Pengukuran Intellectual Capital Uji Multikolineritas

2.2.2 Pengukuran Intellectual Capital

Metode pengukuran intellectual capital dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu pengukuran non moneter dan pengukuran moneter. Adapun metode pengukuran Non Moneter adalah: 1. The Balance Scorecard, dikembangkan oleh Kaplan dan Norton 1992; 2. Brooking’s Technology Broker method 1996; 3. The Skandia IC Report method oleh Edvinssion dan Malone 1997; 4. The IC-Index dikembangkan oleh Roos et al. 1997; 5. Intangible Asset Monitor approach oleh Sveiby 1997; 6. The Heuristic Frame dikembangkan oleh Joia 2000; 7. Vital Sign Scorecard dikembangkan oleh Vanderkaay 2000; dan 8. The Ernst Young Model Barsky dan Marchant, 2000. Sedangkan model penilaian intellectual capital yang berbasis moneter adalah Tan et al., 2007: 1. The EVA and MVA model Bontis et al., 1999; 2. The Market-to-Book Value model beberapa penulis; 3. Tobin’s q method Luthy, 1998; 4. Pulic’s VAIC™ Model 1998, 2000; 5. Calculated intangible value Dzinkowski, 2000; dan 6. The Knowledge Capital Earnings model Lev dan Feng, 2001. Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Value Added Intellectual Coefficient VAIC

Metode value added intellectual coefficient VAIC dikembangkan oleh Pulic pada tahun 1997 yang didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud tangible asset dan aset tidak berwujud intangible asset yang dimiliki perusahaan. VAIC merupakan instrumen untuk mengukur kinerja intellectual capital perusahaan. Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added VA. Value added adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menujukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai value creatuion. VA dihitung sebagai selisih antara output dan input. Output merepresentasikan revenue dan mencakup seluruh produk dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan input mencakup seluruh beban yang digunakan dalam memperoleh revenue. Ulum, 2009.

1. Value Added Capital Employed VACA

Value Added Capital Employed VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital. Pulic 2003 mengasumsikan bahwa jika satu unit dari CE Capital Employed menghasilkan return yang lebih besar daripada perusahaan yang lain, maka berarti perusahaan tersebut lebih baik dalam memanfaatkan capital employed-nya. Dengan demikian, pemanfaatan intellectual capital yang lebih baik merupakan bagian dari intellectual capital perusahaan. Universitas Sumatera Utara Capital employed atau physical capital adalah suatu indikator value added yang tercipta atas modal yang diusahakan perusahaan dengan efisien Firer dan Williams, 2003. Yang termasuk ke dalam capital employed adalah tipe asset tangible yang digunakan untuk operasional perusahaan seperti bangunan, tanah, peralatan dan teknologi yang dengan mudah dibeli dan dijual di pasar. Agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya, perusahaan membutuhkan sebuah kemampuan dalam pengelolaan aset baik aset fisik maupun aset intelektual. VACA merupakan bentuk dari kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber dayanya yang berupa capital asset. Dengan pengelolaan capital asset yang baik, diyakini perusahaan dapat meningkatkan nilai pasar dan kinerja perusahaannya. Dapat dikatakan bahwa capital employed efficiency atau physical capital adalah suatu modal atau dapat dikatakan aset yang dimiliki perusahaan dalam bentuk nyata atau tidak nyata yang diusahakan oleh perusahaan secara maksimal guna menciptakan nilai bagi perusahaan. Aset yang dimiliki oleh perusahaan harus digunakan oleh perusahaan untuk kebutuhan operasionalnya secara efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.

2. Value Added Human Capital VAHU

Salah satu komponen dari intellectual capital yang sangat menentukan intellectual capital yang efisien adalah human capital. Human capital termasuk di dalamnya suatu kekuatan intelektual yang bersumber dari manusia – manusia yang dimiliki perusahaan yaitu karyawan yang kompeten, berkomitmen, Universitas Sumatera Utara termotivasi dalam bekerja, dan sangat setia pada perusahaan, dimana mereka adalah inti dari penciptaan kekuatan intelektual yang dapat menghilang ketika mereka sudah tidak bekerja untuk perusahaan lagi. Value Added Human Capital VAHU menunjukan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Hubungan antara VA dengan HC mengindikasikan kemampuan HC untuk menciptakan nilai di dalam perusahaan. Agar dapat bersaing, perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Selain itu, perusahaan harus dapat mengelola sumber daya yang berkualitas tersebut dengan maksimal sehingga dapat menciptakan value added dan keunggulan kompetitif perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

