termotivasi dalam bekerja, dan sangat setia pada perusahaan, dimana mereka adalah inti dari penciptaan kekuatan intelektual yang dapat menghilang ketika
mereka sudah tidak bekerja untuk perusahaan lagi. Value Added Human Capital VAHU menunjukan berapa banyak VA
dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Hubungan antara VA dengan HC mengindikasikan kemampuan HC untuk menciptakan nilai
di dalam perusahaan. Agar dapat bersaing, perusahaan membutuhkan sumber daya manusia
yang berkualitas tinggi. Selain itu, perusahaan harus dapat mengelola sumber daya yang berkualitas tersebut dengan maksimal sehingga dapat menciptakan
value added dan keunggulan kompetitif perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
3. Structural Capital Value Added STVA
Structural Capital Value Added STVA menunjukkan kontribusi structural capital SC dalam penciptaan nilai. STVA mengukur jumlah SC yang
dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. SC bukanlah ukuran yang
independen sebagaimana HC dalam proses penciptaan nilai. Artinya, semakin besar kontribusi HC dalam value creation, maka akan semakin kecil kontribusi
SC dalam hal tersebut. Lebih lanjut Pulic menyatakan bahwa SC adalah VA dikurangi HC.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Stakeholder Theory
Berdasarkan teori stakeholder, manajemen organisasi diharapkan untuk melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh stakeholder mereka dan
melaporkan kembali aktivitas – aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi
tentang bagaimana aktivitas organisasi mempengaruhi mereka, bahkan ketika mereka memilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut dan bahkan ketika
mereka tidak dapat secara langsung memainkan peran yang konstruktif dalam kelangsungan hidup organisasi Deegan, 2004.
Tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk membantu manajer korporasi mengerti lingkungan stakeholder mereka dan melakukan pengelolaan
dengan lebih efektif di antara keberadaan hubungan-hubungan di lingkungan perusahaan mereka. Namun demikian, tujuan yang lebih luas dari teori
stakeholder adalah untuk menolong manajer korporasi dalam meningkatkan nilai dari dampak aktivitas-aktivitas mereka, dan meminimalkan kerugian-kerugian
bagi stakeholder. Pada kenyataannya, inti keseluruhan teori stakeholder terletak pada apa yang akan terjadi ketika korporasi dan stakeholder menjalankan
hubungan mereka. Dalam konteks untuk menjelaskan tentang konsep intellectual capital,
teori stakeholder harus dipandang dari dua bidang, baik bidang etika moral maupun bidang manajerial. Bidang etika berargumen bahwa seluruh stakeholder
memiliki hak untuk diperlakukan secara adil oleh organisasi, dan manajer harus mengelola organisasi untuk keuntungan seluruh stakeholder Deegan, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Ketika manajer mampu mengelola organisasi secara maksimal, khususnya dalam upaya penciptaan nilai bagi perusahaan, maka itu artinya manajer telah
memenuhi aspek etika teori ini. Penciptaan nilai value creation dalam konteks ini adalah dengan memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki perusahaan, baik
karyawan human capital, aset fisik physical capital maupun structural capital. Pengelolaan yang baik atas seluruh potensi ini akan mendorong kinerja keuangan
perusahaan untuk kepentingan stakeholder. Bidang manajerial dari teori stakeholder berpendapat bahwa kekuatan
stakeholder untuk mempengaruhi manajemen korporasi harus dipandang sebagai fungsi dari tingkat pengendalian stakeholder atas sumber daya yang dibutuhkan
organisasi. Ketika para stakeholder berupaya untuk mengendalikan sumber daya organisasi, maka orientasinya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Kesejahteraan tersebut diwujudkan dengan semakin tingginya return yang dihasilkan oleh organisasi.
Dalam konteks ini, para stakeholder berkepentingan untuk mempengaruhi manajemen dalam pemanfaatan seluruh potensi yang dimiliki oleh organisasi.
