Kepesertaan JKN Jaminan Kesehatan Nasional JKN

1. Ruang perawatan kelas I Peserta Pekerja Penerima Upah dengan gaji atau upah di atas Rp 4.000.000,00 sampai dengan Rp 8.000.000,00 Kemenhumkam, 2016. 2. Ruang perawatan kelas II Peserta Pekerja Penerima Upah dengan gaji atau upah sampai dengan Rp 4.000.000,00 Kemenhumkam, 2016. Dalam menerapkan pelayanan yang berkualitas dan sesuai dengan aturan, tentunya program JKN seringkali mengalami permasalahan dan kecurangan yang terjadi fraud. Kecurangan fraud dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan pada Sistem Jaminan Sosial Nasional yang selanjutnya disebut kecurangan JKN adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja oleh peserta, petugas BPJS Kesehatan, pemberi pelayanan kesehatan, serta penyedia obat dan alat kesehatan untuk mendapatkan keuntungan finansial dari program jaminan kesehatan dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional melalui perbuatan curang yang tidak sesuai dengan ketentuan Kemenkes RI, 2015.

2.1.5 Kepesertaan JKN

Berdasarkan visi dan misi dari program JKN yang menargetkan Indonesia untuk mencapai cakupan semesta pada tahun 2019. Maka BPJS Kesehatan selaku badan penyelenggara program JKN melakukan rekrutmen kepesertaan agar seluruh masyarakat Indonesia terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan. Adapun beberapa persyaratan dan kriteria sebagai peserta BPJS kesehatan yang perlu diperhatikan. Yang dimaksud sebagai peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran atau yang iurannya dibayar pemerintah BPJS Kesehatan, 2014b. Kepesertaan yang bersifat wajib pada program JKN tentunya berbeda dengan sistem asuransi komersial yang dikenal dengan seleksi bias adverse selection. Seleksi bias adverse selection merupakan keadaan dimana orang orang yang berisiko tinggi atau di bawah standar yang cendrung menjadi atau terus melanjutkan kepesertaan Thabrany, 2015. Keuntungan tidak adanya seleksi bias adverse selection akan memmpengaruhi terhadap pengumpulan dana untuk penanggulangan risiko risk pool. risk pool adalah suatu upaya menggabungkan risiko perorangan atau kumpulan kecil menjadi risiko bersama dalam sebuah kumpulan yang besar. Semua anggota kelompok peserta tanpa kecuali harus ikut dalam asuransi sosial yang mengakibatkan kumpulan anggota menjadi besar atau sangat besar Thabrany,2015. Berdasarkan penelitian Purwandari, 2015 yang menyatakan bahwa hasil penelitian tentang kepesertaan dalam JKN yang bersifat wajib bagi pekerja informal terdapat 53,4 responden yang setuju, sedangkan 28,8 responden tidak setuju. Kepesertaan JKN dibagi menjadi dua kelompok yaitu Peserta Penerima Bantuan Iuran PBI Jaminan Kesehatan dan Peserta Bukan Penerima Iuran Non PBI Jaminan Kesehatan BPJS Kesehatan, 2014b. Adapun penjelasan mengenai kedua kelompok kepesertaan JKN yaitu : a. Peserta Penerima Bantuan Iuran PBI merupakan peserta yang iurannya dibayarkan atau ditanggung oleh pemerintah. Peserta PBI biasanya orang yang memiliki perekonomian tidak mampu atau fakir miskin. b. Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran Non PBI adalah peserta yang iurannya dibayarkan melalui pemberi kerja maupun pribadi dan bukan tergolong peserta yang tidak mampu. Adapun pengelompokan peserta Non PBI terdiri dari : 1 Pekerja Penerima Upah PPU dan anggota keluarganya, meliputi : Pegawai Negeri Sipil PNS, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara, Pegawai pemerintah non pegawai negeri, Pegawai swasta, dan pekerja selain yang disebutkan yang tentunya menerima upah. Anggota keluarga bagi pekerja penerima upah meliputi : istrisuami yang sah, anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak angkat yang sah, sebanyak-banyaknya 5 lima orang Kemenhumkam, 2016. Adapun beberapa kriteria sebagai peserta pada anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak angkat dengan kriteria: a Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri. b Belum berusia 21 tahun atau belum berusia 25 tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal. 2 Pekerja Bukan Penerima Upah PBPU dan anggota keluarganya, meliputi: a Pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri b Pekerja yang tidak termasuk pekerja mandiri yang bukan penerima upah. c Pekerja sebagaimana dimaksud pada poin a dan poin b yang termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat enam bulan. 3 Bukan pekerja dan anggota keluarganya meliputi : investor, pemberi kerja, penerima pensiun, Veteran, perintis kemerdekaan, dan bukan pekerja yang tidak disebutkan yang mampu membayar iuran Berdasarkan kelompok jenis kepesertaanya menurut buku pedoman sosialisasi JKN dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Dapat dilihat bahwa Badan Usaha Swasta masuk pada kelompok peserta PPU. Untuk menjadi peserta JKN maka peserta PPU dalam hal ini badan usaha swasta harus mengetahui dan mengikuti alur proses pendaftaran badan usaha swasta sebagai peserta JKN. Adapun alur maupun proses pendaftaran badan usaha swasta sebagai peserta JKN BPJS Kesehatan, 2014a: 1. Badan usaha melakukan registrasi di kantor BPJS Kesehatan. membawa kelengkapan berupa : a. Form Registrasi terlampir SIUP dan NPWP b. Menyerahkan surat komitmen implementasi aplikasi New e-DABU c. Menyerahkan surat PIC Cetak Kartu e-ID 2. Badan usaha mendapatkan Virtual account, username +password aplikasi new e-DABU dan e-ID 3. Badan usaha melakukan entry data peserta beserta tanggungannya dan melakukan approval tiket melalui aplikasi new e-DABU 4. Badan Usaha melakukan pembayaran iuran sesuai tagihan iuran yang akan muncul di awal bulan berikutnya pada aplikasi new e-DABU. 5. Badan Usaha melakukan cetak kartu e-ID melalui website 6. Peserta mendapatkan pelayanan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