3. Structural Capital Value Added STVA

Structural Capital Value Added STVA menunjukkan kontribusi structural capital SC dalam penciptaan nilai. STVA mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. SC bukanlah ukuran yang independen sebagaimana HC dalam proses penciptaan nilai. Artinya, semakin besar kontribusi HC dalam value creation, maka akan semakin kecil kontribusi SC dalam hal tersebut. Lebih lanjut Pulic menyatakan bahwa SC adalah VA dikurangi HC. Universitas Sumatera Utara

2.3 Stakeholder Theory

Berdasarkan teori stakeholder, manajemen organisasi diharapkan untuk melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh stakeholder mereka dan melaporkan kembali aktivitas – aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi tentang bagaimana aktivitas organisasi mempengaruhi mereka, bahkan ketika mereka memilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut dan bahkan ketika mereka tidak dapat secara langsung memainkan peran yang konstruktif dalam kelangsungan hidup organisasi Deegan, 2004. Tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk membantu manajer korporasi mengerti lingkungan stakeholder mereka dan melakukan pengelolaan dengan lebih efektif di antara keberadaan hubungan-hubungan di lingkungan perusahaan mereka. Namun demikian, tujuan yang lebih luas dari teori stakeholder adalah untuk menolong manajer korporasi dalam meningkatkan nilai dari dampak aktivitas-aktivitas mereka, dan meminimalkan kerugian-kerugian bagi stakeholder. Pada kenyataannya, inti keseluruhan teori stakeholder terletak pada apa yang akan terjadi ketika korporasi dan stakeholder menjalankan hubungan mereka. Dalam konteks untuk menjelaskan tentang konsep intellectual capital, teori stakeholder harus dipandang dari dua bidang, baik bidang etika moral maupun bidang manajerial. Bidang etika berargumen bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk diperlakukan secara adil oleh organisasi, dan manajer harus mengelola organisasi untuk keuntungan seluruh stakeholder Deegan, 2004. Universitas Sumatera Utara Ketika manajer mampu mengelola organisasi secara maksimal, khususnya dalam upaya penciptaan nilai bagi perusahaan, maka itu artinya manajer telah memenuhi aspek etika teori ini. Penciptaan nilai value creation dalam konteks ini adalah dengan memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki perusahaan, baik karyawan human capital, aset fisik physical capital maupun structural capital. Pengelolaan yang baik atas seluruh potensi ini akan mendorong kinerja keuangan perusahaan untuk kepentingan stakeholder. Bidang manajerial dari teori stakeholder berpendapat bahwa kekuatan stakeholder untuk mempengaruhi manajemen korporasi harus dipandang sebagai fungsi dari tingkat pengendalian stakeholder atas sumber daya yang dibutuhkan organisasi. Ketika para stakeholder berupaya untuk mengendalikan sumber daya organisasi, maka orientasinya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Kesejahteraan tersebut diwujudkan dengan semakin tingginya return yang dihasilkan oleh organisasi. Dalam konteks ini, para stakeholder berkepentingan untuk mempengaruhi manajemen dalam pemanfaatan seluruh potensi yang dimiliki oleh organisasi. Karena hanya dengan pengelolaan yang baik dan maksimal atas seluruh potensi inilah organisasi akan dapat menciptakan value added untuk kemudian mendorong kinerja keuangan perusahaan yang merupakan orientasi para stakeholder dalam mengintervensi manajemen. Universitas Sumatera Utara