Karena hanya dengan pengelolaan yang baik dan maksimal atas seluruh potensi inilah organisasi akan dapat menciptakan value added untuk kemudian
mendorong kinerja keuangan perusahaan yang merupakan orientasi para stakeholder dalam mengintervensi manajemen.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Legitimacy Theory
Teori legitimacy menegaskan bahwa perusahaan terus berupaya untuk memastikan bahwa mereka beroperasi dalam bingkai dan norma yang ada dalam
masyarakat atau lingkungan dimana perusahaan berada, dimana mereka berusaha untuk memastikan bahwa aktifitas mereka perusahaan diterima oleh pihak luar
sebagai suatu yang “sah” Deegan, 2004. Pendapat yang sama diungkapkan juga oleh Tilt 1994 dalam Haniffa et al 2005 yang menyatakan bahwa perusahaan
memiliki kontrak dengan masyarakat untuk melakukan kegiatannya berdasarkan nilai-nilai justice, dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai kelompok
kepentingan untuk melegitimasi tindakan perusahaan. Teori legitimasi kaitannya dengan kinerja sosial dan kinerja keuangan adalah apabila jika terjadi
ketidakselarasan antara sistem nilai perusahaan dan sistem nilai masyarakat, maka perusahaan dapat kehilangan legitimasinya, yang selanjutnya akan mengancam
kelangsungan hidup perusahaan Lindblom, 1994 dalam Haniffa et al 2005. Ghozali dan Chairi 2007 menyatakan bahwa hal yang melandasi teori
legitimacy adalah “kontrak sosial” yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakat dimana perusahaan beroperasi dan menggunakan sumber ekonomi.
Shocker dan Sethi 1974 dalam Ghozali dan Chariri 2007 memberikan penjelasan tentang konsep kontrak sosial, yaitu: “Semua institusi sosial tidak
terkecuali perusahaan beroperasi di masyarakat melalui kontrak sosial , baik eksplisit maupun implisit, dimana kelangsungan hidup dan pertumbuhannya
didasarkan pada hasil akhir yang secara sosial dapat diberikan kepada masyarakat
Universitas Sumatera Utara
luas dan distribusi manfaat ekonomi, sosial atau politik kepada kelompok sesuai dengan power yang dimiliki.
2.5 Penelitian Terdahulu
Suhendah 2012 meneliti pengaruh intellectual capital terhadap profitabilitas, produktivitas, dan penilaian pasar pada perusahaan yang go public
di Indonesia pada tahun 2005-2007. Berdasarkan penelitian ini bahwa intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas dan berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap produktivitas tetapi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penilaian pasar.
Pramelasari 2010 meneliti pengaruh intellectual capital terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan hasil bahwa intelellectual
capital tidak berpengaruh signifikan terhadap MtBV dan kinerja keuangan Return on Assets, Return on Equity, dan Employee Productivity.
Margaretha dan Rakhman 2006 meneliti analisis pengaruh intellectual capital terhadap market value dan financial performance perusahaan dengan
metode value added intellectual coefficient. Berdasarkan hasil penelitan bahwa MtBV berpengaruh negatif terhadap perusahaan manufaktur, tetapi intellectual
capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap financial performance yang diukur dengan Return On Equity ROE.
Bentoen 2011 meneliti pengaruh intellectual capital terhadap financial performance, growth dan market value. Berdasarkan hasil penelitian intellectual
capital memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap financial performance
Universitas Sumatera Utara
untuk alat ukur Return on Assets ROA, Return on Equity ROE, Debt to Equity Ratio DER dan Employee Productivity EP tetapi untuk Current Ratio CR
secara siginifikan memiliki pengaruh positif. Intellectual capital berpengaruh positif terhadap growth untuk alat ukur Growth in Revenue GA dan Growth in
Assets. Tetapi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Growth in Earnings GE. Intellectual capital berpengaruh positif signifikan terhadap market value.
