Keuangan RI berisi pengetahuan terbaru tentang akutansi, ekonomi dan pajak. Pada juni 2009 Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI melanggan Jurnal Online yang dapat diakses oleh seluruh pengguna perpustakanan di lingkungan Badan Pemeriksa Keuangan RI

j. E-Training

Berupa modul hasil training yang dilaksanakan oleh Pusdiklat dalam bentuk elektronik

k. E-Reseach

Berupa laporan penelitian pegawai Badan Pemeriksa Keuangan RI dalam bentuk elektronik


(57)

l. BPK Galery

Berisi foto tentang kegiatan Badan Pemeriksa Keuangan RI dalam bentuk elektronik.

m. BPK History

Berisi tentang perkembangan BPK (sejarah) dalam bentuk foto.

Selain koleksi digital yang diterbitkan sendiri oleh perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI, bahkan ada juga koleksi digital yang dilanggan oleh perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI, yaitu terdapat pada lampiran (2).

5. Layanan Perpustakaan Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI

Untuk memuaskan pemustaka yang hadir di perpustakaan, perpustakaan BPK RI menyediakan layanan-layanan untuk kebutuhan pemustaka, diantaranya :

a. Layanan Penelusuran

Pemustaka yang membutuhkan informasi dan jasa penelusuran informasi dapat menghubungi petugas layanan referensi. Petugas akan membantu pemustaka menemukan informasi yang dibutuhkan. Selain itu, perpustakaan BPK RI juga menyediakan OPAC sebagai sarana temu kembali informasi yang diperuntukan bagi pemustaka yang ingin menelusur informasi yang diinginkan.

b. Layanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi ini memungkinkan pemustaka yang akan meminjam, mengembalikan atau memperpanjang bahan pustaka, dapat menghubungi petugas sirkulasi untuk proses pencatatan.


(58)

c. Layanan Fotokopi.

Selain layanan penelusuran dan sirkulasi, perpustakaan BPK RI juga mempuyai layanan photocopy yang memungkinkan pemustaka dapat menggandakan dan menjilid bahan pustaka di layanan photocopy. Bisa melalui petugas perpustakaan maupun secara mandiri.

d. Layanan Internet.

Perpustakaan BPK RI menyediakan beberapa PC untuk layanan internet untuk pemustaka. Internet dapat dipergunakan secara bergantian oleh setiap pemustaka yang datang ke perpustakaan. Dengan layanan internet ini pemustaka lebih mudah mencari informasi yang diinginkan. 6. Waktu Pelayanan di Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI.

Waktu layanan di perpustakaan adalah setiap hari kerja, yaitu: Senin sampai dengan Jumat dari pukul 08.00 WIB s.d pukul 16.30 WIB.

7. Tata Tertib di Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI. a. Pengguna Perpustakaan wajib mengisi buku tamu

b. Pengguna dari luar BPK RI yang berkunjung atau menggunakan layanan berhak membaca koleksi di tempat dan memfotokopi koleksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

c. Pengguna Perpustakaan wajib berpakaian dan berpenampilan sopan, rapi, serta memakai sepatu.

d. Pengguna Perpustakaan dapat menggunakan OPAC (Online Public Access Catalouge/Katalog Online) atau menghubungi petugas untuk membimbing mencari koleksi


(59)

8. Anggota Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI.

Anggota Perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI terdiri dari : a. Anggota Badan Pemeriksa Keuangan RI

b. Pegawai (PNS)Badan Pemeriksa Keuangan RI

c. Calon Pegawai (CPNS) Badan Pemeriksa Keuangan RI d. Tenaga honorer/Kontrak pada Badan Pemeriksa Keuangan RI 9. Syarat-Syarat Keanggotaan

Adapun syarat-syarat untuk menjadi anggota perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan adalah sebagai berikut :

a. Keanggotaan hanya terbuka bagi pegawai di lingkungan BPK RI

b. Anggota perpustakaan adalah Anggota BPK, Pegawai Negeri Sipil (PNS),

Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), dan Tenaga Kontrak/Honorer.

c. Keanggotaan hanya berlaku selama yang bersangkutan masih bekerja di

BPK RI

10.Identitas Keanggotaan.

Setiap anggota Perpustakaan memiliki nomor anggota sebagai identitas berupa sembilan digit angka dengan metoda penomoran sebagai berikut :

a. Bagi Anggota Badan Pemeriksa Keuangan RI diberikan nomor urut mulai dari satu dan setelah tidak menjadi Anggota BPK RI keanggotaan diganti dengan nama Anggota BPK yang baru setelah sebelumnya harus mengembalikan semua bahan pustaka yang dipinjam.

b. Pegawai Badan Pemeriksa Keuangan RI menggunakan nomor induk pegawai (NIP) masing-masing yang berlaku.