2.4 Legitimacy Theory

Teori legitimacy menegaskan bahwa perusahaan terus berupaya untuk memastikan bahwa mereka beroperasi dalam bingkai dan norma yang ada dalam masyarakat atau lingkungan dimana perusahaan berada, dimana mereka berusaha untuk memastikan bahwa aktifitas mereka perusahaan diterima oleh pihak luar sebagai suatu yang “sah” Deegan, 2004. Pendapat yang sama diungkapkan juga oleh Tilt 1994 dalam Haniffa et al 2005 yang menyatakan bahwa perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat untuk melakukan kegiatannya berdasarkan nilai-nilai justice, dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai kelompok kepentingan untuk melegitimasi tindakan perusahaan. Teori legitimasi kaitannya dengan kinerja sosial dan kinerja keuangan adalah apabila jika terjadi ketidakselarasan antara sistem nilai perusahaan dan sistem nilai masyarakat, maka perusahaan dapat kehilangan legitimasinya, yang selanjutnya akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan Lindblom, 1994 dalam Haniffa et al 2005. Ghozali dan Chairi 2007 menyatakan bahwa hal yang melandasi teori legitimacy adalah “kontrak sosial” yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakat dimana perusahaan beroperasi dan menggunakan sumber ekonomi. Shocker dan Sethi 1974 dalam Ghozali dan Chariri 2007 memberikan penjelasan tentang konsep kontrak sosial, yaitu: “Semua institusi sosial tidak terkecuali perusahaan beroperasi di masyarakat melalui kontrak sosial , baik eksplisit maupun implisit, dimana kelangsungan hidup dan pertumbuhannya didasarkan pada hasil akhir yang secara sosial dapat diberikan kepada masyarakat Universitas Sumatera Utara luas dan distribusi manfaat ekonomi, sosial atau politik kepada kelompok sesuai dengan power yang dimiliki.

2.5 Penelitian Terdahulu

Suhendah 2012 meneliti pengaruh intellectual capital terhadap profitabilitas, produktivitas, dan penilaian pasar pada perusahaan yang go public di Indonesia pada tahun 2005-2007. Berdasarkan penelitian ini bahwa intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas dan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap produktivitas tetapi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penilaian pasar. Pramelasari 2010 meneliti pengaruh intellectual capital terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan hasil bahwa intelellectual capital tidak berpengaruh signifikan terhadap MtBV dan kinerja keuangan Return on Assets, Return on Equity, dan Employee Productivity. Margaretha dan Rakhman 2006 meneliti analisis pengaruh intellectual capital terhadap market value dan financial performance perusahaan dengan metode value added intellectual coefficient. Berdasarkan hasil penelitan bahwa MtBV berpengaruh negatif terhadap perusahaan manufaktur, tetapi intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap financial performance yang diukur dengan Return On Equity ROE. Bentoen 2011 meneliti pengaruh intellectual capital terhadap financial performance, growth dan market value. Berdasarkan hasil penelitian intellectual capital memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap financial performance Universitas Sumatera Utara untuk alat ukur Return on Assets ROA, Return on Equity ROE, Debt to Equity Ratio DER dan Employee Productivity EP tetapi untuk Current Ratio CR secara siginifikan memiliki pengaruh positif. Intellectual capital berpengaruh positif terhadap growth untuk alat ukur Growth in Revenue GA dan Growth in Assets. Tetapi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Growth in Earnings GE. Intellectual capital berpengaruh positif signifikan terhadap market value. Secara ringkas, penelitian-penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini: Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian sebab akibat causal research yaitu untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya Erlina, 2007.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bank Indonesia dengan mengunjungi situs Bank Indonesia yaitu www.bi.go.id yang menyajikan data yang dibutuhkan. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai bulan Januari 2013 hingga Juli 2013.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Variabel Bebas independent variable Variabel bebas yang digunakan adalah intellectual capital yang diukur dengan Value Added Intellectual Capital VAIC dengan ketiga komponennya, yaitu Value Added Of Capital Employee VACA, Value Added Of Human Capital VAHU, dan Structural Capital Value Added STVA. Universitas Sumatera Utara b. Variabel terikat dependent variable Variabel terikat adalah market valuation menggunakan market to book value MtBV.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional masing–masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel Bebas Variabel Independen Variabel bebas dalam penelitian ini adalah intellectual capital. Dalam penelitian ini Intellectual Capital adalah kinerja IC yang diukur berdasarkan value added yang diciptakan oleh physical capital VACA , human capital VAHU, dan structural capital STVA. Kombinasi dari ketiga komponen tersebut disebut VAIC value added intellectual coefficient yang dikembangkan oleh Pulic 1998, 1999, 2000. Firer dan William 2003 menyebutkan dua kegunaan VAIC, yaitu VAIC menyediakan standar perhitungan yang mudah dan merupakan ukuran dasar yang konsisten sehingga memungkinkan analisis komparatif baik di perusahaan dan negara secara efektif. Dan data yang digunakan dalam perhitungan VAIC didasarkan pada laporan keuangan, yang biasanya diaudit oleh akuntan publik yang professional. Tahapan perhitungan VAIC adalah sebagai berikut : 1. Menghitung Value added VA VA = OUTPUT - INPUT Universitas Sumatera Utara dimana : Output = total penjualan dan pendapatan lain Input = beban dan biaya-biaya selain beban karyawan Value added = selisih antara output dan input 2. Menghitung Value Added Capital Employed VACA VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh suatu unit dari physical capital. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added organisasi. VACA = VACE dimana : VACA = Value Added Capital Employed VA = Value Added CE = Capital Employed 3. Menghitung Value Added Human Capital VAHU VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi. VAHU = VAHC dimana : VAHU = Value Added Human Capital VA = Value Added HC = Human Capital beban karyawan Universitas Sumatera Utara Beban karyawan dalam penelitian ini menggunakan jumlah beban gaji dan karyawan yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan. 4. Menghitung Structural Capital Value Added STVA Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. STVA = SCVA dimana : STVA = Structural Capital Value Added SC = Structural Capital VA – HC VA = Value Added 5. Menghitung Value Added Intellectual Coefficient VAIC VAIC mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi yang dapat juga dianggap sebagai BPI Business Performance Indicator. VAIC merupakan penjumlahan dari tiga komponen sebelumnya, yaitu: VACA, VAHU, STVA. VAIC = VACA + VAHU + STVA b. Variabel Terikat Variabel Dependen Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Market to Book Value MtBV. Market to Book Value MtBV adalah rasio untuk mengukur jumlah yang dibayar orang untuk setiap lembar saham pada harga saham akhir tahun dari total ekuitas saham. Kapitalisasi pasar dihitung dengan mengalikan jumlah Universitas Sumatera Utara saham perusahaan yang beredar dengan harga pasar dari saham tersebut. Penilaian pasar dihitung dengan membagi nilai kapitalisasi pasar mengalikan jumlah saham perusahaan yang beredar dan harga pasar saham dengan total net asset dengan rumus: MB = { number of outstanding shares X share price } : total net asset