Secara ringkas, penelitian-penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian sebab akibat causal research yaitu untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel
lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya Erlina, 2007.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bank Indonesia dengan mengunjungi situs Bank Indonesia yaitu www.bi.go.id yang menyajikan data yang dibutuhkan.
Waktu pelaksanaan penelitian dimulai bulan Januari 2013 hingga Juli 2013.
3.3 Batasan Operasional Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.
Variabel Bebas independent variable Variabel bebas yang digunakan adalah intellectual capital yang diukur
dengan Value Added Intellectual Capital VAIC dengan ketiga komponennya, yaitu Value Added Of Capital Employee VACA, Value
Added Of Human Capital VAHU, dan Structural Capital Value Added STVA.
Universitas Sumatera Utara
b. Variabel terikat dependent variable
Variabel terikat adalah market valuation menggunakan market to book value MtBV.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional masing–masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel Bebas Variabel Independen
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah intellectual capital. Dalam penelitian ini Intellectual Capital adalah kinerja IC yang diukur berdasarkan
value added yang diciptakan oleh physical capital VACA , human capital VAHU, dan structural capital STVA. Kombinasi dari ketiga komponen
tersebut disebut VAIC value added intellectual coefficient yang dikembangkan oleh Pulic 1998, 1999, 2000.
Firer dan William 2003 menyebutkan dua kegunaan VAIC, yaitu VAIC menyediakan standar perhitungan yang mudah dan merupakan ukuran dasar
yang konsisten sehingga memungkinkan analisis komparatif baik di perusahaan dan negara secara efektif. Dan data yang digunakan dalam
perhitungan VAIC didasarkan pada laporan keuangan, yang biasanya diaudit oleh akuntan publik yang professional.
Tahapan perhitungan VAIC adalah sebagai berikut : 1.
Menghitung Value added VA VA = OUTPUT - INPUT
Universitas Sumatera Utara
dimana : Output
= total penjualan dan pendapatan lain Input
= beban dan biaya-biaya selain beban karyawan Value added = selisih antara output dan input
2. Menghitung Value Added Capital Employed VACA
VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh suatu unit dari physical capital. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat
oleh setiap unit dari CE terhadap value added organisasi. VACA = VACE
dimana : VACA = Value Added Capital Employed
VA = Value Added CE = Capital Employed
3. Menghitung Value Added Human Capital VAHU
VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi
yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi.
VAHU = VAHC dimana :
VAHU = Value Added Human Capital VA = Value Added
HC = Human Capital beban karyawan
Universitas Sumatera Utara
Beban karyawan dalam penelitian ini menggunakan jumlah beban gaji dan karyawan yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan.
4. Menghitung Structural Capital Value Added STVA
Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC
dalam penciptaan nilai. STVA = SCVA
dimana : STVA = Structural Capital Value Added
SC = Structural Capital VA – HC
VA = Value Added 5.
Menghitung Value Added Intellectual Coefficient VAIC VAIC mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi yang dapat
juga dianggap sebagai BPI Business Performance Indicator. VAIC merupakan penjumlahan dari tiga komponen sebelumnya, yaitu: VACA,
VAHU, STVA. VAIC = VACA + VAHU + STVA
b. Variabel Terikat Variabel Dependen
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Market to Book Value MtBV. Market to Book Value MtBV adalah rasio untuk mengukur jumlah yang
dibayar orang untuk setiap lembar saham pada harga saham akhir tahun dari total ekuitas saham. Kapitalisasi pasar dihitung dengan mengalikan jumlah
Universitas Sumatera Utara
saham perusahaan yang beredar dengan harga pasar dari saham tersebut. Penilaian pasar dihitung dengan membagi nilai kapitalisasi pasar mengalikan
jumlah saham perusahaan yang beredar dan harga pasar saham dengan total net asset dengan rumus:
MB = { number of outstanding shares X share price } : total net asset
3.5 Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah 4 empat Bank Umum Persero di Indonesia, yaitu: PT. Bank Negara Indonesia Tbk, PT. Bank Rakyat Indonesia
Tbk, PT. Bank Mandiri Tbk, dan PT. Bank Tabungan Negara Tbk dengan periode penelitian selama 8 tahun dalam triwulan sejak 2005-2012, sehingga jumlah
observasi adalah 128 yang diperoleh dari 4 x 32 perkalian antara jumlah bank dengan periode triwulan pengamatan.