2.1.6 Iuran JKN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Persepsi Provider Swasta tentang Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Keikutsertaan Sebagai Provider Pratama BPJS Kesehatan di Kota Medan Tahun 2014

9 125 141

PERAN SERTA PERUSAHAAN ASURANSI SWASTA DALAM PENCAPAIAN CAKUPAN SEMESTA DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI KOTA DENPASAR.

0 0 1

PERAN SERTA PERUSAHAAN ASURANSI SWASTA DALAM PENCAPAIAN CAKUPAN SEMESTA DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI KOTA DENPASAR.

0 7 52

Pengaruh Persepsi Provider Swasta tentang Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Keikutsertaan Sebagai Provider Pratama BPJS Kesehatan di Kota Medan Tahun 2014

0 0 19

Pengaruh Persepsi Provider Swasta tentang Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Keikutsertaan Sebagai Provider Pratama BPJS Kesehatan di Kota Medan Tahun 2014

0 0 2

Pengaruh Persepsi Provider Swasta tentang Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Keikutsertaan Sebagai Provider Pratama BPJS Kesehatan di Kota Medan Tahun 2014

0 0 10

Pengaruh Persepsi Provider Swasta tentang Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Keikutsertaan Sebagai Provider Pratama BPJS Kesehatan di Kota Medan Tahun 2014

0 0 48

Pengaruh Persepsi Provider Swasta tentang Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Keikutsertaan Sebagai Provider Pratama BPJS Kesehatan di Kota Medan Tahun 2014

0 0 3

Pengaruh Persepsi Provider Swasta tentang Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Keikutsertaan Sebagai Provider Pratama BPJS Kesehatan di Kota Medan Tahun 2014

0 0 23

Pengaruh Persepsi dan Motivasi terhadap Minat Rumah Sakit Swasta Sebagai Provider Program Jaminan Kesehatan Nasional di Kota Medan Tahun 2015

0 0 18