3.5 Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah 4 empat Bank Umum Persero di Indonesia, yaitu: PT. Bank Negara Indonesia Tbk, PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT. Bank Mandiri Tbk, dan PT. Bank Tabungan Negara Tbk dengan periode penelitian selama 8 tahun dalam triwulan sejak 2005-2012, sehingga jumlah observasi adalah 128 yang diperoleh dari 4 x 32 perkalian antara jumlah bank dengan periode triwulan pengamatan.

3.6 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan berupa laporan neraca Bank Umum Persero tahun 2005- 2012 dan laporan laba rugi periode 2005-2012. Data-data yang diperoleh dengan memanfaatkan situs internet website Bank Indonesia www.bi.go.id dan dari website bank yang dijadikan objek penelitian www.mandiri.co.id, www.bni.co.id, www.bri.co.id, www.btn.co.id. Universitas Sumatera Utara

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi yang dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan bahan tulisan dari website perusahaan serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan permasalah penelitian baik dari media internet maupun media massa lainnya.

3.8 Metode Analisis Data

Metode analisis yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda untuk mengetahui value added of capital employee VACA, value added of human capital VAHU, dan structural capital value added STVA terhadap market valuation untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain. Untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini, maka pengujian asumsi klasik juga perlu dilakukan untuk memastikan apakah model regresi linier berganda yang digunakan tidak terdapat masalah normalitas, multikolonieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Jika semua itu terpenuhi berarti bahwa model analisis telah layak digunakan. Persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e Universitas Sumatera Utara dimana: Y = Market Valuation a = Konstanta b 1 , b 2 , b 3 = Koefisien regresi variabel bebas X 1 = Value Added Capital Employed VACA X 2 = Value Added Human Capital VAHU X 3 = Structural Capital Value Added STVA e = Term of Error Untuk mengetahui pengaruh VAIC value added intellectual coefficient terhadap market valuation maka menggunakan analisis regresi linier sederhana. Analisis regresi linier sederhana adalah pengaruh secara linier antara satu variabel independen X 1 dengan variabel dependen Y. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui arah pengaruh variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berpengaruh positif atau negatif untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Persamaan regresi linier sederhana yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b i X i Keterangan: Y = Market Valuation X i = Value Added Intellectual Coefficient VAIC a = Konstanta b i = Koefisien regresi variabel bebas Universitas Sumatera Utara