3.6 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan berupa laporan neraca Bank Umum Persero tahun 2005-
2012 dan laporan laba rugi periode 2005-2012. Data-data yang diperoleh dengan memanfaatkan situs internet website Bank Indonesia www.bi.go.id dan dari
website bank yang dijadikan objek penelitian www.mandiri.co.id, www.bni.co.id, www.bri.co.id, www.btn.co.id.
Universitas Sumatera Utara
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi yang dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan bahan
tulisan dari website perusahaan serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan permasalah penelitian baik dari media internet maupun media massa
lainnya.
3.8 Metode Analisis Data
Metode analisis yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda untuk mengetahui value added of capital
employee VACA, value added of human capital VAHU, dan structural capital value added STVA terhadap market valuation untuk memperoleh gambaran
yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain. Untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini, maka pengujian asumsi klasik juga
perlu dilakukan untuk memastikan apakah model regresi linier berganda yang digunakan tidak terdapat masalah normalitas, multikolonieritas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi. Jika semua itu terpenuhi berarti bahwa model analisis telah layak digunakan.
Persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ e
Universitas Sumatera Utara
dimana: Y
= Market Valuation a
= Konstanta b
1
, b
2
, b
3
= Koefisien regresi variabel bebas X
1
= Value Added Capital Employed VACA X
2
= Value Added Human Capital VAHU X
3
= Structural Capital Value Added STVA e
= Term of Error
Untuk mengetahui pengaruh VAIC value added intellectual coefficient terhadap market valuation maka menggunakan analisis regresi linier sederhana.
Analisis regresi linier sederhana adalah pengaruh secara linier antara satu variabel independen X
1
dengan variabel dependen Y. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui arah pengaruh variabel independen dengan variabel dependen apakah
masing-masing variabel independen berpengaruh positif atau negatif untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen
mengalami kenaikan atau penurunan. Persamaan regresi linier sederhana yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = a + b
i
X
i
Keterangan: Y = Market Valuation
X
i
= Value Added Intellectual Coefficient VAIC a = Konstanta
b
i
= Koefisien regresi variabel bebas
Universitas Sumatera Utara
3.9 Pengujian Hipotesis
1. Uji t Uji Secara Parsial Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen X
secara parsial terhadap variabel dependen Y. Uji t dilakukan menggunakan uji statistik t 2 sisi.
Bentuk pengujian:
b :
H
i o
=
o
H
artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
i 1
b :
H
≠ 0
1
H
artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
Kriteria pengujian: a. Jika t hitung t tabel maka variabel independen secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. b. Jika t hitung t tabel maka variabel independen secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
2. Uji Serempak Uji F Uji serempak uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
variabel independen secara serempak terhadap variabel terikat variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
Uji serempak dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
b b
b :
H
3 2
1 o
= =
=
Artinya: intellectual capital secara serempak tidak berpengaruh signifikan terhadap market valuation pada Bank Umum Persero di Indonesia.
1
H
: minimal satu
1
b
≠ 0 Artinya: intellectual capital secara serempak berpengaruh signifikan terhadap
market valuation pada Bank Umum Persero di Indonesia. Adapun Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Jika
tabel hitung
F F
dengan tingkat signifikansi 5 maka
o
H
ditolak atau
1
H
diterima. 2.
Jika
tabel hitung
F F
dengan tingkat signifikansi 5 maka
o
H
diterima atau
1
H
ditolak.
3. Uji Determinasi R
2
Uji determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemanapun model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai
koefisien determinasi antara nol dan satu. Jika R
2
kecil menunjukkan bahwa variabel independen hanya dapat menjelaskan secara kecil terhadap variabel
dependen. Semakin besar nilai mendekati satu maka variabel independen memiliki hampir semua informasi untuk menjelaskan variabel dependen.