(60)

c. Bagi Calon Pegawai Badan Pemeriksa Keuangan RI (CPNS) menggunakan nomor anggota sementara yang didaftarkan pada buku anggota sementara di Perpustakaan, dan jika sudah memiliki NIP maka nomor anggota sementara diubah menjadi NIP.

d. Bagi Tenaga honorer/kontrak menggunakan nomor anggota sementara yang didaftarkan pada buku anggota sementara di Perpustakaan.

11.Hak dan Kewajiban Anggota a. Hak Anggota

Setiap anggota perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI berhak untuk :

1) Menggunakan fasilitas yang tersedia di perpustakaan

2) Melakukan peminjaman koleksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3) Memberikan masukan judul/terbitan yang dibutuhkan untuk dijadikan

koleksi perpustakaan. b. Kewajiban Anggota

Setiap anggota perpustakaan Badan Pemeriksa Keuangan RI berkewajiban untuk :

1) Mematuhi aturan-aturan dan tata tertib yang berlaku. 2) Menjaga keutuhan dan kerapian koleksi yang dipinjam.

3) Mengembalikan koleksi yang dipinjam sesuai dengan tanggal pengembalian yang ditetapkan oleh perpustakaan.

12.Syarat-Syarat Peminjaman

a. Koleksi Referens (Peraturan Perundang-undangan, Ensiklopedi, Kamus, Peta, Handbook, Almanak, dll. dengan kode R) hanya dapat dipinjam


(61)

selama 3 hari jika Perpustakaan memiliki koleksi tersebut lebih dari 2 (dua) eksemplar.

b. Majalah dan Koran yang baru tidak dapat dipinjam untuk dibawa pulang dan hanya dapat dibaca di ruang Perpustakaan

c. Majalah dan Koran lama dapat dipinjam selama 1 (satu) minggu maksimal 2 (dua) eksemplar.

d. Perpanjangan dapat dilakukan melalui telepon, datang ke Perpustakaan atau website Perpustakaan

e. Peminjam wajib menggunakan Kartu Perpustakaan sendiri pada saat transaksi

13.Fasilitas dan Perlengkapan

Perpustakaan BPK RI menyediakan fasilitas dan perlengkapan untuk pengguna perpustakaan. Berikut ini adalah fasilitas yang ada di Perpustakaan BPK RI, diantaranya :

a. Fotocopy

Fotocopy adalah salah satu fasilitas yang ada di Perpustakaan BPK RI, yang disediakan oleh perpustakaan untuk pengguna. Selain digunakan oleh pegawai BPK RI, fotocopy ini juga bisa digunakan oleh non pegawai BPK RI, misalnya mahasiswa atau anak sekolah SMA yang PKL di perpustakaan BPK RI.

b. Wifi

Fasilitas ini bisa digunakan oleh pengguna yang datang ke perpustakaan dengan menggunakan laptop. Dengan meminta ID kepada petugas, pengguna dapat menggunakan Wifi dengan gratis.


(1)

83

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Irfan. http://ahoooonk.blogspot.com/2013/01/otomasi-perpustakaan.html, diakses pada Tanggal 14 Maret 2014 pukul 22.06 WIB.

Budiwijaya, Arif, Pembinaan Perpustakaan: Dalam Lokakarya Pembinaan Perpustakaan Khusus Kependudukan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 1979.

Chowdurry, G.G. Introduction to Modern Information Retrieval. London: Library Association Publishinng, 1999.

Clayton, Marlene; Chris Batt, Managing Library Automation, 1sted, USA: Ashgate Publishing Limited, 1992.

Hasugian, Jonner, “Artikel Perpustakaan: Katalog Perpustakaan dari Katalog Manual sampai Katalog Online(OPAC)”,Universitas Sebelas Maret ,2010. Hasugian, Jonner,

http://pustaka.uns.ac.id/?opt=1001&menu=news&option=detail&nid=250, Diakses Pada Tanggal 11 Maret 2014, Pukul 15.12 WIB.

J.H.Bowman. Essential Cataloguing. London: Facet Publishing, 2003.

Kowalski, Gerald, Information Retrieval System:theory and implementations. London:Kluwer Academic Publisher,1997.

Kusmayadi, Eka,“Kajian pemanfaatan OPAC“., diakses apad 7 maret 2014 dari

lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20281245-T%2029235-Kajian%20pemanfaatan-full%20text.pdf tinjauan literatur tentang OPAC. Large, Andrew; Lucy A.Tedd; R.J.Hartley, Information Seeking in the Online

Age: Principles and Practice. Munchen: K.G.Saur, 2001.

Lasa HS, Kamus istilah perpustakaan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press,1998.

………,. Kamus Istilah Perpustakaan. Yogyakarta: Kanisius, t.t

Lexi, Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.

Manning, Christopher D, Introduction to information retrieval. New York: Cambride University Press,2008.

Martoatmodjo, Karmidi, Manajemen Perpustakaan Khusus. Jakarta: Universitas Terbuka.


(2)

84

Pendit, Putu Laxman. Perpustakaan Digital dari A sampai Z. Jakarta; Cita Kami, 2008.