3.9 Pengujian Hipotesis

1. Uji t Uji Secara Parsial Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen X secara parsial terhadap variabel dependen Y. Uji t dilakukan menggunakan uji statistik t 2 sisi. Bentuk pengujian: b : H i o = o H artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. i 1 b : H ≠ 0 1 H artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Kriteria pengujian: a. Jika t hitung t tabel maka variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. b. Jika t hitung t tabel maka variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2. Uji Serempak Uji F Uji serempak uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas variabel independen secara serempak terhadap variabel terikat variabel dependen. Universitas Sumatera Utara Uji serempak dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: b b b : H 3 2 1 o = = = Artinya: intellectual capital secara serempak tidak berpengaruh signifikan terhadap market valuation pada Bank Umum Persero di Indonesia. 1 H : minimal satu 1 b ≠ 0 Artinya: intellectual capital secara serempak berpengaruh signifikan terhadap market valuation pada Bank Umum Persero di Indonesia. Adapun Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: 1. Jika tabel hitung F F dengan tingkat signifikansi 5 maka o H ditolak atau 1 H diterima. 2. Jika tabel hitung F F dengan tingkat signifikansi 5 maka o H diterima atau 1 H ditolak. 3. Uji Determinasi R 2 Uji determinasi R 2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemanapun model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi antara nol dan satu. Jika R 2 kecil menunjukkan bahwa variabel independen hanya dapat menjelaskan secara kecil terhadap variabel dependen. Semakin besar nilai mendekati satu maka variabel independen memiliki hampir semua informasi untuk menjelaskan variabel dependen. Kelemahan dari penggunaan koefisien determinasi ini adalah adanya bias pada jumlah variabel independen yang ada pada model. Setiap pertambahan Universitas Sumatera Utara variabel independen maka R 2 akan meningkat apakah variabel independen tersebut signifikan atau tidak. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan adjusted R 2 yang banyak dianjurkan peneliti. Dengan menggunakan nilai adjusted R 2 dapat dievaluasi model regresi mana yang terbaik. Tidak seperti nilai R2, nilai adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Dalam kenyataan, nilai adjusted R 2 dapat bernilai negatif, walaupun dikehendaki harus bernilai positif.