Kelemahan dari penggunaan koefisien determinasi ini adalah adanya bias pada jumlah variabel independen yang ada pada model. Setiap pertambahan
Universitas Sumatera Utara
variabel independen maka R
2
akan meningkat apakah variabel independen tersebut signifikan atau tidak. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan
adjusted R
2
yang banyak dianjurkan peneliti. Dengan menggunakan nilai adjusted R
2
dapat dievaluasi model regresi mana yang terbaik. Tidak seperti nilai R2, nilai adjusted R
2
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Dalam kenyataan,
nilai adjusted R
2
dapat bernilai negatif, walaupun dikehendaki harus bernilai positif.
3.10 Uji Asumsi Klasik
Data yang digunakan adalah data sekunder, oleh karena itu untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi
klasik yang digunakan yaitu: uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan autokorelasi yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Uji Normalitas Menurut Ghozali 2007 menyatakan bahwa uji normalitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dengan kata lain, uji normalitas dilakukan untuk
mengetahui sifat distribusi data penelitian yang berfungsi untuk mengetahui apakah sampel yang diambil normal atau tidak dengan menguji sebaran data yang
dianalisis. Menurut Ghozali 2007 Suatu variabel dikatakan terdistribusi normal jika nilai signifikansinya 0,05.
Universitas Sumatera Utara
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis grafik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu
diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya, dimana: 1.
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal regresi
memenuhi asumsi normalitas. 2.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas menurut Ghozali 2007 bertujuan untuk mengetahui
apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi antara lain dapat dilakukan dengan melihat:
1. Cadangan matrik melalui uji korelasi parsial, artinya jika hubungan antar
variabel independen relatif rendah, lebih kecil dari 0,80 maka tidak terjadi multikolonieritas.
2. Dengan nilai toleransi tolerance, TOL dan faktor inflasi varians Variance
Inflation Factor. VIF. Kriterianya, jika toleransi sama dengan satu atau mendekati satu dan nilai VIF 10 maka tidak ada gejala multikolinieritas.
Universitas Sumatera Utara
Sebaliknya jika toleransi tidak sama dengan satu atau mendekati nol dan nilai VIF 10 maka diduga ada gejala multikolinieritas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali 2007 uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Dasar analisis untuk pengambilan keputusan adalah:
1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedasitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedasitas. Metode yang dapat dipakai untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas
antara lain: metode grafik, park gletser, rank spearman dan barlett. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi gejala heteroskedasitas
dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X
adalah residual yang terletak distudentized.
Universitas Sumatera Utara
4. Uji Autokorelasi Menurut Ghozali 2007 uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika
terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Pada data cross section silang waktu masalah autokorelasi relatif jarang
terjadi karena gangguan pada observasi berbeda berasal dari individukelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi didalam model regresi
antara lain dapat dilakukan dengan Uji Durbin-Watson DW-Test, dengan ketentuan sebagai berikut:
r si
autokorela ada
tidak :
H
o
= r
si autokorela
ada :
H
a
≠
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. PT Bank Mandiri Persero, Tbk Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program
restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang
Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur menjadi Bank Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut memiliki peran yang
tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun
memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia.
2. PT Bank Negara Indonesia Persero, Tbk Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara
Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai Bank Pembangunan,
dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai Bank Devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan dengan penambahan modal
pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi Bank Komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas
bagi sektor usaha nasional. Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun
Universitas Sumatera Utara
pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank
Negara Indonesia lebih dikenal sebagai “BNI 46”. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat Bank BNI ditetapkan bersamaan dengan perubahaan
identitas perusahaan tahun 1988. Pada Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia Persero, sementara keputusan untuk
menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996.