Pringgoasudirjo, Luwarsih, Perpustakaan Khusus. Jakarta : Pusat PDIN,1997. R.J. Hartley; J.A.Large; E.M.Keen, et.al, Online Searching: Principles and

Practice. London: Bowker-Saur, 1990.

Ricardo Baeza-Yates dan Berthier Riberio-Neto. Modern Information Retrieval. New York: ACM Press, 1999

Rifai, Agus.”Peran Pustakawan Intermediary dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pemakai”, al- Maktabah, UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta, Vol.4, No.1 (April 2002).

Sofyan, Gani,dkk, Evaluasi OPAC pada UPT Perpustakaan Universitas Syiah Kuala: laporan penelitian .1998.

Suhendar, Yaya. Pedoman Katalogisasi: Cara Mudah Membuat Katalog Perpustakaan. Jakarta: Kencana, 2000.

Sulistiyo-Basuki, Pengantar dokumentasi.Bandung:Rekayasa Sains, 2004.

………,.Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud,1993.

Sutarman. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003.

………,Tanggung Jawab Perpustakaan dalam Mengembangkan Masyarakat Informasi. Jakarta: Panta Rei, 2005.

Suwono, Wiji. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan: Sebuah Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Ar-ruzz, 2007.

Taylor, Arlene.G. The Organization of Information. 2nd.ed. USA: Libraries Unlimited, 2004.

Tella, Adeyinka, Library and Information Science in Developing Countries: Contemporary Issue., USA: Information Science Reference, 1972.

Yusup, Pawit M, Teori dan praktik penelusuran informasi(information retrieval. Jakarta: Kencana, 2010.

Sobur, Alex, Psikologi Umum: Dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia, 2003.


(3)

85

J. P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2008. Sarwano, Sarlito Wirawan, Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang, 1975.

Blake, Randolph dan Robert Sekuler, Perception. America: Mc Graw Hill, 2006 Halonen, Jane S. dan John W. Santrock, Psychology: Contexts and Applications.

America: McGraw-Hill College, 1999.

Gulo, Dali, Kamus Psychologi. Bandung: Tonis, 1982.


(4)

(5)

Pedoman Wawancara Untuk Kasubag Perpustakaan BPK RI

Aplikasi SIPuspa sebagai Sarana Temu Kembali Informasi di Perpustakaan BPK RI.

1. Aplikasi SIPuspa

a. Sebelum menggunakan SIPuspa, Aplikasi apa yang digunakan Perpustakaan BPK RI dalam mempermudah sistem kerja dan pelayanan di perpustakaan ini ?

b. Apa alasan perpustakan BPK RI memilih Aplikasi SIPuspa ? c. Kapan awal mulanya menggunakan Aplikasi SIPuspa ? d. Siapa yang membuat aplikasi SIPuspa ini ?

e. Apa kelebihan dan kekurangan dari Aplikasi SIPuspa ?

f. Siapa yang menginstal aplikasi ini ? bagaimana proses biayanya ?

g. Apakah ada Training/Pelatihan untuk pustakawan dalam menggunakan aplikasi SIPuspa ini ?

h. Apakah ada Training/Pelatihan untuk Pengguna dalam menggunakan aplikasi SIPuspa ini ?

i. Apa saja hambatan dalam menggunakan aplikasi SIPuspa ?

j. Apakah aplikasi SIPuspa ini Friendly dengan pustakawan maupun pengguna ? k. Bagaimanakah perawatan aplikasi SIPuspa ?

l. Apakah aplikasi SIPuspa digunakan di BPK perwakilan ? 2. Alasan Pemilihan Aplikasi SIPuspa sebagai sarana temu kembali

a. Dari segi tampilan OPAC, apakah aplikasi SIPuspa ini menarik sebagai sarana temu kembali informasi ?


(6)

c. Dari segi apa saja anda memilih aplikasi SIPuspa sebagai sarana temu kembali informasi ?

d. Bagaimanakah kecepatan aplikasi SIPuspa dalam menelusur informasi yang diinginkan oleh pengguna ?

e. Apakah ada kebijakan dalam pemilihan aplikasi SIPuspa sebagai sarana temu kembali informasi ? jika ada apa saja kebijakan tersebut ?

3. Hambatan aplikasi SIPuspa sebagai sarana temu kembali informasi

a. Apa saja hambatan Aplikasi SIPuspa sebagai sarana temu kembali informasi

b. Apakah buku yang diinginkan oleh pengguna mudah ditemukan jika menelusur

informasi melalui OPAC ?

c. Apakah buku yang anda cari melalui OPAC pernah tidak ada atau tidak sesuai dengan

di rak ?

d. Apa upaya perpustakaan BPK RI ini dalam meningkatkan efektifitas dari aplikasi

SIPuspa ini sebagai serana temu kembali informasi ?

e. Menurut anda, apakah aplikasi SIPsupa ini sudah sesuai sebagai sarana temu kembali