3.10 Uji Asumsi Klasik

Data yang digunakan adalah data sekunder, oleh karena itu untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang digunakan yaitu: uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan autokorelasi yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Menurut Ghozali 2007 menyatakan bahwa uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dengan kata lain, uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sifat distribusi data penelitian yang berfungsi untuk mengetahui apakah sampel yang diambil normal atau tidak dengan menguji sebaran data yang dianalisis. Menurut Ghozali 2007 Suatu variabel dikatakan terdistribusi normal jika nilai signifikansinya 0,05. Universitas Sumatera Utara Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis grafik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya, dimana: 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas menurut Ghozali 2007 bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi antara lain dapat dilakukan dengan melihat: 1. Cadangan matrik melalui uji korelasi parsial, artinya jika hubungan antar variabel independen relatif rendah, lebih kecil dari 0,80 maka tidak terjadi multikolonieritas. 2. Dengan nilai toleransi tolerance, TOL dan faktor inflasi varians Variance Inflation Factor. VIF. Kriterianya, jika toleransi sama dengan satu atau mendekati satu dan nilai VIF 10 maka tidak ada gejala multikolinieritas. Universitas Sumatera Utara Sebaliknya jika toleransi tidak sama dengan satu atau mendekati nol dan nilai VIF 10 maka diduga ada gejala multikolinieritas. 3. Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali 2007 uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dasar analisis untuk pengambilan keputusan adalah: 1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedasitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedasitas. Metode yang dapat dipakai untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas antara lain: metode grafik, park gletser, rank spearman dan barlett. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi gejala heteroskedasitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual yang terletak distudentized. Universitas Sumatera Utara 4. Uji Autokorelasi Menurut Ghozali 2007 uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Pada data cross section silang waktu masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena gangguan pada observasi berbeda berasal dari individukelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi didalam model regresi antara lain dapat dilakukan dengan Uji Durbin-Watson DW-Test, dengan ketentuan sebagai berikut: r si autokorela ada tidak : H o = r si autokorela ada : H a ≠ Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. PT Bank Mandiri Persero, Tbk Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur menjadi Bank Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut memiliki peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia. 2. PT Bank Negara Indonesia Persero, Tbk Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai Bank Pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai Bank Devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi Bank Komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional. Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun Universitas Sumatera Utara pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai “BNI 46”. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat Bank BNI ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988. Pada Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia Persero, sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996. Pada Pada akhir tahun 2011, Pemerintah Republik Indonesia memegang 60 saham BNI, sementara 40 saham selebihnya dimiliki oleh pemegang saham publik baik individu maupun institusi, domestik dan asing. Saat ini, BNI adalah bank terbesar ke-4 di Indonesia berdasarkan total aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. Kapabilitas BNI untuk menyediakan layanan jasa keuangan secara menyeluruh didukung oleh perusahaan anak di bidang perbankan syariah Bank BNI Syariah, pembiayaan BNI Multi Finance, pasar modal BNI Securities, dan asuransi BNI Life Insurance. 3. PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk merupakan salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia BRI didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priayi yang berkebangsaan Indonesia Universitas Sumatera Utara pribumi. Berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. Pendiri Bank Rakyat Indonesia Raden Aria Wirjaatmadja pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa Bank Rakyat Indonesia adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Pada tanggal 22 Februari 1946 Pemerintah mengubah nama lembaga tersebut menjadi Bank Rakyat Indonesia BRI. PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk yang didirikan sejak tahun 1895 didasarkan pelayanan pada masyarakat kecil sampai sekarang tetap konsisten, yaitu dengan fokus pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM. Hal ini tercermin dari penyaluran KUK Kredit Usaha Kecil pada tahun 1994 sebesar Rp. 6.419,8 milyar. Atas keberhasilannya sebagai bank pertama yang dapat menyalurkan kredit mikro KUR kepada masyarakat dalam jumlah yang besar, kinerja PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk mendapat pujian dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono pada AFI Global Policy Forum di Bali 27 September 2010. 4. PT Bank Tabungan Negara Persero, Tbk Pengesahan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik Negara ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968 yang sebelumnya sejak tahun 1964 Bank Tabungan Negara menjadi BNI unit V. Jika tugas utama saat pendirian Postspaabank 1897 sampai dengan Bank Tabungan Negara 1968 adalah bergerak dalam penghimpunan dana masyarakat melalui Universitas Sumatera Utara tabungan, maka sejak tahun 1974 Bank Tabungan Negara ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk pertama kalinya penyaluran KPR tejadi pada tanggal 10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari KPR di BTN. Bentuk hukum Bank Tabungan Negara mengalami perubahan lagi pada tahun 1992, yaitu dikeluarkanya PP No. 24 tahun 1992 tanggal 19 April 1992 yang merupakan pelaksaan dari UU No. 7 tahun 1992 bentuk hukum Bank Tabungan Negara berubah menjadi perusahaan Perseroan. Sejak itu nama Bank Tabungan Negara menjadi PT. Bank Tabungan Negara Persero dengan call name Bank BTN. Berdasarkan kajian konsultan independent, Price Waterhouse Coopers, Pemerintah melalui Mentri BUMN dalam surat No. S-544M-MBU2002 tanggal 21 Agustus 2002 memutuskan Bank BTN sebagai bank umum dengan fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi.