Pada Pada akhir tahun 2011, Pemerintah Republik Indonesia memegang 60 saham BNI, sementara 40 saham selebihnya dimiliki oleh pemegang
saham publik baik individu maupun institusi, domestik dan asing. Saat ini, BNI adalah bank terbesar ke-4 di Indonesia berdasarkan total aset, total
kredit maupun total dana pihak ketiga. Kapabilitas BNI untuk menyediakan layanan jasa keuangan secara menyeluruh didukung oleh perusahaan anak di
bidang perbankan syariah Bank BNI Syariah, pembiayaan BNI Multi Finance, pasar modal BNI Securities, dan asuransi BNI Life Insurance.
3. PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk merupakan salah satu bank milik
pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia BRI didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja
dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priayi yang berkebangsaan Indonesia
Universitas Sumatera Utara
pribumi. Berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. Pendiri Bank Rakyat
Indonesia Raden Aria Wirjaatmadja pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa
Bank Rakyat Indonesia adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Pada tanggal 22 Februari 1946 Pemerintah mengubah nama lembaga
tersebut menjadi Bank Rakyat Indonesia BRI. PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk yang didirikan sejak tahun 1895
didasarkan pelayanan pada masyarakat kecil sampai sekarang tetap konsisten, yaitu dengan fokus pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah
UMKM. Hal ini tercermin dari penyaluran KUK Kredit Usaha Kecil pada tahun 1994 sebesar Rp. 6.419,8 milyar. Atas keberhasilannya sebagai bank
pertama yang dapat menyalurkan kredit mikro KUR kepada masyarakat dalam jumlah yang besar, kinerja PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk mendapat
pujian dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono pada AFI Global Policy Forum di Bali 27 September 2010.
4. PT Bank Tabungan Negara Persero, Tbk
Pengesahan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik Negara ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968 yang
sebelumnya sejak tahun 1964 Bank Tabungan Negara menjadi BNI unit V. Jika tugas utama saat pendirian Postspaabank 1897 sampai dengan Bank Tabungan
Negara 1968 adalah bergerak dalam penghimpunan dana masyarakat melalui
Universitas Sumatera Utara
tabungan, maka sejak tahun 1974 Bank Tabungan Negara ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk pertama kalinya penyaluran KPR
tejadi pada tanggal 10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari KPR di BTN. Bentuk hukum Bank Tabungan Negara
mengalami perubahan lagi pada tahun 1992, yaitu dikeluarkanya PP No. 24 tahun 1992 tanggal 19 April 1992 yang merupakan pelaksaan dari UU No. 7 tahun 1992
bentuk hukum Bank Tabungan Negara berubah menjadi perusahaan Perseroan. Sejak itu nama Bank Tabungan Negara menjadi PT. Bank Tabungan Negara
Persero dengan call name Bank BTN. Berdasarkan kajian konsultan independent, Price Waterhouse Coopers, Pemerintah melalui Mentri BUMN
dalam surat No. S-544M-MBU2002 tanggal 21 Agustus 2002 memutuskan Bank BTN sebagai bank umum dengan fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa
subsidi.
4.2 Deskriptif Statistik Variabel Penelitian Regresi Linier Berganda
Tabel 4.1 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation VACA
128 .046
8.981 1.03285
1.528336 VAHU
128 1.267
23.143 3.43731
2.442728 STVA
128 1134244
2.E7 5889445.77
3812147.518 MtBV
128 163.87
3.11E5 8272.8648
27376.42621 Valid N listwise
128
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa market to book value Bank Umum Persero di Indonesia dalam periode tahun 2005-2012 mempunyai nilai
minimum 163,87 dan nilai maksimum 311.339,00. Sementara nilai standar deviasi standard deviation sebesar 27.376,426 dan nilai rata-rata mean
8.272,864. Hal ini menunjukkan bahwa selama periode tahun 2005-2012 secara statistik dapat dijelaskan bahwa market to book value yang dilakukan Bank
Persero terhadap intellectual capital termasuk dalam kategori yang belum cukup baik. Adapun nilai rata-rata mean yang lebih kecil dibanding nilai standar
deviasi standard deviation menunjukkan bahwa data belum terdistribusi dengan baik.
Value Added Capital Employed VACA mempunyai nilai minimum 0,046 dan nilai maksimum 8,981. Sementara nilai standar deviasi standar deviation
sebesar 1,528 dan nilai rata-rata mean sebesar 1,032. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik selama periode tahun 2005-2012 VACA belum memenuhi
standar dengan baik. Nilai rata-rata mean yang lebih kecil dibandingkan nilai standar deviasi standard deviation menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi
dengan baik. Value Added Human Capital VAHU mempunyai nilai minimum 1,267
dan nilai maksimum 23,143. Sementara nilai standar deviasi standar deviation sebesar 2,442 dan nilai rata-rata mean sebesar 3,437. Hal ini menunjukkan
bahwa secara statistik selama periode tahun 2005-2012 VAHU memenuhi standar dengan baik. Nilai rata-rata mean yang lebih besar dibandingkan nilai standar
deviasi standard deviation menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
Structural Capital Value Added STVA mempunyai nilai minimum 1.134.244 dan nilai maksimum 18.515.231. Sementara nilai standar deviasi
standar deviation sebesar 3.812.147,518 dan nilai rata-rata mean sebesar 5.889.445,77. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik selama periode tahun
2005-2012 STVA memenuhi standar dengan baik. Nilai rata-rata mean yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi standard deviation menunjukkan
bahwa data terdistribusi dengan baik.
4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Metode yang dapat digunakan untuk normalitas antara lain: analisis
grafik dan analisis statistik. Chi square
x
2
digunakan untuk uji statistik apakah data terdistribusi normal atau tidak terdistribusi normal. Chi square memiliki ketentuan jika nilai
x
2
hitung
x
2
tabel maka data terdistribusi secara normal. Chi square dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2 Chi Square
Test Statistics
VACA VAHU
STVA MtBV
Chi-Square 4.609
a
1.937
b
.000
c
.000
c
Universitas Sumatera Utara
Df 122
125 127
127 Asymp. Sig.
1.000 1.000
1.000 1.000
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah
Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai
x
2
hitung VACA sebesar 4,609,
x
2
hitung VAHU sebesar 1,937,
x
2
hitung STVA sebesar 0,000, dan
x
2
hitung MtBV sebesar 0,000. Sedangkan
x
2
tabel pada tingkat kepercayaan
05 ,
= α
dengan
df 122
=148,779,
df 125=152,094, dan df 127=154,302.
VACA memiliki
x
2
hitung 4,609
x
2
tabel 148,779, VAHU memiliki
x
2
hitung 1,937
x
2
tabel 152,094, STVA
x
2
hitung 0,000
x
2
tabel 154,302, dan MtBV memiliki
x
2
hitung 0,000
x
2
tabel 154,302. Oleh karena
x
2
hitung
x
2
tabel maka
H
diterima dan
1
H
ditolak artinya VACA, VAHU, STVA, dan MtBV terdistribusi secara normal.
Metode lain untuk mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan metode analisis grafik baik dengan meilhat grafik secara histogram ataupun
dengan melihat secara Normal Probability Plot. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau
dengan melihat histogram dari residualnya: a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal menyerupai lonceng, regresi memenuhi asumsi normalitas.
Universitas Sumatera Utara
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Berikut hasil uji normalitas yang diperoleh dalam analisis penelitian ini
pada Gambar 4.1.
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah
Gambar 4.1. Grafik Histogram
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal karena bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung imbang dan kurva berbentuk
menyerupai lonceng. Dapat disimpulkan bahwa variabel pengganggu atau residual memiliki pola mendekati distribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah
Gambar 4.2. Normal P-Plot
Berdasarkan Gambar 4.2 Normal Probability Plot di atas dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas karena data
memanjang di sekitar garis diagonal dan penyebaran data searah mengikuti garis diagonal.
4.3.2 Uji Multikolineritas