4.2 Deskriptif Statistik Variabel Penelitian Regresi Linier Berganda

Tabel 4.1 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation VACA 128 .046 8.981 1.03285 1.528336 VAHU 128 1.267 23.143 3.43731 2.442728 STVA 128 1134244 2.E7 5889445.77 3812147.518 MtBV 128 163.87 3.11E5 8272.8648 27376.42621 Valid N listwise 128 Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa market to book value Bank Umum Persero di Indonesia dalam periode tahun 2005-2012 mempunyai nilai minimum 163,87 dan nilai maksimum 311.339,00. Sementara nilai standar deviasi standard deviation sebesar 27.376,426 dan nilai rata-rata mean 8.272,864. Hal ini menunjukkan bahwa selama periode tahun 2005-2012 secara statistik dapat dijelaskan bahwa market to book value yang dilakukan Bank Persero terhadap intellectual capital termasuk dalam kategori yang belum cukup baik. Adapun nilai rata-rata mean yang lebih kecil dibanding nilai standar deviasi standard deviation menunjukkan bahwa data belum terdistribusi dengan baik. Value Added Capital Employed VACA mempunyai nilai minimum 0,046 dan nilai maksimum 8,981. Sementara nilai standar deviasi standar deviation sebesar 1,528 dan nilai rata-rata mean sebesar 1,032. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik selama periode tahun 2005-2012 VACA belum memenuhi standar dengan baik. Nilai rata-rata mean yang lebih kecil dibandingkan nilai standar deviasi standard deviation menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi dengan baik. Value Added Human Capital VAHU mempunyai nilai minimum 1,267 dan nilai maksimum 23,143. Sementara nilai standar deviasi standar deviation sebesar 2,442 dan nilai rata-rata mean sebesar 3,437. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik selama periode tahun 2005-2012 VAHU memenuhi standar dengan baik. Nilai rata-rata mean yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi standard deviation menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik. Universitas Sumatera Utara Structural Capital Value Added STVA mempunyai nilai minimum 1.134.244 dan nilai maksimum 18.515.231. Sementara nilai standar deviasi standar deviation sebesar 3.812.147,518 dan nilai rata-rata mean sebesar 5.889.445,77. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik selama periode tahun 2005-2012 STVA memenuhi standar dengan baik. Nilai rata-rata mean yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi standard deviation menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik. 4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Metode yang dapat digunakan untuk normalitas antara lain: analisis grafik dan analisis statistik. Chi square x 2 digunakan untuk uji statistik apakah data terdistribusi normal atau tidak terdistribusi normal. Chi square memiliki ketentuan jika nilai x 2 hitung x 2 tabel maka data terdistribusi secara normal. Chi square dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Chi Square Test Statistics VACA VAHU STVA MtBV Chi-Square 4.609 a 1.937 b .000 c .000 c Universitas Sumatera Utara Df 122 125 127 127 Asymp. Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000 Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai x 2 hitung VACA sebesar 4,609, x 2 hitung VAHU sebesar 1,937, x 2 hitung STVA sebesar 0,000, dan x 2 hitung MtBV sebesar 0,000. Sedangkan x 2 tabel pada tingkat kepercayaan 05 , = α dengan df 122 =148,779, df 125=152,094, dan df 127=154,302. VACA memiliki x 2 hitung 4,609 x 2 tabel 148,779, VAHU memiliki x 2 hitung 1,937 x 2 tabel 152,094, STVA x 2 hitung 0,000 x 2 tabel 154,302, dan MtBV memiliki x 2 hitung 0,000 x 2 tabel 154,302. Oleh karena x 2 hitung x 2 tabel maka H diterima dan 1 H ditolak artinya VACA, VAHU, STVA, dan MtBV terdistribusi secara normal. Metode lain untuk mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan metode analisis grafik baik dengan meilhat grafik secara histogram ataupun dengan melihat secara Normal Probability Plot. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya: a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal menyerupai lonceng, regresi memenuhi asumsi normalitas. Universitas Sumatera Utara b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Berikut hasil uji normalitas yang diperoleh dalam analisis penelitian ini pada Gambar 4.1. Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah Gambar 4.1. Grafik Histogram Gambar 4.1 menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal karena bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung imbang dan kurva berbentuk menyerupai lonceng. Dapat disimpulkan bahwa variabel pengganggu atau residual memiliki pola mendekati distribusi normal. Universitas Sumatera Utara Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah Gambar 4.2. Normal P-Plot Berdasarkan Gambar 4.2 Normal Probability Plot di atas dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas karena data memanjang di sekitar garis diagonal dan penyebaran data searah mengikuti garis diagonal.

4.3.2 Uji Multikolineritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai variance inflation factor VIF. Jika nilai tolerance di bawah 1 dan nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 maka model terbebas dari multikolineritas. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Uji Multikolineritas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 VACA .968 1.033 VAHU .826 1.210 STVA .812 1.232 a. Dependent Variable: MtBV Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.3 nilai tolerance dan VIF dari variabel VACA adalah sebesar 0,968 dan 1,033. Untuk variabel VAHU adalah sebesar 0,826 dan 1,210. Untuk variabel STVA sebesar 0,812 dan 1,232. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa dalam model ini tidak terdapat masalah multikolinearitas antara variabel bebas karena nilai tolerance berada di bawah 1 dan nilai VIF di bawah angka 10.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas